NovelToon NovelToon
DENDAM GUNDIK

DENDAM GUNDIK

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / Kumpulan Cerita Horror / Dendam Kesumat / Balas dendam pengganti
Popularitas:138.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dae_Hwa

“ARRRGGGHHH! PANAAS! SAAKIIITT!”

Sekar Arum tak pernah membayangkan, setelah dipaksa menjadi gundik demi melunasi hutang orang tuanya, ia justru mengalami siksaan mengerikan dari para perempuan yang iri dan haus kuasa.

Namun, di saat dirinya berada di ambang hidup dan mati, sosok gaib mendekatinya. Roh sinden dari masa lalu yang menyimpan dendam serupa.

Arum akhirnya kembali dan menggemparkan semua orang-orang yang pernah menyakitinya. Ia kembali dengan membawa semua dendam untuk dibalas hingga tuntas.

Namun, mampukah Sekar Arum menumbangkan musuhnya yang memiliki kuasa?

Atau justru ia akan kembali terjerat dalam luka dan nestapa yang lebih dalam dari sebelumnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dae_Hwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DG 19

“Kang Mas ....” Suara Nyai Lastri meluncur pelan, mendayu dengan sangat lembut.

Malam itu, di sebuah penginapan sederhana di kota sebelah, Nyai Lastri dan Juragan Karta berbagi ranjang yang sama. Sebuah ranjang kayu tua dengan kelambu putih yang menggantung longgar di sekelilingnya, bergoyang pelan terkena angin dari jendela yang sedikit terbuka.

Lastri melirik ke arah suaminya yang terbaring memunggunginya. Wajah Juragan tampak lesu dan tak menunjukkan minat sedikit pun sejak mereka tiba. Tapi, Lastri mengenal pria itu luar-dalam. Tak ada satu malam pun berlalu tanpa dunia perselangkangan. Ia yakin, jika ia merayu dengan sangat gigih—pria itu pasti luluh juga.

Dengan pelan, Nyai Lastri mendekat, menyandarkan tubuhnya, membiarkan rambut panjangnya menyentuh leher Juragan. Jemarinya merambat lembut ke arah perut sang suami, lalu turun perlahan—menelusup ke dalam celana. Ia meraba, membelai, sedikit meremas—mencoba membangkitkan ketertarikan yang biasanya mudah muncul.

Namun ... tidak dengan malam ini.

Alis Nyai Lastri langsung bertaut ketika tak ada reaksi apa pun dari tubuh pria itu. Sesuatu yang selama ini tak pernah terjadi.

“Kang Mas?” bisiknya lagi, kali ini agak cemas. Ia mencoba lagi, lebih mesra, lebih menggoda. Tetapi, tetap saja tak ada perubahan.

Sejenak, sunyi menggantung di antara mereka. Hanya suara angin dari sela-sela jendela dan ketukan lembut dari cabang pohon di luar yang terdengar.

Juragan Karta akhirnya membuka mata, menatap langit-langit kamar. “Sudahlah, Lastri.” Suaranya berat dan kosong. “Aku lelah.”

Kata-kata yang keluar dari mulut Juragan Karta seperti pemantik yang memercikan api di dalam dada Nyai Lastri.

“Lelah?” Suara Nyai Lastri meninggi, nadanya berubah getir. Ia bangkit dari pelukannya sendiri, duduk bersila di atas ranjang sambil menatap suaminya yang masih memunggunginya. “Lelah, atau ... sudah tidak tertarik lagi dengan tubuh ini?! Hmm?! Sudah bosan, Kang Mas?!”

Juragan Karta tak menjawab, bahkan tak sekalipun menoleh. Diamnya itu justru seperti cambuk bagi Nyai Lastri—menyakitkan, menusuk harga dirinya.

“Jadi benar,” bisik Lastri, matanya mulai berkaca-kaca. “Kau lebih tergoda dengan perempuan ingusan itu. Arum! Itu yang kau inginkan, ya?! Kau lebih memilih pelacur murahan itu daripada aku yang sudah kau nikahi dua puluh lima tahun lamanya!”

