Kayra Maheswari seorang wanita yatim piatu, hidup bersama adik satu-satunya yang di vonis sakit parah. Demi membiayai pengobatan adiknya, Kayra terpaksa melakukan cinta satu malam dengan seorang pria kaya.
Kenzo Alexander pada saat itu sedang dilema karena patah hati setelah diselingkuhi oleh kekasihnya, pada malam itu temannya sengaja membayar seorang wanita untuk menjadi teman tidurnya
Setelah kejadian itu, Kayra merasa hancur dan bersalah. Namun, dia tidak memiliki pilihan lain ia tetap harus melanjutkan hidupnya. Suatu hari, Kayra ditawarkan pekerjaan sebagai pembantu rumah mewah dengan gaji yang fantastis. Siapa sangka bahwa pemilik rumah mewah itu adalah pria yang pernah melakukan cinta satu malam dengannya. Kayra gugup dan takut jika pria itu mengenali dirinya.
Akankah Kenzo mengetahui bahwa Kayra adalah wanita yang pernah ia kencani?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nikah dadakan
Kayra masih tak percaya atas penjelasan dari Kenzo.
"Ini tidaklah mungkin, pasti ada kekeliruan di sini!" Kayra terus saja menyangkal, rasanya ia belum siap menerima semua kenyataan ini.
Lalu Kenzo memberikan hasil laboratorium milik Kayra.
"Kau bisa lihat sendiri hasil dari Laboratorium itu, Kayra! Bahwa kau dinyatakan positif hamil, dan aku yakin janin di dalam rahimmu adalah darah dagingku, karena akulah pria pertama yang telah merenggut kesucianmu, tolong maafkan aku!" Kenzo sampai tak berani menatap Kayra, kini giliran dia yang menundukkan kepalanya.
Kayra membaca secarik kertas tersebut, lalu ia mencengkram nya dengan kuat, sehingga kertas tersebut menjadi kusut.
'mengapa jadi seperti ini? Aku tak menyangka bahwa peristiwa malam itu telah membuatku menjadi berbadan dua! ' batinnya seraya ingin menjerit.
.
.
Tanpa memberi tahu soal rencananya terhadap Kayra, Kenzo memberanikan diri untuk mengatakan sesuatu kepada kedua orangtuanya, Kayra yang pada saat itu kedapatan sedang merapikan hiasan di dalam lemari pajangan ruang tamu, ia sempat menguping percakapan mereka.
pada saat itu Tuan Edward dan juga Nyonya Martha sedang menikmati secangkir teh chamomile sambil mengobrol santai.
Kenzo menyapa kedua orangtuanya, namun kali ini sikapnya jauh lebih ramah dan juga sopan. Biasalah, laki-laki kalau ada maunya pasti mendadak menjadi jinak.
Kemudian Kenzo duduk berhadapan dengan kedua orangtuanya.
"Mom, Dad! Bolehkah aku merekrut salah satu ART di rumah ini untuk aku pekerjakan di Apartemen? Sudah tiga hari ini Apartemenku berantakan dan orang yang biasa bersih-bersih malah tidak pernah datang!" Kenzo berusaha bersikap tenang dan tidak terburu-buru ia takut nantinya kedua orangtuanya malah menjadi curiga.
Tuan Edward dan juga Nyonya Martha saling menatap dan tersenyum.
"Mangkanya kau segera menikah, agar ada sosok seorang istri yang mengurus segala keperluanmu! Bukankah begitu sayang?" tanya Martha kepada suaminya.
" Betul sekali sayang, sekarang Daddy tak akan ikut campur lagi soal jodoh untukmu, tapi jika dalam satu tahun terakhir ini kau masih belum menikah, jangan harap kau menolak perjodohanmu dengan putri kerabatnya Daddy, faham kamu, Kenzo!"ungkapnya datar namun penuh akan tekanan.
Kenzo yang mendengarnya, ia hanya bisa menghela napas.
"Terserah Daddy dan Mommy saja, tapi jika aku telah mendapatkan jodoh sebelum batas waktu yang Daddy tentukan, itu artinya Daddy dan juga Mommy harus setuju dengan pilihanku!" ujarnya untuk memastikan.
Nyonya Martha malah tersenyum penuh arti kepada putranya.
"Tergantung!"
"maksudnya?"
"Tergantung siapa wanitanya, tidak usah Mommy jelaskan lagi pasti kau sudah tahu kan? Mommy tak mau memiliki seorang menantu yang biasa saja, tapi Mommy ingin kamu menikah dengan seorang wanita terhormat dan setaraf dengan kita!" ujarnya.
Kenzo malah tersenyum tipis atas jawaban dari Mommynya.
"Terserah Mommy dan Daddy saja lah, yang terpenting saat ini Mommy dan juga Daddy memberikan izin kepada salah satu ART di rumah ini untuk bekerja di Apartemenku!" jawabnya sudah malas bicara, karena yang ia tahu pasti hanya itu-itu saja yang akan di bahas.
"yasudah kalau begitu terserah kau saja Kenzo, yang terpenting pekerjaan mereka bagus dan bisa diandalkan!" Jawabnya tanpa menaruh rasa curiga.
Sedangkan Tuan Edward, ia merasa ada yang aneh dengan putranya, tapi tak begitu ia hiraukan.
