NovelToon NovelToon
KIN, DENDAM HARUS TERBALASKAN

KIN, DENDAM HARUS TERBALASKAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Fantasi / Misteri / Horror Thriller-Horror / Hantu
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Tsaniova

Melati dan Kemuning tak pernah melakukan kesalahan, tapi kenapa mereka yang harus menanggung karma perbuatan dari orang tuanya?

Sampai kapan dan bagaimana cara mereka lepas dari kutukan yang pernah Kin ucapkan?


Assalamualaikum, cerita ini murni karangan author, nama, tempat dan kejadian semua hanya kebetulan semata. Selamat membaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tsaniova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perasaan Yang Terhalang Restu

Si mbok keluar dari rumah, dia meminjam becak tetangganya.

Melati menjaga kemuning di kursi becak, sedangkan si mbok yang mengayuh dengan tenaga seadanya.

Di tengah perjalanan, Arman yang baru saja membeli wedang jahe itu melihat dan merasa iba, mendorongnya menghentikan langkah.

"Melati, malam-malam gini kalian mau kemana?" tanyanya seraya memperhatikan mereka satu persatu.

"Adik aku sakit, aku mau ke rumah sakit," jawab Melati, lalu Melati meminta pada si mbok untuk melanjutkan kayuh becak.

Saat itu, Arman menahannya, dia tidak tega dan akhirnya mengulurkan bantuan.

"Kalian mau tunggu aku sebentar? Biar aku antar kalian ke rumah sakit!" kata Arman.

"Akhirnya, ada juga orang yang baik hati sama keluarga kami," si mbok menangis, dia mengusap air matanya dan Arman gegas mengayuh sepedanya, dia pulang untuk menukar sepeda dengan mobil ayahnya.

Karena menunggu walau sedetik akan terasa lama, itulah yang Melati rasakan.

Sementara Kemuning, dia sudah menggigil, Melati memeluknya erat.

Tak lama kemudian, Arman datang dengan mengendarai mobil berwarna putih. Pemuda tampan berkaos putih polos itu turun dari mobil, dia meminta izin pada Melati untuk membopong Kemuning ke mobilnya dan Melati mengizinkannya.

Di perjalanan, Melati tak berhenti menangis, bukan hanya menangisi Kemuning, tapi juga menangisi kebaikan Arman, hanya dia satu-satunya pemuda di desa ini yang mau membantunya.

Sesampainya di rumah sakit, mereka segera membawa Kemuning ke IGD dan langsung mendapatkan penanganan.

Si mbok membayar dengan menggunakan emas peninggalan Karsih.

Di ruang tunggu, Arman menyodorkan segelas plastik teh hangat untuk Melati yang terlihat pucat, dengan tangan gemetar Melati menerimanya, dia tersenyum tipis, tak berani menatap Arman untuk lama-lama.

"Terima kasih," ucap Melati lirih, nyaris tak terdengar.

Sekarang, Arman ikut duduk di sisi Melati dan baru saja mendarat dokter sudah memanggil keluarga dari pasien Kemuning.

"Iya, saya kakaknya, Dok," jawab Melati, dia mendekat dan menunggu apa yang akan disampaikan oleh dokter.

Dengan berhati-hati, dokter menyampaikan kalau kaki Kemuning harus diamputasi.

Deg! Melati bagaikan tersambar petir di siang bolong, lidahnya kelu, tenggorokannya tercekat, nafas seolah berhenti di detik saat itu juga.

"Kenapa, Dok?" tanya Melati dengan suara lirih bergetar, air mata tak lagi dapat dibendung, gelas plastik yang dipegangnya jatuh, dia terhuyung dan Arman yang berdiri di sisinya sigap menopang tubuh kurus itu.

Sakit, kali ini sakitnya tak tertahankan lagi.

Melati jatuh, dia memukuli dirinya sendiri. "Tuhan, kenapa bukan aku saja!" teriaknya, histeris.

Si mbok yang baru kembali dari mengurus berkas-berkas itu segera memeluk Melati.

"Mbok, kenaja ujian ini nggak pernah ada habisnya? Kami salah apa, Mbok?" tangis Melati dalam pelukan si mbok.

Si mbok tak mampu menjawab, tapi ini sudah keterlaluan, dia adalah saksi dari hidup mereka yang penuh luka.

Si mbok tau, ini adalah karma dari perbuatan ayah mereka sendiri, tapi dia juga tak tau apa yang harus dilakukan untuk menghentikan kutukan ini.

