Seorang gadis yang berusia 18 tahun harus menjalani betapa pahit nya kehidupan yang harus ia jalani
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vnltwins, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Reza yang terus mencari tahu informasi, menemukan bahwa pemimpin victoria yang bernama JUSTIN yang di kenal dengan taktik nya yang brutal dan berambisi tak terbatas.
"Sungguh sangat malang mereka tidak tahu dengan siapa mereka berurusan" Ucap Reza dengan nada dingin.
"Hahaha tidak masalah reza kita akan membuat mereka menyesal telah mengusik kita" Ucap Steven menyeringai.
Dengan semua informasi yang sudah lengkap mereka sudah tiba di bandara dan siap untuk menghadapi Victoria dan mengembalikan kekuasaan dan wilayah mereka.
Dan langsung saja mereka menuju markas tidak butuh lama akhir nya mereka tiba di markas dan Steven langsung saja duduk di kursi kekuasaan nya.
"Reza gerakkan semua anak buah kita untuk menyerang markas mereka, pastikan pemimpin mereka berada di sana" Kata Steven dengan wajah datar.
Reza mengangguk dan langsung mengumpulkan semua anak buah nya untuk mengepung markas Victoria.
"Bos pemimpin mereka sedang berada di sana" Ucap Reza.
"Baik kita selesaikan ini sekarang" Ucap Steven dengan mata yang tajam dan penuh dendam.
Mereka tiba di markas Victoria dan anak buah Steven siap untuk menghadapi Victoria dan mengakhiri ancaman mereka sekali untuk selama-lama nya.
Pertempuran anak buah Steven dan Victoria begitu sengit dan brutal. Begitu tim Steven dengan cepat mengepung markas Victoria mereka bergerak dengan sangat cepat memastikan tidak ada celah untuk musuh nya melarikan diri.
Tembakan pertama terdengar memecah keheningan malam, anak buah Steven yang sudah mahir begerak dengan taktik yang berpengalaman menggunakan peralatan canggih dan strategi yang sudah matang untuk mengatasi musuh nya.
Di dalam markas Victoria, Justin memimpin anak buah nya dengan tangan besi, mereka berusaha semaksimal mungkin mempertahakan posisi nya. Namun serangan dari tim Steven begitu sangat kuat hingga setiap sudut markas menjadi medan pertempuran, dengan suara tembakan dan juga teriakan.
Steven berada di garis terdepan memastikan setiap langkah yang diambil oleh nya dengan hati-hati dia tahu bahwa lawan nya Justin begitu tangguh dan tidak bisa meremehkan musuh nya dengan keberanian Steven memimpin tim nya menuju kemenangan.
Pertempuran antara anak buah Justin dan Steven begitu sengit kedua belah pihak saling bertukar tembakan suara ledakkan teriakan begitu menggema di seluruh ruangan dan udara anak buah Steven yang sudah berlatih siap mengakhiri pertempuran menuju kemenangan.
Sedangkan Steven langsung berhadapan dengan Justin pemimpin Victoria.
"Hahahaha kau datang menyerahkan nyawa mu datang ke markas ku, Draco phoenix" Ucap Justin terkekeh.
"Hahaha kita lihat saja siapa yang akan terlebih dahulu nyawa nya tercabut" Steven kembali terkekeh.
Steven dengan insting yang kuat dan sudah berpengalaman bertahun-tahun di dunia mafia mampu menghindari jebakan-jebakan tersebut.
Justin mencoba menyerang Steven dengan pisau namun Steven terlebih dahulu menghindar dan melakukan pukulan keras hingga terjadi nya pertempuran yang semakin sengit Justin menghalakan segela cara untuk menjatuhkan Steven. Namun Steven tetap tenang dan fokus menggunakan setiap kesempatan untuk menjatuhkan lawan nya.
Akhir nya dengab gerakan cepat dan stabil Steven berhasil meraih Justin dan menjatuhkan nya ke lantai, Justin terengah-engah mencoba bangkit kembali dan melawan Steven. Namun terlebih dahulu Steven menahan nya kuat.
"Ini konsukuensi nya untuk semua yang telah kau lakukan" Ucap Steven dengan nada mengejek.
Justin bisa melihat mata Steven penuh dengan kebencian namun perlawanan nya sudah tidak ada lagi guna nya, Steven mengikat Justin memastikan ia tidak bisa melarikan diri lagi.
