NovelToon NovelToon
Vanila And Her Secret

Vanila And Her Secret

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Anggika15

Tumbuh dewasa di bawah asuhan sebuah panti sosial, membuat Vanila berinisiatif untuk pergi keluar kota. Dengan bekal secarik kertas pengumuman lowongan kerja di salah satu usaha, yang bergerak di bidang cuci & gosok (Laundry).

Nahas, biaya di Kota yang cukup tinggi. Membuat Vanila mencari peruntungan di bidang lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggika15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 19 (Ngelantur)

Edgar berdiri di atas tanah yang luas, memandang ke arah proyek pembangunan yang sedang berlangsung. Crane besar menjulang tinggi di atas bangunan, mengangkat material-material berat dengan mudah. Suara-suara kontruksi terdengar memenuhi udara, dari suara bor hingga teriakan para pekerja untuk berkomunikasi satu sama lain.

Dia benar-benar memperhatikan sampai detail terkecil sekalipun, terutama dari kualitas material yang digunakan.

Teknik konstruksi yang digunakan, Edgar selalu memastikan bahwa setiap aspek pembangunan sesuai dengan rencana dan standar yang telah ditetapkan.

Pekerja-pekerja konstruksi bergerak dengan cekatan, bekerja sama untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka tepat waktu.

Setiap keamanan Edgar perhatikan, pria itu benar-benar memastikan para pekerjanya menggunakan peralatan keamanan yang tepat seperti helm dan sabuk pengaman misalnya. Edgar juga memeriksa bahwa area pembangunan telah di pagar dengan baik untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

Raut wajah bangga terpancar dari wajah tampan pria itu yang kini terlihat sedikit memerah karena berada di bawah terik matahari.

Dia memang bosnya disini, lantas kenapa mau repot sampai kepanasan sementara bisa saja Edgar bersantai dan menunjuk orang untuk mengawasi?

Jelas, seorang perfectionist turun ke lapangan hanya untuk memastikan proyek yang sedang dirinya kerjakan berjalan sesuai rencana dan standar yang sudah ditetapkan. Selain itu, Edgar juga bisa mengidentifikasi masalah yang mungkin timbul dan mengambil tindakan untuk mengatasinya sebelum menjadi lebih besar.

Lalu, getaran yang disusul suara nyaring dari benda di dalam saku celana nya membuat Edgar berhenti memperhatikan sekitar. Dia merogoh ponsel dengan senyuman karena mengira Vanila yang menelpon, tapi ternyata bukan perempuan itu.

Seketika Edgar terdiam saat melihat layar handphone dimana sebuah nama kontak tertera cukup besar.

Mama.

Edgar membisu, bukannya segera menggeser tombol berwarna hijau pria itu justru membiarkannya sampai status satu panggilan tidak terjawab, terpampang jelas di layar handphone nya.

Panggilan telepon kembali masuk, tapi lagi-lagi Edgar hanya menatapnya dalam diam. Tidak menolak apalagi menjawab, entah ada apa dengannya?

[Ed, mama rindu. Sudah lama kamu tidak datang sejak terakhir mama sakit sayang.]

Satu pesan masuk, di sertai emot sedih.

[Hari ini mama masak pie daging kesukaanmu, tolong datang sebentar saja.]

Dan pesan susulan lain masuk.

Edgar tidak membalas, dia menekan tombol power sampai layar handphone nya mati, kemudian kembali ia masukan ke dalam saku celana.

Konflik di antara keduanya sudah berlangsung cukup lama, akan tetapi masih membuat tembok es tak kunjung mencair. Entah apa yang membuat Edgar begitu, yang pasti pria itu merasa sangat kecewa.

***

Hari sudah menjelang malam, keadaan rumah Edgar sunyi dan sepi seperti biasa karena hanya Vanila yang tersisa. Irgi di bangunan belakang, sementara si empunya rumah masih belum kembali padahal jam sudah menunjukkan pukul 10.30 malam.

Suasana mencekam tidak lagi Vanila pedulikan. Apalagi saat rasa lapar mendominasi, awalnya yang memilih berdiam diri di dalam kamar. Akhirnya perempuan itu keluar untuk mengolah sesuatu agar dirinya bisa menikmati makan malam.

Sambal terasi, bayam rebus, tahu tempat dan juga pindang tongkol.

Ada bagusnya juga tadi ikut Irgi keluar, jika tidak maka Vanila tidak akan bisa memakan masakan yang ia rindukan. Sederhana memang, tapi nafsu makannya selalu menggebu-gebu.

Vanila simpan setiap piring masakan di atas meja makan, setelah itu dia kembali untuk merapikan wastafel yang dipenuhi cucian perabot kotor.

Trek…

Suara itu jelas terdengar, membuat Vanila menoleh dengan perasaan takut dan berdebar-debar.

