NovelToon NovelToon
Brondong Gila,Bulan

Brondong Gila,Bulan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Cintamanis / Playboy / Beda Usia / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:82.9k
Nilai: 5
Nama Author: Realrf

Sang Dewi Nemesis Hukum Nolite, yang jutek harus berkelahi dengan berondong teknik yang Playboy itu. Iyuuuuh .. nggak banget!!!!!


Tapi bagaimana kalau takdir berkata lain, pertemuan dan kebersamaan keduanya yag seolah sengaja di atur oleh semesta.

"Mau lo sebenernya apa sih? Gue ini bukan pacar lo Cakra, kita udah nggak ada hubungan apa-apa!" Teriak Aluna tertahan karena mereka ada di perpustakaan.

Pria itu hanya tersenyum, menatap wajah cantik Aluna dengan lamat. Seolah mengabadikan tiap lekuk wajah, tapi helai rambut dan tarikan nafas Aluna yang terlihat sangat indah dan sayang untuk dilewatkan.

"Gue bukan pacar lo dan nggak akan pernah jadi pacar lo. Cakra!" Pekik Aluna sambil menghentakkan kakinya di lantai.

"Tapi kan waktu itu Kakak setuju mau jadi pacar aku," pria itu memasang ajah polos dengn mata berkedip imut.

"Kalau lo nggak nekat manjat tiang bendera dan nggak mau turun sebelum gue nuritin keinginan gila lo itu!!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak menyerah

Mobil warna ungu muda milik sang dewi nemesis berjalan dengan keceptan cukup tinggi membelah jalanan yang cukup ramai. Aluna mendengus kesal saat melihat bayangan sepeda motor di kaca spion mobilnya. Cakra, kenapa si kuman bakteri ini selalu saja membuatnya repot. Harus mengunakan bahasa apa lagi Aluna memberitahu si kuman bakteri itu.

Kaki berbalut heels warna hitam itu menginjak pedal gas semakin dalam, memacu mobil kecilnya lebih cepat. Agar bisa lepas dari pria yang sudah seperti penguntit yang tak tahu malu itu. Meski sudah diperingatkan, meski sudah diabaikan, Cakra tetap ada. Menyebalkan!

"Apa sih mau lo," gumam Aluna kesal, gadis itu sampai memukul setirnya dengan keras melampiaskan rasa kesal dan amarah yang berbalut kecewa.

Melihat Cakra, Aluna seperti melihat dirinya di masa lalu. Dingin dan sakitnya malam kelam itu kembali ia rasakan, kenapa Cakra tidak mengerti, kenapa pria itu malah datang dan dengan tidak tahu malunya membuka luka lama lagi. Tidak bisakah ia biarkan Aluna sembuh dan melupakan semua itu.

Apa Cakra tidak tahu jika dua tahun ini Aluna susah payah menyembuhkan hati, mencoba berdamai dengan rasa sakit atas luka yang Cakra lakukan padanya. Gadis itu mengigit bibir bawahnya dengan kuat, sekuat tenaga ia menahan air matanya agar tidak menetes. Namun, Aluna tidak bisa menghentikan bulir itu jatuh.

Nyatanya masih sakit, luka itu masih sakit, seolah lara itu belum selesai, goresan berdarah itu masih menganga, seolah waktu tak pernah berjalan. Pertanyaan-pertanyaan di kepala Aluna memang belum jawab yang tepat, mengapa? kenapa? kata yang selalu bergelut dalam pikiran Aluna setiap malam saat ia sedirian.

"Nggak gue ngga butuh jawaba apapun, gue nggak butuh penjelasan apapun!" tegas Aluna sambil mengusap kasar air mata yang mengalir membasahi pipinya.

Mobil cooper Aluna berbelok memasuk ke area perumahan elit, berharap pagar tinggi dan gerbang besi putih rumahnya akan menjadi batas mutlak antara mereka. Tapi bahkan setelah mesin mobilnya mati, hatinya masih berdegup marah.

