Kisah Kyra Maheswari, seorang wanita jenius yang meninggal karena kecelakaan pesawat.
Jiwanya memasuki raga seorang gadis berusia 17tahun yang bernama Kyra Danuartha. Gadis malang yang dibenci oleh ayah dan kakak laki-lakinya karena kelahirannya membuat istri dan ibunya meninggal.
Maka inilah kisah Kyra yang akan menjungkir balikkan kehidupan mereka yang sudah membuatnya tidak bahagia.
Dengan dibantu oleh SISTEM tanpa misi-misi yang tidak jelas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annisa Wibowo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecil-Kecil Cabe Gendot
Kaivan adalah yang paling shock disini. Sekian tahun mendampingi Naresh, baru hari ini dia melihat sang Bos bersikap lembut dan perhatian kepada seseorang.
Tapi wanita yang bersama Bosnya ini kan masih anak sekolah. Apa Bosnya tidak takut dikatakan seorang pedofil.
Ya walaupun Nona Kyra ini pembawaanya sangat berbeda dengan gadis lainnya.
Dan masalahnya disini bukan pada Nona Kyra, tapi bagaimana ceritanya Bos Naresh bisa bersama Nona Kyra.
Kaivan bingung harus mencari alasan apa jika Nyonya Besar mengetahui semua ini.
Walaupun sedang mengalami banyak goncangan dengan jantungnya, Kaivan masih mampu menampilkan senyum profesional. Setelah sampai di ND's Kitchen & Resto, Naresh dan Kyra berjalan bersama dengan Naresh yang memegang pinggang Kyra.
Saat akan memasuki lift, mereka dihentikan oleh seorang wanita.
"Naresh."
Naresh dan Kyra langsung berhenti, jika Naresh langsung menampilkan raut muka datar, maka Kyra hanya mengernyit heran.
"Kaivan."
Kaivan langsung paham dengan maksud Bosnya ini, dia segera maju menghampiri wanita tersebut yang ternyata adalah Rasti.
"Maaf nona, anda menghalangi jalan Bos saya. "
Rasti mengerutkan kening tidak suka, "Aku ada urusan dengan Naresh."
"Saya tidak mengenal anda." Naresh angkat bicara, dia tidak mau Kyra salah paham.
"Waktu itu aku sudah bilang jika Mami kamu mau kita saling mengenal."
"Bukan urusan saya, jadi minggir." aura Naresh mulai tidak enak.
"Nona tolong permisi. " Kaivan melihat Bosnya sudah mulai emosi.
Mungkin jika tidak ada Nona Kyra disini, Bosnya pasti sudah menunjukkan emosinya.
"Tapi Naresh, Mami kamu yang menginginkan kita untuk lebih sering bertemu." Rasti masih tidak mau menyerah.
"Minggir."
"Apa kamu tidak takut Mami kamu marah. Dan apa-apaan kamu Naresh, kenapa kamu bersama bocah ingusan seperti ini."
Rasti mulai sadar jika Naresh sedang bersama seorang gadis yang terlihat sangat muda.
Rasti menduga jika Kyra ini adalah anak sekolah yang sedang butuh uang. Makanya menggoda om-om.
Kyra tidak menjawab, dia hanya memandang Rasti tanpa ekspresi. Bukankah ini wanita yang dia lihat di cafe waktu itu.
Melihat Kyra hanya diam saja Rasti sangat tidak suka.
"Kamu itu masih kecil, tugas kamu itu sekolah. Jangan menggoda laki-laki sembarangan. Nyari uang kok harus seperti ini, jangan merusak masa depan kamu sendiri. "
Naresh yang mendengar setiap hinaan wanita di depannya ini kepada gadisnya sudah hampir emosi, untung saja Kyra memegang erat tangannya.
"Huh? Maksud tante apa ya? Tante bilang saya masih kecil? Waah jangan salah ya Tante, kecil begini saya juga bisa bikin anak kecil loh."
"Lagian ya Tanteee, pacar saya bilang ga kenal sama Tante kok Tante ngebet banget sih." Ok Kyra, ayo kita hajar mulut pedas tante-tante di depannya ini.
Naresh menahan senyum dengan segala ucapan Kyra. Sedangkan Kaivan tercengang dengan gaya serang pacar Bosnya.
"Kamu-kamu memanggilku apa? Dasar kurang ajar. Lihat Naresh, apa gadis seperti ini yang kamu sukai. Apa kata Mami kamu nanti." Rasti langsung emosi dengan segala ucapan Kyra.
"Tan-te." Kyra justru semakin menggoda Rasti dengan gaya tengilnya.
Naresh hanya mengelus kepala Kyra dengan lembut, " Dasar nakal. "
Setelah itu Naresh memandang Rasti dengan dingin. "Hidup saya bukan urusan anda, dan jangan menghina calon istri saya, atau saya tidak akan segan-segan terhadap anda dan keluarga anda. "
Rasti kaget dan takut secara bersamaan saat mendengar ucapan Naresh jika gadis yang tengah bersamanya adalah calon istrinya.