Apa hantu menggerakan sesuatu?

Namun, ternyata bukan. Sosok Edgar segera terlihat tidak lama setelah suara itu terdengar.

Kemejanya sudah tidak rapi, jas yang pagi iya pakai tersampir di lengan, tak lupa membawa goodie bag besar, ipad dan juga satu tas laptop.

“Hey, Van!”

Edgar meletakan jas di atas sandaran kursi, meletakan tas laptop, ipad dan kotak besar terbungkus goodie bag di atas meja makan seraya menatap sesuatu yang sudah tersimpan disana.

“Kamu masak, Van?”

Vanila mengangguk.

“Tapi bapak ga mungkin suka, … bapak mau makan juga? Mau saya masakin apa?”

Vanila sempat menatap Edgar, sebelum akhirnya dia kembali pada perabotan kotor yang sedang ia belai menggunakan spons dan larutan air sabun.

Tidak terdengar jawaban apa-apa, tapi keberadaan dua tangan yang melingkar di perut Vanila membuat perempuan itu sedikit terkejut.

“Kenapa repot-repot?”

Edgar menarik paksa spons di genggaman Vanila, menyalakan kran air dan membasuh tangannya hingga busa sabun tak lagi tersisa.

“Buatkan saya kopi,” katanya.

“Mau kopi apa? Latte, susu atau—”

“Kopi hitam jangan terlalu kental, … susu nya nanti saja agak malaman sedikit.”

Edgar sedikit tersenyum.

Namun, tak ada reaksi apapun dari Vanila. Sepertinya gadis itu tidak tahu arah dan maksud ucapan pria yang masih betah memeluknya dari arah belakang.

Walaupun Vanila terus bergerak untuk membawa kopi, gelas bahkan sampai mengisinya dengan air panas Edgar masih betah dengan posisi itu.

Edgar meletakan dagu di atas pundak Vanila, sesekali memiringkan wajah untuk kemudian mengecup tengkuk perempuan itu.

“Pak!” Pekiknya saat merasa geli hingga kepalanya miring ke samping dengan pundak yang sedikit baik.

Edgar terkekeh.

“Kamu tidak rindu saya, ya?”

“Kopinya mau di simpan dimana?” Vanila balik bertanya.

“Kamu rindu saya atau tidak?” Edgar mengulangi ucapannya.

Vanila menghela nafas, melepaskan kedua tangan Edgar di pelitnya kemudian berbalik sehingga mereka dapat saling menyelami manik satu sama lain.

“Rindu itu apa?”

Bukan tidak paham dengan perasaan itu, jelas dia sangat menginginkan ayahnya kembali karena terdorong rindu yang sangat kuat.

Tapi kepada Edgar, kenapa dirinya harus rindu?

“Kamu tidak menginginkan saya pulang lebih awal? Atau berada di rumah agar bisa menghabiskan waktu bersama lebih banyak?”

Lho? Kok dia ngomong gitu? Kesambet setan sebelah mana kira-kira?

“Vanila?”

“Saya ga ngerti maksud bapak itu apa.”

“Bukannya kita suami istri? Meskipun hanya sah secara agama saja?”

Bola mata Vanila bergerak-gerak, Meminda lebih baik wajah pria di hadapannya.

“Bapak pikir begitu?”

Edgar mengangguk.

“Entah kenapa sesuatu di pikiran saya selalu berbicara tentang hubungan aneh ini.”

“Memang aneh. Bahkan saya merasa kita itu tidak seperti suami istri, … lebih tepatnya saya yang merasa jika bapak itu bos saya ketimbang suami.”

“Kenapa begitu? Apa perlakuan saya buruk?”

Vanila menggelengkan kepala, dia bingung dengan perasaannya saat ini. Jika di bilang buruk? Tentu saja Edgar cukup baik karena mau menampungnya sampai sekarang.

“Tidak saya rasa, bapak baik. Buktinya apa yang saya butuhkan ada di sini, bisa saya simpulkan kalau bapak peduli terhadap saya.”

Edgar maju satu langkah, lantas mengurung Vanila dengan meletakan kedua tangan di atas meja wastafel.

Jarak mereka semakin dekat.

“Apa karena kita tidak tidur bersama?”

“Mungkin.”

Kening Edgar mengkerut, menatap Vanila penuh tanya.

“Mungkin?”

“Ya ampun pak, suami mana yang tidak mau punya anak dari istrinya.”

“Soal itu, … saya tidak siap.”

“Hu'um, saya paham. Kan bapak yang bilang kalau tidak mau terikat sama siapapun, tapi kenapa tiba-tiba bahas soal hubungan ini? Intinya gini, kalau bapak butuh saya, saya ada. Kalau saya butuh uang bapak juga ada ‘kan?”

Edgar diam sebentar, lalu tertawa getir.

