Hanya dengan tinjunya, dia menghancurkan gunung.
Hanya dengan tinjunya, dia membuat lawan gemetar.
Hanya dengan tinjunya, dia menjadi yang terkuat di bawah langit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ARDIYANSYAH SALAM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18.
"Tidak, Tuan Muda," jawab Yu Pang, "dia belum mati. Tapi, Tuan Muda Sulung telah memberikan pelajaran keras padanya. Pertarungan itu menegaskan bahwa kekuatan yang ia gunakan untuk melawan Ham Bo hanyalah kebetulan, atau mungkin ledakan singkat energi karena keputusasaan."
Yu Pang melanjutkan, menirukan rumor penjaga. "Dia hanya bertahan tiga gerakan sebelum Tuan Muda Sulung menghabisinya dengan pukulan terakhir. Dia kembali ke rumahnya dengan luka parah, merengek meminta obat. Sekarang, dia hanya bisa beristirahat pasif di kamar."
Mendengar laporan itu, seluruh ketegangan di wajah Yao Fang seketika hilang, digantikan oleh tawa lega yang meremehkan.
"Hahaha! Sudah kuduga!" Yao Fang tertawa terbahak-bahak, menepuk lututnya. "Dasar sampah! Dia pikir setelah bangun dia bisa menjadi harimau? Dia tetap anjing liar yang kembali ke sarangnya setelah dipukul!"
Rasa takut yang sempat ia rasakan setelah insiden Ham Bo kini menguap sepenuhnya. Ia merasa cerdas karena telah membiarkan Yao Huang menghukum adik tiri mereka.
"Lihat," kata Yao Fang, puas. "Yao Huang hanya perlu tiga gerakan. Itu membuktikan bahwa kekuatan yang dimiliki Yao Ming hanyalah ilusi. Dia sekarang sibuk menjilati lukanya, jauh dari Turnamen Kota. Itu bagus. Dia tidak akan lagi mengganggu persiapan kita."
Yao Fang menyeringai, mengangkat cangkir anggurnya. "Anggap saja dia sudah mati untuk kedua kalinya, Yu Pang. Fokus kita sekarang adalah Turnamen Kota Awan. Yao Ming hanyalah debu. Jangan pernah sebut namanya lagi di depanku."
Dengan demikian, Yao Fang kembali tenggelam dalam arogansinya, sama sekali tidak menyadari bahwa ia baru saja membiayai pemulihan seorang Kaisar dan tertipu oleh sebuah akting yang sempurna.
Sementara Yao Fang bersiap untuk kemewahan Turnamen, di rumah kecilnya.
Yao Ming sedang duduk bersila, menyerap manfaat dari Pil Energi Pemulih yang ia dapat, menyiapkan tubuhnya untuk momen ketika ia akan menelan Pil Darah Naga, dan memulai kultivasinya yang sesungguhnya.
*****
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Matahari bersinar cerah di atas Kota Awan, tetapi suasana di pusat kota jauh lebih panas dan ramai daripada cuaca.
Energi yang bersemangat dan kompetitif memancar dari setiap sudut.
Alun-alun utama telah diubah menjadi arena perhelatan akbar.
Panggung besar yang sempat dilihat Yao Ming kini berdiri kokoh, dikelilingi oleh tribun penonton yang dipenuhi warga kota dan kursi kehormatan yang diduduki oleh para pemimpin faksi.
Di area peserta, keramaian tak terhindarkan.
Para praktisi seni bela diri dari berbagai latar belakang berkumpul:
Para Seniman Bela Diri Independen yang mencari ketenaran dan sponsor.
Perwakilan Keluarga-Keluarga Ternama lainnya, seperti:
KLAN LIN
KLAN WANG
KLAN ZHAO
yang mengirimkan talenta terbaik mereka.
Serta Penjaga dan Prajurit Elit dari Tuan Kota sendiri, yang berpartisipasi untuk menguji kemampuan mereka.
Di tribun kehormatan paling depan, Yao Kang, Kepala Keluarga Yao, duduk dengan wibawa. Ia didampingi oleh putra-putranya: Yao Huang yang tenang, percaya diri, dan memancarkan aura kultivator yang kuat; serta Yao Fang yang duduk tegak, penuh antusiasme, siap mencuri perhatian.
Yao Huang dan Yao Fang adalah pusat perhatian di antara perwakilan klan-klan muda, dipandang sebagai kandidat terkuat untuk mendominasi turnamen.
Di kursi utama, duduk Huang Rong, Tuan Kota Awan, yang mengawasi keramaian dengan senyum tipis di wajahnya, ditemani oleh para Tetua Kota.
Semua orang fokus pada panggung.
Para praktisi muda yang bersemangat berbicara tentang hadiah, kehormatan, dan kesempatan untuk membuktikan diri mereka di hadapan Tuan Kota.
Semua orang fokus pada semua orang, kecuali satu orang.
Tidak ada yang ingat untuk mencari keberadaan Yao Ming, si ‘sampah keluarga’ yang kini diasumsikan sedang terbaring lemah di rumah kecilnya setelah menerima pelajaran dari Yao Huang.
Saat Tuan Kota Huang Rong berdiri untuk memberikan pidato pembukaan, Yao Huang dan Yao Fang bersiap.
Mereka yakin bahwa hari ini adalah hari kejayaan Keluarga Yao, dan tidak ada yang bisa mengganggu rencana mereka.
Sementara itu, di suatu tempat di Kota Awan, Yao Ming tersenyum sinis.
Setelah tiga hari pemulihan intensif menggunakan Rumput Pembersih Roh dan Bunga Akar Salju, tubuhnya telah sepenuhnya bersih dari racun obat.
Meskipun jalur energinya belum pulih, kekuatan fisiknya kini berada pada kondisi puncaknya, siap untuk menghadapi cobaan berat.
Ia tahu, ini adalah panggungnya.