NovelToon NovelToon
Istri Kecil Pak Dokter

Istri Kecil Pak Dokter

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Beda Usia / Dijodohkan Orang Tua / Dokter / Pernikahan rahasia
Popularitas:95.7k
Nilai: 5
Nama Author: Safira

Jodoh itu unik.

Yang selalu diimpikan, tak berujung pernikahan. Yang awalnya tak pernah dipikirkan, justru bersanding di pelaminan.

Lintang Jelita Sutedjo dan Alan Prawira menikah atas dasar perjodohan kedua orang tuanya. Selisih usia 10 tahun tak menghalangi niat dua keluarga untuk menyatukan anak-anak mereka.

Lintang berasal dari keluarga ningrat yang kaya dan terpandang. Sedangkan Alan berprofesi sebagai dokter spesialis anak, berasal dari keluarga biasa bukan ningrat atau konglomerat.

Pernikahan mereka dilakukan sekitar empat bulan sebelum Lintang lulus SMA. Pernikahan itu dilakukan secara tertutup dan hanya keluarga yang tau.

Alan adalah cinta pertama Lintang secara diam-diam. Namun tidak dengan Alan yang mencintai wanita lain.

"Kak Alan, mohon bimbing aku."

"Aku bukan kakakmu, apalagi guru bimbelmu yang harus membimbingmu!" ketus Alan.

"Kak Alan, aku cinta kakak."

"Cintaku bukan kamu!"

"Siapa ??"

Mampukah Lintang membuat Alan mencintainya? Simak kisahnya.💋

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 - Tujuh Tahun yang Lalu (Alan-Lintang)

Pembicaraan dari hati ke hati yang berujung perdebatan antara ibu dan anak itu pun harus berakhir setelah Mama Dian memilih masuk ke dalam kamarnya.

Mama Dian tidak meluapkan emosinya pada sang putra. Ia memilih menyimpannya sendiri. Khawatir ia bisa mengucapkan hal-hal yang tidak sepatutnya dikatakan sebagai seorang ibu seperti sumpah serapah.

Sepeninggal Mama Dian, Alan seorang diri duduk termenung di sofa ruang tamu. Ia memijat kepalanya yang mendadak berdenyut.

Sungguh Alan juga sebenarnya merasa bersalah pada ibunya. Namun, rasa kecewa pada jalan hidupnya yang tak sesuai rencananya masih mendominasi hatinya.

Alan memang seorang dokter spesialis anak. Namun di luar itu, ia hanya seorang pria yang juga memiliki keterbatasan.

Terkadang banyak dokter mampu menerapkan ilmunya dengan baik pada pasien-pasiennya. Akan tetapi jika pasien itu adalah keluarganya sendiri, beberapa tenaga profesional akan kesulitan menerapkannya.

Seperti hal nya seorang guru yang hebat di sekolah maupun di tempat dirinya mengajar bimbel atau les privat. Namun ketika di rumah, ia tak mampu menjadi guru terbaik untuk anaknya.

Ceklek...

Perlahan derit pintu kamar dibuka oleh Alan. Lampu utama di kamarnya telah padam. Sebelumnya Lintang yang mematikannya dan berganti redup temaram cahaya dari lampu tidur.

Lintang telah berbaring di atas ranjang dengan berbalut selimut menutup setengah badannya hingga ke bawah, tepatnya kakinya.

Malam ini Lintang tidur mengenakan piyama kartun kesukaannya, bukan linge_rie pemberian kedua kakak iparnya.

Niat memakai baju dinas malam kesukaan para suami, urung dilakukan oleh Lintang. Melihat reaksi Alan ketika makan malam, nyalinya untuk memakai baju se_xy tersebut mendadak ciut.

Sepasang netra Alan melihat piyama tidur miliknya yang ternyata telah disiapkan Lintang dan ditaruh di atas sofa tak jauh dari tempat tidur. Tanpa disadari, Alan tersenyum menatap piyama tidurnya itu.

