NovelToon NovelToon
SEKUNTUM BUNGA DI RUANG GELAP

SEKUNTUM BUNGA DI RUANG GELAP

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Balas Dendam / Cinta setelah menikah / Wanita Karir / Romansa
Popularitas:641
Nilai: 5
Nama Author: Efi Lutfiah

Di balik gemerlap lampu malam dan dentuman musik yang memekakkan telinga, seorang gadis muda menyembunyikan luka dan pengorbanannya.
Namanya Cantika, mahasiswi cerdas yang bercita-cita menjadi seorang dosen. Namun takdir membawanya pada jalan penuh air mata. Demi membiayai kuliahnya dan membeli obat untuk sang ibu yang sakit-sakitan, Cantika memilih pekerjaan yang tak pernah ia bayangkan: menjadi LC di sebuah klub malam.

Setiap senyum yang ia paksakan, setiap tawa yang terdengar palsu, adalah doa yang ia bisikkan untuk kesembuhan ibunya.
Namun, di balik kepura-puraan itu, hatinya perlahan terkikis. Antara harga diri, cinta, dan harapan, Aruna terjebak dalam dilema, mampukah ia menemukan jalan keluar, atau justru terperangkap dalam ruang gelap yang semakin menelan cahaya hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Efi Lutfiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di Antar

"Tu-tuan Albert..." ucap Cantika gugup, jemarinya saling menggenggam di atas pangkuan.

Albert hanya tersenyum, menatapnya dengan ekspresi santai namun penuh wibawa.

"Temani saya mengobrol, Tika," ujarnya lembut.

Cantika mengangguk pelan. Ia melangkah mendekat, lalu duduk di samping pria itu dengan hati-hati, berusaha menutupi rasa canggung yang tiba-tiba menyelimuti dadanya.

"Ehmm... Tika," suara Albert kembali terdengar, kali ini lebih serius. "Sebenarnya kedatangan saya ke sini bukan cuma ingin ditemani ngobrol. Besok pagi, Oma minta saya untuk mencarikan teman pergi ke acara arisan. Kamu bersedia menemani?"

Cantika sempat terdiam, menimbang-nimbang sejenak. "Besok?" tanyanya pelan, kemudian tersenyum tipis. "Bisa, Tuan."

Albert mengangguk, matanya tak lepas dari wajah Cantika. "Kamu gak ada jadwal kuliah?"

"Gak ada, Tuan. Besok saya free," jawab Cantika sopan.

Obrolan keduanya terus mengalir, seolah mereka sudah lama saling mengenal.

Albert sendiri heran, bagaimana bisa ia begitu nyaman berbicara dengan Cantika. Padahal biasanya, ia paling malas meladeni percakapan panjang dengan siapa pun.

Namun entah kenapa, setiap kali Cantika tersenyum dan menatapnya dengan sorot mata polos itu, waktu terasa berjalan lebih cepat dari biasanya.

Hingga tanpa terasa, waktu berjalan begitu cepat. Obrolan mereka yang hangat kini harus terhenti saat jarum jam menunjukkan pukul dua belas malam.

"Sudah malam, saya antar kamu pulang ya, Tika," ucap Albert lembut.

Cantika tersentak kecil, lalu menggeleng pelan. "Gak usah, Tuan. Saya bisa pulang sendiri," tolaknya halus. Ia takut jika ada yang melihat, apalagi Albert adalah sosok pengusaha ternama, yang wajahnya dikenal banyak orang.

Albert menatapnya serius. "Ini sudah tengah malam, saya gak tega lihat kamu pulang sendirian."

"Gak papa, Tuan. Saya biasa—"

Belum sempat kalimat itu selesai, tangan Albert lebih dulu menarik pelan pergelangan tangannya.

"Jangan nolak," ujarnya tegas tapi tetap lembut. "Ayo cepat."

Cantika menatapnya dengan wajah panik kecil. "Tunggu dulu, Tuan. Saya harus ganti pakaian dulu."

Albert terdiam sejenak, lalu mengangguk. "Baiklah, saya tunggu kamu di parkiran."

"Iyah, Tuan," balas Cantika cepat, sebelum melangkah masuk ke ruang ganti.

Di dalam, ia segera menanggalkan seragamnya dan mengenakan kembali pakaian sederhana yang tadi dipakainya dari rumah. Make up-nya ia hapus tergesa-gesa, meninggalkan wajah natural yang justru membuat pesonanya terasa lebih lembut dan tulus.

Cantika berjalan tergesa menuju parkiran. Namun sebelum itu, ia sempat berpamitan pada Mami Viola yang tengah berdiri di dekat meja kasir.

"Kamu hati-hati ya, sayang," ucap Mami Viola lembut sambil mengusap pundaknya.

"Iyah, Mami," jawab Cantika dengan senyum tipis sebelum melangkah pergi.

Udara malam terasa sedikit dingin ketika Cantika sampai di parkiran. Dari kejauhan, ia melihat Albert masih berdiri di samping mobilnya, sibuk menatap layar ponsel. Pemandangan itu saja sudah cukup membuat Cantika merasa sungkan.