Tapi kenapa Mami Naresh tidak mengatakan jika Naresh sudah punya calon istri. Tidak, pasti Naresh berbohong.
"Bohong, kamu pasti berbohong. Tante Naomi tidak pernah mengatakan jika kamu sudah memiliki calon istri. " Rasti memandang Naresh dengan sedih.
"Tsk, benar-benar merepotkan. " Kyra beranjak pergi dari sana.
"Sayang tunggu. " Naresh segera mengejar Kyra.
"Urus wanita gila ini." Naresh melirik Kaivan.
Kaivan segera memanggil satpam untuk mengusir Rasti.
"Naresh, Naresh. Aku akan mengadukanmu pada Tante Naomi. " Rasti berteriak mengancam Naresh.
"Dan kau." Rasti menunjuk Kaivan.
"Aku pastikan, setelah aku menikah dengan Naresh. Kau orang pertama yang akan kupecat." Rasti meraung
"Silahkan saja nona, tapi sebelum itu, jika anda memang bisa menikah dengan Bos saya. Maka saya yang akan memecat diri saya sendiri." Kaivan hanya tersenyum datar.
Satpam segera memegang Rasti, "Lepaskan tangan kalian, beraninya kalian melakukan ini kepadaku, apa kalian tidak tahu jika aku ini calon Nyonya kalian. "
Rasti meronta mencoba melepaskan diri dari satpam yang menangkapnya.
"Jangan perdulikan dia, setelah ini wanita ini tidak boleh masuk ke ND's Kitchen & Resto. " Kaivan berkata kepada satpam karena melihat dua satpam itu ragu karena perkataan Rasti.
"Kau hanya babunya Naresh, jangan sok berkuasa disini. " Rasti marah kepada Kaivan.
"Jika nanti aku sudah menikah dengan Naresh, aku pastikan akan memecat kalian semua. "
"Silahkan bermimpi nona, dan pastikan untuk tidak bangun. " Setelah mengatakan hal tersebut, Kaivan segera menyusul Naresh dan Kyra.
Kedua satpam itu menyeret Rasti sampai keluar lobby hotel. Rasti benar-benar marah dan merasa malu diperlakukan seperti ini.
Dia lalu segera menghubungi Mami Naresh, dia ingin mengadukan semua yang dia alami hari ini.
Kini Naresh dan Kyra telah berada diruangan pribadi yang telah disiapkan Kaivan. Kaivan berada di luar ruangan menunggu kedatangan teman-teman Kyra.
"Sayang, jangan difikirkan ucapan wanita gila tadi. " Naresh menggenggam tangan Kyra, dia sangat takut jika Kyra terpengaruh dengan ucapan wanita tadi.
"Om tenang saja, aku bukan anak kecil yang akan marah hanya karena hal tersebut. " Kyra tersenyum, karena dia sudah melihat Rasti sebelumnya.
"Tapi bukankah wanita itu mengatakan jika Orangtua Om ingin mendekatkan Om sama dia. "
"Hidup saya milik saya sendiri, oh no sekarang hidup saya milik kamu Kyra. " Naresh mengucapkannya dengan yakin.
Kyra memegang pipi Naresh, " I know, sekarang kita tidak usah membahas wanita gila itu ok. Setelah makan malam ini Om harus segera istirahat, aku yakin Om belum sempat istirahat setelah kembali dari luar negeri. "
Naresh menikmati usapan lembut di pipinya, "Ya, aku ingin istirahat ditempat kamu ya. Just sleep not more dear. Please. I miss you so much." Naresh memandang Kyra dengan memelas saat ekspresi Kyra akan berubah.
Melihat ekspresi Naresh membuat Kyra terkekeh, apa memang begini sifat Naresh yang sebenarnya. Pria kaku yang berubah menjadi kucing menggemaskan.
"Sistem."
***Ya nona***
"Sekali lagi, buat mobil Rasti mogok, ban mobilnya kempes dan ponselnya mati, usahakan hal tersebut terjadi di daerah-daerah angker ya."
***Siap nona, karena sepertinya saat ini Rasti ini sedang menuju rumah Sintya dan dia harus melewati pemakaman umum terlebih dahulu***.
"Bagus sekali."
"Dea, kenapa kamu senyum-senyum begitu? " Naresh melihat Kyra memandangnya sambil tersenyum sendiri.
"Eh." Kyra segera tersadar.
"Enggak, cuma heran aja Om Gantengku ini menggemaskan sekali sih. " Kyra berpura-pura mencubit pipi Naresh.
"Aku seperti ini cuma sama kamu sayang. "
"Aiiish jago sekali merayu Om Gantengku ini. " Kyra menekan kedua pipi Naresh hingga bibirnya mengerucut.
Naresh lega mengetahui jika kekasihnya tidak memikirkan tentang kejadian tadi.
Dia semakin menyayangi Kyra, karena tidak gampang terpengaruh dengan hal yang tidak jelas.
.\*.\*.\*.