Dokter yang berdiri di sana membantu Melati untuk bangun, dia meyakinkan sekali lagi, ini demi menyelamatkan nyawa Kemuning.

"Melati, nggak papa kehilangan satu kaki, yang penting adik kamu masih selamat, nyawa nggak bisa dibeli, tapi kaki palsu bisa dibeli, nanti aku bantu carikan itu buat adikmu!" kata Arman dan Melati menatapnya, uluran tangan Arman terdengar menyakiti telinga dan hatinya.

Yang tak sanggup Melati bayangkan adalah ketika Muning bangun nanti, dia hanya memiliki satu kaki, jawaban apa yang harus Melati berikan? Dia menggeleng, bukan... Buka itu maksud Melati.

Tapi, ini adalah kabar buruk yang terasa amat menyakitkan.

"Kita harus ambil tindakan segera, infeksi di kaki pasien terus menjalar, ini berbahaya. Dan benar kata masnya, nyawa adalah yang utama."

Akhirnya, mau tak mau Melati mengiyakan, dia menandatangani berkas tanda setuju.

Sekarang, semua orang menunggu dengan cemas di depan ruang operasi, saat itu ponsel Arman bergetar, dia menerima pesan masuk yang ternyata dari orang tuanya yang menanyakan keberadaannya.

Arman mengatakan yang sejujurnya dan balasan dari orang tuanya adalah menyuruhnya untuk segera pulang!

"Mbok, Melati. Aku harus pamit pulang dulu, kalau kalian butuh bantuan, bisa hubungi aku ke nomer ini," kata Arman, dia mengulur tangannya memberikan kertas bertuliskan nomor ponselnya.

Melati menerima, dia mengangguk dan mengucapkan terima kasihnya.

Arman tersenyum, rasanya ingin sekali membelai lembut wajah sendu itu, tapi dia sadar, Arman bukanlah muhrimnya.

Perasaan Arman semakin bersemi di dada, terasa indah dan sangat dalam. Dia juga merasakan sinyal dari Melati yang tak menunjukkan penolakan.

Melihat Arman pergi ada rasa ingin menahannya, Melati ingin selalu berada di sisinya, dia merasa terlindungi di dekat pria tampan itu.

Sekarang, Melati dan si mbok kembali duduk, Melati menyenderkan kepalanya ke dinding rumah sakit yang terasa amat dingin itu.

Saat itu, tiba-tiba saja Melati melihat pemandangan desa, dia berdiri seolah sedang menyaksikan adegan demi adegan di masa lalu, tapi entah ini masa lalu dari siapa, dia hanya melihat gadis desa yang lugu sedang membantu ibunya panen padi di sawah.

Lalu, seseorang yang sangat Melati sangat kenal menghampiri gadis desa itu. "Bagaimana, Kin? Aku lebih ganteng dan kaya raya dibandingkan pemuda desa lainnya, lalu apa yang buat kamu terus menolakku?"

"Kang, aku belum siap menikah, usiaku masih terlalu muda buat menikah, lagipula, aku menyukai pria lain," jawab gadis itu yang tak lain adalah Kin.

"Siapa sih pemuda itu? Apa dia orang kaya? Orang terpandang?" tanya Drajat dengan nada sangat kesal karena Kin selalu menolaknya.

"Dia orang biasa, kamu nggak perlu tau siapa dia, aku takut kamu macam-macam sama dia!" jawab Kin, kemudian Kin melanjutkan bekerja sementara Drajat menarik tangan Kin.

Mirah yang melihat itu pun membela sang putri. "Juragan, tolong jangan seperti ini sama kami, nggak enak dilihat sama yang lain."

"Kalian akan menyesal!" ancam Drajat, dia pun meninggalkan Mirah dan Kin yang masih terus memperhatikannya.

Drajat pergi dengan membawa perasaan benci dan kesalnya, dia baru saja berjalan melewati Melati yang berdiri di tepi sawah.

Melati berbalik badan, dia matanya terus memperhatikan Drajat di masa lalu yang terus melangkah.

"Bapak," panggil Melati dari belakang, tapi Drajat tak menoleh.

"Bapak!" panggil Melati dan saat itu si mbok yang mendegar pun segera membangunkan Melati.

"Non, bangun! Non!"

