NovelToon NovelToon
Misteri Desa Lagan

Misteri Desa Lagan

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Hantu / Tumbal
Popularitas:560
Nilai: 5
Nama Author: rozh

Saddam dan teman-temannya pergi ke desa Lagan untuk praktek lapangan demi tugas sekolah. Namun, mereka segera menyadari bahwa desa itu dihantui oleh kekuatan gaib yang aneh dan menakutkan. Mereka harus mencari cara untuk menghadapi kekuatan gaib dan keluar dari desa itu dengan selamat. Apakah mereka dapat menemukan jalan keluar yang aman atau terjebak dalam desa itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rozh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18. Jimat

Viko dan Saddam kembali menangkap Agung yang hampir sampai di dekat Diro yang sudah pingsan dan jatuh berlumuran dengan air kencingnya sendiri.

Untung saja tak lama, Bang Irul, Pak Thalib, dan Nek Raisyah sampai di rumah.

Nek Raisyah memukul tongkatnya tiga kali tepat saat akan melangkah ke dalam rumah. Sementara Bang Irul dan Pak Thalib langsung mendekat ke arah Agung yang kesurupan.

Pak Thalib membaca sesuatu. "Ambilkan air!" pintanya. Bang Irul segera mengambilkan air.

Pak Thalib mengambil sedikit air itu mengusapkannya ke wajah Agung sambil terus komat-kamit. Barulah Agung mulai diam dengan mata terpejam, badannya terkulai lemas tanpa mengamuk dan kejang-kejang lagi.

Sementara Nek Raisyah terus berjalan ke arah dapur sambil memukul-mukul tongkatnya di lantai.

"Bagaimana awalnya sampai dia pingsan dan kejang-kejang?" tanya Pak Thalib.

"Tadi, saat kami berisitirahat setelah membantu Nenek menurunkan dahan mangga yang runtuh di atas atap, lalu dia pingsan, kami menggopohnya ke dalam rumah. Setelah bangun dari pingsan dia berkata jika dia melihat gadis berlumuran darah di pohon mangga itu. Kemudian, dia menatap ke belakang arah dapur, barulah kejang-kejang seperti ini," jelas Viko.

Pak Thalib mengangguk. Lalu berjalan sendirian ke arah pohon Mangga itu, menyentuh pohonnya yang besar, mengitari pohon itu dan berjalan di sekelilingnya, seolah tengah mencari sesuatu.

Nek Raisyah kembali ke ruang tengah, dimana mereka berkumpul dan Agung baru saja tersadar, tetapi badannya lemas, sehingga dia masih tiduran menatap teman-temannya dengan tatapan layu.

Nek Raisyah mengambil sesuatu di kamarnya, lalu keluar membawa nampan yang berisi beberapa gulungan benang berwarna-warni, serta lainnya.

"Bantu nenek menjalin 7 benang ini," pinta Nenek pada Viko setelah memilih 7 warna benang berbeda, salah satunya berwarna hitam, putih, merah, hijau dan lainnya.

Viko membantu Nek Raisyah, sementara Saddam membantu Diro. Pemuda itu baru sadar dari pingsannya. Mukanya memerah karena malu mendapati dirinya berlumuran bau pesing.

"Ayo bersihkan segera dirimu, biar abang bantu ngepel ini dulu," ucap Bang Irul.

"Ini di jalin Nek?" tanya Viko yang memilin ujung benang ke arah berbeda agar terjalin.

"Iya, untuk tali jimat. Agung harus memakai jimat terlebih dahulu," sahut Nek Raisyah.

"Jimat?" Viko dan Agung tercengang. "Tapi Nek, jika memakai jimat, tidak diterima salatnya, saya tidak mau!" tolak Agung masih dengan suara lemah.

"Jimat ini bisa dibawa salat. Ini benang tujuh warna, kain kasa putih ini juga tulisan yang baik-baik, tidak ada yang buruk, lihat saja." Nek Raisyah menulis di kain putih polos enam panah melingkar, ada huruf أ، ب، س، شا,ت، الله.

Nek Raisyah mengambil lembaran timah aluminium, beliau mengikis sedikit kemeyan dan beberapa bahan lain seperti lada, buah pinang. Melipat timah itu persegi empat kecil, kemudian dibungkus dengan kain yang sudah di ukir bahasa arab itu.