Setelah berapa jam akhir nya pertempuran sengit itu di akhiri oleh tim Steven yang berhasil menguasai markas Victoria, Justin dan anak buah nya yang tersisa di tangkap semua agar tidak bisa melarikan diri. Steven berdiri tegap di tengah markas yang sudah hancur mata nya tak henti-henti nya menatap tajam ke depan nya.
"Ini adalah tanda peringatan bagi siapa pun yang berani mengusik kita" Kata Steven dengan suara tegas.
Dengan kemenangan yang barusan Steven memastikan bahwa kekuasaan nya tidak tergoyahkan, dan Victoria tidak akan mengancam bisnis nya lagi namun dia tahu bahwa dunia mafia akan selalu penuh dengan bahaya dan Steven harus selalu siap siaga menghadapi tantangan berikut nya.
Steven berdiri di tengah-tengah may*t yang sudah bergeletak di sekeliling nya dengan suara yang sangat tegas.
"*Kumpulkan semua may*t ini dan buat lah api unggun kita rayakan keberhasilan kita*" Ucap Steven.
Anak buah Steven segera mengumpulkan tubuh-tubuh yang sudah tidak bernyawa dan menumpuk nya di suatu tempat. Api pun mulai menyala dan mulai memancarkan sinar nya yang merah ke arah langit malam.
Steven menatap ke arah Justin yang sudah terikat yang berada di dekat nya.
"Bagaimana Justin? sebentar lagi kau juga akan menjadi bagian dari api ini" Kata Steven dengan nada sinis.
Justin melirik Steven dengan tajam, namun dia tahu hari ini adalah hari terakhir dia bisa melihat dunia dan akhir dari hidup nya.
Steven mendekat menatap Justin dengan begitu tajam juga..
"Ini adalah akhir dari perjalanan mu tuan Justin yang terhormat kau telah mengusik orang yang salah, kau telah menbangunkan singa yang sedang tidur milik Draco phoenix" Ucap Steven.
Dengan satu isyarat anak buah Steven mengangkat tubuh Justin dan membawa nya mendekat ke api unggun.
"Selamat tinggal Justin dan Victoria" Ucap Steven dengan nada penuh kemenangan.
Api semakin membesar menghangsukan semua bukti pertempuran yang baru saja terjadi.
Malam itu Steven dan anak buah nya merayakan keberhasilan mereka. Sebab mereka tahu bahwa ini adalah langkah penting untuk mengamankan wilayah mereka dan menunjukkan bahwa kepada dunia bahwa mereka tidak ada yang dapat mengusik mereka tanpa kosukuensi.
Keesokan pagi nya....
Nadine bangun dari tempat tidur nya yang terasa sangat nyaman..
Hoaaaam....
Tiga puluh menit Nadine sudah sangat rapi dengan pakaian sekolah nya gadis meninggalkan kamar nya dan menuju meja makan.
Nadine melihat meja makan masih kosong dia melihat kesekeliling mansion mencari keberadaan Steven tapi tidak melihat batang hidung nya sama sekali.
"Nona..." Salah satu maid mengkagetkan Nadine.
"E-eh iya bi" Nadine tersadar dari pencarian.
"Ada apa nona?" Tanya maid.
"Bi tuan Steven dimana bi?" Tanya Nadine.
"Tuan Steven sedang ada perjalanan bisnis tadi malam nona" Jawab maid.
"Oh iya deh bi" Jawab Nadine singkat dan langsung duduk di kursi meja makan.
Jerry datang menghampiri Nadine ke meja makan.
"Tuan ayo sarapan" Ucap Nadine.
"Iya nona...." Jawab Jerry menarik kursi nya.
Selesai sarapan Nadine berangkat sekolah di antar oleh Jerry.
Sesampai nya di depan gerbang sekolah sahabat Nadine sudah menunggu diri nya. Dia langsung saja turun dari dalam mobil.
"Terima kasih tuan" Ucap Nadine.
"Iya nona sama-sama, saya pamit pergi dulu" Jawab Jerry.
"Iya tuan hati-hati..."
"Hey Mika kamu baru nyampe apa udah lama" Sapa Nadine.
"Belum lama sih sudah ayo kita ke kelas saja" Jawab Mikala.
Mereka berdua menuju kelas mereka, sesampai nya di dalam kelas Nadine dan Mikala langsung duduk saja di kursi mereka masing-masing.