Ruang Ajaib Antagonis Kesayangan

Tahun 2025 di dunia modern, di sebuah ruangan khusus yang dilengkapi dengan teknologi canggih, Titan berdiri di samping tempat tidur Lilia dengan mata yang dipenuhi kesedihan. Tubuh Lilia terbungkus perban, seperti mumi yang telah lama terkubur. Air mata Titan jatuh perlahan-lahan, menetes di pipinya yang kaku. Dia menatap Lilia dengan penuh kasih sayang, seperti seorang kekasih yang kehilangan pujaan hatinya.

Lilia terbaring tidak berdaya, akibat ledakan yang terjadi beberapa hari yang lalu. Jika bukan berkat Titan yang menemukan Lilia tepat waktu, mungkin saja nyawa Lilia tidak bisa diselamatkan. Kondisi Lilia sangat parah, seperti terbakar hidup-hidup, tapi Titan tidak peduli dengan semua itu. Baginya, Lilia adalah segalanya.

Tiba-tiba, seorang asisten masuk ke ruangan dengan langkah yang hati-hati. "Profesor, ketua Mafia Horse sudah tahu Nona Lilia masih hidup," lapor asisten dengan suara yang rendah. "Mereka tampaknya sedang melakukan pencarian besar-besaran."

Tangan Titan langsung mengepal, marah besar. "Belum cukup dia menjadikan Lilia sebagai mesin pembunuh kelompok mereka, sekarang mereka ingin mengambil Lilia dariku?" Titan mengucapkannya dengan nada yang keras dan penuh kemarahan. "Tidak akan kubiarkan!"

"Selama bertahun-tahun aku mencari Lilia setelah selamat dari insiden itu. Mereka menjadikanku alat untuk membuat teknologi dan senjata canggih kelompok mereka, mereka tau aku mencari Lilia tapi mereka berbohong dan selalu menutupi keberadaan Lilia, sampai menjadikan Lilia agen kelompok mereka. Mereka bahkan tanpa ragu menumbalkan Lilia menjalani misi berbahaya ini. Sudah cukup aku kehilangan Lilia sekali. Kali ini, Lilia harus selamat," tekad Titan.

"Cepat atau lambat mereka pasti tau bahwa yang menyembunyikan nona Lilia adalah profesor. Dengan kondisi nona Lilia seperti ini, sangat sulit kabur bersamanya," ucap asisten itu lagi.

"Rai, bagaimana kalau aku masuk ke sistem itu? Aku bisa membantu Lilia menyelesaikan misi dengan cepat agar nyawanya kembali," kata Titan.

"Profesor yakin? Bagaimana kalau kalian tidak bisa kembali?" ucap asisten dengan ragu.

"Sudah seminggu berlalu tapi Lilia belum kembali. Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi," jawab Titan dengan yakin.

"Baiklah, kalau Profesor sudah memutuskan. Semoga Profesor bisa kembali sebelum guru dan ketua mafia itu menemukan kita," kata asisten itu, dengan khawatir.

Beberapa tahun yang lalu, setelah Titan dan Lilia di tusuk berulang kali dan dibuang ketempat yang berbeda, Titan sebenarnya selamat. Dia di selamatkan oleh teman ketua mafia. Titan dia latih dan ajari berbagai macam keahlian hingga Titan bisa menciptakan berbagai teknologi dan senjata hebat untuk menunjang kelangsungan hidup kelompok mafia Horse. Titan mencari Lilia ke semua penjuru tapi tidak ketemu. Ternyata ketua mafia dan temannya sengaja memisahkan mereka demi kepentingan pribadi kelompok.

Sampai suatu saat, proyek besar Titan selesai. Dia menciptakan sebuah sistem dengan teknologi modern, dimana sistem itu dapat dihubungkan dengan dunia paralel buku. Di sanalah jiwa yang hampir pergi berusaha ditarik kembali. Penemuan ini belum diketahui oleh guru Titan. Saat Titan berencana memberitahu penemuan ini, tiba-tiba dia tidak sengaja mendengar guru dan ketua mafia bicara, bahwa ketua mafia sedang mengirim Lilia menjalankan misi berbahaya, melepas beberapa anggota penting kelompok yang di sandera kelompok musuh. Tentunya misi itu taruhannya nyawa.

Titan sedih, marah dan kecewa dengan kenyataan yang ada di depan matanya. Akhirnya dia tidak jadi memberitahu penemuan hebatnya pada gurunya. Titan diam-diam pergi ke luar kota, tempat dimana Lilia menjalankan misi. Namun, sesampai di sana, Titan mendengar ledakan bom dahsyat yang membuat tubuh Lilia terlempar sangat jauh dari lokasi kejadian, tubuhnya seperti terbakar hidup-hidup.

Titan menyelamatkan Lilia tepat waktu. Dengan teknologi penemuan barunya, Titan menarik jiwa Lilia yang hampir pergi ke dunia pararel. Tepatnya ke dunia novel. Dunia yang pernah Lilia baca. Karena sudah seminggu menunggu tapi jiwa Lilia belum kunjung kembali, Titan memutuskan menyusul Lilia.

Titan memerintah asistennya memasukan perintah ke sistem, untuk mengumumkan kedatangannya. Setelah menemukan waktu yang tepat, Titan bersiap-siap masuk ke sistem yang dia buat sendiri.

Rai mengambil pisau dapur yang sangat tajam. Titan berdiri, bersiap menerima tusukan untuk membuat dirinya berada diambang kematian. Rai kemudian menusuk dada Titan sebanyak tiga kali, hingga Titan tumbang dan memuntahkan darah segar. Rai tau jiwa Titan akan segera pergi memasuki dunia pararel. Rai pun langsung mengangkat Titan menuju ranjang rawat untuk menyelamatkannya.

Dan seketika, Titan membuka matanya. Dia sudah sampai di dunia novel, namun yang dilihatnya bukanlah pemandangan yang damai. Titan sedikit terkejut karena berada di tengah pertempuran yang baru saja menewaskan Pandu. Mayat-mayat berserakan di sekitarnya, dan bau darah masih tercium di udara.

Titan langsung waspada, matanya memindai sekitar untuk mencari tanda-tanda bahaya. Dia melihat beberapa pasukan masih berdiri, meskipun terlihat lelah dan terluka. Titan tahu bahwa dia harus berhati-hati, karena situasi di sini bisa berubah dalam sekejap.

"Taro! Apa kau mendengar ku?" panggil Titan dengan suara hatinya.

Sistem ajaib datang. "Selamat datang Tuan Titan Alvaro ke dunia ini. Saya Taro, sistem hebat kami memiliki ruang ajaib untuk membantu anda menyelesaikan misi agar kembali ke dunia asal Tuan," jawab Taro.

"Tidak usah dijelaskan, aku sudah tau. Hentikan penembakan peluru di sini, beri aku bom untuk meledakan musuh!" titah Titan.

"Maaf Tuan, koin emas anda kosong, anda masih belum bisa membeli barang atau jasa apapun dari ruang ajaib kami!" tolak Taro. Dia kemudian menghilang.

"Sistem sialan, aku yang menciptakanmu." Titan marah. "Aku lupa meminta Rai mensetting bagian ini, biar pun bisa di setting pasti memerlukan waktu berminggu-minggu. Bagaimana aku bisa menggunakan ruang ajaib kalau begini caranya?" Titan menghela nafas berat. Dia pikir sistem yang dia ciptakan untuk masuk ke dunia paralel mudah di gunakan, ternyata sesusah itu, pantas saja Lilia belum bisa kembali walau ini sudah seminggu.