Cintaku Habis Di Kamu

SEBELUM LANJUT MEMBACA JANGAN LUPA VOTE CERITA INI YA BIAR AKU TAMBAH SEMANGAT BUAT UPDATE BAB NYA SETIAP HARI, MAWAR NYA JUGA BOLEH YAAAAA

Happy Reading!!

🥕🥕🥕

'Mungkin benar apa kak Gavin, kak Hana pasti ada alasan mengapa dulu meninggalkan kak Gavin, tapi apa alasannya?' gumam Giselle dalam hati, dia mencoba mencari sendiri alasan dari Hana meninggalkan kakak nya dulu.

"Kakak harap mama sama papa jangan tahu terlebih dahulu karena Hana belum siap, kakak ingin dia siap dan mau menerima kakak lagi sel." ucap Gavin dan dengan pasrah di angguki oleh Giselle.

Gavin dan Giselle pun memutuskan untuk menginap di sini malam ini, Gavin juga sudah memberitahu mama nya kalau sang adik mau tidur di mansion nya sehingga tidak ada kecurigaan dari mama nya.

Giselle menempati kamar tamu di mana kamar Gavin tidur sejak ada Hana uang menempati kamar utama, sedangkan Gavin tidur di sofa ruang tamu juga sekalian berjaga-jaga jika Hana butuh sesuatu.

.

Pagi hari nya Gavin bangun terlebih dahulu, dia memasak sarapan untuk Hana dan juga Giselle, sedangkan Hana masih tidur dan Giselle baru saja bangun dan menghampiri sang kakak.

"Kak Hana belum bangun kak?" tanya Giselle.

"Belum." jawab nya sambil fokus dengan masakan di depan nya itu.

Sedangkan Hana sayup-sayup terdengar suara dari luar kamar nya, mungkin baru saja sembuh sehingga tidak ada tenaga untuk langsung bangun, Hana pun menstabilkan terlebih dahulu tubuh nya setelah itu mulai bangun perlahan.

Dia teringat malam kemarin Gavin dan Giselle datang merawat nya saat sakit membuat Hana tidak enak hati, pasti Giselle akan tambah benci kepada nya apa lagi melihat tubuh nya yang tidak bagus di lihat ini.

Hana pun perlahan keluar dari kamar, saat keluar dia melihat Gavin yang sedang berada di dapur memasak sarapan dan Giselle yang sedang beres-beres ruangan membuat Hana semakin tidak enak.

"Kak Hana udah bangun." seru Giselle melihat Hana keluar dari kamar.

Ucapan Giselle tadi langsung membuat Gavin melihat ke Hana dan menghampiri nya, dia mengecek suhu tubuh Hana dan Hana hanya patuh saja.

"Udah turun panas nya, sekarang sarapan dulu habis itu minum obat." ucap Gavin membawa Hana ke meja makan dan lagi-lagi Hana hanya menurut saja.

Gavin pun menyiapkan sarapan untuk mereka bertiga dengan telaten, bahkan Gavin juga yang menyiapkan semua keperluan Hana dari sarapan hingga obat nya.

'Andai setiap hari seperti ini aku pasti sangat beruntung Gavin, tapi aku sadar diri.' gumam nya sambil sesekali melihat ke arah Giselle yang masih fokus dengan sarapannya.

Hana begitu hati-hati tidak ingin Giselle salah paham dengan hubungan Gavin, Hana harus menjaga batasan agar Giselle tidak semakin membenci nya.

Setelah selesai sarapan Gavin dan Giselle pun pergi karena harus kembali ke kantor, awal nya Gavin ngotot ingin menemani Hana tapi Hana bilang bahwa dia bisa sendiri sehingga dengan berat hati Gavin pun harus ke kantor bersama Giselle.

Hana hari ini harus izin karena tubuh nya memang masih sangat lemah takut jika tetap memaksakan untuk bekerja dia akan kembali drop.

Saat sedang beristirahat tiba-tiba ada telepon masuk membuat Hana mengerenyitkan dahi nya Dengan nama yang tertera di sana.

^^^Hana : [Halo paman.]^^^

Yap sang paman lah yang menelepon nya, entah apa yang dia inginkan tiba-tiba menelepon pasti ada sesuatu.

Paman Sony : [Hana kamu di mana paman ingin bertemu? Tadi paman ke kantor mu tapi Mereka bilang kamu tidak masuk sekarang.]

