"Pergi dari Kediaman ini. Kau sudah bukan lagi bagian dari Keluarga Viscount Avena!"
"Tuan Viscount, Hubungan Ayah dan Anak di antara Kita benar-benar sudah terputus seperti rambut ini." —Celestia
"Aku membantumu untuk menghilangkan hubungan yang ingin Kau putuskan itu. Sama seperti rambutmu yang sudah terbakar habis, menjadi abu dan diterbangkan oleh angin, begitulah hubungan kita. Benar-benar menghilang." —Viscount Avena
"...Selamat tinggal. Di masa depan, berhati-hatilah dengan bencana yang datang dari dendam yang kau tanam dan Kau pupuk subur di dalam diriku ini, Tuan Viscount." —Celestia
Apa yang terjadi sehingga menciptakan sosok yang menjalani kehidupan dengan kaki yang berpijak pada dendam ? Apakah balas dendam wanita itu berjalan lancar ? Atau terkendala dengan kekuatan yang ada pada dirinya? Saksikan selengkapnya, hanya di Noveltoon dengan judul "Balas Dendam Celestia. Cahaya di Kegelapan."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neogena Girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 19
Percakapan antara Charles dan Celestia semalam di sampaikan pada semua pasukan kesatria maupun kelompok pemilik kekuatan suci. Mereka semua kini tengah melaju ke tempat lingkaran sihir itu berada. Tanpa di seran oleh satu monster pun, karena menurut Charles yang melacak keberadaan Monster...
...Semua jenis Monster berkumpul di mana lingkaran hitam itu berada. Mereka seolah di perintahkan untuk melindungi lingkaran hitam itu. Itulah sebab nya Mereka tidak perlu melakukan perlawanan yang sia-sia. Namun, pertempuran besar akan terjadi.
...***...
100 meter sebelum sampai di lingkaran hitam berada, Para monster sudah tersusun dengan rapi, berlapis-lapis dengan tingkatan kekuatan yang tidak tetap. Semua nya di campur baur, membuat pertempuran sengit terjadi.
GRAAAHHH
TANGG!!
SRINGG!!
BOM... BOM... BOM..
Groaahhh!!!
SRETTT!!
Seratus kesatria kini sudah berpencar ke segala arah. Berusaha agar meledakkan dan memusnakan monster-monster.
Blarrrr
Enzo baru saja membakar monster yang mengincar si pemilik kekuatan suci yang di butuhkan saat ini, Celestia.
“Charles, Aku akan membuka jalan untuk Kalian. Kau bersama Tia pergilah ke lingkaran hitam itu.”
“Baik. Aku mengandalkan Mu, Enzo.”
BLAAARRRR
KHIIINGGG!!!
GRAAAHHHKKK!!!
“Tia, permisi sebentar!” Tutur Charles sambil melingkarkan tangan di pinggang Celestia, dan dengan sihir angin mereka berdua melewati jalur yang sudah Enzo ciptakan.
“Pergilah para lingkaran hitam itu. Aku akan melindungi Mu!”
“Baik, Maaf karena tidak bisa memberikan pelindung pada Anda seperti kemarin Yang Mulia.”
“Tidak perlu khawatir. Sebentar lagi kesatria yang lain akan bergabung dengan Ku!”
SRAATT!!
Celestia langsung melangkah ke arah lingkaran hitam yang melayang-layang. Tiba-tiba perasaan gelisah menyebar di tubuh Celestia. Dia pun tampak ragu untuk memasukan tangan ke dalam lingkaran hitam yang amat besar itu.
“Apa hanya perasaan Ku saja ?” gumam Celestia dan memasukkan dua tangan seperti yang Di lakukan saat menyucikan hutan yang dekat dengan Desa Jelyar.
Namun tangannya seolah di genggam dari dalam lingkaran sihir itu.
“Hihihi,” tawa seorang pria dengan nuansa membunuh terdengar sangat jelas. Charles langsung bergidik geri dan menoleh ke arah Celestia. Tampak Dia tengah menguatkan kaki nya agar tidak tertarik masuk ke dalam lingkaran hitam.
“Ughhh,” keluh Celestia lantaran tangan nya seolah terbakar. Rasa panas menjalar pada tubuh nya.
“Tia!” Ucap Charles yang sudah melingkarkan tangan di pinggang kemudian menarik Celestia menjauhi lingkaran hitam.
“Sayang sekali ada pengganggu.” Suara Pria terdengar dari dalam Lingkaran hitam itu, kemudian perasaan gelisah milik Celestia hilang bersamaan dengan sosok yang entah berwujud seperti apa.
“Yang Mulia, Dia sudah pergi. Saya harus segera—”
“Bagaimana jika Kau tersedot kali ini ?”
“Tidak ada cara lain Yang Mulia. Semua orang tengah mempertaruhkan nyawa Mereka untuk menghilangkan lingkaran ini.”
GROOAAAHH!!
Sringg..
BOOM!!
“Tidak ada waktu untuk ragu Yang Mulia,”
“Kau harus berteriak jika ada yang menarik tangan Mu lagi.”
“Kali ini pasti.”
Tanpa ragu Celestia memasukkan tangan di dalam lingkaran hitam dan benar, tidak ada lagi yang menariknya. Segera Dia memusatkan seluruh kekuatan suci nya dan cahaya terang muncul di tengah-tengah lingkaran hitam itu.
