One Night Stand With Mafia

Semalaman Louisa tidak dapat memejamkan kedua matanya, entah mengapa ia merasa ingin berada didekat Roy. Apakah ini bawaan dari sang bayi? Namun, Roy saat ini seperti sedang memasang tembok pemisah antara dia dan Louisa. Apakah Roy mendengar pembicaraannya dengan Morgan kemarin?

Tapi, tidak mungkin kan Roy cemburu mendengar semua itu? Semalaman Louisa berperang dengan pikirannya sendiri. Ia membolak-balikkan tubuhnya. Roy yang melewati ruangan tempat Louisa, tanpa sengaja ia melihat istrinya yang sedang gelisah.

"Kenapa kau belum tidur?" tanya Roy membuat Louisa terperanjat.

"Kau mengagetkanku saja!" cetus Louisa.

Roy berjalan mendekati Louisa, pria itu duduk ditepi ranjang. Ia mencoba mengusap perut istrinya, Louisa seakan merasakan sebuah sihir. Ia merasa nyaman dengan sentuhan tangan Roy, sepertinya bayi mereka ingin berada didekat ayahnya.

"Biasanya wanita hamil sangat menyukai apabila perut mereka diusap seperti ini," ucap Roy tanpa menghentikan aktivitasnya.

Beberapa menit kemudian Roy merasa sangat mengantuk, ia bahkan berkali-kali menguap untuk menahan rasa kantuknya. Merasa tidak tega melihat suaminya seperti itu Louisa pun meminta Roy untuk tidur bersamanya.

"Naiklah!" pinta Louisa kepada Roy.

Karena merasa sangat lelah ia pun berbaring disamping sang istri, masih dengan tangan yang mengusap lembut perut Louisa. Louisa merasa nyaman berada dalam pelukan Roy, ia merasa mungkin semua ini keinginan dari bayinya.

Setelah berada didekat Roy, kini ia dapat memejamkan kedua matanya. Keduanya tertidur dengan Roy memeluk Louisa dari belakang. Berada dalam posisi seperti ini membuat Roy merasa menginginkan sesuatu yang lebih.

Apalagi saat ini Louisa berbalik memeluknya, Roy dapat melihat dua benda menonjol dibalik gaun malam istrinya. Oh astaga, mampukah Roy menahan godaan didepannya ini. Rasanya ia lebih memilih untuk menghadapi banyak musuh daripada harus menghadapi musuh seperti ini.

Roy yang sempat merasa kantuk, kini kembali terjaga ketika tidur bersama dengan Louisa. Hari sudah dini hari dan Roy masih terjaga. Roy tidak dapat lagi menahan gejolak yang ada dalam dirinya. Ia ******* bibir sexy sang istri yang sejak tadi terus menggodanya, Louisa melenguh ketika ia merasakan sentuhan-sentuhan yang suaminya lakukan.

Louisa pun membuka kedua matanya ketika merasakan dua benda sensitifnya sedang dimainkan oleh mulut Roy. Seorang mafia paling kejam kini nampak terlihat seperti bayi yang terlambat disapih yang sedang kehausan.

"Roy?" panggil Louisa ketika ia melihat bagian atas tubuhnya tidak mengenakan apapun.

"Maafkan aku, aku tidak dapat menahannya ketika berada di dekatmu," jawab Roy merasa bersalah.

Roy kembali mencium bibir Louisa, Louisa merasa terbawa oleh permainan Roy ikut membalas ciuman suaminya dengan sangat bergairah.

Roy membuka pakaiannya menyisakan celana pendek yang ia kenakan, Louisa dapat melihat senjata pusaka Roy yang sudah mulai mengeras.

Tubuh Louisa menggeliat ketika Roy kembali memainkan dua benda sensitifnya seperti bayi yang sedang menyusu. Ia bahkan menekan kepala Roy agar terus berada disana, entah mengapa Louisa merasa menyukai permainan Roy yang begitu lembut.

Ia terlihat garang dari luar namun lembut di dalam, tanpa sengaja ia mengeluarkan desaaaahan yang sejak tadi tertahan. Padahal Roy baru saja menyentuh bagian inti nya belum mulai memasukkan saja Louisa sudah dibuat seperti ini oleh Roy.