Melati membuka mata dan ternyata itu hanya mimpi. Gadis remaja itu terlihat linglung, dia tak berhenti memikirkan gadis desa yang ayahnya puja-puja itu.

"Kin?" gumam Melati dan si mbok yang samar-samar mendengarnya itu bertanya, 'Non, manggil siapa?"

Melati menoleh, dia menatap si mbok, dia tau kalau perempuan itu menyimpan banyak rahasia di hidupnya.

"Bukan siapa-siapa, Mbok," jawab Melati singkat.

Sementara itu, di rumah Arman, pria itu sedang duduk di sofa ruang tamu dengan Kyai Sholeh dan Saroh yang terus menatap tajam sang putra.

"Ada hubungan apa kamu sama anak itu?" tanya Sholeh.

"Nggak ada, Pak. Arman hanya kasihan, melihat mereka kesusahan," jawab Arman seraya menatap ayahnya.

Dari tatapan dan cara bertanya Sholeh membuat Arman tau kalau orangtuanya tak menyukai Melati, dia pun belum bisa mengatakan apa perasaannya.

"Dengar, bapa nggak mau kamu dekat-dekat sama anak setan itu, paham!" bentak Sholeh dan Arman bangun dari duduk.

"Nggak ada anak setan, Pak! Dia manusia biasa, sama kaya kita!" jawab Arman yang sebisa mungkin menahan perasaan jengkelnya, hatinya remuk saat pujaan hatinya disebut sebagai anak setan.

"Memang anak setan, buktinya siapapun yang dekat sama dia bakalan kena sial, bapak nggak mau kamu kena sial!" bentak Sholeh.

"Baru berapa hari pulang dari pondok aja udah mikirin cinta-cintaan. Kamu pikir bapak nggak tau? Besok, kamu balik ke pondok!"

Setelah mengatakan itu, Sholeh dan Saroh meninggalkan Arman sendiri di ruangan itu.

Arman terluka, apakah cintanya dapat bersatu?

Saksikan kelanjutannya di bab selanjutnya, ya.

Salam hangat dari author, yuk, yang mau komen dipersilahkan, jangan ditahan, komen aja, yuk! _^

1
Rhina sri
kasian melati yg jadi karma dari bapaknya
Rhina sri
apa yg dilu drajat lakukan sm kinan kena sm melati🥺
Queen Alma: 🤧🤧🤧🤧🤧🤧
total 1 replies
Rhina sri
kesalahan drajat di masa lalu membuat anak anaknya gk tenang di hantui dgn dendam
Queen Alma: Semoga ada cara buat Melati sama Kemuning lepas dari kutukan Kin
total 1 replies
Rhina sri
walau si drajat udah meninggal kinan masih bls dendam tuk meneror anaknya
Queen Alma: Sakit hatinya masih belum reda ka 🥺🥺
total 1 replies
Rhina sri
makin seru ceritanya aku suka
Queen Alma: Terimakasih 😍🥰🥰
total 1 replies
Rhina sri
kin harus balas dendam lagi gk seru dong kalo harus di musnahkan sm dukun😂
Queen Alma: kutukan itu bakal tetep ada walau Kin udah nggak ada, udh jadi karma turun temurun 😩🥺
total 1 replies
Rhina sri
makin seru ceritanya.. buka ajah kalung jimatnya biar kin yg ngejar ngejar si drajat
Rhina sri
astagfiruloh tega banget semua org.. udah saatnya kinan balas dendam
Rhina sri
kasian kinan hamil dari laki laki bejat😭
Queen Alma: 🥺🥺🥺🥺🥺
sedih bgt yaaa
total 1 replies
ㅤㅤ
kasihan karsih, tega baget si drajat..
Queen Alma: bukan manusia emang si Drajat 😌
total 1 replies
ㅤㅤ
kin blum musnah kan, biar bsa balas dendam lgi.. 🤭
Queen Alma: heheee belum ko,
total 1 replies
ㅤㅤ
tadi prasaan hamil muda kok udh mau lahiran thor..
Queen Alma: kayanya dipersingkat deh 🤭✌
total 1 replies
ㅤㅤ
tega banget orang² kampung, kasihan Kin dan emak.ny.. 😢
Queen Alma: 🤧🤧🤧🤧🤧🤧
total 1 replies
ㅤㅤ
jahat banget si Drajat, mana memanfaatkan anak kecil lagi..😒
Queen Alma: jelmaan dia mah bukan manusia 😌😌
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!