Putri Ceria gadis cantik yang harus menyandang status janda di usia muda. Saat berumur 19 tahun Putri menikah dengan pemuda dikampung tempat tinggalnya. Namun pernikahan yang baru seminggu itu harus kandas.
Setahun menjanda tidak mudah baginya. akhirnya Putri merantau ke kota. Di kota pun hidupnya penuh lika-liku.
"Bagaimana kalau aku yang membayarmu 1M," ucap kakek yang baru saja menolongnya.
Bagaimana kisah si janda muda hidup di Kota? Siapa kakek yang akan membayarnya 1 M?
Penasaran bagaimana kisah si janda muda, yuk langsung baca!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom yara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 Nonton Bioskop
"Terima kasih Kek. Awalnya aku senang bisa mendapatkan uang sebanyak ini tapi setelah lama tinggal disini, aku jadi seperti wanita yang tidak tahu diri, kalian sangat baik. Tapi aku perlu uang ini, kek. Emm... Bolehkah Putri menerimanya?" tanya Putri ragu di akhir kalimat. Doanya dan Ratna terkabul, belum satu hari kakek sudah menepati janjinya.
"Tentu. Itu adalah milikmu." Kakek menyerahkan kunci apartemen pada Putri.
"Kalau begitu, aku tidak akan sungkan," ucap Putri cengengesan.
"Bisakah, jangan pergi dulu, tinggallah disini. Raditya pasti kesepian jika kau pergi."
Putri tampak berpikir, lalu menganggukkan kepalanya.
"Kakek tidak perlu membayarku lagi, ini sudah sangat banyak," jawab Putri tersenyum lebar.
"Terima kasih."
"Ehmm.... Apa boleh Putri menggunakan apartemennya, sahabat Putri yang akan tinggal disana, Kek."
"Tentu."
"Terima kasih, kek." Putri berdiri lalu memeluk kakek. "Putri pergi dulu ya, Kek." Setelah berpamitan Putri pun keluar dari ruang kerja kakek.
"Bolehkah, kakek egois dengan menahanmu disini," gumamkakek setelah Putri pergi.
*
*
Putri sudah mengabari Ratna dan wanita itu akan pindahan hari ini juga, kebetulan Ratna libur bekerja. Putri diantar sopir menuju apartemen. Tak lama Ratna datang dengan satu koper besar dan dua tas besar.
"Banyak sekali, kak?" tanya Putri heran lalu keduanys berpelukan.
"Masak sih, ini sudah sebagian yang aku bawa, sisanya aku tinggal, anggap saja sedekah."
"Ini sangat banyak. Astaga, kakak juga membawa panci."
"Ini panci kesayanganku." Putri hanya geleng-geleng kepala.
"Baiklah, ayo kita ke atas!"
"Kau sudah tahu kan, dimana apartemennya." Jangan sampai mereka salah kamar.
"Kita cari bersama, kak?"
Tak jauh dari mereka Raditya melihat Putri bersama seorang wanita. Raditya sedang menemui client mewakili Hardian.
"Siapa yang bersamanya, sepertinya tidak asing," gumam Raditya dalam hati. Dia tidak bisa melihat wajah wanita yang bersama Putri karena wanita itu membelakanginya, dia hanya melihat punggung wanita itu. Tapi ia seperti mengenali punggung wanita itu.
*
*
"Wau... " ucap mereka bersamaan setelah membuka pintu apartemen.
"Kita seperti ketiban durian runtuh. Kau adalah keberuntunganku," ujar Ratna yang masih mengagumi interior mewah apartemen itu. Lalu ia menatap Putri. "Aku tinggal di sini gratis kan?" Putri yang ditanya begitu hanya terkikik geli.
"Ini milik kita kak, kita akan hidup bersama sampai nanti diantara kita menikah, dan tentu saja bebas uang sewa. Kita bisa berhemat."
Mereka bahagia, sekarang mereka akan bebas dari bisik-bisik dan keusilan tetangga. Lalu mereka masuk ke dalam kamar masing-masing. Tak lama Putri keluar lalu masuk ke dalam kamar Ratna.
"Kak, ini uang untuk mengisi belanja isi kulkas dan yang lain, terserah kakak dah mau beli apa saja. Aku harus pergi."
"Banyak sekali?" ucap Ratna terkejut menerima setumpuk uang merah dari Putri.
"Tenang saja, kak. Aku masih punya 1 M."
*
*
Malam hari.
"Apa yang ingin kakek bicarakan?" tanya Raditya pada sang kakek, karena jika sang kakek sudah memanggilnya ke ruang kerja itu artinya ada sesuatu yang penting.
Setelah cukup lama mereka berbincang, Raditya pun keluar dari ruang kerja kakek.
*
*
Putri membantu bibi menata makanna diatas meja. Dia bingung harus melakukan apa dirumah itu. Tugasnya merawat dan menghibur Raditya telah selesai.
