NovelToon NovelToon
Enough

Enough

Status: tamat
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Karir / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Tamat
Popularitas:116.5k
Nilai: 5
Nama Author: Irma

Enough berkisah tentang kisah asmara seorang wanita bernama Dia Tarisma Jingga dengan seorang lelaki yang belum lama dikenalnya, Btara Langit Xabiru

Keduanya saling mencintai dan kemudian memutuskan membangun kehidupan keluarga kecil yang harmonis dan bahagia.

Namun sayangnya semua itu hanya menjadi angan saja, hal ini terjadi lantaran trauma masa lalu dan sikap Tara yang abusive, yang pada akhirnya menjadi prahara dalam rumah tangga mereka.

Akankah Tari dan Tara mampu mempertahankan rumah tangga mereka? Kisah selengkapanya hanya ada di novel Enough.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 19

"Tapi apa?"

Seketika Caira dan Tari menoleh ke arah sumber suara tersebut. Tara berdiri di ambang pintu sambil melipat tangannya di dada.

Pagi itu Tara terlihat sangat sexy, ia mengenakan celana joging berwarna abu-abu, tanpa mengenakan kaos. Beberapa tetes keringat membasahi kening dan lehernya.

Tara beranjak meninggalkan pintu dan melangkah ke dapur. Ia menghampiri Tari dan mengambil cangkir kopi dari tangan Tari. Tara mencondongkan kepala dan mencium kening Tari, lalu meminum kopi tersebut sambil bersandar di mini bar.

"Maaf aku tidak bermaksud mengganggu," ucap Tara pada Caira. "Silahkan, lanjutkan kembali obrolan kalian."

Caira merotasikan bola matanya dan berkata, "Mas Tara!"

Tara mengembalikan cangkir kopi lalu berbalik mengambil cangkir sendiri, ia menuang kopi. "Kedengarannya tadi kau ingin memberi sebuah peringatan kepada Tari. Aku hanya penasaran kau mau bilang apa."

Caira melompat turun dari mini bar dan membawa cangkirnya ke bak pencucian piring. "Tari adalah sahabat baikku, Mas. Mas Tara tidak punya rekam jejak yang bagus dalam menjalin hubungan dengan seorang gadis." Ia mencuci cangkir lalu menyandarkan pinggulnya ke bak pencucian piring, menghadap Tara. "Sebagai sahabat baiknya, aku punya hak memberikan pendapat mengenai pria yang sedang ia pacari. Itulah gunanya seorang sahabat."

Mendadak Tari merasa tidak nyaman ketika ketegangan antara kakak adik ini memuncak. Tara bahkan tak meneguk kopinya, ia mendekati Caira dan menumpahkan isi cangkir ke bak pencucian piring, ia berdiri tepat di hadapan Caira, namun Caira sama sekali tak mau memandang kakaknya. "Sebagai saudara, aku berharap kau sedikit saja lebih percaya padaku. Itulah gunanya saudara kandung!"

Tara keluar dari dapur, mendorong pintu dengan sangat kencang. Setelah Tara pergi, Caira menghela nafas dalam-dalam. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya dan mengangkat kedua tangan ke wajahnya. "Maaf kau harus melihat pertengkaran kami." ucapnya, memaksakan untuk tersenyum pada Tari. "Aku harus bersiap-siap, Gala mengajakku pergi hari ini."

Tari mengangguk, kemudian ia mencuci cangkirnya sendiri dan kembali ke kamar Tara. Saat Tari membuka pintu, ia melihat Tara tengah duduk di sofa dan fokus pada layar handphonenya.

Tara sama sekali tak menoleh kearah Tari saat Tari masuk, hingga Tari menduga Tara marah juga padanya. Namun kemudian Tara mencampakan handphonenya ke samping dan bersandar di sofa.

"Kemarilah," pintanya.

Tara menyambar tangan Tari dan menariknya hingga Tari duduk di pangkuannya. Tara mencium bibir Tari dengan begitu menggebu hingga beberap menit, namun kemudian ia melepaskan bibir Tari, dan matanya perlahan menyusuri tubuh Tari. "Aku senang melihatmu mengenakan bajuku, kau terlihat sangat sexy."

Tari tersenyum. "Yah, tapi sayangnya aku tak bisa berlama-lama mengenakan ini karena aku harus ke cafe."

Tara menyibakan rambut dari wajah Tari dan berkata, "Ada meeting penting yang harus aku hadiri, jadi aku harus bersiap-siap. Dan kemungkinan kita tidak bisa bertemu selama beberapa hari kedepan."