Kayra bergegas pergi ke belakang setelah ia sempat mendengar percakapan Tuan Kenzo dengan kedua orangtuanya, ia mulai cemas jika dirinya yang nantinya akan bekerja disana.
Dan benar saja, keesokan harinya Tuan Kenzo membawa Kayra untuk bekerja kembali di Apartemennya, Bu Aida sempat merasa keberatan, namun ia tak memiliki wewenang untuk mencegahnya apalagi ini sudah menjadi keputusan dari Tuan Kenzo yang tak bisa di ganggu gugat.
"Tuan, mengapa harus saya yang Tuan pilih?"Kayra sampai menatap tak percaya.
"Ini semua demi kebaikanmu dan juga anak kita! " balasnya sambil berbisik.
Kayra yang mendengarnya, ia sampai terbelalak tak percaya
Dan memang apa yang di katakan oleh Tuannya ada benarnya, terlalu beresiko jika dirinya masih berada di Mansion, sebelum kehamilannya di ketahui oleh Nyonya Martha.
Sedangkan Nathan dan Diana, keduanya menatap curiga Kakaknya dan juga Kayra, seperti ada sesuatu yang mereka sembunyikan.
Nathan dan Diana, melihat kepergian Kakak mereka bersama dengan Kayra dari balik jendela lantai dua.
"Kak Nathan, kok aku merasa ada yang aneh ya dengan sikap Kak Kenzo akhir-akhir ini? Tidak biasanya loh Kak Kenzo dekat dengan seorang pelayan, apakah mungkin semenjak kak Kenzo putus dengan kak Laura, seleranya jadi berubah?" Diana mulai mencurigai kakaknya
" Masa iya sih kak Kenzo berubah selera seperti itu? Aku masih ragu! Sudahlah sebaiknya kita berpikir positif saja, siapa tahu kak Kenzo memang sedang dalam fase merubah sikap menjadi pria yang lebih baik! " ujarnya berupaya untuk tidak berpikiran yang macam-macam.
Sepanjang perjalanan, Kayra terus saja termenung, dan saat mobil yang di kendarai oleh Kenzo berhenti di salah satu tempat, tiba-tiba Kayra terkejut dengan tempat yang menurutnya tidak biasa, yakni kantor catatan sipil.
"Loh, kenapa kita datang kesini Tuan? Bukankah kita harus segera tiba di Apartemen?" Kayra sampai mengerutkan kening.
Sedangkan Kenzo, ia malah tersenyum penuh arti.
"Sebelum kau tinggal satu rumah denganku, agar tidak munculnya fitnah yang bisa merugikan kita berdua, maka sebaiknya aku dan kamu menikah secara hukum di tempat ini!" ucapnya mantap, dan keputusannya kali ini menurutnya sudah benar
Lagi-lagi kayra dibuat terkejut tidak percaya, tubuhnya seolah membeku.
"M... Menikah! T... Tuan dan s.. saya menikah!" Kayra sampai terbata, kedua bola matanya melotot seperti mau copot.
"Sudahlah jangan kebanyakan protes, aku tak akan membiarkan anak ini lahir sebagai anak haram, dimana kedua orangtuanya tak memiliki ikatan pernikahan, dan aku berjanji akan membahagiakan kamu dan juga anak kita!" ujarnya bersungguh-sungguh.
" T... tapi Tuan, saya belum siap!" Kayra merasa keputusan ini terlalu terburu-buru, namun tidak untuk Kenzo.
"Siap tak siap, kau harus siap demi janin yang ada di dalam rahimmu, faham kamu!" tegasnya berusaha membujuk agar Kayra setuju. Dan benar saja, Kayra tak bisa lagi untuk menolaknya, kini keduanya telah resmi menikah secara hukum dan menjadi pasangan suami-istri
Kayra terus saja memandangi buku pernikahan miliknya, dimana di dalamnya terdapat fotonya bersama dengan Tuan Kenzo, benar-benar pernikahan super dadakan, ia tidak habis pikir akan berada dalam situasi seperti ini.
Sedangkan Kenzo, ia malah tersenyum senang karena pada akhirnya ia sudah menjadi pria yang berubah statusnya menjadi seorang suami, bahkan sebentar lagi dirinya akan menjadi seorang Ayah. Kenzo sudah tak peduli jika kedua orangtuanya akan menentang keras keputusannya ini, pikirnya dengan kehamilan Kayra, otomatis lambat laun Mommy dan Daddy-nya pasti akan menerima Kayra sebagai menantu di keluarga Alexander.
sebelum mereka pergi ke apartemen, Kenzo malah membawa Kayra ke Rumah Sakit, tentunya untuk menjenguk Alika dan memberikan kabar soal pernikahan padanya, Awalnya Kayra tidak mau terburu-buru mengatakan semua ini, namun Kenzo kembali mendesaknya, ia tidak suka menunda-nunda kabar bagus ini, apalagi Alika adalah satu-satunya keluarga Kayra.
Setibanya di Lobby Rumah Sakit, Kenzo terus saja menggenggam tangan Kayra, dan tanpa disengaja seorang wanita melihatnya.
"Bukankah itu adalah Kenzo? Lantas siapa wanita di sampingnya? Apakah mungkin wanita itu adalah kekasihnya?"
Bersambung...
🌸🌸🌸🌸🌸