NovelToon NovelToon
Teleportasi Hidup Di Dua Dunia

Teleportasi Hidup Di Dua Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Sistem / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Wanita Karir / Epik Petualangan / Dunia Lain
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mama nayfa

" Tolong Duk, kakek titip mereka padamu, kakek takut tak mampu lagi bertahan di dunia yang keras ini kasihan mereka jika kakek sudah tiada." ucap pria tua itu kepada ku, aku melihat ke arah dua anak kecil saling bergandengan, mata mereka yang biru safir menatapku dengan harap.
" Baiklah kek, saya akan menjaga mereka, tapi saya minta maaf saya tidak bisa memberikan mereka fasilitas, kakek tau kan keadaan saya juga sedang sulit." Ucapku jujur dan kake itu mengangguk.
" Saya percaya padamu Duk, saya titip mereka, dan terimakasih..." ucap pria tua itu dan pergi meninggalkan kedua anak kecil itu di hadapanku, mata mereka yang tajam serta indah, membuat siapa saja akan merasa tak tega. dua Anka kecil yang ku bawa pulang membuat kehidupan ku berubah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama nayfa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alam liar

  " Mas...apakah kita pergi sekarang atau besok?" Tanyaku pada mas aldi.

   Aldi berfikir sejenak, menimbang nimbang waktu yang pas, Ia harus memikirkan semua, Waktu yang di butuhkan di sana cukup lumayan tiga hari walau Aldi tau waktu tiga hari itu jika mengerjakan misi hingga selesai mungkin Samapi ke dunia nya akan memakan waktu sedikit, namun apakah mereka akan menginap bagaimana dengan waktu panen dan anak-anak jika mereka sampai menginap di sana hingga misi selesai, walau Tejo sudah memberi tau bisa kembali saat malam hari, Aldi benar-benar berfikir keras harus bisa memilih waktu yang tepat, akhirnya ia memutuskan.

" Kita pergi sekarang ma, kita lihat bagaiman keadaannya di sana." Jawab mas Aldi setelah sempat berfikir sebentar

  " Sebentar mas, Tika pamit sama Mbah wijah dulu takut nanti cariin kita.

   " Iya." Jawab mas Aldi.

Antika menemui Mbah wijah dan Mbah Harjo yang sedang menonton TV sambil menunggui anak-anak bermain puzzle.

  " Mbah...Tika sama mas Aldi mau minta tolong, lihatkan anak-anak ya Mbah, kami berdua mau keluar sebentar ada urusan." Kata ku pada Mbah wijah.

  " Iya tik, pergilah Mbah nanti ke sebelah kalo anak-anak mau tidur atau makan." Jawab Mbah wijah.

   " Mbah Harjo mana Mbah?!" tanyaku melirik ke sekeliling.

   " Beli jamu katanya, oh ia Duk mau tanya, itu sawi yang tadi siang kita panen, Mbah boleh gak minta sedikit mau untuk masak mie campur sawi." Ucap Mbah wijah, aku tersenyum dan mengangguk.

  " Ambil aja Mbah, kan tadi ada lebihan di plastik merah mau Tika bagi ke tetangga sini juga, yang karungan mau di ambil sama pengepul." Kataku pada Mbah wijah yang tersenyum senang.

   Setelah berpamitan, Antika langsung menemui suaminya di kamar, Antika dan Aldi langsung masuk ke cicin itu dan berpindah ke kebun virtual sebelum pergi ketempat tujuan misi.

   " Mas kalo begini kan aman..." Ucap Aldi senggang, setidaknya ia masih memikirkan nasip istrinya, apa lagi di dunia yang mereka tidak tau bagaimana situasinya.

  Antika mengangguk membenarkan, untung Tejo sudah menyiapkan semua walau sebagian.

 " CILNG ....GEDUBRAK... " Suara cukup keras menyambut mereka, Antika dan Aldi celingukan mencari sumber suara.

 " Mas...itu suara apa? Bukan pohon tumbang kan?!" ucap Antika ketakutan.

" Kita jalan kesana, sepertinya dari sana suaranya." ucap Aldi, ia juga menggandeng tangan istrinya, untung pakai celana panjang model plisket berlapis legging spandek, jadi tidak akan menyangkut ranting atau duri yang akan tertinggal di kain.

 Langkah kaki Antika mengikuti langkah suaminya, hingga tak butuh lama mereka sampai di balik pohon besar, Antika dan Aldi sempat heran saat melihat pemandangan di depan, mereka teringat saat pertama kali datang ke dunia yang mereka tak kenal.

