NovelToon NovelToon
Hari Kiamat : Hanya Kita Berdua

Hari Kiamat : Hanya Kita Berdua

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Zombie / Epik Petualangan / Hari Kiamat
Popularitas:65.8k
Nilai: 5
Nama Author: Desau

"Meski kau adalah satu-satunya lelaki di dunia ini, aku tetap tidak akan mau denganmu!" Britney menolak tegas cowok yang menyatakan cinta padanya.

Tapi bagaimana kalau di hari Britney mengatakan itu, terjadi invasi virus zombie? Seketika satu per satu manusia berubah menjadi zombie. Keadaan Zayden High School jadi kacau balau. Pertumpahan darah terjadi dimana-mana.

Untungnya Britney mampu bertahan hidup dengan bersembunyi. Setelah keadaan aman, dia mulai mencari teman. Dari semua orang, satu-satunya orang yang berhasil ditemukan Britney hanyalah Clay. Lelaki yang sudah dirinya tolak cintanya.

Bagaimana perjalanan survival Britney dan Clay di hari kiamat? Apakah ada orang lain yang masih hidup selain mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter ⁵ - learn

Britney hanya diam saat mendengar ucapan Clay. Bibirnya terkatup, dan matanya menunduk ragu. Ucapan cowok itu menampar rasa takut yang sejak tadi menghantuinya. Hatinya berdegup tak karuan, antara ngeri dan tidak percaya diri.

“Kau tenang saja. Aku akan membantumu,” ujar Clay lembut. Suaranya dalam, menenangkan, dan entah kenapa membuat Britney sedikit tenang. Clay perlahan berpindah posisi, berdiri di belakang Britney. Gerakannya tenang tapi tegas.

“Keluarkan pisaumu,” perintah Clay dengan nada datar tapi jelas.

Britney menoleh dengan ekspresi bingung. “Kau mau apa?” tanyanya dengan nada ragu, meski tangannya sudah perlahan merogoh saku celananya.

“Tentu saja mengajarimu memakai pisau,” jawab Clay singkat.

Britney akhirnya mengeluarkan pisaunya. Cahaya redup dari api unggun di sudut rooftop memantul di bilah logam itu. Tangannya sedikit gemetar saat dia membuka sarung pisau.

Clay mendekat dari belakang, lalu memegangi kedua tangan Britney. Sentuhan itu membuat jantung Britney berdegup cepat tanpa alasan yang jelas. Dari belakang, Clay mengarahkan gerakan tangan gadis itu, memperlihatkan posisi yang tepat untuk menyerang.

“Titik lemah zombie adalah kepala,” kata Clay, suaranya nyaris berbisik di telinga Britney. “Namun bukan berarti itu mudah diserang. Karena--”

“Tengkorak kepala itu tebal. Aku tahu itu,” potong Britney cepat, ingin menunjukkan bahwa dia tidak sepenuhnya bodoh.

Clay mengangguk pelan, senyum tipis menghiasi wajahnya. “Karena itu, kau harus menggunakan tenaga yang kuat untuk menyerangnya. Kalau bisa, sekali serangan saja,” katanya lagi. Lalu dia menambahkan dengan nada lebih serius, “Kalau ingin mudah, kau bisa menusuk dari telinga.”

Britney meringis. Ia menutup mata sejenak, membayangkan hal menjijikkan itu. “Aku tidak tahu apa aku bisa atau tidak melakukannya,” ucapnya lirih, hampir seperti gumaman pada diri sendiri.

“Kau harus bisa!” seru Clay dengan nada sedikit meninggi. “Kecuali jika kau ingin bergabung menjadi komplotan zombie.” Ia berdiri, meninggalkan posisi belakang Britney, dan berjalan menuju api unggun.

Britney menoleh, memperhatikan punggung Clay yang kokoh. Tatapannya bingung, antara kagum dan jengkel.

Cowok itu menjatuhkan diri di dekat api unggun, lalu telentang dengan santai. Ia menjadikan tasnya sebagai bantal. “Kita akan tidur di sini malam ini,” katanya tanpa menoleh.