Sumpah demi apa Louisa rasanya menginginkan yang lebih. Namun ia kembali tersadar akan janjinya kepada Morgan. Ia tidak boleh sampai membiarkan hatinya berpindah. Ia sudah berjanji kepada Morgan untuk kembali kepadanya.

Keduanya kini saling menatap satu sama lain, Louisa melihat saat ini suaminya sedang sangat bergairah. Ia mendorong tubuh Roy yang saat ini hendak membuka kain bagian bawah miliknya. Meskipun Roy berhak atas dirinya, namun ia belum siap untuk melakukannya.

"Maaf," jawab Louisa membuat Roy mengehentikan aktivitasnya.

Ia lalu kembali berpakaian dan pergi meninggalkan Louisa begitu saja. Roy sudah berjanji untuk tidak menyentuh Louisa apabila ia tidak mengizinkannya. Oleh karena itu ia tidak memaksakan kehendaknya meskipun saat ini gairahnya sudah berada di ubun-ubun.

Louisa mengacak rambutnya frustasi, ia yakin Roy pasti kecewa dengan penolakannya ini.

Pagi ini Louisa terbangun ketika mendengar suara sepatu heels seorang wanita. Siapa wanita yang datang bertamu pagi-pagi sekali? Louisa melihat wanita cantik dengan postur tubuh yang sexy saat ini sedang menemui Roy suaminya.

Wanita itu adalah Theana sekertaris baru Roy, ia terpaksa datang ke Mansion Roy karena pagi ini mereka memiliki jadwal meeting mendadak. Louisa melihat Roy pergi bersama sekretarisnya dari balkon kamar mereka.

Pandangan mereka sempat bertemu, namun Roy dengan cepat memalingkan wajahnya. Ia lalu masuk kedalam mobil bersama sekertarisnya itu.

Louisa tahu Roy pasti sangat kecewa dengan penolakan yang ia lakukan semalam. Namun, mengapa ia mengabaikan istrinya daripada wanita itu? Setidaknya ia pamitan terlebih dahulu sebelum pergi bekerja.

"Huft, menyebalkan! Semalam ia terasa begitu hangat,namun mengapa ketika pagi datang ia kembali dingin?" gumam Louisa menggerutu.

"Dia itu manusia atau dispenser yang sebentar panas sebentar dingin?" lanjutnya lagi.

Louisa terus mengumpat karena diabaikan oleh Roy, ia kembali mengingat pakaian wanita yang pergi bersama Roy.

"Apa pakaian sekertaris harus seperti itu? Ini Indonesia, tapi mengapa wanita tadi mengenakan pakaian kurang bahan?" ucap Louisa terus mengomel sendirian.

Ia merasa moodnya akhir-akhir ini sering berubah, kadang ia ingin marah-marah atau menangis. Louisa berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Ia kembali mengingat permainan panasnya semalam dengan Roy. Entah mengapa ia kembali merindukan tubuh kekar suaminya, oh astaga ngidam apa seperti ini? Mengapa ia merasa menginginkan memegang kembali perut kotak-kotak suaminya.

Louisa tidak tahu apabila ia sudah mulai terjerat dengan pesona seorang Roy Walker. Louisa terkejut ketika ia keluar dari kamar mandi, ia melihat Wilona sedang duduk cantik di atas tempat tidurnya.

"Kau mengagetkanku!" pekik Louisa terkejut.

"Kau ini seperti habis melihat hantu saja," sewot Wilona mencebik.

"Kau memang seperti hantu yang tiba-tiba saja datang tak dijemput pulang tak diantar," ejek Louisa kepada adik iparnya itu.

Wilona terkekeh mendengar ucapan Louisa, andai Wilona tahu hantu apa yang dimaksud oleh Louisa ia tidak akan tertawa seperti itu. Wilona bukan warga asli Indonesia, oleh karena itu ia tidak tahu hantu apa yang dimaksud Louisa.

"Kita jalan-jalan yuk!" ajak Wilona antusias.

"Ayo! Aku sangat bosan sejak kemarin berada dalam Mansion terus," jawab Louisa dengan manik mata berbinar.

"Cepat kau bersiap," pinta Wilona.

Louisa pun berjalan menuju walk in closet untuk bersiap. Ia harus mencoba melupakan apa yang baru saja membuat moodnya hancur.

.......

Jangan lupa like komen dan vote bestie 💕 Calangheyo 🤗