Ia mengambil piyama tersebut. Kemudian langkah kaki Alan memutuskan masuk ke dalam kamar mandi. Ia berniat menggosok gigi sekaligus cuci muka. Hal yang rutin dilakukannya sebelum beranjak ke peraduan untuk istirahat malam.

Tiba-tiba pandangan kedua mata Alan terhenti pada tumpukan tisu yang memenuhi tempat sampah kecil yang ada di bawah wastafel. Padahal seingatnya setelah mandi sore, dirinya telah mengosongkan sampah di sana.

Alan terbiasa membersihkannya dan membawa ke depan agar besok pagi mudah dibawa keluar ketika dirinya berangkat kerja atau keluar apartemen.

Alan berj0ngkok dan menyentuhnya untuk mengecek tumpukan tisu tersebut. Ia merasakan tisu-tisu itu basah. Namun dugaannya bukan basah kuyup terkena air keran.

Deg...

Kepala Alan seketika menoleh ke arah pintu kamar mandi dengan tatapan nanar.

"Apa dia menangis dan menghabiskan tisu sebanyak ini?" batin Alan.

Tiba-tiba hatinya merasakan perih dan rasa bersalah pada Lintang. Walaupun ia belum melihat kondisi istri kecilnya itu karena saat ini Alan masih di kamar mandi.

Alan segera menyelesaikan ritualnya dengan cepat. Lalu, ia berjalan keluar dari kamar mandi.

Alan berjalan sangat pelan, sekuat tenaga berusaha tanpa menimbulkan suara. Ia mendekati ranjang di mana Lintang berbaring.

Detik selanjutnya, terdengar sebuah helaan nafas berat dari Alan. Walaupun ia tak melihat dengan jelas jejak-jejak air mata di wajah Lintang, tapi Alan tau bahwa istri kecilnya itu baru saja menangis. Dikarenakan perubahan di wajah Lintang cukup terlihat oleh Alan.

Tak ada kecu_pan maupun ucapan apapun yang terlontar dari bibir Alan. Ia sedang bingung dengan perasaannya sendiri.

Alan memutuskan untuk merebahkan tubuhnya yang juga lelah seperti hatinya. Alan tetap tidur di atas ranjang yang sama dengan Lintang. Ia tidak memilih tidur di sofa.

Sebelum memejamkan kedua matanya, Alan sempat melihat sekilas punggung Lintang. Dikarenakan istrinya itu tidur dengan posisi memunggunginya.

"Maaf. Selamat tidur," batin Alan.

Satu jam kemudian, kedua netra Lintang perlahan terbuka setelah ia mendengar suara dengkuran halus dari Alan yang menandakan suaminya itu telah tidur lelap. Ya, Lintang sebenarnya belum tidur sejak tadi.

Tisu-tisu di tumpukan bak sampah di kamar mandi adalah bukti nyata Lintang menangis pilu hingga wajahnya cukup sembab setelah acara makan malam yang gagal total menurutnya. Lintang merasa gagal untuk menarik perhatian dari Alan.

Lintang perlahan menggerakkan tubuhnya guna menatap wajah Alan yang sedang tertidur.

"Apa yang harus adek lakuin supaya kakak cinta?" batin Lintang sendu. "Apa adek harus jadi seperti dia agar kakak bisa lihat cinta adek?" imbuhnya.

Tak lama ingatan Lintang teringat kejadian di masa lalu yang membuatnya jatuh cinta sejatuh-jatuhnya pada Alan Prawira.

"Apa kakak ingat pertemuan kita dulu yang pertama kali?" batin Lintang. "Adek enggak akan pernah lupa hal itu. Entah kakak lupa atau enggak. Tapi yang pasti sejak kejadian itu, aku suka kakak."

☘️☘️

Tujuh tahun yang lalu, Jogja.

Di sebuah hotel ternama di Jogjakarta, sebuah acara reuni SMA tengah dihelat. Bukan reuni besar, hanya teman satu kelas di angkatan yang sama.