Berbeda dengan penyucian sebelumnya, kali ini cahaya suci Celestia tidak menutup hutan. Cahaya suci hanya bersinar terang pada lingkaran hitam, dan lingkaran itu perlahan-lahan mulai mengecil.
“Yang Mulia, monster-monster itu tidak akan ikut hancur saat Saya mengerahkan seluruh kekuatan. Sepertinya, lingkaran hitam ini mengunci nya dan Saya hanya bisa menghilangkan lingkaran ini. Bagaimana ? Apa di teruskan ?”
“Umm, teruskan seperti itu. Asalkan pintu yang menghubungkan monster dengan daratan ini musnah, Kita sudah menyelesaikan masalah besar. Soal monster, tinggal di babat habis saja kan ? Kau sudah boleh kembali fokus. Enzo dan Ricard tampak sudah datang.”
“Baik.”
Walau Celestia ingin mempertanyakan hal-hal menjanggal, Dia memilih untuk fokus pada kekuatan Nya. Toh saat ini tidak ada seorang pun yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan nya.
Sriinggg...
...***...
Satu jam kemudian, lingkaran hitam itu berhasil di musnahkan dari udara. Celestia langsung ambruk dan menengadah, mencari bantuan dari seseorang yang memiliki kekuatan suci. Tubuh nya gemetaran lantaran kehabisan tenaga juga tengah menahan dingin karena di guyur hujan selama tiga puluh menit.
Kini hujan nampak mulai berkurang, namun pertarungan masih terus terjadi.
“Tia, Kau baik-baik saja ?”
“Aku butuh seseorang yang memiliki kekuatan suci. Tolong.. Bawakan Dia untuk menolong Ku.”
“Umm..” Ricard sudah mengangguk dan beberapa saat kemudian datang dengan Diana di gendongannya.
“Diana, tolong obati Tia. Jika kekuatan suci nya pulih, Dia bisa mengobati kesatria yang punya luka bakar karena darah monster.”
Ricard pun langsung meninggalkan Mereka berdua. Diana menggigit bibir bawah dengan kuat, kemudian menyalurkan kekuatan sihir.
Sringg...
Dua menit berlalu, rasa pusing sudah hilang dari kepala Celestia. Namun tubuh nya masih lelah. Pilihan benar Dia mendapatkan suntikan kekuatan suci saat ini. Namun tiba-tiba Diana menghentikan kekuatan sucinya.
“Kau lelah ? Tidak apa-apa. Kau boleh beristirahat.” Ucap Celestia yang kini langsung berdiri. “..Aku akan mengobati—”
Sruukkh!!
“Hahh??” Celestia melihat perut bagian kiri yang sudah di tusuk belati. Tidak hanya belati, Diana nampak mengolesi belati itu dengan darah monster yang memberikan kesan terbakar yang menyakitkan.
“Hahaha! Kali ini Kau benar-benar akan mati!” Pungkas Diana yang sudah berdiri di hadapan Celestia. Hujan sudah berhenti total, penglihatan semua orang kembali seperti semula.
“!” Celestia bisa langsung mengobati luka di perut, namun kondisi para kesatria memburuk. Kulit Mereka penuh dengan tanda kemerahan seperti melepuh, lantaran darah monster selama pertarungan. Hebatnya, Mereka semua beradaptasi dalam kondisi yang tidak menguntungkan dengan cepat. Termasuk Aurora yang saat ini hanya bertarung dengan satu mata.
“Tia!!!” Teriak Ricard saat melihat perut Celestia sudah berdarah. Bahkan ada darah yang mengucur keluar dari dalam mulut.
Celestia tersenyum, mengangkat tangan kanan dan menembakkan kekuatan suci sebesar buah apel ke tengah-tengah para Kesatria. Kekuatan suci itu meledak di tengah-tengah para Kesatria dan menyebarkan cahaya untuk semua yang terluka. Menyembuhkan luka melepuh di kulit, membuat penglihatan Aurora kembali padahal salah satu mata nya kena cakar dari monster, dan juga tenaga Mereka langsung pulih
“Terimakasih karena memilih untuk mati!” Lagi, Diana bersuara sambil memberikan dorongan kuat pada tubuh lemah Celestia.
Di atas ketinggian itu, Celestia dapat mendengar luapan arus sungai yang berada jauh di bawah sana. “Ibu, Aku takut tenggelam..” gumam Celestia dengan linangan air mata. Trauma itu sungguh sangat jelas terukir di benak nya.
Dengan sihir angin, Charles berusaha menggapai Celestia namun tubuh gadis itu sudah terjun ke bawah jurang.
Putra Mahkota tanpa ragu ikut terjun dan merentangkan kedua tangan untuk Celestia. Tekanan gravitasi dan sihir percepatan angin tidak membantu sama sekali. Tangan Charles baru berhasil memeluk tubuh Celestia sedetik sebelum masuk ke dalam arus air.
BYUUR!!
...***...
...Guyss, apa kabar ? Tolong jangan Lupa like guys, minimal jangan lupa like kalo malas buat ninggalin jejak. Neo juga butuh respon kalian dong. Neo juga pengen berinteraksi di kolom komentar. Haahh, perjalanan Neo masih jauh ini😮💨 Btw, silahkan lanjut ke chapter selanjutnya, guys♥️...