Felicia Darmaris. Gadis cantik dengan penuh energik dan juga ke gilaan nya yang selalu membuat semua orang menyukai dirinya, gadis muda berusia 15 tahun yang kini sedang mengenyam pendidikan pertama nya di SMA Dirga Pertiwi. Wajah ceria yang mampu membuat semua orang tersenyum dan tertawa itu menyimpan sebuah rasa sakit dan kehilangan yang mendalam di hidup nya. Kecerian nya hanya temeng untuk menutupi setiap luka dan rasa sakit yang dia rasakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Faz16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kematian Bu Yanti
Di sebuah pemakaman yang mulai sepi.
" Ibu, kenapa ibu pergi ninggalin Siska buk. Mau sama siapa Siska kalau ibu pergi buuuuu... " Isak tangis gadis berusia 14 tahun itu membuat ketiga pemuda di belakangnya hanya bisa diam mematung.
Pemakanan bu Yanti telah di lakukan sejak 30 menit lalu dan para pelayat pu sudah pergi meninggalkan pemakaman itu, hanya tersisa Siska bersama dengan 3 kakak angkat nya itu. Gadis itu benar-benar terlihat frustasi melihat gundukan tanah berwarna merah itu.
Padahal beberapa waktu lalu bu Siska begitu ingin melihat Argha namun sebelum pemuda itu datang bu yang sudah pergi untuk selamanya. Meninggalkan putri kecilnya sendiri di dunia yang kejam itu, deraian air mata gadis itu membuat mata nya semakin membengkak.
" Siska, ayo kakak antar pulang . langit mulai mendung rintik hujan mulai terasa, kita tidak ingin jika kamu sakit. Ingat Siska yang pergi tidak perlu kamu tangisi sekarang waktunya kamu bangkit demi masa depan kamu esok. " Ucap Samuel berlutut di dedepan Siska yang masih memeluk papan nama atas nama ibunya.
" Sakit kak, jika kita belum pernah merasakan kehilangan seseorang yang begitu berarti di hidup kita maka cukup muda mengatakan jika melupakan orang yang pergi itu begitu muda kak. " Ucap Siska membuat Samuel terdiam kemudian membawa Siska dalam pelukan hangat nya.
Rintik hujan benar-benar turun semakin deras membuat tubuh mereka mulai basah, Argha terdiam memikirkan ucapan Siska. Dia jadi berpikir bagaimana jika dia pergi tapi Felicia masih bisa melihat keberadaan nya tapi bersama dengan orang lain.
" Siska ayo pulang. " Rendy kemudian memujuk gadis itu yang kemudian hanya bisa diam saat tangan Rendy menarik nya untuk pergi dari pemakaman menuju mobil Deo yang terparkir tak jauh.
Samuel menepuk pundak Argha pelan kemudian meninggalkan pemuda itu yang masih berdiri memperhatikan makam bu Yanti, wanita itu selalu baik padanya seperti seorang ibu dan Argha begitu beruntung bisa merasakan apa itu arti kasih sayang seorang ibu dari bu Yanti.
" Maaf buk, Argha baru bisa melihat ibu di sini untuk terkahir kalinya Argha berterima kasih banyak untuk semua perhatian yang sudah ibu berikan pada Argha. Istirahat lah dengan tenang buk jangan pikiran keadaan Siska dia akan bersama kami. " Ucap Argha pelan kemudian pergi menyusul mereka yang menunggu nya di dalam mobil.
Mobil hitam itu pergi meninggalkan pemakaman mengisahkan isakan yang masih terdengar dari belakang, hujan turun dengan deras seakan-akan tahu jika ada seseorang yang sedang menangis sesak menahan gejolak di dada nya.
Mereka membawa Siska ke rumah yang sudah mereka Siapakah jika nanti bu Yanti sembuh dan mereka bisa tinggal di sana, rumah yang tidak begitu besar namun cukup untuk mereka dengan semua yang sudah tersedia. Semua itu hasil balapan mereka dan juga uang sisa dari kemenangan Argha sebelum dia pergi beberapa hari lalu.
Siska hanya diam dengan menahan isak tangisnya bersandar du jendela mobil melihat hujan yang turun begitu deras, mata sayu dan bengkak gadis itu membuat nya lelah dan kantuk menyerang nya. Siska memejamkan mata nya perlahan ke alam mimpi yang mungkin saja saat dia bangun semua akan kembali seperti semula.