  " Sepertinya di sebrang sana suaranya." Ucap Aldi menunjuk arah suara yang datang lagi.

 Mereka menyebarg'i sungai kecil itu, saat sudah berada di sebrang baru beberapa langkah Antika menoleh ke belakang betapa terkejutnya ia melihat pemandangan itu, air sungai itu emang ada namun pemandangan di seberangnya membuat ia berhenti, Aldi yang merasakan pergerakan istrinya berhenti langsung menoleh kebelakang.

   " Ada apa ma?" tanya mas Aldi yang belum melihat perubahan di depannya

  " Itu...coba mas lihat." jawab ku, menunjuk ke arah depan di mana aku memandangnya dengan tatapan terkejut,

  Aldi mengikuti arah pandangan istrinya, alis Aldi mengkerut hingga hampir menyatu, pasalnya mereka tadi dari sana namun kenapa berubah, seharunya pohon dekat sungai yang mereka lewati masih ada di sana namun ini bukan pohon melainkan sebuah

 Hamparan rumput yang tingginya sedada pria dewasa, membuat mereka terkejut, sedangkan mereka berdiri saat ini hamparan rumput hijau seperti lapangan bola, berpadu dengan bebatuan dan air sungai yang mereka lewati.

  " Mas..." Ucapku yang melihat ekspresi suamiku juga sama seperti ku tadi, mematung.

  " Mas...ayok kita lihat kesana, suaranya sepertinya dari belik bebatuan besar itu." Tunjuk ku, aku membangunkan suamiku dari rasa terkejutnya.

 " Ayo..." jawabnya singkat, kami berlari mendekat ke arah bebatuan, dan betapa terkejutnya kami melihat Dua orang pria yang sudah berumur darah tergeletak, sedangkan beberapa pria berusaha menumbangkan hewan besar di hadapan mereka.

  " Mas bantu mereka," ujar mas aldi, tanpa menunggu jawabanku ternyata suamiku sudah menyiapkan sesuatu yang tak ku tau dapat dari mana.

  Sebuah panah, berukuran sedang namun anak panahnya yang membuatku heran, terbuat dari logam?.

  Dari posisi Aldi dan Antika, Aldi menarik anak paha itu membidiknya ke arah hewan yang sedang membelakangi mereka berdua.

Antika terkejut, karena tak pernah melihat suaminya selama ini memegang benda berbau alat pemburu!

  " BRUUKKKKK.." hewan besar itu roboh ke depan hampir menimpa tiga pria yang di hadapan hewan itu.

   "'Apakah kalian tidak apa-apa?" tanya mas Aldi saat memutari hewan itu, dan berhenti di depan ke tiga pria itu yang mematung dengan posisi dua orang terduduk dan satu masih berdiri tegak, sorot mata mereka semua menatap mas Aldi dengan sorot mata curiga dengan ke waspada'an, mas Aldi yang di tatap seperti itu hanya bisa menarik nafas lalu menghembuskan ya secara paksa.

  " Maaf jika saya mengejutakna kalian semua..." Belum lagi mas Aldi menjelaskan, antika berteriak memanggil suaminya agar mendekat.

  " Mas...." Teriakku dengan cepat sambil ku lambaikan tanggan ku memanggilnya, namun pandanganku tak lepas dari kedua pria yang nafasnya sudah melemah.

  " Astaghfirullah...ma...kalian cepat bantu saya bawa mereka untuk di obati." jawab mas Aldi, mas Aldi memanggil mereka bertiga untuk membatu kedua temannya yang sudah tergeletak, ternyata bukan cuma dua orang melainkan ada lagi.

   Antika mencari tempat yang enak posisinya agar bisa membaringkan ke 5 pria yang ternyata terluka gara-gara hewan besar tadi, hewan itu hewan beruang hutan cukup besar untuk ukuran manusia biasa.

  " Ma...ambil air dari mata air itu, mas pernah mencobanya bisa menghentikan darah yang mengalir pas Mbah harjo kena parang kemarin." Bisik mas Aldi aku pun bergegas pergi ke arah batu besar untuk mengambil air yang di minta suamiku, agar tidak ada yang mengetahuinya karena semua orang sedeng sibuk mengurus yang terluka.

Beberapa menit kemudian antika kembali dengan dua botol besar seberat 1,5 liter tak lupa gelas yang ada di kebun virtual yang biasa mereka gunakan di bawa juga.

