"Jadilah istri Tuan Roger agar hutang paman menjadi lunas!"
Nazura tidak mampu menolak perintah sang paman untuk menikah dengan orang yang bahkan sama sekali belum pernah ia temui. Namun, meskipun berat tetap ia lakukan untuk membalas jasa sang paman yang sudah membesarkan.
Setelah pernikahan itu terjadi, ternyata kehidupan Nazura tidaklah lebih baik. Justru kesabarannya terus diuji.
Lantas, bagaimana kisah Nazura selanjutnya? Akankah gadis itu menemukan kebahagiaan?
Simak Kisahnya di sini.
Jangan lupa dukung karena dukungan kalian sangat berarti ☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rita Tatha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
GPH 19
Sejak tadi Nazura hanya berguling di atas kasur tanpa bisa memejamkan mata. Ketika ia baru saja berusaha bisa tertidur, bayangan Roger tiba-tiba datang. Membuat ia terpaksa membuka mata kembali. Wanita itu ingin sekali menghubungi suaminya, tetapi ia tidak berani. Khawatir akan mengganggu jam istirahat lelaki itu. Sampai pada akhirnya, Nazura terjaga hingga pagi dan ia pun bersiap bekerja. Setidaknya di toko nanti, ia bisa melupakan Roger untuk sejenak.
"Wajah kamu kucel banget, Na. Kenapa? Nglembur sama suami kamu?" tanya Devi. Sedikit menyenggol lengan sahabatnya untuk menyadarkan dari lamunan.
"Ish! Apaan, sih, Dev. Kagak ada." Nazura menimpali. Ia berjalan menjauh untuk sedikit menghindar dari sahabatnya karena ia khawatir Devi akan banyak bertanya kepadanya.
"Na, layani wanita di depan sana. Aku mau ke toilet sebentar," perintah Devi. Berlari meninggalkan Nazura begitu saja. Hal itu pun sontak membuat Nazura terkekeh sembari berjalan mendekati wanita yang dimaksud oleh Devi barusan.
"Selamat datang di toko kami, Nona. Apa ada yang bisa kami bantu?" Nazura tersenyum simpul sembari menangkup kedua tangan di depan dada. Walaupun hatinya sedang gelisah saat ini, tetapi ia harus tetap profesional.
Ketika melihat wanita tersebut, Nazura terdiam untuk beberapa saat dan berusaha mengingat-ingat. Ia merasa pernah melihat dan bertemu wanita tersebut, tetapi Nazura lupa di mana mereka pernah bertemu sebelumnya.
"Aku ingin bertemu dengan karyawan di sini yang bernama Nazura. Apakah ada?" tanyanya.
"Saya sendiri, Nona." Nazura masih menjawab sopan meskipun kening wanita itu sudah mengerut dalam. Merasa heran kira-kira ada kepentingan apa wanita di depannya itu mencari dirinya. "Ada perlu apa, Nona?"
Soraya tidak langsung menjawab. Ia memindai seluruh tubuh Nazura dari atas sampai bawah. Membuat Nazura merasa tidak nyaman karenanya.
"Oh, jadi kamu ini istri Roger?" tanyanya. Nazura sedikit tersentak ketika mendengar pertanyaan itu dan ia pun merasa gugup setelahnya.
"Da-dari mana Anda tahu, Nona?" Nazura bertanya balik dengan terbata. Bahkan, ketika Soraya mengulurkan tangan kepadanya, Nazura hanya diam menatap tanpa berani membalas jabatan tangan tersebut.
"Kenalkan. Namaku Soraya, tunangan Roger sejak kecil," ujarnya. Membuat tubuh Nazura menegang seketika bahkan wajahnya sudah terlihat memucat.
Soraya?
Ah, Nazura kembali mengingat itu. Nama yang pernah ia dengar dari Rosa dan membuatnya penasaran. Ternyata memang benar apa yang dikatakan oleh Rosa kalau ia kalah jauh dengan Soraya dan tidak akan mungkin bisa menandinginya.
"Ma-maafkan saya, Nona. Saya tidak tahu kalau ternyata Tuan Roger sudah memiliki tunangan," kata Nazura takut. Ia terus saja menangkup tangan di depan dada. Tanpa berani mengangkat kepala.
"Tidak apa. Itu bukan kesalahanmu juga. Aku tahu kalau kamu itu hanya dijadikan penebus hutang oleh keluargamu dan Roger juga terpaksa menikahimu." Tatapan Soraya terlihat cukup menyeramkan bagi Nazura.
"I-iya, Nona. Itu benar sekali." Nazura menunduk dalam dan tidak berani menatap Soraya sama sekali.
"Tidak apa. Aku juga tidak tahu kalau akan ada kejadian seperti ini selama aku di luar negeri karena Roger tidak berbicara apa pun kepadaku. Tapi, sekarang aku sudah mengetahui semuanya." Soraya menghentikan ucapannya sesaat untuk menghirup napas dalam. "Jadi, kalau aku memintamu untuk meninggalkan Roger dan biarkan dia menjadi milikku karena aku lebih berhak. Apakah kamu bersedia? Aku akan memberikan apa pun yang kamu mau," tawarnya.
Nazura hanya diam karena ia pun merasa bimbang harus menjawab apa. Itu bukanlah tawaran pertama kali yang didapat untuk meninggalkan Roger. Setelah kemarin Rosa pun memberikan tawaran seperti itu kepadanya.
Jika kemarin ia menolak dengan tegas tawaran dari Rosa, tetapi tidak untuk kali ini. Ia merasa bimbang ketika hendak menolaknya setelah mengetahui kalau ternyata Soraya adalah tunangan Roger. Sebagai seorang wanita, ia pun berusaha mengerti apa yang dirasakan oleh wanita lain.
"Bagaimana, Nona? Asal kamu tahu, aku akan melepaskan Roger jika ia bertemu dengan wanita yang tepat. Tapi, melihat ia bersamamu, membuatku ragu dan tidak yakin kamu bisa membuatnya bahagia. Jadi, maukah kamu melepaskannya untukku?" pinta Soraya.
Nazura benar-benar menutup rapat mulutnya dan berusaha mengusir kebimbangan hatinya. Ia sedikit mendongak dan menatap iba ke arah Soraya yang sedang memelas kepadanya.
"Aku mohon. Sebagai seorang wanita seharusnya kamu ...."
"Baiklah. Anda tenang saja. Saya akan membicarakan ini nanti dengan Tuan Roger dan saya akan membuat Tuan Roger menceraikan saya, Nona." Nazura berbicara tegas membuat senyum Soraya mengembang sempurna.
Berbeda dengan hati Nazura yang sedang bergejolak hebat saat ini.
Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan setelah ini.
suka nih peran cewe begini