“Kita akan tidur di sini?” Britney mengulang. “Bukankah di dalam sekolah lebih hangat?” tanyanya heran.

“Memang hangat,” jawab Clay santai, matanya masih menatap langit malam yang kelam. “Tapi jaminannya nyawa. Kalau di sini, sudah terjamin tidak ada zombie.”

Britney terdiam sejenak, lalu menghela napas panjang. Ia tahu Clay benar. Walau berat, gadis itu ikut berbaring di dekat api unggun, tentu saja dengan jarak yang cukup jauh dari Clay. Ia melipat jaketnya sebagai bantal dan menarik lututnya mendekat ke dada, mencoba mencari posisi paling nyaman.

Malam perlahan turun sepenuhnya. Angin berembus lembut di antara atap gedung. Api unggun berkelap-kelip, menari dalam keheningan. Mereka berdua akhirnya tertidur, bukan karena damai, tapi karena kelelahan yang luar biasa setelah hari panjang melawan rasa takut dan lapar.

Untungnya malam itu tidak terlalu dingin. Langit bersih tanpa hujan. Dan keberadaan api unggun membuat udara cukup hangat.

Keesokan paginya, Clay adalah orang pertama yang terbangun. Ia terdiam sejenak, menatap ke arah Britney yang masih tertidur di samping api unggun yang mulai meredup. Rambut gadis itu sedikit berantakan, tapi wajahnya terlihat tenang, begitu berbeda dari ketegangan yang selalu ia tunjukkan ketika terjaga.

Clay menatapnya cukup lama, hatinya bergetar aneh. Sejak dulu, perasaan itu memang sudah ada. Ia hanya menahannya. Bencana zombie yang melanda kota mereka tak mampu menghapus perasaan itu, malah mempertegas betapa berharganya Britney di matanya.

Namun, sebelum ia larut lebih jauh, mata Britney mulai bergerak. Gadis itu menggeliat pelan, menandakan akan segera bangun.

Spontan Clay berdiri, berpura-pura meregangkan tubuhnya. “Ah, sudah pagi juga,” katanya sok santai, padahal jantungnya masih berdetak cepat.

Britney yang baru bangun menatapnya dengan mata masih berat. “Apa kau sudah makan?” tanyanya sambil menguap kecil.

“Tentu saja belum,” jawab Clay. “Aku menunggumu bangun.”

Britney mengerutkan kening. “Harusnya kau bangunkan saja aku. Kenapa harus menunggu?” katanya sambil berdiri dan merapikan rambutnya. Ia lalu mengenakan tas ranselnya.

“Kau terlihat kelelahan,” sahut Clay sambil tersenyum. “Jadi aku tidak tega membangunkanmu.”

“Begitu, ya?” senyum kecil terbit di wajah Britney. Ada rasa hangat yang menjalar di dadanya. Tapi perasaan itu hanya bertahan beberapa detik saja.

“Lebih tepatnya karena kasihan,” lanjut Clay santai.

Senyum Britney langsung pudar. Ekspresinya berubah kesal. Ia menatap Clay tajam. “Lucu sekali,” gumamnya sinis.

Clay hanya terkekeh kecil. Ia tahu gadis itu mudah kesal, tapi justru itu yang membuatnya menarik.

Tak lama kemudian, keduanya bersiap turun dari rooftop. Tujuan mereka pagi ini adalah menuju kantin, berharap bisa menemukan makanan yang masih bisa dikonsumsi.

Tangga menuju bawah terasa sunyi. Tidak ada zombie, tidak ada suara aneh. Hanya gema langkah kaki mereka berdua. Untuk sesaat, suasana terasa aman.

Namun begitu tiba di kantin, Clay langsung menghentikan langkah. Di tengah ruangan yang berantakan, tampak satu zombie sedang berkeliaran. Tubuhnya membungkuk, darah mengering di mulutnya.