Sedangkan di dalam mobil sedan hitam, Alan tengah menggerutu sebal karena terjebak macet di jalanan kawasan Malioboro.

Kala itu Alan belum memiliki mobil. Itu pun Alan menyewa mobil milik teman kuliahnya. Niatnya ingin membawa ibunya berkeliling Jogja, tapi urung karena perkara reuni dadakan para emak-emak.

"Astaga, emak-emak ini udah tua kenapa pakai acara reuni sekolah segala? Mending duduk manis di rumah!" gerutu Alan.

Beberapa menit yang lalu, Alan mendapat pesan singkat dari Mama Dian di ponselnya agar menjemputnya karena acara reuni akan segera selesai.

Setelah tiba, Alan memarkirkan mobilnya lalu berjalan cepat ke lobi hotel.

Setelah bertanya pada resepsionis, Alan berjalan ke arah restoran yang letaknya tepat berada di samping kolam renang. Dikarenakan acara reuni dadakan ibunya itu diselenggarakan di restoran tersebut.

Dari kejauhan, pandangan Alan melihat kerumunan ibu-ibu yang seperti orang sedang arisan di dalam restoran yang sekelilingnya terbuat dari kaca tembus pandang.

Di tepian kolam renang yang sedang sepi pengunjung, terlihat beberapa bocah seusia SD sedang berdiri. Entah apa yang mereka bicarakan atau lakukan, Alan tak tau.

Tiba-tiba...

BYUR...

Pupil mata Alan seketika melebar dengan mimik wajah terkejut. Ia melihat seorang anak perempuan mendorong temannya yang juga berjenis kela_min sama hingga jatuh dan tercebur ke dalam kolam renang.

Alan semakin terhenyak karena baru menyadari jika kolam di mana anak perempuan itu tercebur yakni kolam renang orang dewasa, bukan kolam anak-anak.

"TO_LONG !!" jerit bocah perempuan itu sebelum suaranya hilang.

Bersambung...

🍁🍁🍁

1
Ruwi Yah
yg ada alan tambah kegeeran lin udah biarin aja sialan pergi biar otaknya sedikit encer
kiya
ya sudahlah klo bgtu kelakuan mu lin, terserahmu lah, terima aja nanti klo si alan sesuka hati memperlakukanmu
As Lamiah
emang outour solehot ku ini pinter banget mengulk hati para reders yg baca kisah di setiap karunya mu tour yg selalu nagih nunggu up mu tour
As Lamiah
yaaaa gitudeh kalo bucin akut mah gak bisa marah beneran yg ada takut kehilangan 🤭
FP
terbaik
Eni Istiarsi
namanya juga bocik 😄
kaylla salsabella
alan ada di kamar mandi lin🤭
Teh Euis Tea
hadeuhhh dasar bocil bknnya bikin si alan yg merasa bersalah, makin menjadi tyh si slan di hawatirin makin merasa di atas awan, besok2 pasti di ulang lg
gemes sm si lintang jdnya
Nurminah
kita yg emosi yg buat cerita bikin pelakunya klepek ama spagetti
Nurminah
hadeh
dyah EkaPratiwi
lintang ngambeknya kurang lama
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
ish Lintang ngapain sih nangis nangis...biarin aja siAlan pergi
Nena Anwar
ya nggak lah Lintang SiAlan mana berani marah sama Gendhis, mau bilang nggak suka ponselnya dipegang aja dia takut dengan alasan Gendhis lagi hamil muda masa iya tibang bilang aku gk suka ponselku dipegang kamu Gendhis trus Gendhis keguguran gitu karena kepikiran SiAlan ngomong begitu
Tuti Tyastuti
nah jawab lan
Zuhril Witanto
enggak
Zuhril Witanto
mau ngajak makan malam
Zuhril Witanto
bagus lah gak di kasih
Zuhril Witanto
bagus
Zuhril Witanto
kok Alan jadi pengganti galih
Sri I
keren pokoknya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!