Kayyana Putri hanyalah seorang gadis yang sedang berusaha ingin membahagiakan ibunya. Di tengah kehidupannya yang serba kekurangan, suatu malam, Kayya kebetulan menolong seorang gadis bernama Vira.
Bermula dari sana, Nasib Kayya perlahan berubah. Seperti apa perubahan nasib Kayya? Apakah nasib baik atau nasib buruk? Simak kisahnya di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20. Merubah Penampilan
Pagi itu Kayya dan Vira memutuskan untuk lari pagi. Hari ini Vira berjanji akan merubah Kayya setelah sarapan. Entah perubahan seperti apa, yang jelas Kayya tidak punya hak untuk menolak.
Kayya terlihat sangat pasrah saat Vira menyeretnya keluar. Sebuah mobil berhenti di depan rumahnya. Kayya agak terkejut melihat atasannya keluar dari mobil itu.
"Pak Nicky," sapa Kayya gugup.
"Dimana Vira?" tanya Nicky sembari melongok ke belakang Kayya. Kayya memutar sedikit tubuhnya dan menunjuk ke dalam rumah.
Tanpa Kayya sadari, sejak tadi Nicky terus menatap ke arah Kayya. Matanya yang hitam berkilau memantulkan bayangan Kayya. Hari ini Kayya memakai kaos putih berlengan pendek dan sebuah rok suspender berwarna biru. Ini pertama kalinya Nicky melihat Kayya berpenampilan seperti ini, biasanya dia hanya melihat Kayya memakai kemeja dan celana panjang. Kali ini penampilannya menambah wawasan Nicky tentangnya.
"Kakak udah sampai." Vira memekik kegirangan. Ia lantas menarik bahu Kayya agak Kayya semakin dekat dengan Nicky. Vira langsung berbicara lagi, "Bagaimana, Kak? Ini aku yang memilihkan pakaian untuk Kayya? Apakah dia terlihat cantik?" tanya Vira bersemangat.
Nicky tersenyum tipis dan mengacak rambut Vira. Dia mengangguk sambil melihat Kayya. Kayya seketika langsung salah tingkah.
Nicky menatap Kayya dari atas ke bawah. Kayya hanya menunduk tidak berani mengangkat wajahnya. Sebenarnya Kayya bukannya takut, tetapi dia malu.
"Cantik," kata Nicky dengan suara lembut.
Puas mendengar respon kakaknya, Vira lantas mengajak Kayya masuk dalam mobil Nicky. Mulanya Kayya sempat mematung dan enggan. Bagaimana pun juga status Nicky adalah atasannya.
"Ayo, Kayya. Nanti keburu siang. Aku akan membuatmu menjadi cantik dan tampil beda. Percayalah padaku."
"Masuk saja." Nicky ikut menimpali sambil masuk ke dalam mobil. Kayya akhirnya masuk ke dalam mobil sambil menghela napas berat.
Vira ternyata mengajak Kayya ke sebuah pusat perbelanjaan yang dekat dengan area rumahnya.
Setelah Vira dan Kayya turun, Nicky hanya menurunkan kaca mobilnya dan bicara, "Nanti jika sudah selesai, hubungi kakak, Vira. Jangan keluyuran."
Vira mengerucutkan bibirnya manyun. Kayya hanya berdiri kaku di sebelah Vira. Dia terkesima melihat senyum Nicky.
Setelah mobil Nicky berlalu, Vira menepuk bahu Kayya. "Eh malah bengong. Kamu pasti terpesona melihat kak Nicky tadi, ya?" Vira tersenyum menggoda Kayya.
"Ga, ya. Aku cuma lagi kepikiran sesuatu aja," elak Kayya.
Kedua gadis itu pun segera masuk. Pertama Kayya diajak masuk ke salon. Dia awalnya ragu untuk masuk ke dalam sana, terlebih Vira selalu mengatakan jika hari ini semuanya dia yang akan bayar. Kayya menjadi semakin canggung dan tak enak hati, tetapi tarikan di tangannya semakin kuat. Alhasil Kayya langsung ditangkap oleh dua pegawai salon.
"Tolong make over dia. Aku mau kakak perempuanku ini terlihat lebih fresh dan semakin cantik," kata Vira.
"Beres, Say. Begitu dia keluar, aku jamin kamu bakalan pangling lihat dia," jawab salah satu pegawai salon yang agak melambai.
Sembari menunggu Kayya dimake over, Vira memutuskan untuk menicure pedicure. Dia sudah sering datang ke salon ini dengan mama Irene, bahkan mama Irene dan dirinya memiliki kartu membernya.
Empat jam berlalu begitu saja. Kayya mematung di depan cermin cukup lama. Dia seolah tidak mengenali sosok di depan cermin itu. Dia menatap pantulan dirinya dengan wajah tak percaya.
"Wah, kamu beneran cantik, loh, say."
"Ehm, makasih, Kak. Aku sendiri sampai pangling lihat diriku sendiri," kata Kayya bercanda.