Clay menoleh ke Britney. “Aku serahkan ini kepadamu. Anggap saja sebagai ujian pertamamu.”

“Apa?!” Britney membelalak. “Tapi aku belum--”

“Sudah! Lakukan saja.” Clay dengan cepat mendorong bahu Britney ke depan.

“Astaga!” seru Britney panik. Ia kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh. Dorongan itu membuat zombie menoleh, kini makhluk itu melihatnya dan langsung mengerang pelan, berjalan pincang ke arahnya.

Britney memegang pisaunya erat-erat. Tangannya gemetar. Degup jantungnya seperti genderang perang. Suara langkah zombie semakin dekat.

Clay berdiri di belakangnya, mengamati tanpa membantu. “Ayo, Britney! Gunakan apa yang kau pelajari semalam!” serunya memberi semangat.

Britney menggertakkan gigi. Ia menarik napas panjang, menatap makhluk itu dengan ketakutan bercampur tekad. Inilah ujian pertamanya, dan ia tidak ingin mati hanya karena rasa takut.

1
Okto Mulya D.
perjuangan berat tuhh
Okto Mulya D.
Jenifer sulit ditebak ya?!, semoga tidak membahayakan Clay dan Britney serta janin anak mereka.
Tiara Bella
Jeniffer mw kemana ya
Tiara Bella
wow dijalan kiamat zombie Britney hamil....semoga dpt melaluinya ya clay Britney.....
Rommy Wasini Khumaidi
aduh...masih kepikiran Jenifer ini thor,takut tiba² nyerang,nanti kalau bayinya Britney lahir ari²nya dimakan kaya Suzana,lebih menakutkan lagi bayinya dimakan,ngeri bgt ngebayanginya 🙈🙈atau jangan² bayinya akan menjadi super hero,karena terkontaminasi virus zombie
Cindy
lanjut
Tiara Bella
wow Jenifer akhirnya sadar ya....tp emang butuh proses.....
Rommy Wasini Khumaidi
aku takut Jenifer jadi makhluk yang melebihi zombie
Rommy Wasini Khumaidi
tuh kan hamil britney
Kiki Handoyo
"BUILD THE WORLD A NEW"

SELAMAT DATANG peradaban baru.
Itulah kalimat yang layak diucapkan saat ini.
Manusia ditakdirkan menjadi khalifah, pembawa perubahan dan pembentuk peradaban di muka bumi.
Mengubahnya dan memicu lahirnya peradaban baru bagi umat manusia.

Virus zombie yang mewabah di hampir semua daerah ini telah mengubah hampir seluruh sendi kehidupan masyarakat bahkan sangat tidak siap dengan kehadiran wabah yang mematikan ini.
Manusia hadir untuk bertindak melakukan perubahan dan membangun peradaban yang diamanatkan oleh Allah SWT.
Dimana semua orang bisa hidup damai, membuat sebuah daerah mampu bangkit dan berkontribusi dalam peta peradaban...🤩🥰
Okto Mulya D.
Britney hamil ngga tuhhh ...bakal repot nihhh
Okto Mulya D.
dunia berjalan lambat..
Okto Mulya D.
ada zombie lagi pasti
Okto Mulya D.
gedung yang tenang ternyata banyak zombie nya..huhh..
Rommy Wasini Khumaidi
Brithney hamil ditengah dunia Zombie,lupa gk pake pengaman ya Clay,gk ada alfamart yang jual Sutra ditengah dunia yang hancur🤣
Tiara Bella
hamil sh kynya Britney...
⧗⃟ᷢʷ§𝆺𝅥⃝©⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ ⍣⃝🦉ꪻ꛰͜⃟ዛ༉
semoga jangan dulu hamil Thor
Okto Mulya D.
waduh hot banget yaa...
Okto Mulya D.
wahhhhh sembuh juga si Britney dan Clay pun tidak sendirian..
Okto Mulya D.
Hahahaha mana mungkin, digigit zombie pasti mati kecuali minum obat dan luka segera dialirkan keluar..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!