^^^Hana : [Ada ala paman cari Hana?]^^^

Hana tidak ingin berhubungan dengan merek lagi, Hana sudah cukup tersiksa selama ini dan Hana rasa dia sudah sangat berbakti kepada paman dan bibi nya selama ini karena dia yang menghidupi mereka selama ini.

Paman Sony : [Begitu kah cara mu bicara dengan uang lebih tua!]

Paman Sony begitu marah karena menurutnya Hana tidak seperti gadis polos yang dulu nya sangat menurut bahkan takut kepada nya.

^^^Hana : [Lebih baik paman langsung bilang tidak usah bertele-tele.]^^^

Paman Sony : [Hana tolong bantu paman, perusahaan paman terancam bangkrut dan membutuhkan suntikan dana, Kamu kan kerja di Dimitri group ada tidak ada kerja sama yang bisa di jalan.]

Tanpa malu paman Sony meminta koneksi untuk bisa bekerja sama dengan Dimitri group hal itu benar-benar membat Hana muak.

^^^Hana : [Aku hanya karyawan biasa tidak ada kewenangan itu, kalau memang paman ingin bekerja sama maka ikuti alur nya, dan Hana mohon untuk terakhir kali ini paman hubungin dan jngan pernah lagi hubungi Hana, karena mulai sekarang Hana sudah tidak ada keluarga karena keluarga Hana sudah meninggal semua nya!]^^^

Paman Sony : [Dasar anak kurang ajar, dasar pembawa sial! Asal kamu tahu orang tua mu meninggal itu semua karena ulah mu j*lang!]

Setelah itu Hana pun mematikan teleponnya dan air mata lagi-lagi jatuh tanpa permisi membuat Hana semakin meratapi nasib nya.

Jika seperti ini keinginan untuk b*nuh diri semakin kuat, jika dia teringat apa ibu dan ayah nya membuat Hana semakin tidak sadarkan diri dengan apa yang di lakukan, seperti sekarang ini dia berada di kamar mandi dengan pisau di tangannya, Gavin yang dari menelepon nya tidak Hana hiraukan karena dia sudah kehilangan akal sehat nya sekarang ini.

SREK

Tanpa sadar Hana menggores pergelangan tangan nya lagi hingga keluar darah bercucuran, entah sudah kesekian kalinya Hana melakukan hal itu.

Di sisi lain Gavin merasa tidak tenang sekali entah apa dia juga tidak tahu, dia mencoba menelepon Hana beberapa kali namun tidak ada jawaban.

^^^Gavin : [Halo, ada apa?]^^^

Robi : [Vin tadi gw dapet kabar dari anak buah gw kalau paman Hana baru saja telepon Hana dan seperti nya Paman nya bilang sesuatu yang kurang baik kepada Hana.]

^^^Gavin : [Thanks info nya.]^^^

Setelah itu Gavin pun menutup teleponnya dan segera pergi dari kantor menuju ke apartemen, di sela-sela menyetir nya dia juga berusaha menelepon Hana namun tidak juga ada sahutan dari sebrang sana.

"Hana aku mohon jngan bertindak gegabah." gumam nya begitu khawatir.

Sampai di apartemen Gavin berlari menuju ke apartemen nya dan langsung membuka pintu tersebut, dia mencari keberadaan Hana di seluruh penjuru.

"HANA! HANA! HANA!" Gavin terus meneriakkan nama Hana.

Saat sampai di kamar dia tak melihat keberadaan Hana di ranjang, namun dia mendengar suara kran menyala dengan secepat kilat Gavin masuk ke dalam dan hal pertama yang dia lihat membuat tubuh nya membeku di tempat.

"HANA!" teriak Gavin karena melihat Hana yang sudah berlumur darah di dalam bathtub tak sadarkan diri.

Gavin segera membawa Hana ke rumah sakit, dia sudah seperti orang kesetanan takut terjadi apa-apa dengan Hana.

"Hana aku mohon bertahan lah." gumam nya menunggu Hana yang sedang berada di ruang operasi.

.

.

Cerita Belum Selesai.....

Jangan lupa follow akun author, favorit kan cerita ini, vote, like, komen dan gift nya juga boleh biar tambah semangat buat nulis nihhh....

Ditunggu ulasan dan bintang 5 nya yaaa

FOLLOW FB AUTHOR :

@LALA SYALALA

FOLLOW IG AUTHOR :

@LALA_SYALALA13