Multi Millionaire Double Identity

Tiga hari kemudian, di rumah milik orang tua Ethan yang berada di kota sebelah, “plip,” Blake mematikan smartphone nya, “klotak,” dia melemparkan smartphone nya ke meja, “gluk...gluk,” dia menenggak botol bir di tangannya. Blake nampak seperti seseorang yang sudah hancur, dia memakai kaus dan celana jeans, dagunya mulai tumbuh janggut yang lebat dan berantakan tanda tidak di cukur berhari hari, matanya nampak sayu dan ada lingkaran hitam di bawahnya seperti seseorang yang tidak tidur berhari hari.

“Aku tidak bisa menghubungi Ethan,” gumannya dalam hati sambil mengusap rambutnya yang cepak tapi berantakan.

“Klek,” pintu di buka, Lauren dan Jake masuk ke dalam membawa kantung belanja berisi bahan bahan makanan. Lauren mengenakan pakaian perawat dan Jake terlihat mengenakan helm konstruksi. Mereka menaruh kantung belanja mereka di atas meja dapur dan menoleh melihat Blake yang duduk di kursi meja makan.

“Udah bisa menghubungi kak Ethan kak ?” tanya Lauren.

“Tidak bisa, nomornya tidak terdaftar, aku coba menelpon kantornya tapi resepsionis nya tidak mengenal siapa Ethan,” jawab Blake.

“Aduh bagaimana ini, aku dan Lauren baru kerja, lagipula total gabungan uang kita berdua tidak cukup untuk membayar cicilan rumah bulan ini, kakak sudah dapat kerja belum ?” tanya Jake.

“Belum....perempuan sialan itu membawa lari hasil penjualan rumahnya....aku tidak tahu dia pergi kemana dalam keadaan hamil,” jawab Blake sambil mengusap keningnya.

“Tidak usah memikirkan kak Katie, biarkan saja dia, kita sudah bilang terima kasih sama dia kan,” balas Lauren.

Blake terdiam, dia mengambil kembali smartphone nya dan tangannya yang gemetar mulai bergerak lincah kembali di layar smartphone. “Dling,” sebuah pesan masuk ke dalam smartphone Lauren, dia langsung membukanya, ternyata sebuah pesan masuk ke dalam grup chat rumah sakit tempat dia bekerja. Lauren membukanya dan melihat sebuah foto dengan caption, perawat cantik dan montir keren berciuman di tengah lantai dansa. Mata Lauren langsung membulat dan mulutnya menganga ketika memperbesar fotonya,

“Ka...kak Ethan,” ujar Lauren.

“Hah...mana ?” tanya Jake yang menyambar smartphone Lauren.

Jake pun langsung tertegun melihat Ethan sedang berciuman di tengah lantai dansa, tiba tiba smartphonenya di ambil Blake yang langsung menghampiri Lauren dan Jake. Setelah melihat fotonya dan memperbesar nya agar wajah Ethan terlihat jelas,

“Dia...sudah move on ke perempuan lain ?” tanya Blake tidak terima.

“Hei kak, sudah, jangan ganggu dia soal itu, kita hanya butuh uangnya untuk bayar cicilan rumah papa dan mama,” teriak Lauren.

“Iya bener kak, jangan bikin kesalahan yang sama,” balas Jake.

“Diam kalian, aku tidak terima kalau dia bahagia (menoleh melihat Lauren) siapa wanita ini ? dimana ini ?” tanya Blake bernafsu.

“Ini grup rumah sakit tempat aku kerja sekarang, rumah sakit itu besar dan memiliki cabang di beberapa kota,” jawab Lauren.

“Selidiki, bagaimanapun caranya kamu harus dapat siapa wanita ini,” ujar Blake.

“Kenapa sih kakak selalu mengganggu kak Ethan ?” tanya Jake.

“Dia selalu mandiri, bisa apa saja dan selalu mendapat wanita cantik di sisinya, aku benci dia,” jawab Blake bernafsu.

“Hah...kakak hanya iri sama kak Ethan kan,” balas Lauren.

“Diam kamu, memang kenapa kalau aku iri,” teriak Blake.

“Liat semua ini kak, liat rumah kita, liat papa dan mama....kita semua menjadi seperti ini karena ulah mu, kamu kan yang sebenarnya mengusulkan untuk mencuri identitas kak Ethan untuk mengambil tabungannya, kamu juga kan yang memalsukan tanda tangan dia dan menggoda kak Katie sampai akhirnya dia hamil oleh mu, kak Ethan adik kakak,” teriak Jake.

