NovelToon NovelToon
Catatan Rahwana : Skandal

Catatan Rahwana : Skandal

Status: tamat
Genre:Horor / Action / Romantis / Spiritual / Romansa Fantasi / Percintaan Konglomerat / Tamat
Popularitas:1M
Nilai: 5
Nama Author: Septira Wihartanti

Rahwana Bataragunadi, menyamar menjadi Office Boy di kantornya sendiri untuk menguak berbagai penyimpangan yang terjadi.
Pemuda itu mengalami banyak hal, dari mulai kasus korupsi, sampai yang berhubungan dengan hal-hal gaib.
Dalam perjalanannya, ia ditemani entitas misterius yang bernama Sita. Wanita astral yang sulit dikendalikan oleh Rahwana itu selalu membantunya di saat butuh bantuan.

Masalahnya, Rahwana tahu Sita bukan manusia. Tapi semakin hari ia malah semakin jatuh cinta pada Sita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Catatan 18 : Tasmirah

Ancol Beach City Mall,

Rahwana duduk di kursi salah satu restoran sambil menikmati punchnya, memandang ke depan area luas di depannya. Pantai di malam hari dengan deburan ombak yang tenang, bau amis yang entah dari mana datangnya dan angin laut yang kering.

Cafe yang mereka kunjungi berada di outdoor space, jadi pihak mall sudah melakukan revitalisasi, setidaknya masih ada keindahan yang bisa dilihat dibanding area lain.

Juga, hal indah lainnya sedang berlangsung di hadapan Rahwana, sekitar beberapa meter dari tempatnya duduk.

Wanita yang sedang merentangkan tangannya dan berputar di tengah pantai dengan wajah gembira menyambut keindahan malam tanpa bintang.

Tidak ada yang bisa menikmati semburat tawa dan mata indahnya yang berbinar, kecuali Rahwana. Padahal sosoknya begitu mencolok di tengah sana.

Sesekali wanita itu, tidur diatas pasir pantai yang putih keemasan dengan senyum yang masih terpatri di wajahnya.

Rahwana menatap sosok itu dengan terpukau.

Daripada hantu, mungkin lebih tepat disebut bidadari. Lagipula wanita itu bukanlah keduanya. Sosoknya lebih cantik dibandingkan dengan makhluk sejenisnya.

Diam-diam, hati pemuda itu pun berdesir.

Melihat tawa bahagianya, melihat pandangan matanya yang ceria. Seakan sesuatu mulai timbul di hati Rahwana.

“Hehe,” kekeh Fransita sambil menghampiri Rahwana, lalu duduk di sebelahnya. “Walau pun aku tidak tahu persis rasanya angin malam dan wangi laut, tapi menurutku ini sudah cukup,”

“Memang saat ini kamu merasakan apa?”

“Hangat dan berbau rempah,”

“Oh, tubuh kamu ada di kamar Eyang Gandhes ya,” tebak Rahwana. Wangi rempah sudah pasti jejamuan yang dibuat Eyang.

“Begitulah,”

“Hem, saat ini aromanya khas air laut ya, garam, ikan, angin kering, wangi udang,” Rahwana menatap piring makannya, capcay udang dengan baso ikan dan sepiring nasi garlic.

Fransita hanya menatap Rahwana tanpa ekspresi, sedikit memiringkan kepalanya seakan ia penasaran dengan maksud kalimat Rahwana.

“Apa?” tanya Rahwana jengah.

“Seperti apa wangi laut?”

“Ya seperti yang kamu tahu,”

“Aku tidak pernah tahu aroma laut, ini pertama kalinya aku tahu wujud pantai dan laut yang sebenarnya,” Fransita tersenyum pada Rahwana seakan itu hari terindahnya, “Selama ini aku tahu dari tv atau internet,”

“Heh?” Rahwana terpaku menatapnya. “Kamu...” tenggorokannya serasa kering, namun ia harus menanyakan hal ini. Mungkin memang bukan urusannya, tapi wanita ini terikat dengannya. Dan seperti kata ibunya, bahwa Fransita lah yang memberi tahu Tim Garnet Security lokasi dimana Rahwana diculik sehingga Pak Arman bisa melakukan penyergapan.

Rahwana juga ingat kalau Mamanya tidak mengenal nama Fransita, namun saat disebut nama Tasmirah, raut Mamanya itu berubah.

“Fransita Tasmirah?” gumam Rahwana.

Fransita menoleh ke arah Rahwana. Namun wajahnya saat ini kehilangan senyumnya.

“Jangan panggil aku dengan nama itu,” sahut Fransita.

“Apa yang terjadi selama ini? Bagaimana kamu bisa terikat denganku?” tanya Rahwana.

“Aku juga ingin tahu kenapa aku terikat denganmu,”

“Katamu kita pernah bertemu, saat aku diculik? Kenapa kamu ada di sana?”

