Aurora Felicia atau biasa dipanggil dengan Cia. Gadis manis dan polos berusia 16 tahun yang hidupnya tiba-tiba berubah setelah bertemu dengan keluarga kandungnya.
Cia yang biasanya hidup susah tiba-tiba menjadi anak dan cucu kesayangan keluarga kaya raya. Bahkan Cia juga memiliki tiga orang kakak yang sangat posesif padanya.
Bagaimana Cia menghadapi keluarga yang ternyata sangat posesif padanya?.
Dan bagaimana bisa Cia terpisah dari keluarga kandungnya?.
ikuti terus kelanjutan ceritanya ya 🤗 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bungabunga2929, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Reynand yang tidur di markas bergegas pulang untuk bersiap berangkat ke sekolah. Kemarin dirinya memang tidak membawa seragam sekolahnya. Karena itu pagi ini dirinya terpaksa untuk kembali ke mansion lebih dulu.
Sampai di mansion, Reynand langsung memarkirkan sepeda motornya. Dirinya bergegas masuk kedalam mansion.
Saat masuk, Reynand melihat keluarganya sedang duduk bersama di meja makan. Melihat itu Reynand merasa bingung, karena biasanya meja makan terasa sangat sepi. Tapi berbeda dengan hari ini. Meja makan terlihat sangat ramai.
Bi Ratih yang melihat kedatangan Reynand langsung menghampirinya.
"Eh.. Tuan muda sudah pulang. Ayo ikut sarapan bersama yang lainnya. Hari ini tuan Arsen dan tuan Gara sedang pulang" ucap bi Ratih.
"Tumben mereka berdua pulang bi. Biasanya kan mereka sibuk sama pekerjaan" ucap Reynand.
"Ini semua berkat nona Cia, semua orang terlihat sangat bahagia hari ini. Mansion yang biasanya terasa dingin hari ini penuh dengan kehangatan" ucap bi Ratih.
Reynand yang mendengar nama Cia langsung menghentikan langkahnya. Reynand yang tadinya berniat menuju meja makan akhirnya memutuskan untuk mengurungkan niatnya.
Reynand memilih pergi menuju kamarnya daripada menuju meja makan.
"Loh tuan Reynand kenapa gak jadi ke meja makan?" tanya bi Ratih.
"Gak laper" jawab Reynand bergegas menaiki tangga menuju kamarnya.
"Aduhh kenapa aku harus bilang seperti tadi ya. Pasti tuan Reynand kesal. Dia kan belum bisa menerima kehadiran nona Cia".
"Aduh mulutku ini kenapa gak bisa di rem si" gumam bi Ratih sambil memukul mulutnya.
Mommy Aletta yang merasa seperti mendengar suara Reynand langsung menghampiri bi Ratih.
Melihat bi Ratih sedang memukul mulutnya sendiri, Aletta merasa bingung.
"Loh bi lagi ngapain?" tanya mommy Aletta.
"Eh nyonya, gak lagi ngapa-ngapain. Oh iya apa nyonya mencari saya?" tanya balik bi Ratih.
"Iya bi, tadi saya kayak denger suara Reynand. Apa Reynand udah pulang?" tanya mommy Aletta lagi.
"Oh iya nyonya, tuan Reynand baru saja pulang. Tapi tadi langsung masuk ke kamarnya. Bibi udah tawarin tuan Reynand untuk bergabung ke meja makan tapi gak mau" ucap bi Ratih.
"Yaudah gak papa, nanti aku akan ke kamarnya untuk mengantar sarapan" ucap mommy Aletta.
Mommy Aletta bergegas kembali ke meja makan untuk menyiapkan sarapan.
"Mommy siapin sarapan buat siapa?" tanya Cia saat melihat sang mommy sedang menaruh nasi goreng di piring.
"Ini untuk kakak kamu princess" jawab mommy Aletta.
"Kakak aku?".
"Kak Reynand?" tanya Cia lagi.
"Iya princess" ucap mommy Aletta.
"Yaudah kalau gitu biar aku aja yang anterin. Boleh kan mom?" ucap Cia.
"Jangan princess" larang Gara.
Bukan tanpa sebab Gara melarang Cia mengantarkan makanan pada Reynand. Tapi setelah melihat pertemuan keduanya semalam, membuat Gara merasa khawatir kalau Reynand akan menyakiti Cia.
Bukan menyakiti secara fisik tapi dengan kata-kata.
"Kenapa gak boleh kak?" tanya Cia.
"Em... Itu princess. Sebaiknya kamu duduk aja disini ya. Biar kakak yang antarkan makanan ini untuk Reynand".
"Kebetulan ada sesuatu yang ingin kakak bicarakan dengan Reynand" ucap Gara.
"Oh gitu, yaudah deh" ucap Cia.
"Sini mom makanannya" pinta Gara.
"Beneran kamu yang mau anter?" tanya mommy Aletta.
"Iya mom, sekalian aku ingin berbicara dengan Reynand" ucap Gara.