Cakra masih di sana, diatas motornya ia duduk dengan helm yang masih terpasang. Satu kaki Cakra turun menahan motor, pemuda itu menoleh menatap mata sembab sang terkasih dengan dalam dibalik kaca helmnya.

Tangan Aluna mengepal kuat, gadis itu masih terpaku di samping mobil menatap tajam seolah mengusir Cakra tapi bicara. Cakra mengeluarkan benda pipih dari sakunya mengetik sesuatu lalu kembali menoleh melihat ke arah gadis favoritnya. Ponsel Aluna begetar, tangan lentiknya masuk kedalam tas lalu mengambil benda pipih itu. Sekilas membaca pesan dari nomor asing tanpa nama.

+62.. : Maafkan Aka , maaf Aka mohon maafin Aka ... Luna.

Aluna menatap Cakra semakin nyalang, jari tengahnya teracung tinggi ke arah Cakra. Aluna melangkah cepat menapaki dua anak tangga yang ada di terasnya. Pemuda dengan jaket baseball abu-abu itu hanya bisa diam menatap Aluna yang hilang di balik pintu kayu besar.

Cakra : Aka akan di sini sampai Luna mau dengerin Aka, sampai Luna mau ketemu Aka, setidaknya balas pesan Aka, Bulanku ....

My 🌕 : .....

Seulas senyum getir tersungging di bibir pucat pemuda itu, melihat pesan yang ia kirimkan hanya di baca oleh kesayangannya.

"Setidaknya nggak di blok, " gumam Cakra menyemangati dirinya sendiri.

Pemuda itu turun dari motor, mendorong teman berodanya untuk berteduh. Setelah motor hitam berbody ramping dengan knalpot yang agak tinggi itu sudah terparkir dengan baik. Cakra kembali ke pintu pagar besi, dia diam berdiri di menatap gedung yang menyembunyikan bulannya.

Wajah Aluna yang tadinya di tekuk seketika berbinar melihat seorang wanita yang sedang bercengkrama dengan sang ibu di ruang tamu.

"Tante Chika!" Seru Aluna dengan semangat.

Panggilan manis Aluna membuat dua wanita paruh baya itu menoleh. Marissa tersenyum merentangkan tangannya menyambut Aluna yang berlari menghampiri. Gadis berambut coklat gelap itu memeluk Marissa dengan erat.

"Aluna kangen banget," ujar Aluna manja.

Marissa mengurai pelukan mereka, memberi sedikit jarak agar bisa menatap wajah cantik keponakan kecilnya.

"Tante juga kangen banget sama, Luna," ucap Marissa dengan gerakan tangan.

"Kalau kangen kenapa nggak jarang ke sini, pasti nggak boleh sama Om Bobby ya?" Tuduh Aluna dengan bibir manyun lima centi setengah.

Marissa tertawa dalam hening, tapi tetap terlihat manis.

"Belakang ini Tante sibuk, maaf ya Sayang. Sebagai gantinya Luna mau hadiah apa dari Tante?" Marissa berkedip manis setelah menggerakkan tangan.

"Apa aja deh, tapi lukisan gadis lavender boleh juga," sahut Aluna dengan senyum lebar.

"Iya boleh, nanti Tante kamu sama Jenan ke galeri Tante ambil lukisan itu."

Mata Aluna melebar melihat gerakan tangan Marissa.

"Serius Tante? Aluna cuma bercanda, beneran Aluna cuma asal ngomong aja," tutur Aluna yang dengan panik.

Bagaimana tidak, gadis lavender adalah lukisan Marissa yang cukup terkenal. Bahkan sempat di tawar dua miliar oleh seorang kolektor lukisan tapi tidak dilepas oleh Marissa. Dan dengan entengnya wanita itu memberikan lukisan berharga itu padanya. Marissa hanya tersenyum kecil lalu mengangguk.

"Hah!" Aluna menutup mulutnya yang terbuka lebar.

Grep

Gadis itu memeluk sang Tante dengan sangat erat.