"Maaf, nunggu lama," katanya sambil menunduk sopan.

Albert mendongak, dan untuk beberapa detik, waktu seperti berhenti baginya.

Sosok Cantika yang kini tampil natural, tanpa riasan, tanpa hiasan berlebihan, justru terlihat jauh lebih memukau di bawah temaram lampu parkiran. Bibir mungilnya tampak lembut, dan sorot matanya menenangkan.

"Tuan?" panggil Cantika pelan, membuyarkan keterpanaan Albert.

"Ah… iya, Cantika," balasnya cepat, berdeham kecil untuk menutupi kegugupan. "Ayo, kita pulang sekarang."

Cantika mengangguk dan melangkah mendekat. Baru saja tangannya hendak membuka pintu mobil, Albert lebih dulu bergerak cepat membukakannya.

Refleks, Cantika menatapnya. "Terima kasih, Tuan."

Albert hanya tersenyum tipis. "Silakan, Cantika."

Mobil perlahan melaju meninggalkan halaman parkir. Hening menyelimuti kabin, hanya suara lembut dari musik instrumental yang mengalun dari radio.

Cantika duduk tenang di kursi penumpang, kedua tangannya bertaut di pangkuan. Sesekali matanya menatap keluar jendela, memperhatikan lampu kota yang berpendar di tengah malam.

Albert sempat beberapa kali melirik ke arahnya. "Kamu sering pulang malam begini, Tika?" tanyanya akhirnya, memecah keheningan.

Cantika tersenyum kecil. "Iya, Tuan. Biasanya malah lebih malam dari ini. Kadang jam satu baru pulang," jawabnya santai.

Albert menoleh cepat, sedikit terkejut. "Jam satu? Bukannya bahaya, pulang sendirian sepagi itu?"

Cantika tersenyum lembut. "Sudah biasa, Tuan. Saya selalu hati-hati, dan jarak rumah saya juga gak terlalu jauh."

Albert menghela napas pelan, lalu berkata lirih, "Tetap saja, saya gak tenang dengar kamu pulang sendirian malam-malam begini."

Ucapan itu membuat dada Cantika hangat tanpa ia tahu sebabnya.

"Terima kasih, Tuan," ucapnya tulus, menatap jalan di depan. "Tapi malam ini saya beruntung, karena diantar langsung sama Tuan Albert."

Albert terkekeh kecil, menoleh sebentar ke arahnya. "Saya juga beruntung, bisa ngobrol sama kamu sepanjang malam. Jarang-jarang saya tahan bicara selama ini tanpa merasa bosan."

Cantika tersenyum malu. "Mungkin karena saya banyak diam, Tuan."

"Tidak," balas Albert cepat, pandangannya hangat. "Justru karena kamu tahu kapan harus bicara, dan kapan harus mendengar. Itu yang saya suka."

Tak lama, mobil mewah milik Albert berhenti di depan rumah sederhana milik Cantika. Lampu halaman kecil masih menyala, menyoroti pagar besi yang mulai berkarat.

"Terima kasih, Tuan, sudah mengantar saya pulang," ucap Cantika tulus, menatapnya dengan senyum lembut.

Albert mengangguk kecil. "Sama-sama. Oh iya, untuk tips hari ini sudah saya transfer ke rekening kamu, ya."

Cantika tersenyum. "Iyah, Tuan. Terima kasih banyak."

Albert menatapnya sejenak, lalu berkata pelan tapi tegas, "Baiklah, sekarang silakan masuk. Aku baru akan pulang setelah lihat kamu benar-benar aman di dalam rumah."

Nada suaranya terdengar tenang, tapi di balik itu terselip kekhawatiran yang sulit ia sembunyikan. Entah kenapa, melihat seorang wanita sendirian di luar rumah pada jam selarut ini membuat dadanya terasa tidak tenang.

Cantika terkekeh kecil, mencoba mencairkan suasana. "Haha, saya terlalu merepotkan Tuan kalau begitu."

Albert menggeleng, tersenyum tipis. "Gak ada kata merepotkan, Cantika. Ayo cepat masuk."

Cantika akhirnya mengangguk. Ia membuka pintu mobil dan keluar dengan hati-hati. Malam terasa begitu sunyi saat langkah kakinya menapaki halaman rumah. Dengan kunci cadangan yang selalu ia bawa, Cantika membuka pintu depan.

Namun sebelum benar-benar masuk, ia sempat menoleh sebentar ke arah mobil. Albert masih di sana, menatapnya dari balik kaca dengan ekspresi yang sulit diartikan.

Cantika tersenyum sekilas, lembut namun penuh makna, lalu menutup pintu perlahan.

Albert baru menyalakan mesin mobil ketika lampu di dalam rumah itu menyala. Barulah hatinya sedikit tenang, meski entah mengapa, senyum Cantika tadi terus terbayang di benaknya.

1
menderita karena kmu
Ceritanya seru banget, jangan biarkan aku dilema menanti update 😭
evi evi: haha,,, siap kakak😀🤗
total 1 replies
Rukawasfound
Ceritanya keren, teruslah menulis thor!
evi evi: Terimakasih sudah mampir di cerita ku kk🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!