 "Ini mas..." Ucap ku menyodorkan air satu botol kepada suamiku, ia lekas menerimanya tak lupa ia mengucapkan terimakasih.

 " Ma...tolong minumkan mereka semua sedikit-sedikit agar ada sedikit tenaga mereka." Ujar mas Aldi tanpa menoleh ku.

 " Tapi mas..." Jawabku ragi, karena tak pernah bersentuhan dengan pria lain.

 " Gak apa ma,..ini darurat hanya kita yang bisa, jadi tolong bantu ia." Ujar mas Aldi, dan akhirnya aku mengangguk dan membantunya dengan cepat, ku tuangkan air kedalam gelas yang ku bawa dengan air di botol hingga satu gelas penuh, ku coba meminumkan salah satu pria yang terlihat sekali nafasnya sangat lemah.

 " Sudah mah...ini perban dari mana?" tanya mas Aldi heran dan menoleh kepadaku yang sedang mengangkat kepala pria yang terluka terakhir sambil memegang gelas berisi air.

  " Tadi mama tanya Tejo, mama pergi ke. Apotik untuk membeli ini semua." Jawabku, melihat tatapan suamiku yang bingung aku tersenyum, detik kemudian mengangguk-anggukan kepalnya bahwa mengerti.

  Tiga pria yang hanya diam tanpa suara, mereka memperhatikan gerakan kami berdua bergantian, sedangkan kami hanya fokus pada yang terluka tiga pria dan dua wanita yang terluka.

  " Alhamdulillah... selesai juga..." Ucapku syukur.

Saat kami sudah selesai ketiga pria sehat itu, mendekat dan bertanya dengan rasa kewaspadaan bercampur dengan kekhawatiran, terlihat dari raut wajah pria yang sedikit dewasa.

  " Si...siapa kalian." Tanyanya dengan suara bergetar, namun tombak di tangannya tak lepas.

  " Perkenalkan saya Aldi dan wanita berhijab ini istri saya, Antika." Jawab mas Aldi dengan Nanda santai.

  Sorot mata mereka melihat kami dan beralih lagi ke lima teman mereka yang masih tergeletak karena terluka.

  " Terimakasih.." ucap salah satunya, pria yang sedikit muda dari mas Aldi. Ia melangkah mendekati dua wanita yang terluka di bagian paha dan satunya di bagian tangan yang sepertinya patah.

  " Sama-sama...sebentar lagi dia bangun, lebih baik kalian bantu saya untuk memberesi hewan itu dari pada nanti menarik perhatian hewan lain atau pemburu lain." Ujar mas Aldi, setelah melirik pemuda itu menggenggam tangan wanita berusia 40 tahunan.

  " Ah ia...terimakasih sudah menolong kami semua." Ucap tulus pria paruh baya yang sedari tadi membawa tombak.

 " Ia sama-sama...mari saya bantu kalian..., ma...kita buat tenda kah di sini, atau bagaimana? Kasihan mereka yang terluka!" Ujar mas Aldi ia menoleh pada Antika, yang memberesi bawaannya tadi.

  " Hem...tenda ya mas...masalahnya kita apa ada tenda? Soalnya kita kesini saja tidak bawa apa-apa," jawabku dengan kecewa. Antika melupakan tadi dia bisa pergi ke apotik.

  " Ia juga sih..." jawab lesu mas Aldi, cara kami berbicara tak lepas dari pandangan mereka yang melihat kami sedari tadi.

  " Luka..lukanya mengering..." Teriak heboh pria muda itu bercampur gembira dan heran.

 Ketiga pria itu mendekat dan melihat wanita paruh baya itu dengan jelas, tangannya yang tadi robek dan terlihat bengkok kini lukanya mengerik meninggalkan bekas koreng kering walau keadaan tangannya masih terlihat bengkok dari siku.

  Mereka terkejut, dan beralih ke teman mereka yang terluka, mereka bergantian memastikan keanehan itu, setelah puas melihat ke teman-temannya pria paruh baya itu menatap tajam ke arah kami berdua yang berdiri tak jauh dari mereka.

 " Siapa kalian??" pertanyaan itu keluar dari mulut pria lain yang suluran dengan pria yang tadi mengucapkan terimakasih.

  "'Kami berdua sama seperti kalian, kami hanya seorang petualang yang kebetulan melewati hutan ini." Jawab mas Aldi dengan santai. Namun sorot mata Aldi begitu waspada terhadap dua pria yang membawa tombak yang di arahkan ke dia dan istrinya, Aldi sadar sedari tadi kedua pria itu menanam rasa curiga pada dia dan Antika.

