NovelToon NovelToon
Janji Di Titik Surga

Janji Di Titik Surga

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Matabatin / Selingkuh / Pelakor / Dunia Lain / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:732
Nilai: 5
Nama Author: Ema Virda

Selama lima tahun pernikahan, Asha dan Fajar memiliki hubungan yang harmonis, saling mencintai dan saling mengerti satu sama lain.

Pernikahan mereka mulai retak, anaknya yang berumur satu tahun meninggal tanpa sebab.
Ujian dan cobaan rumah tangga Asha dan Fajar tidak hanya dari keluarga tapi juga gangguan gangguan makhluk halus. Di tambah saat Asha keguguran anak ke dua yang lagi lagi tanpa sebab.

Apakah mereka bisa menemukan jalan kembali ke titik surga untuk mempertahankan rumah tangga dan cinta mereka ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ema Virda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#20

Setelah ritual mandi selesai, Asha dipersiapkan untuk melakukan ritual lainnya. Hidangan-hidangan yang beraneka macam warna dan sajian disiapkan, termasuk kue tradisional tujuh macam, ayam hitam, kepala kerbau, dan dagingnya yang diolah menjadi gulai. Ada Nasi tumpeng besar dengan tujuh macam lauk pauk dan jenang merah putih juga disiapkan. Bau harum makanan yang lezat memenuhi udara, membuat Asha merasa seperti sedang berada di dalam sebuah dunia yang berbeda.

Asha berjalan di belakang Sriati dan mengikuti arahannya tanpa ada bantahan. Netranya kosong dan dia seperti seorang robot yang di kendalikan. Dia tak memiliki keinginan untuk melawan atau mempertanyakan apa yang sedang terjadi. Dia hanya mengikuti Sriati dengan patuh, seperti seekor anak ayam yang mengikuti induknya.

Warga sekitar menunggu ke datangan Asha. Mereka berdiri rapi dan berjejer dengan tenang tanpa ada keributan. Suara gamelan yang merdu membuat semua orang seperti terhipnotis. Mereka berjalan seperti koloni semut yang mengikuti ratu yang berada di depannya. Suasana yang khidmat dan penuh hormat terlihat jelas dalam setiap langkah mereka.

Asha merasa seperti sedang berada di dalam sebuah mimpi yang tak nyata. Dia hanya perlu mengikuti Sriati dan mempercayai apa yang sedang terjadi. Dengan hati yang tenang dan pikiran yang kosong, Asha melanjutkan ritual yang sedang dilakukan.

Sriati berjalan tanpa alas kaki, begitu pun juga dengan Asha yang ada di sampingnya. Seluruh warga di sana berjalan tanpa alas kaki, walaupun panas matahari yang menyengat mereka tak peduli. Iring-iringan itu membawa Asha menuju ke tempat makam yang seluruh batu nisannya tertutup kain hitam putih. Suasana yang khidmat dan penuh hormat terlihat jelas dalam setiap langkah mereka.

Mereka berhenti di depan pohon beringin tua yang lebat dan tinggi. Pohon tua itu tampak seperti memiliki kekuatan magis, karena bayangannya bisa menutupi semua orang-orang yang berada di sana. Suasana terlihat sangat gelap, tak ada cahaya matahari yang menembus bayangan pohon itu. Udara terasa berat dan penuh dengan energi mistis.

Dan alunan suara gamelan yang terdengar mistis membuat orang-orang di sekitar semakin khidmat dengan ritual. Suara gamelan itu seperti membangkitkan roh-roh leluhur yang telah lama meninggal. Asha merasa seperti terhipnotis oleh suara gamelan itu, dan dia tak bisa melepaskan pandangannya dari pohon beringin tua.

Sriati memegang tangan Asha dengan erat, seolah-olah Asha merasa seperti sedang berada di dalam sebuah dunia lain, di mana hukum-hukum alam tak berlaku lagi.

Tanpa di duga, wanita tua yang dengan kekuatan tenaga dalam yang tinggi berdiri di depan pohon beringin tua itu. Wanita yang semalam meruwat ritual mandi kembang tujuh warna untuk Asha. Saat itu Sriati menghampiri dan menyatukan kedua telapak tangannya dan menempelkannya ke kening seperti seorang abdi yang menyembah ratunya.

"Kulo teka mrene nggawa apa sing dijanjekake. Nyai, (saya datang kesini membawa apa yang di janjikan)" kata Sriati dengan suara yang lembut dan penuh hormat. Wanita tua itu ternyata seorang dukun yang berilmu tinggi yang selalu di panggil oleh Sriati dengan sebutan Nyai.

Nyai mendekat kepada Sriati dan memegang tangannya, lalu tiba-tiba dia mengeluarkan pisau kecil dan menyayat telapak tangan Sriati sehingga mengeluarkan darah segar. Asha tanpa tak terkejut melihat adegan itu, karena dia masih dalam keadaan terhipnotis.