"Yaudah nih makanannya. Makasih ya" ucap mommy Aletta.
"Sama-sama mom, gak perlu berterima kasih" ucap Gara sambil tersenyum.
Gara bergegas berjalan menuju kamar Reynand. Dirinya harus berbicara dengan Reynand tentang Cia. Gara tidak ingin Reynand terus bersikap tidak suka pada Cia.
Sedangkan Reynand yang sudah sampai di kamarnya langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.
"Arghhh....".
"Gak ada yang peduli sama gue. Semua orang cuma peduli sama dia" kesal Reynand.
"Ah udahlah, mending gue ganti baju terus berangkat sekolah" ucap Reynand.
Reynand bergegas mengambil seragam sekolahnya. Saat sedang berganti baju tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya.
"Tok...tok...tok".
"Reynand" panggil Gara.
"Itu kaya suara kak Gara. Mau apa dia kesini" gumam Reynand.
"Masuk aja" teriak Reynand.
Gara segera masuk setelah Reynand mengizinkannya.
"Nih sarapan buat Lo" ucap Gara.
"Tumben banget Lo inget sama gue. Ada apa nih" ucap Reynand terkejut karena ini pertama kalinya Gara membawakan sarapan untuknya.
Biasanya dirinya bahkan sangat jarang bertemu dengan kakak keduanya itu.
"Gak ada apa-apa. Gue cuma mau bicara sama Lo sebentar" ucap Gara.
"Mau bicara apa?" tanya Reynand.
"Ini soal princess" ucap Gara.
"Oh" ucap Reynand dengan singkat.
"Lo kenapa gak suka sama kehadiran princess, dia adik Lo Rey" ucap Gara.
"Gak papa, semua orang punya hak buat suka atau gak suka kan" ucap Reynand dengan santai.
"Iya gue tahu. Tapi dia adik Lo loh Rey. Adik kandung Lo. Selama ini dia hidup menderita di luaran sana".
"Saat dia kembali ke keluarga kita seharusnya kita sebagai kakaknya memberikan kasih sayang yang selama ini gak dia dapat" ucap Gara.
"Heh kasih sayang. Terus apa kabar gue yang selama ini juga gak pernah dapat kasih sayang dari mommy dan Daddy".
"Gara-gara mencari keberadaan dia mommy dan Daddy jadi mengabaikan gue. Padahal saat itu gue juga butuh kasih sayang mereka".
"Bahkan Lo dan kak Arsen juga sama. Apa kalian pernah memikirkan gue. Selama ini hidup gue hampa tanpa kasih sayang semua orang".
"Perlahan-lahan kalian berdua mulai menjauh.Bahkan kalian berdua jarang banget pulang".
"Apa kalian berdua pernah memikirkan kalau di mansion ini masih ada gue yang butuh perhatian dan kasih sayang" ucap Reynand mengungkapkan semua isi hatinya.
"Deg".
Mendengar ucapan Reynand, Gara merasa bersalah pada adiknya itu. Walau bagaimanapun ucapan Reynand benar. Selama ini tanpa sadar semua orang mengabaikan Reynand.
Tidak ada yang memberinya perhatian dan kasih sayang.
"Rey, gue sadar kita semua salah sama Lo. Tapi bisa gak Lo jangan benci princess. Kalau Lo mau benci, lampiaskan ke gue atau yang lainnya".
"Tapi jangan ke princess. Dia juga gak mau semua ini terjadi. Dia juga korban disini".
"Bayangin, selama ini dia hidup susah di luaran sana. Dia tinggal di sebuah desa yang terpencil".
"Bahkan gue mendapat informasi bahwa selama ini princess selalu di bully di sekolahnya".
"Untuk kehidupan sehari-hari princess harus bekerja keras. Dia selalu ikut membantu kedua orang tua angkatnya bekerja".
"Bayangin, princess yang kecil dan wajahnya imut itu harus bekerja keras untuk kebutuhan sehari-hari".
"Sedangkan kita disini hidup serba berkecukupan. Disini gue gak lagi bandingin Lo sama princess".
"Tapi gue harap hati Lo bisa sedikit terbuka setelah mendengar gimana kehidupan yang princess alami selama ini" ucap Gara.
Reynand terkejut mendengar bagaimana kehidupan adiknya selama ini.
"Dia, dengan badannya yang kecil itu bekerja" batin Reynand.
"Rey, gue bukannya minta Lo buat lupain semua yang udah terjadi. Tapi gue cuma pengin kita membuka lembaran baru. Kita bisa mulai bangun semuanya dari awal lagi".
"Biar kita bisa punya keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang" ucap Gara.
"Tapi....". Reynand kembali teringat saat dirinya bertemu dengan sang adik tadi malam.
"Dia lucu si, udah gitu imut dan manis. kak Gara benar, gue gak bisa menyalahkan dia sepenuhnya. Walau bagaimanapun selama ini dia udah hidup menderita" batin Reynand.