  " Petualang tidak melewati hutan ini, kenapa kalian melewatinya apakah kalian seorang mata-mata?!" Tanyanya dengan nada tidak puas dan tetap merasa curiga.

  " Tunggu Vasco..." Teriak pria paruh baya yang pertama berinteraksi dengan Aldi, pria bernama Vasco itu menoleh.

 " Apakah kalian para petualang?" Tanya pria itu saat mendekat, nadanya pun sedikit bersahabat.

  " Benar tuan, kami suami istri, kami tidak sengaja tadi mendengar suara benturan cukup keras beberapa kali, oleh karena itu kami mencari tau sumber suaranya." Jawabku dengan lembu menjelaskan semuanya tanpa kebohongan, pria itu mengangguk mengerti.

 " Perkenalkan, saya Gama, maafkan teman saya atas prilakunya yang tidak sopan terhadap kalian, dan ....saya berterimakasih sudah menyelamatkan istri berserta anak gadis saya." Jawab Tuan Gama dan tak lupa ia mengucapkan rasa syukurnya terhadap Antika dan Aldi dengan tulus.

 " Saya Aldi, dan ini istri saya." Jawab mas Aldi dengan menerima jabat tangan tuan Gama.

  " Saya ketua dari kelompok ini, apakah kalian akan melanjutkan perjalanan kalian?" Ujarnya dan bertanya.

 Sebelum menjawab pertanyaan tuan Gama, Antika dan Aldi terdiam sesat, mata antika melihat ke atas memperhatikan cahaya langit matahari yang sedikit berjalan ke arah barat, jika di perhatikan melalui ponsel waktu menunjukan pukul 4 sore. Setelah memperhatikan sekelilingnya Antika menatap tuan Gama.

 " Mas .sepertinya ini sudah sore!" ucapku pelan, ternyata mas Aldi mendengarnya.

 " Sepertinya malam tidak akan lama lagi, kami akan mencari tempat untuk kami beristirahat, besok pagi kami akan melanjutkannya kembali.

   " Begitu, Jika kalian bermalam di hutan ini akan banyak bahanya, di sini banyak hewan buas di malam hari, lebih baik kalian cepat cari tempat yang lapang tidak di hutan akan berbahaya untuk kalian." Ujar tuan Gama, namun matanya sesekali melirik istrinya yang masih tergeletak itu.

  " Boleh kah saya membatu kalian membawa yang terluka di kampung kalian, agar mereka bisa istirahat dan cepat sembuh." Ujar mas Aldi yang mengerti akan kegelisahan pria di hadapannya itu.

  " Kami tidak memiliki desa atau tempat tinggal, kami sama seperti kalian, kami berpindah pindah." Jawabannya lesu dengan menundukkan wajahnya, terlihat jelas rasa khawatir dan penyesalan.

Antika dan Aldi saling pandang, dan mereka juga memikirkan kedepannya bagaimana, mereka juga gak tau bagaimana bertahan di alam liar seperti sekarang ini.

1
Dewiendahsetiowati
ditunggu kelanjutannya thor
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Mama nayfa: Terimakasih kak sudah mampir, mohon dukungan nya ya kak, mudahan suka dengan ceritanya😊🙏
total 1 replies
Andira Rahmawati
makasih byk thorrr🥰😍❤️❤️❤️👍👍
Andira Rahmawati
mantap....👍👍👍
Andira Rahmawati
lanjut thorr..trusss semangat 💪💪💪💪
Andira Rahmawati
semoga mas aldi nya sembuh min7m air ajaib nya ☺️☺️
Andira Rahmawati
lanjuttt
Andira Rahmawati
mantapp..bisa jadi juragan sayur"an nanti..
lanjut thorrr...trus semangat..💪💪🥰
Andira Rahmawati
lanjuttt thorrr trussss semangatt💪💪💪💪😍😍😍❤️❤️❤️
Mama nayfa: Terimakasih kak,..jangan lupa tinggalkan jejak ya kak agar author nya semangatt update, jangan lupa tipnya jika berkenan🤭🤭🤭
total 1 replies
Andira Rahmawati
luarr biasa..
Mama nayfa: jangan lupa tinggalkan jejak ya kak🙏
total 1 replies
Andira Rahmawati
kapan sistemnya ada..thorr..
lanjuttt
Mama nayfa: terimakasih kak sudah mampir,...nanti kita lihat perjalannya kak.
Mama nayfa: terimakasih kak sudah mampir,...nanti kita lihat perjalannya kak.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!