Ia mencengkram seprai dengan tangan gemetar. “Aku yang menunggu sepuluh tahun lamanya untuk memberimu keturunan ... Aku yang mendatangi puluhan dukun hanya untuk bisa hamil ... dan kau balas dengan menindih tubuh perempuan seumur anakku sendiri?!”

Kini, air mata Nyai Lastri jatuh tanpa bisa ia tahan. Sedih, terluka, serta amarah—bercampur menjadi satu.

Juragan Karta menarik napas panjang, akhirnya ia bersuara dengan nada lelah dan malas. “Sudahlah, Lastri. Kita tau pernikahan ini sejak awal hanya sandaran bisnis. Kau pun tau itu. Aku tak pernah mencari cinta di tempat tidur kita.”

“Tapi kau tetap meniduri ku!” Lastri membalas cepat, suaranya bergetar. “KAU TETAP MELAKUKANNYA!”

Napas Nyai Lastri tampak sengal.

“Dan sekarang kau bilang lelah?! Setelah tubuhku menua karena dirimu! Setelah aku rela dihina setiap hari sebagai istri yang mandul olehmu!” lanjutnya berang.

Juragan bangkit dari ranjang. Ia berdiri di sisi tempat tidur, membelakangi istrinya.

“Tubuhmu menua bukan karena aku, Lastri. Tapi, karena kau sendiri malas merawat diri.” Suaranya kali ini sangat dingin, layaknya bongkahan es.

Juragan Karta menoleh sedikit, pandangan matanya datar. “Kerjaanmu hanya makan dan tidur, tak pernah dibawa gerak. Apa kau pikir tubuhmu bisa bertahan muda dengan cara begitu?”

Lastri terperanjat. Ia menahan napas, dadanya sesak seketika. Matanya membelalak, tak percaya kalimat itu keluar dari mulut suaminya sendiri.

“Lihat kulitmu sekarang—sudah mengendur semua, di usia yang belum seberapa!” Juragan kembali membelakangi istrinya. Dengan nada acuh ia kembali berkata, “Aku tak butuh istri yang hanya tau duduk di singgasana, tapi lupa menjaga istananya.”

Nyai Lastri tak menjawab. Ia hanya diam terpaku di atas ranjang.

Namun, matanya tak bisa menyembunyikan bara yang sedang berkobar. Pandangannya tajam menusuk ke punggung suaminya, seperti panah tak kasat mata yang siap meluncur tanpa aba-aba. Tangannya mengepal di atas selimut, kuku-kukunya menekan kuat hingga buku jarinya memutih.

Di dalam benaknya, ia bersumpah. ‘Tak akan kubiarkan kau merasakan bahagia—selama aku masih hidup, Mas. Setiap kau berhasil mendapatkan keturunan, akan aku pastikan—aku yang akan mengantarkan sendiri keturunan mu ke alam baka!’

...****************...

Keesokan siangnya, kereta kuda mereka melintasi gerbang utama rumah besar milik Juragan Karta. Nyai Lastri turun lebih dulu dengan raut muram. Ia tak berbicara sepatah kata pun, bahkan ketika pelayan membukakan pintu dan menyambut mereka.

Langsung saja ia menuju kamarnya. Sendirian.

Sesampainya di dalam, ia melepas sanggul dan perhiasan satu per satu dengan gerakan cepat penuh amarah. Gaun luarnya ia lempar sembarangan ke kursi. Lalu, ia duduk di depan meja rias, menatap bayangannya sendiri di cermin.

“Lihat kulitmu sekarang, sudah mengendur semua ....”

Kalimat itu kembali terngiang-ngiang di telinganya, berputar seperti kutukan. Dada Nyai Lastri kembali panas.

Dan, tepat saat emosinya tengah memuncak—terdengar ketukan pintu dari luar.