“Karena aku memang tinggal di sana sejak kecil,”

“Jadi kamu keluarga si penculik,”

“Aku bukan keluarga mereka,” aura gelap langsung menyelubungi diri Fransita. Seakan ia tidak ingin mendengar hal lain lagi yang mengingatkannya akan masa lampau.

“Lalu kamu ini apa? Kamu koma atau bagaimana?!”

“SUDAH CUKUP!!” Fransita langsung menjerit. “CUKUP!! CUKUP!! SUDAH CUKUP!! AKU TIDAK PERNAH MAU MENJADI TASMIRAH!! CUKUP!!”

Rahwana sampai menutup telinganya yang berdenging. Sekejab pemuda itu bagaikan berada di tengah pusaran angin kencang, dengan suara-suara keras mengelilingi kepalanya yang langsung terasa sakit.

Dan Fransita pun menghilang.

Suasana berubah kembali hening,

Dengan suara deburan ombak tenang dan angin malam yang sepoi.

“Astaga...” gumam Rahwana bingung, sambil mengatur napasnya.

*

*

Dengan rasa lelah Rahwana menjatuhkan dirinya di sofa di dalam kamarnya, lalu menyandarkan kepalanya menengadah ke atas.

Dengan mata terpejam, ia mengistirahatkan pikirannya.

Terlalu banyak informasi yang datang, terlalu sulit konflik yang harus diselesaikan. Rasanya, ini hanya sebagian kecil pekerjaannya. Mungkin Papanya mengalami lebih banyak hal dibanding dia saat ini. Jalan menuju sukses yang terjal, kalau Rahwana cerita persoalannya bisa jadi ia akan ditertawakan oleh Papanya karena dianggap cengeng.

Tasmirah... kalau diartikan, itu kata dalam bahasa jawa yang berarti Permata Yang Indah. Sebenarnya sesuai dengan sosok Fransita. Namun kenapa tampaknya ia benci sekali dengan nama itu?!

Setelah Rahwana beristirahat sejenak, tenaganya pun pulih, ia berencana untuk mandi kemudian bermain game sampai tengah malam. Ia belum ingin bertemu dengan siapa-siapa dulu, walau pun ia tahu Papa dan Mamanya saat ini ada di lantai bawah sedang membicarakannya. Namun Rahwana terlalu capek untuk ikut serta dalam perbincangan mereka.

Namun, saat ia selesai mandi...

Fransita ada di sana. Di tengah kamarnya, terduduk di lantai.

Pundak wanita itu bergerak seakan ia sedang terisak.

Rahwana terpaku di tempatnya. Seumur hidupnya ia tidak pernah melihat astral di kamarnya. Karena itu kamarnya dianggap sebagai tempat paling aman di mana ia bisa benar-benar beristirahat.

Tanpa penampakan, tanpa kejutan yang senantiasa mengganggu otak dan penglihatannya.

Namun,

Fransita... kenapa wanita itu bisa ada di sana?

Bukankah ia pernah bilang, walau pun wanita itu terikat dengan Rahwana, namun kalau sudah berada di dalam kamar, Fransita juga tidak akan tampak karena pagar Ghaib yang menyelubungi kamar itu sangat kuat.

Sekuat yang ada di villa Eyang Gandhes, hanya makhluk yang mendapat izin yang bisa masuk, yang dimaksud makhluk di sini, juga termasuk manusia. Karena villa itu kalau ditelusuri tidak akan tampak, baik dari jalan darat mau pun udara. Hanya kalau memegang ‘kartu pass’ villa itu dapat terlihat.

Untuk kamar Rahwana, sejak ia mendapat penglihatan istimewa, Eyang Gandhes memberikan penawaran untuk memasangi kamarnya ‘pagar’, demi kenyamanan pemuda itu. Walau pun tanpa kunci, kalau tidak diizinkan masuk, pintu dan jendelanya tidak dapat terbuka dari luar, seakan dari dalam ada palang besi yang merintangi.

“Fransita...” panggil Rahwana ragu.

Fransita menoleh.

Darah di mana-mana.

Di wajahnya, di bibirnya, di telinganya, di lehernya, di sekujur tubuhnya...

Wanita itu menatap Rahwana dengan sendu sambil terisak.

“Yang penting kamu selamat,” kata Fransita sambil terisak.

Rahwana diam.

Lalu, pemuda itu menyadari.

Darah di sekitar Fransita, semakin lama genangannya semakin melebar... seakan ia berada di tengah-tengah lautan merah kehitaman yang akan menenggelamkan tubuhnya.

Lalu, bercak itu mulai timbul di dinding, bercipratan di perabotan, di kasur, bahkan... di tubuh Rahwana.

“Yang penting, mereka tidak mengganggumu,” isak Fransita.

“Biarlah Tasmirah ini yang mengorbankan dirinya demi kamu, harapanmu untuk hidup masih terbentang luas,”

Tasmirah...

Bukanlah Fransita benci nama itu?

Lalu... apa itu yang jatuh di lantai?

Rahwana mundur selangkah saat menyadari pemandangan mengerikan di depannya.