Nyai menarik tangan Sriati dan darah menetes ke dalam sebuah wadah yang di letakkan di depan tumpukan tumpukan batu yang menyerupai candi kecil. Darah itu mengalir ke dalam wadah dan membuat semua orang sedang menyaksikan sebuah ritual yang sangat sakral.

Suasana yang khidmat dan penuh hormat terlihat jelas dalam setiap langkah Nyai. Dia seorang dukun yang melakukan ritual yang sangat penting.

Nyai menyelesaikan ritual itu dengan sangat khidmat, lalu dia menoleh ke arah Asha. Asha merasa seperti sedang diintai oleh Nyai.

Wadah itu terisi oleh darah Sriati walaupun dia sedikit merintih karena sakit dan perih. Nyai memandang Sriati dengan mata yang tajam, lalu dia berkata "Gowo mrene wong wadon iku." Sriati menanggapi perintah Nyai dengan cepat, dan dia menuntun Asha menuju ke samping Nyai.

Asha mengikuti Sriati tanpa perlawanan dan pertanyaan. Dia seperti seorang robot yang di kendalikan oleh Nyai. Nyai memandang Asha dengan mata yang tajam, lalu dia berkata "Endi tangan tengenmu. (Mana tangan kananmu) " Asha mengulurkan tangan kanannya tanpa ragu-ragu.

Nyai mengambil pisau kecil dan menusukkan ke tangan Asha. Darah memuncrat dan menetes ke dalam wadah yang berisi air dari tujuh sumur. Tapi Asha tak merasakan sakit atau perih, dia seperti orang lain yang sedang menonton.

Nyai mengucap mantra, dan kelima jarinya memegang pinggirin wadah dan bergerak memutar arah jarum jam. " Kawula mriki badhe ngunjukaken kasetyan kanthi mbekta piranti kangge kamakmuran lan kasilipun desa Wringin putih. (Saya kesini ingin memberikan bukti kesetiaan dengan membawa alat untuk kemakmuran dan kesuksesan desa Wringin putih )"

Asha tak bereaksi apa-apa, dia hanya memandang ke depan dengan netra yang kosong. Begitu pula orang orang yang disana, mereka tak beraksi terkejut ataupun penasaran dengan apa yang terjadi. Mereka terdiam, berdiri seperti patung dengan tatapan kosong.

Suasana yang khidmat dan penuh hormat terlihat jelas dalam setiap langkah Nyai. Dia seperti dukun yang melakukan ritual yang sangat penting. Sriati memandang Asha dengan sangat puas dan tersenyum menyeregai.

Suara gamelan itu membawa aura mistis yang sangat kuat. Sosok makhluk makhluk bayangan hitam keluar dari makam makam keramat yang tertutup kain hitam putih. Bayangan bayangan hitam itu terserap ke dalam wadah dengan teriakan teriakan mencekam. Membuat suasana semakin gelap seperti petang tanpa cahaya.

Nyai masih terus merapal kan mantra-mantra yang membuat roh-roh itu tak akan pernah berhenti. Seketika seluruh warga yang tadinya terdiam seperti patung, bergerak tanpa arah, mereka kerasukan roh roh yang ingin terlepas dari ikatan mantra itu. Jeritan mencekam dan auman binatang membuat suasana riuh tak terarah.

Nyai hanya melihat namun dia malah tersenyum senang dengan tawa khas yang melengking memecahkan telinga. Asha menutup kedua daun telinganya dan menjerit kesakitan, " Aaaaaa ... " begitu pula orang orang yang sedang kesurupan. Mereka tak kuat mendengar tawa Nyai.

Suasana semakin kacau, dan Nyai terus merapal kan mantra mantra yang membuat roh roh itu semakin kuat. Kekuatan roh roh itu semakin tak terkendali.

Saat Nyai bilang, " Tunduk ! Tunduk!" mereka semua semakin ganas dan saling menyerang satu sama lain.

Lalu, tiba tiba. Tubuh Asha terangkat ke atas dengan tawa yang melengking. Asha melayang seperti kapas yang tertiup angin. Tinggi dan semakin tinggi hingga tubuh nya hampir mencapai pucuk pohon.

Roh yang pernah di lihat Asha waktu lalu melewati makam dengan batu nisan yang berbetuk naga. Roh itulah yang mengangkat tinggi tubuhnya. Sehingga Nyai, Sriati dan seluruh warga yang melihat kekuatan roh tersebut. Langsung tunduk dan menyembah sampai menyentuh tanah. Roh itu mengaum seperti binatang yang tak memperbolehkan siapa pun menyentuh wanitanya. Yaa, roh yang di batu nisan berhias naga itu menganggap Asha adalah wanitanya

" Aku bakal menehi apa wae sing mbok jaluk. Nanging dheweke duweku ! (Aku akan memberi apa saja yang kamu minta. Tapi perempuan ini punyaku )"

1
Valentino (elle/eso)
Aku yakin ceritamu bisa membuat banyak pembaca terhibur, semangat terus author!
robleis_XD
wah, jalan ceritanya bikin gue deg-degan 😱
Victor
🤔😭😭 Akhirnya tamat juga, sedih tapi puas, terima kasih, author.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!