“Buaaaaaak,” tinju Blake yang besar mendarat di wajah Jake dan membuat Jake terpental jatuh ke belakang,

“Jake,”

Lauren langsung membantu Jake yang terkapar di dapur, kemudian dia melihat tajam ke arah Blake yang sedang memperhatikan wajah Elena di foto.

“Ka...kak Lauren,” ujar Jake terbangun.

“Sst dah ga usah menantang kak Blake, aku akan cari tahu siapa perempuan itu diam diam dan setelah itu kita temui dia agar berhati hati dengan kak Blake,” ujar Lauren berbisik.

“Ta...tapi kak Katie kita kasih tahu ga ?” tanya Jake sambil mengintip melihat Blake dan berbisik.

“Jangan, soal kak Katie nanti saja, sekarang dia aman di rumah orang tuanya,” ujar Lauren berbisik.

Jake tidak menjawab, dia hanya mengangguk sambil menutup hidungnya yang berdarah karena di tinju oleh Blake. Keduanya melihat Blake yang terus minum sambil melihat foto di smartphone Lauren dengan tatapan geram namun mereka takut bertindak karena Blake terlihat setengah mabuk.

******

Sementara itu, di rumah sakit yang berada di kota lainnya, seorang petugas kebersihan wanita yang menggendong seorang bayi di punggungnya sedang menyapu lantai di pantry. “Blak,” tiba tiba dua orang perawat masuk ke dalam sambil mengobrol ceria, mereka menyapa sang petugas kebersihan yang hanya mengangguk membalas nya. Setelah kedua perawat itu duduk di meja makan untuk beristirahat,

“Hei sudah lihat foto yang di share sama pusat belum ?” tanya perawat pertama.

“Udah, siapa ya perawat itu, dia cantik banget,” jawab perawat kedua.

“Iya bener, tapi pacarnya juga ganteng banget, cocok ya,” balas perawat pertama.

“Ciuman di lantai dansa, berani banget ya hehe,” ujar perawat kedua membayangkannya.

Perawat pertama membuka smartphone nya dan memperlihatkan lagi foto Ethan yang sedang mencium Elena di tengah lantai dansa. Dia menaruh smartphone nya di meja kemudian mereka berdua langsung bergosip dengan ceria. Sang petugas kebersihan melewati meja dan melihat foto di meja, matanya langsung membulat dan tanpa sadar dia mengambil smartphone nya untuk melihat dari jarak dekat,

“Hei, ada apa bu ?” tanya perawat pertama sambil berdiri.

“Dimana ini ?” tanya sang petugas kebersihan.

“Itu foto dari pesta nama rumah sakit kita yang berada di kantor pusat,” jawab perawat kedua sambil duduk.

“Kantor pusat ? di kota itu rupanya,” ujar sang petugas kebersihan sambil tersenyum.

Perawat pertama langsung mengambil kembali smartphone nya, kemudian dia mengajak perawat kedua keluar dari pantry. Setelah mereka keluar, sang petugas kebersihan duduk di kursi, dia meletakkan sapunya dan memutar bayi yang sedang tidur di punggungnya, dia langsung menggendong bayi nya dan menatap wajahnya sambil tersenyum menampilkan giginya berlubang dan sudah banyak terlepas, wajahnya terlihat tua dan nampak seperti seorang yang kecanduan narkoba yang tidak tidur berhari hari karena ada lingkaran hitam di bawah matanya.

“Hehe ternyata tante mu ada di kota itu, nanti kita kenalan sama tante mu ya sayang, lalu kita minta uang dari dia untuk hidup nyaman, kamu bantu mama ya (berpikir) tapi siapa laki laki itu, aku harus cari tahu tentang dia, nanti aku akan bicara dengan papa dan mama kalau Elena sudah ketemu, seenaknya saja dia mengambil hak waris kita...jangan sampai semuanya di kuasai laki laki itu...aku masih bisa hamil sekali lagi dan aku ingin anak dari laki laki itu hehe,” ujar petugas kebersihan yang sebenarnya adalah Clara, adik dari Elena.

Clara merogoh kantung nya dan menarik keluar handphone jadul nya, dia langsung menekan nomornya dan menelpon seseorang.

“Halo pah, aku menemukan Elena dan aku butuh modal, nanti aku jelaskan semuanya,” ujar Clara.