Meski sangat kecewa, Tari sangat mendukung penuh obsesi karir yang tengah di jalani Tara, ia ingin membuat karir dan hubungannya berjalan lancar. "Aku juga masih sibuk mempromosikan cafeku.."

"Aku janji akan menemuimu sebelum hari jumat." ucap Tara.

Tari tidak lagi menyembunyikan senyum sumringahnya, mendengar janji yang di lontarkan Tara. "Oke."

"Tapi kamu juga harus janji, jangan pernah berbohong lagi padaku. Meskipun aku tahu, pria ho*o itu bukan tunangan sungguhanmu, tapi aku tidak sudi kamu mengakuinya sebagai tunanganmu, bahkan melihatnya menggenggam tanganmu, rasanya darahku mendidih." ucap Tara.

Tari sedikit terkejut, karena ternyata Tara tahu bahwa Cakra penyuka sesama jenis. "Aku janji." ucap Tari.

Tara mencium bibir Tari kembali, kali ini lebih dalam dan lebih lama, hingga akhirnya Tara melepaskan bibir Tari, dan merebahkan tubuh Tari di sofa, lalu ia menjauh.

Tari berbaring di sofa dan menonton Tara berganti pakaian kerja, dan yang membaut Tari senang adalah Tara nampak sangat rapih dengan pakaian kerjanya.

Setelah seharian bekerja keras di cafe, Tari merebahkan tubuhnya di atas sofa apartementnya. Ia termenung menatap langit-langit, sembari mengenang terakhir kalinya ia berbicara dengan Tara, saat ia pergi meninggalkan apartement Caira.

Mereka sepakat menjalani masa uji coba, sebelum memutuskan apakah nantinya mereka akan resmi berpacaran atau tidak. Hal ini mereka sepakati untuk melihat apakah hubungan ini yang sama-sama mereka inginkan atau tidak. Namun saat ini Tari agak sedikit kecewa, karena Tara belum juga menghubunginya, padahal sebelum berpisah ia sudah memberikan nomor handphonenya.

Sebagai seorang wanita, Tari enggan untuk mengirimkan pesan terlebih dahulu kepada Tara. Sebagai gantinya, ia memutuskan untuk mengisi waktunya sebelum tidur dengan melanjutkan membaca buku hariannya.

Dear diary,

Memasuki bulan September berarti mulai masuk ke musim penghujan, aku sangat sibuk mengurusi kebun miniku yang ada di pekarangan rumah, aku takut tanamanku mati karena terendam air, sehingga aku mulai memindahkannya ke tempat yang tak terkena hujan.

Untungnya aku punya Ranu yang selalu sedia membantuku, tak hanya sekedar membantuku, ia juga memberikan banyak tips mengenai cara berkebun yang benar. Aku semakin di buat kagum olehnya.

Begitu selesai berkebun, kami duduk sambil menikmati sekaleng soft drink. "Kenapa kamu sangat senang berkebun?" tanyanya.

Aku menoleh sekilas kepadanya, ia menatapku dengan wajah penasaran. Dan di saat itulah aku baru menyadari bahwa Ranu adalah sahabat terbaik yang pernah aku miliki. Meskipun aku punya teman-teman sekolah, tapi bunda tak pernah mengizinkan teman-temanku main ke rumah dengan alasan takut jika sewaktu-waktu temprament ayah meledak sehingga prilaku ayah akan tersebar.

Aku juga tidak di perbolehkan untuk bermain apa lagi sampai menginap di rumah temanku, aku tidak tahu alasannya. Mungkin saja ayahku tidak ingin aku menyaksikan bagaimana semestinya seorang suami memperlakukan istrinya. Ayah mungkin ingin aku percaya, cara ia memperlakukan bunda adalah hal yang wajar.

"Waktu usiaku genap sepuluh tahun, orang tuaku mengajakku berkunjung ke sebuah perkebunan sayur dan buah milik pamanku di daerah Bandung. Sebelum pulang paman memberiku bibit tanaman. Dari situlah, aku mulai berkebun."

Aku bisa merasakan jika Ranu tengah menyimak ceritaku. "Setiap pulang sekolah, aku langsung berlari ke kebun untun melihat kemajuan tanamanku. Itu menjadi sesuatu yang aku tunggu-tunggu, layaknya sebuah hadiah."

"Hadiah apa?" tanyanya kembali.

Aku tersenyum memandang Ranu. "Tanaman akan memberimu hadiah berdasarkan seberapa besar cinta yang kau curahkan pada tanamanmu. Jika kau menelantarkannya kau tak akan dapat apa-apa, namun jika kau merawat dan mencintainya sepenuh hati, tanaman akan memberimu hadiah dalam bentuk sayuran, buah atau bunga."