Tangan... berjari panjang lentik yang tampaknya sangat lembut

Tangan dengan kulit yang putih, jatuh dari tubuh Fransita.

Lalu tangan yang satunya lagi,

Lalu giliran kaki Fransita bagai terpisah dari tubuhnya,

Dan kaki satunya lagi.

Fransita berbaring tanpa tangan tanpa kaki keduanya direnggut darinya, matanya menatap Rahwana dengan senyum sedih yang menyayat hati, “Sebentar lagi pertolongan datang, jangan kuatir. Yang kulakukan untukmu ini bisa mengulur waktu agar mereka tidak mencelakai kamu,”

“Tante... tak apa? Sakit kah?” Rahwana bergumam sendiri, seakan meniru masa lalu.

“Aku sudah sering mendapat perlakuan seperti ini, tubuhku sudah mati rasa. Kalau bisa menolongmu, aku senang hidupku berguna,”

“Tante, maaf...”

“Tidak apa sayang, aku relakan,”

Ponsel Rahwana berbunyi.

Dalam satu kedipan, kamarnya kembali seperti semula.

Tanpa darah, tanpa tangan dan kaki berceceran...

Tanpa Fransita.

Kamar kosong dengan perabotan normal.

“Ya tuhan...” gumam Rahwana.

Pemuda itu masih terpaku di tempatnya.

Apakah aku bermimpi sambil berdiri? Apakah itu halusinasi, atau memang penampakan?

Tapi kenapa rasanya aku pernah mengalaminya? Seakan-akan bayangan itu berasal dari masa laluku...

Ponselnya kembali berdering.

Rahwana mengusap wajahnya, ia mengatur napasnya untuk menguasai diri.

Lalu menyambar ponselnya yang ia letakkan di atas nakas.

Dari nomor tak dikenal.

Rahwana mengernyit. Instingnya mengatakan kalau itu telepon penting, namun kenapa rasanya ada sesuatu yang besar di balik itu yang kalau ia angkat, mungkin ia bisa jadi akan sangat kelelahan.

Rahwana pun menghela napas, menyampirkan handuk di pundaknya dan mengangkat telepon.

“Halo,”

“Le,” suara Eyang Gandhes.

“Ergh!” keluh Rahwana. Terdengar dari seberang telepon suara Eyang Gandhes terkekeh.

1
Sha_rie
Baru kali ini nemu cerita horor tapi lucu 🤭 penulisannya juga enak dibaca ❤️
widya widya
Baca bab ini jangan pas tengah malam guys
Vlink Bataragunadi 👑
aku tuh kadang suka ngerasa kl Iwan blm mve on, kl Iwan suka Sita hanya krn anaknya Sisca aja
Vlink Bataragunadi 👑
istri ke 2,ih madammmm bener sih tp kan kesannya mas Yan poligami/Facepalm/
☠𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎ᴳᴿ🐅🍒⃞⃟🦅
dah beneran ama sita ya
☠𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎ᴳᴿ🐅🍒⃞⃟🦅
bentar sandra Ellen yang novel mana ya kk sep, kog aku lupa sih
☠𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎ᴳᴿ🐅🍒⃞⃟🦅
jangan bilang nay ama om rumi
☠𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎ᴳᴿ🐅🍒⃞⃟🦅
ya elah nasib mu, udah beda keyakinan beda dunia lagi dah lah
☠𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎ᴳᴿ🐅🍒⃞⃟🦅
wah dah lah plot twist. nya bener" wow, keren kk septi
☠𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎ᴳᴿ🐅🍒⃞⃟🦅
edyan ai bisa"nya ama siluman loh
☠𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎ᴳᴿ🐅🍒⃞⃟🦅
jangan sampek arman jdi Ubi 🤧
☠𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎ᴳᴿ🐅🍒⃞⃟🦅
njirr tampang ai ganteng banget, ye kagak salah jdi cem"an si nay, ya tapi tembok terlalu tinggi ya ai
☠𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎ᴳᴿ🐅🍒⃞⃟🦅
wow speechless aku bacanya, plot. nya bener" susah ditebak keren kk
☠𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎ᴳᴿ🐅🍒⃞⃟🦅
kalau bentukan Rahwana kek gini , gimana sita kagak oleng 🫣
☠𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎ᴳᴿ🐅🍒⃞⃟🦅
ya kagak ada yg liat lah bru, orang itu cuma ditugaskan cuma buat lu doang
☠𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎ᴳᴿ🐅🍒⃞⃟🦅
wah kalau urusan sama eyang gandhes mah bakalan bneran ini jadi jodoh bener 🤭
☠𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎ᴳᴿ🐅🍒⃞⃟🦅
noni noni itu astral juga kah
☠𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎ᴳᴿ🐅🍒⃞⃟🦅
jd yg pak firman pertama hantu
another Aquarian
dihh, akrab banget dahhh calon besan 😂😂😂
another Aquarian
udah bestian gitu sama calon besan 😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!