NovelToon NovelToon
Braga After Rain

Braga After Rain

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Cintapertama
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Isma ismawati

Kita tidak tahu, kapan hujan itu akan datang? Entah, tiba-tiba atau dengan pertanda langit yang gelap disertai suara petir yang menggelegar. Begitu juga dengan rasa cinta, yang hadir tanpa bisa di tebak.

"Dulu, aku membenci hujan karena sudah merenggut seseorang yang aku sayangi. Namun, ketika hujan mempertemukan aku denganmu. Seketika aku selalu merindukan kehadirannya, seperti aku merindukanmu. "
~ *Aishakar Rafka Bagaskara* ~

"Aku sangat menyukai hujan. Terlebih, saat hujan mempertemukan aku dengan dirimu. Aku tak ingin hujan itu berhenti."
~ *Gabriella Anastasya*~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isma ismawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perasaan yang salah

Gabie berjalan menuju warung Mak Inah untuk menemui Bagaskara, sebab mereka sudah berjanjian untuk makan disana ketika istirahat.

Kebetulan Gabie datang bersama Bella, karena Sagara mengajaknya kesana juga. Mereka sampai di warung Mak Inah saat masih sepi, tetapi sudah ada Bagaskara disana, ia tidak sendirian.

Betapa terkejutnya Gabie saat melihat Bagaskara sedang duduk berdua dengan Rissa. Iya Rissa mantannya yang sempat berpacaran cukup lama dengan laki-laki itu.

Gabie memberhentikan langkahnya, dia hanya bisa melihat kearah mereka berdua tanpa menghampirinya.

Terlihat tangan Rissa yang mulai merangkul pundak Bagaskara seperti selayaknya sepasang kekasih.

Mata yang mulai memerah dan mulai mengeluarkan air mata, dirinya masih diam ditempat yang sama, tatapannya sedikit buram karena air mata yang tidak ia lap.

Bella yang melihat temannya diperlakukan seperti itu jelas ia tidak tinggal diam, dengan cepat ia menghampiri laki-laki itu yang kini masih berada disana bersama wanita lain.

Bella menghampiri Bagaskara, lalu menamparnya tanpa aba-aba. "Sia blegug! Gabie teh kurang apasih sama kamu? Sampe kamu giniin!"

Gimana ia tidak marah? Dia tau sekali bahwa Gabie sangat mencintai Bagaskara, tapi sekarang malah di khianati seperti ini.

Bagaskara terkejut, seketika membuatnya langsung berdiri.

Bagaskara hanya menunduk. Ia sendiri tidak bisa membenarkan situasi saat ini, benar bahwa dirinya barusan sedang berbicara dengan Rissa.

Namun, yang Gabie lihat tidak sepenuhnya benar. Rissa memang menghampirinya, mereka mengobrol bersama hanya sekedar soal pelajaran.

Kalau soal Rissa yang tiba-tiba merangkulnya ia juga tidak bisa membenarkan bahwa dirinya tidak salah, karena ia memang salah.

Bagaskara sendiri tidak menyangka bahwa Rissa akan seberani itu, sebab wanita itu sudah tau kalau dirinya sedang menjalin hubungan dengan Gabie.

Jelas Bagaskara tidak tinggal diam, dia langsung menyingkirkan tangan wanita itu dan hendak menjauh, tapi langsung ditahan oleh Rissa hingga membuatnya duduk kembali.

Saat baru saja ia duduk Bella langsung datang dan menamparnya. Sampai sekarang dirinya hanya bisa menunduk, sebagai jawaban kalau dirinya mengakui salah.

Ia tau pasti Gabie kecewa, sangat kecewa. Jadi ia tidak berani untuk membela diri, sebab ini salah dirinya sendiri.

Bella terus memukuli Bagaskara sambil sesekali mendorongnya, saat itu amarahnya sangat memuncak hingga membuat dirinya kehilangan kendali.

Rissa tidak tinggal diam, dia berusaha melerai perlakuan Bella, jelas ia tidak terima laki-laki yang masih ia cintai dipukuli oleh wanita lain.

"Maksud maneh naon pukul-pukul Bagas kitu!" Kesal Rissa sambil mendorong Bella.

Meskipun Rissa adalah kakak kelasnya tidak membuatnya menjadi tunduk kepada wanita itu, Bella pun langsung membalas dorongan Rissa.

"Maneh yang naon, jadi cewe kegatelan pisan!"

"Urusannya sama maneh apa? Emang maneh siapanya dia? Pacar? Bukan, kan?"

Amarah Bella semakin tidak bisa tertahan ketika mendengar respon Rissa, dengan kesal ia pun menjambak rambut wanita itu lalu dibalas dengan jambakan juga. Akhirnya mereka menjadi main jambak jambakan satu sama lain.

Bagaskara sudah berusaha melerainya, namun gagal. Dua wanita itu cukup kuat bukan Bagaskara tidak kuat melerainya, sudah beberapa kali mencoba namun hasilnya tetap gagal.

Tak lama Anak Lavegas berdatangan ke warung Mak Inah, Sagara selaku pacarnya Bella jelas langsung melerai perkelahian itu, dan Bella pun menurut.

Kondisi saat itu sudah keos parah, siswa siswi mulai berdatangan menyaksikan perkelahian antar Bella dan Rissa.

