Jangan Rubah Takdirku !

"Mas, aku hamil." Katanya lirih dengan suara bergetar. Wajahnya menunduk dengan air mata menetes membasahi pipi. "aku hamil anak mu." Lanjut nya.

Duarr

Bagai disambar petir disiang bolong, hati Lisa seakan-akan runtuh di tempat nya. Dada nya bergemuruh hebat, nafas nya tak beraturan. Hingga beberapa detik, barulah dia menatap wajah sang suami yang masih mematung dengan tatapan kaku.

"Apa maksudnya, mas? Kenapa wanita itu berkata seperti itu?" Tanya nya diiringi kekehan. Meski hatinya teramat takut jika semua yang dikatakan wanita itu benar, tetapi Lisa masih bersikap biasa saja karena dia sangat yakin suaminya ini tak pernah mengkhianati nya.

"Mas ..." Lisa menggoncang lengan kekar suami nya yang masih saja tak bereaksi apapun.

Seketika Dava tersadar, dia menatap wajah sang istri yang sedang tersenyum kearah nya, namun dia tahu bahwa senyum itu adalah senyum paksaan.

"Omong kosong apa yang kau katakan? Saya bahkan tak mengenal mu, kenapa kau tiba-tiba mengaku-ngaku seperti itu?" Dava berusaha setenang mungkin untuk menutupi kegugupannya.

"Iya, mbak. Mungkin Anda salah orang. Suami saya ini pria baik-baik. Dia sudah menikah dengan saya dan sangat mencintai saya." Sahut Lisa diikuti dengan senyuman tipis. Hati nya lega karena ternyata orang itu hanya salah orang, itu lah keyakinan Lisa.

"Tidak, aku tidak salah orang. Anak ini adalah anak Dava Arsenio Gerrard. Kami telah menghabiskan satu malam satu bulan lalu saat dia mendatang night club." Jelasnya lantang dengan tangis yang sudah membanjiri wajah. Hingga menimbulkan simpatik dari banyak orang yang sedang berlalu lalang.

"Apa maksudnya ini, mas?" Lisa masih tidak mengerti. Dia tak terlalu yakin dengan ucapan wanita itu karena dai begitu mempercayai sang suami. Lisa bertanya pada sang suami, berharap Dava akan memberikan penjelasan, namun reaksi Dava justru sebaliknya. Laki-laki itu tampak kaku di tempat nya.

"Mbak, tolong jangan mengada-ada. Suami saya tidak pernah datang ke club apalagi sampai tidak dengan wanita." Lisa masih berusaha menjelaskan meksi sebenarnya hati nya membayangkan jika apa yang dikatakan wanita itu adalah kebenaran.

"Saya tidak berbobot! Jika kau tak percaya maka lihatlah ini!"

Ternyata wanita itu dengan sengaja memvideokan adegan panas mereka, dan menjadikan nya sebuah dokumentasi.

Tangan Lisa bergetar antara ingin mengambil atau tidak. Namun, karena rasa penasaran itu dia mengambil nya. Saat akan memutar video itu, tiba-tiba Dava merampas nya lebih dulu.

"Sayang, kenapa kamu percaya wanita tak jelas itu? Kamu percaya pada ku kan? Kau tidak perlu melihat video itu karena hanya akan membuang-buang waktu kita saja. Ayo, sebaiknya kita segera masuk. Dokter nya sudah menunggu." Jelas nya panjang lebar sembari mengamankan ponsel yang menjadi bukti rekaman tak senonoh itu.

Lisa menatap datar suami nya. Dia tahu saat ini suami nya sedang dilanda kepanikan. Jika tadi dia begitu mempercayai sang suami, maka kini adalah sebaliknya. Dia begitu mencurigai Dava yang terlihat panik.

Dirampasnya ponsel yang masih berada di genggaman Dava dan mulai memutar nya.

Tes ... tes ... tes...

Satu persatu buliran air mata itu jatuh membasahi pipi. Tak ada suara atau Isak tangis dari Lisa. Tapi hati nya begitu sakit menyaksikan suaminya menyetubuhi wanita lain. Hingga tubuh nya luruh ke lantai, lutut nya tak lagi kuat menopang tubuh. Dunia nya hancur, harapan nya sirna. Gambaran kehidupan rumah tangga bahagia hingga menua bersama itu sirna seketika.