Tok!

Tok!

Tok!

Nyai Lastri menoleh malas.

Lalu suara pelan terdengar dari luar. “Nyai ... ini saya, Yuyun. Saya bersama Sari hendak menghadap. Kami perlu membicarakan hal penting.”

“Benar, Nyai. Ini sangat mendesak.”

Nyai Lastri mendengus pelan, matanya menyipit. Ia mengenal suara dua gundik itu—bukan tipe yang akan mengetuk pintu kecuali ada sesuatu yang serius. Ia bangkit dari kursi dan berjalan pelan ke arah pintu.

Dengan suara datar, ia membuka sedikit daun pintu berbahan kayu jati.

“Cepat katakan, jangan bertele-tele,” dengusnya.

Keduanya pun saling beradu pandang dengan raut tegang.

*

*

*

1
Ridho Saputra
mantqp
istianah istianah
bagus tu pak jambul beraksi ,si karta tamat sudah riwayatmu
Y.S Meliana
klo udh ky gini jadi kasian sm Lastri
FiaNasa
gimana nasib si Arum ini udah ketahuan kebohongannya,,,lastripun udah mau tamat hidupnya,berharap siarum selamat & bersama junaidi
Sayur segar
menyesal kan kmu. tulah jht btl
Sayur segar
sebanyak itu kejahatan mu las las
💜⃞⃟𝓛 S҇ᗩᑎGGITᗩ🍒⃞⃟🦅༄⃞⃟⚡
banyak kebohongan kejahatan yg dilakukan Lastri ,
tapi di akhir hayatnya
1 keputusan yg terbaik dari hidupnya yg akan mengakhiri petualangan syahwat juragan Karta ,
💜⃞⃟𝓛 S҇ᗩᑎGGITᗩ🍒⃞⃟🦅༄⃞⃟⚡
Oalah Wagiman
harusnya Wagiman di bunuh duluan rum
FiaNasa
sarinem marah soalnya suaminya mati jadi gak bisa mendesah lagi tiap malam,,makanya Arum jadi sasaran kemarahannya
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
walah modar dah si Lastri .....Karta kena imbasnya wkwk ..emang awal mulanya dari dia sih 🤣
FiaNasa
Otong Madun terkirim secara expres,,lebih cepat dr jnt 🤣🤣gratis ongkir lagi 🤣🤣🤣ambil.aja Yun buat kenangan tuh Otong lembek 🤣🤣🤣
FiaNasa
adooyyyy....habislah senjata keramatnya madun,,pasti Yuyun gak.bisa lagi ber ah ah ria 😅😅
Mba Ayuu
semoga saja si Karta habis di amuk pak aji jampul
FiaNasa
waduh...mantranya teh botol Sosro eehh Mbah sosro.ini kek.orang lagi cepirit....pretpetpetpetpetpet🤣🤣🤣
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
karta lg sibuk mau encok 😂😂
Wisell Rahayu
kerrennn smnggtt karyamu sngguhhh bkn aku nagih ters..😀😀
💕Bunda Iin💕
aaaaa bersambung penasaran akoh
💕Bunda Iin💕
nah baru ini ak setuju dgn mu lastri...semua ini salah karta karna dia pangkal kejahatan mu
Sayur segar: btul skali bun. kalau krta mnrima kekurangan lastri, kyknya lastri tk akan sjauh ini y
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
klo udah di ujung tanduk baru menyesal pas berbuat udah kalah psikopat kau las😡
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
kl aq gpp ndang tamat krn sdh kebongkar semua si konflik nya cepet dan hampir selesai lastri nyawa sdh d ujung tanduk, smntra arum sdh dketauan berniat jahat ke karta ..semoga ending nya para penindas warga musnah dan arum, mbok darmi, jun serta sumini atau sp itu lupa bs selamat
Wisell Rahayu: iya smg ending bahagia arum bahagia dgn ayang bebebbb nyaaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!