Mengandung adegan 21+ harap bijak membaca.
Lanjutkan dari Hot Mother And The Bos Mafia
Sebuah lahan panti asuhan menjadi perebutan dua orang,yang satunya ingin membangun real estate dilahan itu sedangkan yang satunya lagi ingin mempertahankan hak anak-anak dari tangan kejam sipemilik tanah yang memang ingin membangun sebuah real estate disana.
Bisakah Silvia Smith memperjuangkan hak anak-anak dari tangan Ambraham Achilles yang terkenal tidak memiliki belas kasihan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makanan untuk terima kasih
Setelah sembuh dari sakitnya, Silvia tampak sibuk didalam dapur. Dia sedang membuat makanan dan pagi-pagi sekali dia sudah bangun dan terlihat sibuk.
Setelah beristirahat selama dua hari demamnya benar-benar sembuh total dan hari ini dia berencana untuk mendatangi Abraham dan membawakan makanan buatannya sebagai ucapan terima kasih.
Bagaimanapun dia harus membalas Kebaikan pria itu karena tidak menendangnya keluar dalam kondisi sedang sakit.
Dengan dibantu oleh beberapa pelayannya Silvia membuat bebek panggang, dimsum dan bakpao.
Untuk makanan berkuah dia juga membuat Won ton atau pangsit yang diisi dengan daging cincang.
Dia berharap Abraham mau menerima makanan yang dia buatkan dengan susah payah, Silvia memang bisa masak karena ibunya selalu mengajarinya sejak kecil.
Tidak hanya itu, dia begitu menyukai makanan Chinese food yang dibuatkan oleh ibunya sehingga membuatnya bersungguh-sungguh memasak, dia sampai les memasak supaya dia bisa membuat makanan yang selalu ibunya buatkan.
Sudah beberapa jam Silvia tampak sibuk didapur dan dia tampak puas dengan hasil makanan yang dibuatnya sendiri.
Bebek panggangnya terlihat cantik dan menggiurkan sedangkan makanan lainnya, terlihat sempurna, soal rasa tidak perlu diragukan karena dia sudah menyicipi setiap makanan yang dia buat dan hasilnya enak semua.
Silvia mengambil kotak makan dan meminta pelayannya untuk memasukkan makanan yang dia buat kedalamnya sedangkan dia mulai mengiris daging bebek dengan keahlian yang ada.
Bermain pisau adalah keahliannya sejak dulu dan dia bisa melempar target sejauh empat meter dengan menggunakan pisau hingga mengenai tepat sasaran.
Semua itu berkat ajaran ayahnya supaya dia bisa melindungi dirinya sendiri jika dalam keadaan sedang bahaya.
Setelah daging bebeknya sudah dipotong dengan rapi Silvia tersenyum menandakan kepuasan dengan hasil kerjanya sendiri.
Dia mulai mengambil tempat dan memasukkan daging bebek yang telah dia potong, setelah itu dia melihat makanan yang masih tersisa banyak diatas meja.
Silvia tampak berpikir sejenak, sepertinya dia terlalu bersemangat sampai membuat begitu banyak makanan.
Sekarang harus dikemanakan makanan itu? Sepertinya dia harus memberikan makanan itu pada Jimy, ini bukan ide yang buruk apalagi Jimy memberinya makanan kemarin.
Silvia segera meminta pelayanannya untuk membungkus makanan yang tersisa sedangkan dia berlalu pergi untuk mandi dan berganti pakaian.
Dia ingin ketempat Abraham sebelum makan siang karena dia berharap Abraham memakan makanan yang dia buat nanti.
Setelah selesai mandi dan berganti pakaian Silvia segera keluar lagi, dia berjalan menuju dapur untuk mengambil makanan yang telah siap dia bawa.
Sambil membawa makanan yang dia buat Silvia keluar untuk mencari Dave, tentu untuk meminta Dave mengantarkannya ketempat Abraham tapi sebelum itu dia meminta Dave mengantarnya ketempat Jimy terlebih dahulu karena dia ingin memberikan makanan yang dia buat kepada Jimy.
Saat dia tiba dirumah Jimy yang tidak begitu jauh Silvia mengetuk pintu rumah Jimy dan pada saat itu seorang wanita china setengah baya membuka pintu untuknya.
Silvia tersenyum dengan ramah dan menyapa wanita itu.
"Nǐ hǎo."
(Hallo)
"Nǐ hǎo." wanita itu membalas sapaan Silvia dan tersenyum dengan ramah.
"Wǒ xiǎngjiàn jímǐ, tā zài jiālǐ ma?"
(aku ingin bertemu dengan Jimy, apakah dia ada dirumah?)