“Wanita itu memang ujung-ujungnya duit.”

“Bukan begitu tapi—”

“Ah saya keliru. Ada juga wanita yang mau dinikahi sama supir pribadi mendiang suaminya. Kesimpulan yang bisa diambil, cinta tidak melulu soal duit ‘kan?”

“Bapak mabuk?”

“Tidak, saya hanya minum sedikit tadi.”

“Pantesan ngelantur, orang habis minum!” Vanila geleng-geleng kepala.

Dia mendorong dada Edgar sampai pria itu mundur beberapa langkah, lalu mengambil cangkir kopi dan membawanya ke arah meja makan.

“Saya mampir ke bakery tadi, semoga apa yang saya pilih sesuai dengan seleramu.”

Vanila menarik goodie bag yang dibawa Edgar tadi, mengeluarkan kotak besar dari dalam, lalu membukanya.

Ada banyak varian roti, cookies dan potongan cake.

“Ini kelihatan enak, tapi saya mau makan nasi dulu,” kata Vanila seraya menjauhkan kotak tersebut.

“Saya juga.”

“Mau makan nasi?”

“Ya sedikit.”

“Mau saya bikinin apa? Bapak biasanya makan apa? Kalau masak steak saya ga bisa.”

“Makan itu saja, … saya mau coba.”

“Oke.”

Vanila hendak membawa piring.

“Suapin saya, ya!”

“Ga mau, tangan bapak dua-duanya nganggur itu!”

“Suapin!” Tegas Edgar. “Satu suapan saya bayar seratus ribu,” katanya.

“Oke oke.”

Kalo soal duit cepet banget ya, Van😂

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hii cuyung, so sorry yaaa. sibuk sama kegiatan market day sampe ga sempet ngetik. Jangan lupa like komen 😘😘

1
aurel chantika
pak Edgar buka mata ya,vanila tu cantik Banget 👌👌👌
aurel chantika
tau gitu ya diusir aja
aurel chantika
lebay
aurel chantika
ganggu aja,pasti ulat bulu ne yg datang
aurel chantika
semangat karena ada istri
Annie Gustava
oh cakep juga pak edgar.. akh mak up nya yg banyak dong n tiap hari/Smile/
Anggika15 | Aurin99: Bolehhh😜
total 1 replies
Evi Ristiani Ramdhani
wadaw d kasih bonus foto Edgar ,,,,jangan lupa Van stanby d kamar pake daster ehh 🤪🤪🤪
Anggika15 | Aurin99: Dasterrrrr ga tuh 😂
total 1 replies
aurel chantika
cakep
Anggika15 | Aurin99: Apalagi yang cuma pake handuk, beuhhh😅
total 1 replies
Ririn Sindi Noveri
ketemu pak edgar kita 🤭😂
Anggika15 | Aurin99: Yoiiii😂 nex ketemu Vanila
total 1 replies
aurel chantika
asal pak Edgar tau,mi itu makanan paling enak & GK ngebosenin Lo pak
aurel chantika
macam jalangkung pak irgi 🤣🤣🤣
Annie Gustava
mulai yaa kalian ribut2 kecil akh suka deh edgar kya gini k vanila hihihi
Anggika15 | Aurin99: 😋😋😋😋😋
total 1 replies
Annie Gustava
dah mulai nyaman yaa pak sama istrimu. pak jgn suruh vanila bli baju dinas mlm sendiri dong kl bp ikut kan enak bsa pilih model n warna/Grin/
Anggika15 | Aurin99: Nah iya😂
total 1 replies
Evi Ristiani Ramdhani
cieeeeee,,,,,udah aku aku,,,,udah mulai debat eh dari pertama jg debat ya hihi🤪
Evi Ristiani Ramdhani: lanjutttt Kaka cuyung 😄😄😄
Anggika15 | Aurin99: 😅😅😅😅😅
total 2 replies
Ririn Sindi Noveri
uhuyyy pak edgar bisa aja modusnya bilang aja udh nyaman pak 😂🤣
Anggika15 | Aurin99: Gengsinya di atas rata-rata 😂
total 1 replies
aurel chantika
kalau akur gitu kan enak 😀😀😀
Anggika15 | Aurin99: Adem gitu yah😆
total 1 replies
aurel chantika
enak jidatmu aja pak Edgar
Anggika15 | Aurin99: 😆😆😆😆😆
total 1 replies
aurel chantika
belikan yang bagu,jangan ngomel aja taunya pak
Anggika15 | Aurin99: Tiba-tiba banget emang😅
total 1 replies
ensagita
di tunggu kelanjutannya 😍
Anggika15 | Aurin99: 😘😘😘😘😘
total 1 replies
aurel chantika
lama bener kamu muncul vAnila 🤣🤣🤣
Anggika15 | Aurin99: Abis market day dulu😂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!