NovelToon NovelToon
Wifi Couple

Wifi Couple

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Enemy to Lovers / Idola sekolah
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Auraliv

Albar tak bisa terpisahkan dengan Icha. Karena baginya, gadis itu adalah sumber wifinya.

"Di zaman modern ini, nggak ada manusia yang bisa hidup tanpa wifi. Jadi begitulah hubungan kita!" Albar.

"Gila ya lo! Pergi sana!" Icha.

Icha berusaha keras menghindar Albar yang tak pernah menyerah mengejar cintanya. Bagaimana kelanjutan cerita mereka?

*Update setiap hari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auraliv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 - Studi Tur

Bus pariwisata melaju pelan meninggalkan gerbang sekolah. Semua siswa tampak antusias mengikuti studi tur ke Kota Batu, sebuah perjalanan dua hari yang dijadwalkan guru untuk mengunjungi museum, taman bunga, dan pusat oleh-oleh.

Icha duduk di kursi dekat jendela, di sebelah Dinda. Sementara Albar duduk dua baris di belakang, di samping Rio. Mereka saling melempar pandangan singkat yang hanya bisa dimengerti oleh dua orang yang menyimpan rahasia.

“Cha, lo bawa kamera nggak?” tanya Dinda sambil mengunyah permen karet.

“Iya, buat dokumentasi. Tapi lo jangan iseng, ya,” jawab Icha.

Dinda nyengir. “Gue sih nggak. Tapi tuh, di belakang… kayaknya ada yang pengen difoto sama lo.”

Icha melirik ke kaca jendela bus yang memantulkan Albar sedang tersenyum ke arahnya. Cepat-cepat ia menunduk, pura-pura sibuk merapikan rambut.

Perjalanan menuju museum dipenuhi tawa. Rio memimpin permainan tebak lagu, sementara Dinda sibuk merekam video suasana bus. Icha dan Albar berkomunikasi lewat chat agar tidak terlalu mencolok.

Albar: “Cha, lo udah sarapan? Kalau belum nanti gue beliin roti.”

Icha: “Udah, makasih. Fokus ke jalan dulu, jangan ganggu.”

Albar: “Gue nggak ganggu. Gue cuma nyari sinyal aja.”

Icha hampir saja tertawa keras kalau tidak menutup mulutnya tepat waktu. Dinda menoleh curiga, tapi tidak berkata apa-apa.

Setibanya di museum, para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Kebetulan, Icha dan Albar berada dalam satu kelompok bersama Dinda, Rio, dan… Reina.

Panduan museum menjelaskan sejarah benda-benda antik. Icha fokus mendengarkan, namun sesekali ia merasakan tatapan Albar di belakangnya. Saat pemandu membolehkan mereka berfoto, Albar mendekat sambil berkata pelan, “Gue fotoin lo, Cha.”

Icha menoleh, ingin menolak, tapi tatapan Albar begitu serius. “Udah sini, gue nggak mau lo cuma ada di album orang lain, tapi nggak di gue,” katanya.

Mereka berdiri cukup dekat, namun tidak bersentuhan. Reina yang berdiri agak jauh memperhatikan dari balik patung. Ia mengerutkan kening, merasa interaksi itu lebih… lembut dari sekadar teman.

Di siang hari, rombongan menuju taman bunga. Udara segar, pemandangan warna-warni, dan suara kamera yang tak berhenti membuat suasana jadi menyenangkan.

Icha dan Dinda berjalan bersama, sementara Albar, Rio, dan beberapa siswa lain berada di depan. Saat rombongan berhenti di spot foto utama, kerumunan agak kacau. Tanpa sengaja, Albar meraih tangan Icha agar tidak terpisah.

Refleks, Icha menggenggam balik. Hanya beberapa detik, tapi cukup untuk membuat Reina, yang kebetulan berada di sisi lain dan sedang memotret, menangkap momen itu dengan jelas di layar kameranya.

Matanya membulat. Jadi benar… mereka pacaran!

Sore menjelang, mereka mampir ke pusat oleh-oleh. Guru memberi waktu satu jam untuk berbelanja. Icha dan Dinda memilih melihat-lihat gantungan kunci, sementara Albar berpura-pura berada di sisi lain toko. Namun diam-diam, mereka mengatur titik temu di bagian belakang toko yang sepi.

“Cha, lo mau apa? Gue traktir,” kata Albar, menyodorkan cokelat khas kota itu.

Icha tersenyum kecil. “Nggak usah. Nanti aja, barengan sama yang lain.”

“Tapi gue pengen jadi orang pertama yang ngasih lo oleh-oleh di sini,” jawabnya sambil mendorong cokelat itu ke tangan Icha.

Tanpa mereka sadari, dari sela rak, Reina berdiri dengan tatapan penuh kemenangan. Ia tidak hanya melihat, tapi juga merekam sedikit video.

Di perjalanan pulang ke penginapan malam itu, suasana bus mulai tenang. Sebagian siswa tertidur, sebagian lagi sibuk dengan ponsel. Icha yang duduk di dekat jendela merasa ponselnya bergetar, pesan dari Albar.

Albar: “Hari ini sinyal gue kenceng banget.”

Icha: “Jangan lebay.”

Albar: “Nggak lebay. Gue seneng bisa bareng lo seharian.”

Icha tersenyum tipis, menatap ke arah kursi belakang di mana Albar pura-pura tidur. Namun dari beberapa baris di belakang, Reina memandangi mereka sambil memikirkan langkah selanjutnya.

Kalau rahasia ini gue sebar… bakal rame banget, pikir Reina. Senyum tipis terukir di wajahnya, seperti sedang menunggu waktu yang tepat untuk menekan tombol “kirim”.

1
Sari Kumala
bucin ini
Kristina Sinambela
keren
Kristina Sinambela
keren ceritanya
Kristina Sinambela
bagus seru
Kristina Sinambela
keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!