"Tega kamu, mas." Masih dalam hening nya Lisa berkata seperti itu. Air mata itu terus saja berdesakan keluar dari pelupuk nya.

Dava hanya bisa menggeleng pelan, mendekati sang istri yang tampak kacau dengan tatapan pilu.

"Sayang, maafkan aku." Dava mendekati sang istri dan ingin segera mendekap tubuh ringkih itu.

"Stop!" Lisa menghentikan langkah sang suami yang akan mendekati nya. "aku bilang stop disitu! Aku jijik melihat tubuh mu! Aku benci kamu! " Ucap nya lantang diiringi dengan deraian air mata yang tak kunjung berhenti.

"Tidak, kamu tidak boleh membenci ku. Aku mencintaimu. Maafkan aku atas kesalahan ku." Dava tetap berusaha mendekat dan merangkul tubuh istri nya. Sia mendekap erat membawa nya ke dalam pelukan. Kedua nya sama-sama menangis. Lisa menangis pilu, hati nya begitu hancur menghadapi kenyataan ini. Tangan nya terus memberontak memukul-mukul dada suami nya keras meminta dilepaskan.

Sedangkan Dava, laki-laki itu ikut menangis menyesali kebodohannya. Dia sudah menghancurkan impian wanita yang begitu dia cintai sejak SMA. Lalu dengan tega nya dia menghancurkan impian itu akibat kebodohan satu malam nya.

Dia telah menodai cinta suci yang terjalin lama, dia telah menodai kepercayaan sang istri, dan dia telah menodai tubuh nya sendiri. Pantas saja jika Lisa jijik dengan tubuh nya, pantas saja jika lisa membenci nya. Tapi Dava tetap akan mempertahankan pernikahan nya.

"Maafkan aku, sweetheart. Maaf atas kebodohan ku. Aku sangat mencintaimu, aku tidak ingin kehilangan mu."

"Lepas!!" Sentak nya kuat, hingga membuat Dava terhuyung sampai pelukan itu terlepas.

Saat memiliki kesempatan terlepas dari Dava, Lisa mulai menjaga jarak.

"Kau ingin memiliki adik untuk Ansel kan?" Tanya nya menatap tajam suaminya. "selamat, keinginan mu tercapai! Sebentar lagi kau akan memiliki anak lagi." Setelah mengatakan itu, Lisa berlari kencang meninggalkan rumah sakit.

"Tidak, Lisa! Aku tidak menginginkan nya, aku hanya ingin anak dari mu. Ku mohon jangan tinggalkan aku!" Dava berusaha mengejar Lisa secepat mungkin, namun lisa lebih dulu berlari dengan kencang.

Dava melihat istrinya akan menyebarang lalu lintas, dia melihat arah kanan kiri yang saat ini sedang begitu padat nya kendaraan.

Dava takut istri nya dalam bahaya, hingga tanpa memikirkan nyawa diri nya. Dava berlari kencang melindungi tubuh sang istri yang hampir terlindas truk muatan yang sedang melaju kencang

"Lisa, awaa ...!"

"Aaaaa...!"

Brakk...

Darah bercucuran di mana-mana, dalam hitungan detik nyawa salah satu dari dua orang itu menghilang.

"Li-sa ... sweetheart, ba-ngun hei ... uhuk ... uhuk..." Dava memuntahkan darah hingga di detik itu juga dia gak sadarkan diri

.

.

.

Akibat kecelakaan itu, Lisa meninggal di tempat. Sedangkan Dava masih bertahan beberapa jam di rumah sakit. Ansel sempat melihat keadaan ayah nya dan sempat berbicara. Dava Memberi wejangan pada Ansel agar tumbuh menjadi anak baik-baik meski tanpa kedua orang tuanya. Dava juga minta maaf pada Ansel karena tidak bisa menjadi orang tua yang baik. Dia juga berpesan untuk selalu mendoakan mama Lisa dan mengunjungi makam nya.

Setelah mengatakan banyak sekali wejangan pada Ansel, ayah nya ikut mengembuskan nafas terakhir menyusul sang istri.