Kayya keluar dari ruang perawatannya. Mata Vira langsung terbelalak kaget. Dia tidak menyangka, hanya dengan sedikit polesan, Kayya berubah begitu banyak.
Rambut Kayya diwarnai dengan warna Burgundy, ujung rambutnya dikeriting dan dengan sedikit polesan make up, Kayya benar-benar tampak lain dan sangat cantik.
Vira tidak sabar menyalakan ponselnya dan menekan rana berkali-kali. Dia ingin memamerkan penampilan baru Kayya pada keluarganya. Vira pun mengunggah foto Kayya di statusnya.
"Betapa cantiknya penyelamatku."
Tak lama kemudian, ponsel Vira berbunyi beberapa kali. Ada notifikasi dari kak Varo, mama Irene dan papa Lesmana, mereka semua mengomentari penampilan baru Kayya. Sedangkan Nicky hanya menyukai postingan status itu.
Setelah membayar tagihan, Vira mengajak Kayya berkeliling mall, membeli beberapa set pakaian kerja. Berkali kali Kayya sudah menolak Vira, tetapi gadis itu sangat bersemangat.
"Aku kan baru tahu kamu kerja jadi asisten kakakku, jadi aku mau kamu merubah penampilan kamu dan cara berpakaian kamu. Sebenarnya kamu sudah cukup bagus, tapi bagus saja ga cukup Kayya. Kamu kan asisten CEO, jadi kamu harus berpenampilan lebih unggul dari karyawan kakak yang lainnya. Kamu harus tampil cantik."
Kayya menggeleng mendengar saran Vira. Dia rasa yang terpenting bukanlah penampilan melainkan kinerja. Kayya pikir jika hanya mementingkan penampilannya cantik, tapi kinerjanya buruk, bukankah itu justru akan membuat dia cepat kehilangan pekerjaannya?
"Vira, aku rasa ini berlebihan. Kamu kan sudah membayar tagihan salon, bagaimana kalau kali ini aku beli baju sendiri," ucap Kayya.
Vira menoleh dan meletakkan rok yang baru saja dia pegang. "Percaya sama aku, ini belum seberapa, Kayya."
"Tapi aku ga enak, Vira. Begini saja, aku akan pilih dua pasang saja. Cukup dua pasang. Selebihnya aku tidak mau."
"Lima pasang, ya?" tawar Vira.
"Tidak! Aku hanya mau dua."
"Kalau begitu empat. Ya, aku rasa empat sudah sangat sedikit."
Kayya tersenyum dan menggeleng, "Dua," ujarnya dengan lembut.
"Ok. Ini yang terakhir dan aku tidak mau kamu nawar lagi. Aku akan pilihkan tiga pasang. Hanya tiga. Ok!"
Vira langung mengambil tiga pilihan pertamanya. Dan meletakkan kembali yang lainnya di tempat semula.
Saat berada di kasir, Kayya dibuat kaget melihat harga baju pilihan Vira. Matanya masih melotot menatap Vira yang tersenyum senang.
"Semuanya jadi 8.087.000, Kak. Mau cash atau .... "
"Debit aja, Mbak."
Vira mengeluarkan kartu dari dompetnya dan menyerahkan nya pada kasir.
Kayya sebenarnya ingin membatalkan transaksi itu, tetapi Vira segera memunggungi Kayya. Setelah memasukkan pinnya, semua tidak bisa ditarik kembali. Kayya merasa sayang dengan uang yang terbuang.
"Ini, jangan lupa dipakai besok, ya dan belilah make up. Kamu harus berdandan seperti sekarang ini," kata Vira.
Kayya menerima tiga paperbag itu dari Vira. Matanya seketika berkabut, Vira yang melihatnya buru-buru memeluk Kayya.
"Jangan menangis. Ada apa denganmu?"
"Kenapa kalian semua baik sekali?" gumam Kayya.
"Karena kamu juga baik, Kay. Tuhan sayang sama kamu."
Setelah puas berpelukan, Vira mengajak Kayya pergi ke area foodcourt. Kali ini Kayya bersikeras untuk mentraktir Vira.
Keduanya masuk ke sebuah restoran. Vira memesan banana split dan waffle, sedangkan Kayya memesan strawberry float dan kentang.
"Kamu ga pesan makan?" tanya Kayya pada Vira.
Vira menggeleng. "Kita ga boleh kenyang, tadi mama udah suruh aku ngajak kamu mampir ke rumah buat makan malam."
"Tapi ini masih sore, Vira."
"Ga. Aku takut gemuk. Lagian kamu juga ga pesan makanan malah pesan kentang."
"Aku ga lapar."
"Eh, Kayya, kamu Kayya, kan?" Saat itu tiba-tiba tiga orang perempuan berpakaian mewah mendekati Kayya.
lgsg pecat z np..
gk yakn kdpn ny bgs manusia ni
next kk