Tak lama seluruh penghuni rumah keluar untuk makan malam, termasuk Hardian.
"Kenapa kau pulang dulu? Aku mencarimu kemana- mana," tanya Raditya.
"Lebay, aku sudah mengirim pesan." Raditya tertawa kecil karena jawaban Putri tanpa basa - basi.
Hardian melihat interaksi keduanya yang cukup dekat. Putri mengambilkan nasi dan lauk untuk Raditya, catat hanya untuk Raditya seorang, yang lain mah ambil sendiri.
"Tadi kau kemana?"
"Entahlah, aku diculik beruang kutub." Hardian membulatkan kedua matanya, ia tahu yang dimaksud beruang kutub pastilah dirinya.
"Mana ada beruang kutub, yang ada laki-laki hidung belang."
"Boleh juga."
"Put, nonton yuk!" ajak Raditya.
"Nonton film?"
"Ya lah, emang nonton apa'an?"
"Yah, apa aja. Film kan banyak mas, nontonnya di kamar mas Radit saja ya."
"Aku bukan ngajakin nonton film dirumah, Puput. Tapi nonton di bioskop."
"Jadi kita kencan?" tanya Putri dengan senyum lebar, membuat Hardian terbatuk karena tersedak.
"Kenapa paman bisa tersedak?" tanya Radit sembari mengambilkan air minum. Lalu memberikannya pada sang paman.
"Seperti anak kecil saja," celetuk Putri biasa saja, tidak ada rasa cemas sedikitpun. Syukurin ucapnya dalam hati.
Hardian menatapnya tajam, sepertinya dia tahu kalau Putri mengumpatnya dalam hati.
Sementara ayah Malik hanya memperhatikan ketiganya sambil menikmati makan malamnya.
*
*
"Kau sudah siap?"
"Ya." Raditya merangkul bahu Putri. Mereka berjalan bersama menuju parkiran mobil.
"Masuklah, Tuan Putri." Raditya membukakan pintu mobil.
"Terima kasih,Yang Mulia," jawab Putri, membuat keduanya saling melempar senyum.
Raditya masuk ke dalam mobil, tepatnya dibelakang kemudi. Setelah memakai sabuk pengaman, Raditya melihat ke arah spion.
"Paman.. "Panggil Raditya terkejut melihat sang paman berada di kursi penumpang.
Putri yang merasa kaget juga melihat ke arah pandang Raditya.
"Drama raja dan putri tidur, seperti anak kecil," Sindir Hardian.
"Apa yang Paman lakukan di mobilku?"
"Aku hanya bosan saja."
Yang benar saja, seorang Hardian merasa bosan, yang ada dunia bosan karenanya.
"Lalu?"
"Aku ikut," jawab paman dingin.
"Tapi kami mau kencan." Bukan Raditya yang menjawab melainkan Putri. Ia merasa sangat malas jika bersama Hardian.
"Kau mengusirku?" tanya Hardian tidak terima. Tadi wanita itu pergi tanpa ijin, Hardian belum memberi pelajaran pada wanita itu. Dan sekarang wanita itu mengusirnya.
Putri mengedikkan kedua bahunya.
*
*
Disinilah mereka berada saat ini. Mereka bertiga tiba di bioskop.
"Aku akan beli tiket," ucap Raditya.
"Aku akan beli popcorn," sambung Putri. Lalu keduanya meninggalkan Hardian sendirian.
Hardian tidak pernah nonton sebelumnya, ia tidak tahu harus bagaimana. Setelah mendapatkan tiket mereka bertiga masuk ke dalam bioskop. Putri duduk di apit keduanya.Putri memberikan satu popcorn dan satu minuman pada Raditya.
"Gadis nakal, dia sengaja melakukannya," ucap Hardian dalam hati ketika melihat wanita itu hanya membeli dua minuman dan juga dua popcorn.
Dia mengabaikan Hardian, meskipun Hardian seperti mencari perhatian. Raditya juga merasa bingung dengan sikap pamannya yang tidak biasa.
Hardian menganbil minuman Putri.
"Aku haus, kau hanya beli dua. Jadi aku minta punyamu." Hardian langsung merampas minuman Putri. Putri hanya melihatnya malas, ia sengaja mengabaikan Hardian supaya pria itu pergi. Tapi dia salah, pria itu masih bertahan.
"Bagi popcornnya." Hardian langsung mencomot popcorn yang di pegang Putri. Putri masih fokus pada film yang di tontonnya. Dia benar-benar tidak menganggap keberadaan Hardian
Hardian mencuri pandang pada wanita itu. Dia berusaha untuk menarik perhatian Putri, meskipun wanita itu mengabaikannya.
Sementara Putri sudah kebal. Dia tidak mau meladeni tingkah menyebalkan laki-laki yang ia sebut perjaka tua itu.
👇👇👇
Terjebak Dalam Cinta Hitam
raditya kyknya disembunyikan hardian