"Terima kasih Tante, terima kasih. Tante Marrisa memang paling baik sedunia!" seru Aluna lalu mengecup pipi Marissa, untuk sesaat ini Aluna lupa dengan Cakra yang masih berdiri menunggu di luar pagar rumahnya.

"Ehem," Calista berdehem kecil, tangan wanita cantik itu terlipat di dada dengan mata memicing menatap adik dan anaknya yang masih berpelukan.

"Berasa jadi obat nyamuk," sindir Calista sambil merotasikan tatapannya kearah lain.

Aluna menyengir lalu beralih duduk ke sisi sang ibu, gadis berusia sembilan belas tahun itu bergelendotan maja di lengan sang ibu cantik yang tengah merajuk.

"Maafin luna Ibu, luna cuma kangen sama Tante Chika," bujuk Aluna dengan suara lembut dan manis.

Calista hanya diam dan melengos.

"Ibu Sayang, Ibu Cantik maafin luna," rengek Aluna sambil mengoyangkan tangan sang ibu. Tapi Calista masih diam dengan wajah cemberut.

"Aluna beliin es krim stroberi ya, atau ibu mau cake? Aluna beliin ya .. ya.."

Calista melirik Aluna sekilas lalu mengangguk.

"Beliin Ibu, stoberi cheese cake sama es krim stoberi," sahut Calista masih dengan wajah pura-pura ngambek.

Aluna berdiri dan memberikan sikap hormat.

"Siap! tapi luna ganti baju dulu ya."

Setelah mengatakan itu Aluna segera berlari ke kamarnya untuk membersihkan diri. Setelah mandi dan keramas yang super express Aluna pun turun dengan memakai kaos santai dan celana jeans.

"Cuma stoberi cheese cake sama es krim aja, atau ibu mau yang lain juga?" Tanya Aluna sambil merapikan jepitan rambutnya.

"Itu aja cukup .... eh, nambah mie ayam deh," jawab Calista setelah berpikir sejenak.

"Oke Ibu."

"Ayo, Kak Luna. Jenan siap nganterin!"

Pekik seorang pemuda dari arah halaman belakang, Aluna pun menoleh. Kedua alisnya terangkat naik melihat dua pemuda yang berjalan mendekat, keduanya anya penuh keringat.

"Mandra? Mandi dulu, gue anti kalau bau kambing." Aluna mengibaskan rambut coklatnya dengan sombong.

"Jenan! Balon, nama gue Jenandra!" Teriak Jenandra, pemuda itu berlari cepat setelah mengambil kunci mobil Aluna dari tangan sepupu cantiknya itu.

"Mandra!" Aluna pun langsung mengejar Jenandra.

Calista, Marissa dan Luga hanya bisa menggeleng melihat tingkah keduanya. Jenandra tertawa saat Aluna mengejarnya, sampai di teras Aluna berhasil menarik tangan Jenandra dan mengacak-acak rambut lepek Jenandra dengan kesal. Pemuda itu tentu tidak tinggal diam, dia mengambil jepitan rambut sang kakak sepupu dan dengan usil Jenandra berlari secepat ayam, membuka mobil Aluna dan masuk begitu saja.

"Dasar Mandra!" Pekik Aluna kesal, dia pun berlari kecil menyusul Jenandra masuk ke mobil.

Melihat semua itu membuat hati Cakra terbakar. Tangan Cakra mengepal sangat kuat sampai terlihat urat-uratnya, asap putih keluar dari lubang hidung dan ubun-ubun. Matanya menatap tajam mobil Aluna yang mulai bergerak keluar setelah gerbang terbuka. Gelak tawa masih terdengar saat mobil berwarna ungu itu melewati Cakra.