"Jímǐ yào zǒule.
(Jimy sedang pergi.)
"Hǎo ba, nǐ yǐhòu zài gěi tā ma?"
(Baiklah, bisakah anda memberikan ini untuknya nanti?)
"Dāngrán kěyǐ."
(Tentu saja bisa.)
"Xièxiè."
Setelah menitipkan makanan untuk Jimy kepada wanita itu Silvia Segera pergi dari sana, tentu dia berpamitan kepada wanita yang dia tidak tahu itu siapa, mungkin wanita itu ibu Jimy.
Tapi dia tidak punya banyak waktu untuk berbasa basi karena dia ingin segera pergi untuk menemui Abraham sebelum jam makan siang.
Dia ingin memberikan makanan yang dia buat kepada Abraham dan mengucapkan terima kasih atas kebaikan pria itu.
Tidak butuh lama untuk tiba dikantor Abraham dan pada saat sudah tiba, Silvia melangkah memasuki tempat itu dengan wajah ceria tapi tiba-tiba saja dia dicegat oleh seorang petugas keamanan yang ada disana.
"Hei aku ingin bertemu dengan Abraham." ujarnya pada petugas keamanan disana.
"Maaf nona, mulai sekarang anda dilarang masuk oleh tuan Abraham."
"Wow, kenapa?" tanya Silvia.
Kenapa dia tidak boleh masuk? Apa dia telah membuat kesalahan?
Dia sungguh tidak tahu jika dia telah menyinggung perasan Abraham dan dia juga sangat heran, apa Abraham tidak mau menemuinya lagi?
"Saya tidak tahu nona dan saya hanya mendapat perintah untuk menahan nona supaya tidak masuk kedalam." ujar petugas itu.
"Oke baiklah, tapi bisa kau berikan ini untuknya?"
Silvia memberikan paper bag berisi makanan yang dia buat kepada petugas itu dan dia harap setidaknya makanan yang dia buat dengan susah payah bisa sampai kepada Abraham.
"Baiklah akan aku sampaikan." petugas itu mengambil paper bag yang berisi makanan dari tangan Silvia sedangkan Silvia tampak begitu senang.
"Hmm satu hal lagi, tolong katakan padanya aku menunggunya disini karena aku ingin membicarakan hal penting padanya."
"Baiklah, nama nona?"
"Silvia."
Petugas itu segera memberikan paper bag yang diberikan oleh Silvia kepada salah seorang karyawan disana, tentu untuk meminta bantuan kepada karyawan itu untuk memberikan paper bag itu kepada bos mereka dan juga menyampaikan pesan kepada bosnya jika Silvia sedang menunggu diluar sana.
Silvia berharap Abraham mau turun dan menemuinya supaya dia bisa membicarakan masalah lahan panti.
Sedangkan saat itu diruangan Abraham, ketika karyawan yang membawa makanan dari Silvia memberikan makanan itu kepada bosnya dan mengatakan jika Silvia menunggunya dibawah. Abraham segera bangkit berdiri dan membawa paper bag berisi makanan itu untuk segera menemui Silvia dibawah.
Beraninya wanita itu datang lagi dan memberikan sesuatu padanya! Apa Silvia mengira dia bisa disogok dengan barang?
Dia semakin marah dan tersinggung, beberapa hari lalu dengan beberapa lembar uang dan sekarang dengan sebuah paper bag yang entah apa isinya! Awas saja, akan dia beri pelajaran supaya wanita itu tidak datang lagi.
Dengan kemarahan dihati Abraham keluar dari lift pribadinya saat sudah berada dibawah, dia segera berjalan menuju pintu keluar.
Melalui pintu kaca dia bisa melihat Silvia berdiri diluar sana sambil memainkan ponselnya, hari ini dia akan membuat wanita itu malu agar dia tidak kembali lagi ketempatnya untuk menemuinya lagi.
"Hei kau!" teriak Abraham saat dia sudah berada diluar sana.
Silvia langsung tersenyum saat melihat Abraham berdiri didepan pintu, dia sangat senang Abraham mau menemuinya tapi tiba-tiba saja?
"Bhuk!!" paper bag yang dia berikan untuk Abraham tiba-tiba mendarat ketubuhnya.
Silvia sangat kaget sedangkan kotak makanan yang berada didalam paper bag berjatuhan diatas lantai begitu juga dengan paper bag itu.
Abraham tampak tersenyum puas melihatnya dan memandangi Silvia dengan tajam, dia yakin wanita itu pasti tidak akan berani datang lagi mencarinya.
"Rasakan!" ujarnya dengan sinis.