Samuel melihat keadaan Siska yang tertidur kemudian membawa kepala gadis itu perlahan untuk bisa bersandar di pundak kekar nya, Dio Rendy dan Argha menatap iba ke arah gadis itu yang kini sudah menjadi anak yatim.
Siska sebenarnya masih memiliki keluarga seorang ayah yang tidak bertanggung jawab terhadap nya dan ibunya, sikap kasar dan tempramen membuat Siska tidak senang padanya. Kini Siska hanya punya mereka berempat yang harus bisa mengayomi gadis belia itu.
Tak lama mereka sudah sampai di depan sebuah rumah sederhana bercat putih. Tidak besar tidak pula kecil rumah itu cukup untuk tempat Siska memulai hidup baru nya, rumah nya lumayan jauh dari rumah mereka berempat. Terdapat sebuah sepeda motor yang sudah di siapkan Samuel untuk Siska nantinya pergi kesekolah.
" Ini sekarang rumah kamu, jangan sedih lagi yah nanti kakak akan carikan teman buat kamu biar gak kesepian di sini. Dan itu motor untuk kamu kesekolah atau pergi keluar, semua perlengkapan sekolah dan juga biaya pendaftaran sudah kami bereskan minggu depan kamu sudah bisa sekolah. " Jelas Samuel.
" Iyaa Siska, sekolah kamu juga gak jauh kok cuma 10 menit di gank depan. Maaf kita hanya bisa bantu seperti ini, nanti nya kami akan buatkan warung kecil atau usaha kecil agar kamu bisa menjalani kehidupan mu. " Timpal Dio yang memang memiliki ide untuk membuka usaha kecil untuk gadis itu.
" Kak, Siska banyak ngerepotin kalian dan sekarang pun tetap aja ngerepotin kalian untuk rumah motor usaha itu semua berat untuk Siska terima begitu saja. Nanti jika Siska sudah sukses Siska janji Siska akan bayar dan ganti semua nya yang sudah kalian berikan untuk Siska dan ibu Siska selama ini. " Ucap gadis itu yang begitu terharu dengan kebaikan orang yang bahkan memiliki hubungan dengan nya saja tidak.
" Iyaa kamu harus sekolah dengan baik menatap masa depan sebaik baiknya Siska, kami akan tunggu sampai kamu menepati janji kamu itu menjadi orang yang sukses dan di sana itu juga kami akan jadi orang paling bahagia dan bangga melihat kamu. " Seru Argha mengelus kepala Siska. Mereka pemuda itu terlihat datar dan dingin sebenarnya dia orang baik hanya saja dirinya tidak ingin menunjukkan nya secara terang terangan.
Mereka berpelukan selayaknya seorang kakak laki-laki dan saudara perempuan nya yang terlihat sangat akur. Mereka berkeliling melihat semua ruangan di rumah itu meski tidak besar tapi rumah itu memiliki tempat yang cukup luas, rumah itu juga sudah lengkap dengan semua perabotan dan juga yang lainnya. Bahan makanan pun sudah tertata rapi untuk beberapa bulan yang akan datang, Siska nampak begitu bahagia dengan pemberian mereka terlihat dari mata gadis itu yang berbinar.
" Semua nya sudah ada dan sekarang waktu kamu memulai dan membuka lembaran baru dalam hidup kamu, kami mendoakan yang terbaik untuk kamu Siska. Jika ada apa apa langsung hubungi salah satu dari kamu, apa kamu paham?. " Ucap Deo melihat gadis itu mengganguk mengerti dan tersenyum lebar sembari mengucapkan banyak terima kasih.
Setelah semua selesai mereka pergi meninggalkan rumah Siska mengunakan mobil Deo.
" Kenapa lo Gha?. " Ucap Dio melihat Argha yang melamun diam.
" Gak ada, cuman sedih doang. kenapa orang baik selalu mati duluan sedangkan orang orang sialan itu tidak mati mati. " Seru Argha dengan darat dan langsung mendapatkan gelak tawa dari para sahabatnya.
" Lo tau Gha, seandainya semua orang jahat dan yang lo anggap sialan itu mati duluan kiamat kali Gha gak bakal ada keburukan. Dunia terasa terlalu damai . " Rendy dengan gelak tawa yang memenuhi mobil itu. Sedangkan Argha hanya diam mendengar gelak tawa teman-temannya itu.