Novel ini hanya sebuah karya fiksi belaka...
Ada banyak adegan kejam dan 21(+)... Silahkan bijaksana dalam membaca...
~**~
Tubuh Claire membeku. Memang ia diajari seni bela diri oleh sang nenek. Tetapi Claire sama sekali tidak pernah menggunakannya, Claire selalu mencari aman dengan selalu menyendiri. Dan ini adalah pertama kalinya dalam hidup Claire ia melihat kejadian sesadis itu.
Usai mencabut belati tersebut dari tubuh si pemuda, Keenan menatap ke arah Claire. Nafas Claire semakin tak terkendali. Denyut jantungnya bahkan berdetak dengan cepat. Claire pikir Keenan akan mendatanginya dan melakukan sesuatu kepadanya. Tetapi Keenan hanya menatap dingin ke arah Claire. Ia sama sekali tidak melakukan apa pun pada Claire.
Berawal dari kejadian itu, kehidupan Claire berubah menjadi seperti lorer coaster yang penuh dengan teka teki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca 15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 20
Pertanyaan Queen membuat Alvin bertanya – tanya. Dan dia pun harus berhati – hati dalam menjelaskan apa yang terjadi. Jangan sampai Queen berpikiran yang tidak – tidak dengan dirinya.
“Kau mau apa sayang? Sudahlah!” balas Alvin.
“Queen ingin mengucapkan perpisahan untuknya dad!” wajah Queen kini semakin dingin.
“Tubuhnya di makamkan di blok D3 St. Angel” jawab Alvin.
“Thanks dad! Queen naik dulu!”
Ternyata bertanya dengan Alvin justru ia mendapatkan semua informasi yang ia inginkan. Jika tahu seperti ini ia tak akan meminta bantuan pada Keenan hingga berujung ia kehilangan ciuman pertamanya.
Malam ini Queen tak bisa memejamkan matanya. Ia marah dan tak terima dengan apa yang sudah terjadi dengan tubuhnya. Queen ingin membuat perhitungan kepada semua orang yang sudah membuat ketidakadilan untuk dirinya.
……………………………..
“Blackie, kau bermain sendiri dulu ok! Nanti pulang sekolah ku ajak kau berjalan – jalan!” ucap Queen sambil mengusap kepala Blackie.
“Kita berangkat pak!”
Sesampainya di sekolah, Queen langsung menaiki escalator dan menuju ke kelas. Tapi semua yang ia bayangkan tak seindah kenyataannya. Baru saja Queen akan masuk ke dalam kelas, tangannya sudah di cekal oleh seseorang. Dan orang itu tak lain adalah Cedric atas perintah Keenan. Siapa lagi yang berani mengusik Kyra jika bukan Keenan.
“Lepas! Lepas! Lepaskan aku!” berontak Queen.
Brak!
Brug!
Queen di tarik dan di bawa ke sebuah ruangan yang sangat mirip seperti markas karena di dalam ruangan tersebut lengkap dengan sofa, mini bar dan beberapa barang lainnya. Jika Queen tak salah tebak bisa jadi ruangan yang ia masuki saat ini adalah markas Keenan dan teman – temannya.
Queen di dorong sampai duduk di sofa oleh Cedric. “Aku keluar!” ucap Cedric lalu meninggalkan Queen dan Keenan berdua saja di dalam ruangan tersebut.
Awalnya Queen tak tahu jika di dalam ruangan itu ada Keenan. Setelah Cedric berucap dan ada sebuah deheman, barulah Queen sadar jika ada Keenan di sana. Queen lantas bersededap dada dan menatap dingin ke arah Keenan. Ia masih tidak terima dengan apa yang Keenan lakukan padanya kemarin malam.
Tak!
“Minum!” ucap Keenan setelah meletakkan sebuah gelas berisi anggur di hadapan Queen.
“Aku tak minum!” balas Queen. “Apa lagi mau mu dengan membawa ku kemari?”
“Mau ku?” ulang Keenan meniru apa yang Queen ucapkan barusan. “Mau ku kau bertanggung jawab pada j*n*or atas apa yang kau lakukan tadi malam!” mungkin jika yang dihadapan Keenan saat ini adalah Kyra yang dulu\, ia tak akan mungkin akan mengatakan hal tersebut dengan sesantai ini karena tanpa di suruh pun Kyra selalu mencari kesempatan untuk bisa tidur dengan Keenan.
“Sinting! Di sini akulah korbannya. Kau sudah mencuri ciuman pertama ku tanpa izin!”
Keenan langsung melebarkan matanya dan tertawa dengan terbahak – bahak. “Ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha… Kau sangat lucu sekali!” ejek Keenan. “Sejak kapan bibir mu masih virgin? Ha? Ha ha ha ha ha ha ha…”
‘Sialan! Ini semua gara– gara aku menempati tubuh kotor Kyra!’ Queen jadi terpikirkan dengan apa saja yang pernah Kyra lakukan dulu semasa hidupnya. Memikirkan hal itu membuat Queen jadi naik darah.
“Candaan mu sungguh menghibur!” ejek Keenan lagi.
“Ha ha ha…” Queen menirukan tawa Keenan dengan muak lalu berdiri dan meninggalkan ruangan tersebut dengan marah. ‘Menyebalkan! Pagi – pagi sudah membuat mood ku jelek!’ Queen kembali ke kelas dengan ekspresi yang dingin. Ia sama sekali tak perduli Keenan akan melakukan apa lagi padanya. Intinya saat ini ia tak mau melihat wajah Keenan.