"Manusia dan tanaman memang mirip. Tanaman perlu dicintai dengan benar supaya bisa bertahan hidup. Begitu pula manusia. Kita mengandalkan orang tua sejak lahir untuk mencintai kita agar kita bisa hidup. Jika orang tua kita menunjukan cinta yang benar, maka anak anak tumbuh dengan baik tapi kalau di telantarkan.."

Suaranya menjadi lirih dan sedih. "Kalau di telantarkan, akhirnya kita akan menjadi gelandangan."

Kata-kata Ranu membuat hatiku terasa perih, aku bahkan tidak tahu harus berkata apa untuk menanggapinya.

1
Anonymous
tadinya kutebak ranu adalah tara....
~~𝓕𝓸𝓷𝓽𝓮𝓻𝓲𝓷𝓪~~
luar biasa karyamu,, sehat dan sukses selalu..
~~𝓕𝓸𝓷𝓽𝓮𝓻𝓲𝓷𝓪~~
hanya 1 kata untuk mu thor 𝙆𝙀𝙍𝙀𝙉!!!
👏👏👏👍
LALA LISA
betul Thor..perlu untuk diketahui hal2 itu ada di dunia nyata,,nambah wawasan juga/Rose//Heart/
ayu sukoco
next kisah Ranu, tari dan anak2nya ada gk Thor?
Kenn: ka bisa minta tolong spill ending novel k.u.n ga? tambahan nya 1 lembar aja, sayang banget kalo beli soalnya gaada bajakan nya 😭
total 2 replies
Aizivaishe Zaky
ter d best...makasih ya thor udh buat cerita ini...sukses selalu y..
Khairul Azam
Tari bertahan saja nanti dampaknya jg ke anak km seperti km benci ayahmu
Khairul Azam
aduh dududu mbak tariii Baru kenal udah mau aja diraba"
Safini Azizah
sampai akhir baru komen.. bagus banget cerita nya kak
banyak pesan moral yg didapat dari cerita ini.. asli keren kak.. bisa buat baper akut n nangis Bombay.. untuk kak Irma sukses terus sehat dan selalu di tunggu karya selanjutnya..
Irma: Terima kasih telah membaca sampai akhir
total 1 replies
Mas Bagong
Bagus. pemilihan tema dan alur jelas
banyak pesan dan ilmu yang terkandung
Lek"A"
whohoho asli keren banget 👍👍👍👍
Lek"A": mungkin saking banyaknya penulis ,pihak NT jadi bingung,yg sabar dan tetap semangat untuk berkarya💪👍, mungkin lain waktu tiba" di promosiin, rejeki kita tidak ada yg tau, cuma bisa mendo'akan dan memberi semangat 😉😘
total 2 replies
Lek"A"
Semoga semakin banyak pembacanya,
Semangat Kak author,
Terima kasih untuk cerita yg luar biasa ini,
💪👍
Irma: Terima kasih sudah membaca dan memberikan bintang 5nya😊
total 1 replies
Vthree Keisha
Cerita yang Amazing,lain dari yang lain..Sangat recommended,mengulik kisah yang sesungguhnya banyak terjadi dilingkungan sekitar kita.Tentang kdrt& pelecehan terhadap perempuan,banyak hal positif yang bisa diambil dari cerita ini.Good job buat penulisnya,sukses slalu👍❤️
Irma: Terima kasih sudah membaca, tulisan recehku🙏
total 1 replies
Lek"A"
wow ada sultan gabut🤭🤭,
adisty aulia
ide ceritanya kereeen🌺🌺🌺🌺
Irma: Terima kasih telah membaca karyaku yang ga pernah di lirik sama NT ini 😁🙏
total 1 replies
⸙ᵍᵏ𝐙⃝🦜Titian Mentari 🦈
aku baru baca 2 karyamu ka
ㅤㅤ
hmmm sweet Tara tapi saat marah kamu bagai monster😴
ㅤㅤ
nah bener jangan mabuk 😐😐😐
jadi ayah tari juga hilang kendali saat mabuk 😪
ㅤㅤ
penyesalan selalu datang d akhir 😌 sekarang terlambat untuk menyesal
ㅤㅤ
naah mungkin ini lah d alami bunda waktu d sakiti ayah tari 😌
mungkin juga bunda marah bunda kesel,,, tapi bunda juga mudah memaafkan ayah 😐😐😐
apa yg di alami bunda terjadi sama tari sekarang 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!