1
Al-rayan Sandi Syahreza
yang katanya keluarga malah tidak mengerti siapa sebenarnya aka
Al-rayan Sandi Syahreza
semoga saja masalah Cakra cepat selesai, kasihan dari kecil nggak pernah bahagia selain dng Aluna,kalau sampai rencana si cat rambut berhasil hancur sudah aka
Al-rayan Sandi Syahreza
seharusnya orang2 terdekat aka pasti tau kebiasaan Cakra,minumannya aja susu yah ko bisa datang ke club mustahil
Anie Nhie
Hidup sebagai keturunan Keluarga Hendrawan yg Terhormat itu berat ya Aka,,,bahkan dengan kesalahan yg belum terbukti kamu bersalah, kamu dihakimi tanpa bertanya tentang apa yg terjadi sebenarnya,,, Luna pasti khawatir karena Aka tiba² menghilang,dan Om Hail pasti juga lg nyari bukti,,,
Aka kuat ya,, Aka malah harus bertarung sendirian skrg,,/Frown/
Zahra Nisa
ya ampun kasian cakra d sidang keluarga besar mana om hail ga ada lg
Rajungan biru
Drama besar
Anie Nhie
Semangat Malik,, Semangat cari bukti buat Aka ya,,, jangan khawatir ntar Willi balik pasti bawa sesajen banyak,/Joyful/
Lega ya disaat terpuruk kyk gini ada sahabatnya Aka yg mendukung,, Aka gak sendirian melewati semua badai ini,terpenting Aluna juga gak pernah ninggalin Aka,,dia percaya sma Aka,,,
semoga badai ini cepat berlalu ya,,
Om Hail buru² bgt,,apa Galang udah dapetin bukti yang membuktikan klo Aka gk bersalah??
Rajungan biru
cie.......
Kodok Kejengkit
ya ampun aka, coba td aka nginap di apartemen willi, jd aka selamat ga di bawa om ishak, dan aka sekarang di adili oleh eyang dan yg lainnya. semoga aja om hail datang dan menolong aka yg mulai terpojok
win ryry
cie sekarang mah pake video call semoga Malik bisa buktiin KLO video itu palsu dan Cakra gak bersalah
Anie Nhie
Baru z memulai lagi ya setelah sekian lama cinta mereka bersemi lagi,tapi langsung z badai besar menimpa mereka,,,
Lun,ambil keputusan yg tepat,kamu tau Aka kan,, kamu tau disaat Aka jujur atau nggak,, please percaya Aka ya,jangan pernah tinggalin dia disaat dia lg difitnah kyk gini,,,
licik bgt sch si Miranda,,,pasti deh dia sengaja ngelakuin itu sma cwok yg nyamar jd Aka,,,tw mungkin z si Miranda juga di jebak karena dia lg mabuk dan taunya klo cwok yg sma dia itu Aka karena rambut birunya???
Kodok Kejengkit
semoga malik bisa menemukan bukti siapa yg membuat video itu.
om hail kesayangan aku mo kemana malam2 apa om hail menemukan sesuatu 🤔
Zahra Nisa
om hail mau ke mna itu g khawatir cakra d tinggal sendirian
Kodok Kejengkit
siapa sih yg menyebar video itu dan memfitnah aka, br aja aka mo sembuh melawan sakitnya kini timbul masalah ini kan bikin aka down. luna jgn percaya sm video yg luna lihat, luna pasti tau aka kek mana
erna wati
gimana cakra g trauma punya keluarga besar kaya gitu itu s eyang kaya bukan orang tua saja
erna wati
untung cakra punya temen seperti wiliam yang mau bantu cari bukti nya
Aulia Zahra
ya ampun aka d sidang keluarga besar mna Om hail ga ada lg
Aulia Zahra
kayaknya om hail pergi buat nyari bukti
liska Supriatna
Cakra,, Cakra km ini ngomong sendiri jawab sendiri 🤣🤣🤣
liska Supriatna
Om Hail pulng om.. kasian Cakra om,,, jgn sampai sesuat yg gk di inginkan terjadi sama Cakra,,,, Mak Thor jahat bgt sih baru juga Luna sama Cakra bahagia eh mlh udh di bikin melow LG 🥺😩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!