Gabie sendiri sudah kembali ke kelas saat Bella meninggalkan nya dan menghampiri Bagaskara. Jadi ia tidak menyaksikan aksi jambak jambakan itu.

Ia tidak bisa menahan tangisnya saat melihat kejadian tadi, hatinya betul-betul tergores. Orang yang selama ini sangat ia percaya kini mematahkan rasa kepercayaannya kepada laki-laki itu.

Anak Lavegas heran, mereka benar-benar tidak tau apa-apa, saat mereka datang sudah banyak siswa siswi yang melihat kejadian itu.

Bagaskara langsung memakai kesempatan itu untuk pergi dari sana, lalu pergi ke kelas Gabie untuk menemuinya.

Terlihat Gabie didalam kelas yang masih saja menangis, sambil merebahkan kepalanya diatas meja.

Didalam kelas juga ada Sheila yang sedang menepuk-nepuk punggung Gabie.

"Emang dasar blegug dia mah! Gak pernah berubah." Omelnya.

Sheila ikut kesal saat tau kejadian di warung Mak Inah tadi, ia juga tau Bella bertengkar dengan Rissa. Namun, ia memilih diam didalam kelas untuk menenangkan Gabie, karena sudah pasti anak Lavegas sudah berada disana.

Bagaskara mulai masuk kedalam kelas Gabie, lalu menghampiri perempuan itu yang kini sedang di tenangin oleh Sheila.

Bagaskara sampai tepat didepan meja Gabie. Ia tau kalau itu adalah kedatangan Bagaskara, makanya dengan cepat ia memalingkan pandangannya hingga menghadap tembok.

"Gabie aku teh benar-benar minta maaf, aku salah pisan ke kamu." Ucapnya sambil mencondongkan tubuhnya ke dekat Gabie.

Saat Bagaskara hendak memegang lengan perempuan itu dengan cepat Sheila langsung menahannya.

Sheila langsung mendorong tubuh Bagaskara. "Keluar kamu!" Bentaknya.

Bagaskara menghiraukan nya, ia tetap berusaha mendekatkan dirinya pada Gabie.

"Aku bilang teh keluar, kuping kamu di dengkul ya?" Bentak Sheila lagi.

Tetap tak ada jawaban dari Bagaskara, ia masih fokus membujuk perempuannya.

"She .... Suruh orang itu keluar." Ucap Gabie lirih tanpa melirik kearah Bagaskara.

Sheila langsung menarik seragam milik Bagaskara hingga kini laki-laki itu sudah berdiri dihadapannya.

"Denger teu? Cepet keluar atau aku lapor guru!" Ancam Sheila.

Akhirnya Bagaskara menyerah. Sebab kalau pakai cara seperti ini tidak akan bisa. Ia pun mulai berjalan meninggalkan kelas 10 IPA1 dengan frustasi.

Murid-murid didalam kelas 10 IPA1 tidak ada yang berani ikut campur dalam masalah ini, mereka hanya bisa melihat tanpa berkata sepatah kata apapun. Terlihat dari luar kelas pun sudah banyak siswa siswi yang menyaksikan kejadian tersebut.

Secara Bagaskara adalah murid yang cukup mempunyai nama disana, hampir seluruh murid mengenalnya begitupun juga guru disana. Entah terkenal karena ketampanannya, kenakalannya atau karena dia ketua Lavegas.

Mereka tidak ada yang berani melawan laki-laki itu karena menganggapnya Bagaskara memiliki kuasa penuh karena ia adalah ketua Lavegas.

Sheila sendiri sebetulnya tidak ingin melawan Bagaskara seperti itu, tapi ia tidak bisa tinggal diam kalau sahabat nya disakiti.

Gabie lanjut menangis di pelukan Sheila. Ia benar-benar sangat sedih saat itu, pikirannya sudah campur aduk tentang hubungan Bagaskara dan Rissa.

Kalau sebelumnya ia bilang berpacaran dengan Bagaskara ialah fase terindah dalam hidupnya, itu benar. Kini ia sedang mengalami fase terberat dalam hidupnya.

Ia tidak bisa membayangi bagaimana kelanjutan hubungannya dengan Bagaskara, ia sudah terlanjur kecewa dengannya. Tidak tau bagaimana nasib dengan hubungannya itu.

Bagaskara sendiri sedari tadi hanya diam, membayangkan keadaan hubungan mereka kedepannya. Tentu saja bukan cuma hubungan mereka yang ia pikirkan, ia juga memikirkan tentang kesalahannya tadi.

Ia sadar bahwa kesalahannya itu tidak bisa ditoleran kan. Tetapi ia hanya berharap bahwa Gabie bisa mendengarkan penjelasannya lalu memaafkan nya.

Anak Lavegas pun tidak ada yang bisa membantu dirinya, mereka pun tidak akan membela Bagaskara kalau ia benar-benar salah. Mereka tidak berada di pihak manapun, tetapi mereka juga tidak membenarkan apa yang sudah Bagaskara lakukan.

...****************...

Bagaimana kelanjutan hubungan Bagaskara dan Gabie?

Apakah Gabie akan melanjutkan hubungan ini?

Nantikan bab selanjutnya 🥰.

Note :

Aing : aku.

Maneh : kamu.

Sia : anda/kamu

Pisan : banget.

Naon : kenapa.

Teu : tidak/gak.

Kitu : gitu.

1
asrikaa
lanjuttt...bagus banget 😍
Isma Ismawati: SIAP KAA
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!