“Hari ini akan kita bacakan hasil ujian yang sudah kita laksanakan pekan lalu!” ucap Mr Smith sebelum membacakan hasil belajar mereka. “Namun kali ini ada hal berbeda dari perolehan nilai sebelum – sebelumnya…”
“Apa itu Sir?” tanya salah satu anak dengan antusias
“Nilai yang hampir mendekati sempurna sekaligus yang terbaik pada ujian kali ini jatuh pada…” Semua anak berbisik menebak siapa yang bisa mendapatkan nilai hampir sempurna dalam ujian kali ini. Jika sebelum – sebelumnya,jika bukan Daniel pasti Claire yang mendapatkan nilai tertinggi. Namun kini Claire sedang diisukan dalam keadaan koma. Jadi tersisa Daniel sendiri. Tapi barusan Sir Smith mengatakan jika nilai terbaik kali ini ada yang berbeda.
“Baiklah… daripada kalian penasaran.. nilai ujian terbaik kali ini jatuh ke pa da…. Kyra… Beri tepuk tangan!” semua siswa langsung syok dengan berubahan drastis yang terjadi pada Kyra. Selama dua tahun lebih mereka mengenal Kyra, kali ini adalah sebuah keajaiban. Mereka menjadi iri dengan efek amnesia yang di dapatkan Kyra. Padahal tanpa mereka tahu, di dalam tubuh Kyra ada jiwa Claire yang bersemayam di sana,
“Waaahh.., aku juga mau jadi amnesia kalau bisa pintar instan kayak Kyra. Nggak perlu repot – repot harus les tambahan lagi!”
“Ngaco kau ini! ya kalau kau tambah pintar? Kalau sebaliknya?”
“Kyra ambil nilai mu!” panggil sir Smith karena Kyra hanya diam saja di tempat. Kyra merasa jengah dengan kata – kata yang ia dengar.
Tanpa menjawab, Queen lantas berdiri dan mengambil nilai ujiannya.
“Kau mendapatkan jawaban dari siapa Keyr?” tanya Evelyn penasaran bagaimana Kyra bisa mengerjakan semuanya dengan sempurna.
“Bukan dari siapa – siapa!” balas Queen dengan dingin.
“Ngapain juga kau bertanya? Sekarang Kyra sudah bukan Kyra yang dulu! Dia sekarang lebih menakutkan menurut ku!” Olivia memperingatkan Evelyn untuk tidak mengusik Kyra.
“Wooaaahhh… hebat juga si Kyra Ken! Aku curiga dia mendapatkan jawaban dari mana?”
“Diamlah Ced! Jangan bawel seperti perempuan!” kritik Alfred.
Sedangkan Keenan hanya diam dan menatap Kyra dengan dalam – dalam. Namun diamnya Keenan, ia sebenarnya sedang mengamati. Karena semua tentang Kyra saat ini benar – benar berubah. Bahkan sampai tulisan Kyra yang lama dengan tulisan Kyra saat ini benar – benar jauh berbeda. Padahal harusnya jika ia memang hanya amnesia, bentuk tulisan Kyra tak seharusnya ikut berubah.
“Kyra benar – benar jauh berbeda, ia sekarang lebih suka menyendiri dan tidak membuat ulah!” bisik siswa A
“Tapi aku lebih suka dengan Kyra yang sekarang. Jangan sampai ia mendapatkan ingatannya kembali!” sahut siswa yang lain dengan berbisik.
“Benar sekali, aku lebih setuju dengan Kyra yang sekarang. Kita bisa tenang berada di sekolah! Ya.. meskipun dia sekarang semakin dingin tapi Kyra yang sekarang sama sekali tidak mengganggu siapa pun”
“Aku juga setuju!”
Ternyata banyak teman – teman di kelasnya yang membenci Kyra. Dan baru Claire sadari jika dulu mereka tunduk patuh pada Kyra hanya karena takut dan ingin mencari aman saja. Claire/ Kyra hanya diam saja dan tidak mengatakan apa pun mendengar semua bisik – bisik yang dilakukan oleh temannya.
Pulang sekolah Queen sudah di tunggu oleh Liam. Dan Queen langsung meminta Liam untuk mengantarkannya ke pemakaman St. Angel tempat raga Claire di makamkan.
“Tunggu saja di sini, aku tak akan lama!” ucap Queen setelah mereka berhenti di area pemakaman.
“Baik nona” Liam menjawab dengan patuh.
Akhirnya Queen menemukan namanya sendiri yang kini terukir di sebuah batu nisan Claire Anderson. Rasanya Claire ingin tertawa melihat semua lelucon yang saat ini menimpa dirinya. Dimana orang yang saat ini berada di tubuh Queen atau Kyra adalah dirinya sedangkan Kyra berada di dalam tubuh Claire yang saat ini berada di dalam tanah.
“Apa kau melihat ku dari sana? Bagimana perasaan mu melihat semua yang kau miliki menjadi milik ku!” ucap Claire sambil menatap nisan namanya sendiri.
“Jika kau di sana marah dan sakit hati, jangan salahkan aku! Aku tak pernah meminta semua ini terjadi!”
“Atau mungkin Tuhan bersikap adil dengan ku karena kau dulu sering kali menganiaya ku!”
“Dan kau tahu? Sebentar lagi aku akan bertunangan dengan kekasih mu! Orang yang menyebabkan aku mengalami semua ini!”
Awalnya Claire mengejek sekaligus mengeluarkan semua penat yang ada di dalam batinnya selama menjadi Kyra. Tapi lama kelamaan, semua itu menjadi sebuah luapan emosi.
“Asal kau tahu? Jika Tuhan membiarkan aku untuk memilih, aku lebih memilih menemani Tania daripada harus bertukar raga dengan mu!”
“Nona. Nyonya menyuruh kita datang ke butik sekarang! Nyonya sudah menunggu di sana” Liam datang menyusul Kyra/ Claire setelah mendapatkan panggilan dari Ara.