Nek Raisyah menjahit kain itu bersama benang tujuh rupa sehingga bentuknya menyerupai kalung.

"Pakailah jimat ini dipinggangmu, jangan pernah dilepas sampai sembuh total agar tidak diganggu, bahkan mandi pun jangan dilepas, biarkan kering sendiri benangnya di badanmu!" kata Nek Raisyah.

"Tapi Nek, memakai jimat itu musyrik!" tolak Agung.

"Ini bukan musyrik, bukan menduakan Tuhan, ini hanya obat, agar mata mu pun tertutup dari gaib, sampai kau tak melihat hal-hal gaib lagi, setelahnya kau bisa melepaskan ini. Dan tentu saja, ini bisa dibawa salat, bahkan dengan salat dan berserah diri pada yang Maha Kuasa, jimat ini lebih kuat karena memohon perlindungan pada Allah." Nek Raisyah menatap Agung —meyakinkan pemuda yang meragu itu.

Viko mengangguk dan menggenggam tangan Agung. "Nggak apa-apa Agung, ini demi kebaikan kamu. Sampai sembuh saja, kemudian lepas lagi. Bagaimana jika nanti kamu kesurupan lagi, apalagi jika datangnya malam, saat kami semua tertidur, siapa yang tahu apa yang akan terjadi."

Agung pun akhirnya mengangguk dan dibantu duduk oleh Viko. Memasang jimat buatan Nek Raisyah di pinggangnya.

Sementara Saddam, masih di kamar dengan Diro yang baru saja selesai mandi. Dia sibuk menelfon Bu Anisa sejak tadi, namun tidak masuk-masuk, bahkan jika pun masuk panggilan itu, selalu tidak diangkat oleh sang guru.

"Bu Anisa masih nggak angkat panggilanmu Dam?" tanya Diro.

"Iya. Kita harus segera melaporkan pada Bu Anisa. Ini sudah nggak aman, nggak bisa dibiarkan atau pun kita cari tahu desa ini lagi. Agung sampai kesurupan gitu dan lihat hal hal aneh, aku pun juga pernah melihatnya." Saddam menggenggam ponselnya erat, berkali-kali melihat nomor gurunya itu.

"Coba tinggalkan pesan Dam." Diro duduk di samping Saddam yang duduk di ujung ranjang. Pemuda itu baru saja selesai memasang pakaiannya.

"Hm." Saddam menghela nafas. "Ya." Saddam pun mengetik pesan pada Bu Anisa. Memberitahukan keadaan Agung dan tentang desa ini.

"Ck! Ceklis satu pesan WhatsApp nya!" Saddam berdecih kesal.

"Kirim pesan biasa juga coba!" usul Diro.

Agung pun juga mengirim pesan biasa ke nomor Bu Anisa. "Sudah, semoga beliau cepat membaca." Saddam mengusap wajahnya—lelah. Dia pun merebahkan tubuhnya sejenak dengan kedua kaki masih menjuntai ke lantai.

Pak Thalib menyiram pohon mangga itu dengan air bercampur kelopak bunga dan irisan jeruk purut besar. Lalu, mencipratkan air itu dari dapur sampai ke dalam semua ruangan rumah, sampai teras.

"Sudah selesai, kalian semua bisa tenang, insyaallah tidak akan diganggu lagi," kata Pak Thalib pada Saddam dan teman-temannya yang duduk di ruang tengah bersama Nek Raisyah dan Bang Irul.

Diro melihat dan menyentuh jimat yang dipakai Agung, lalu berbisik pada Saddam. "Dam, kau tak mau memakai jimat seperti Agung juga? Bukankah kau juga melihat penampakan?"

Saddam menjawabnya menggeleng. "Aku baik-baik saja," jawabnya pelan.

"Itu bukan cucu saya, itu orang jahat yang menggunakan wujudnya untuk mengganggu pemuda yang berada di desa ini, penduduk lama ataupun orang baru. Riska tidak akan mungkin menjadi hantu jahat." Nek Raisyah menatap ke arah kuburan di rumpun tebu.

"Walaupun anak bungsu dan cucu saya meninggal dunia karena kecelakaan beberapa tahun yang lalu, tapi dia anak yang baik, tidak mungkin menjadi hantu penasaran yang menakut-nakuti orang dan menjadi penyebab para pemuda meninggal." Wajah Nek Raisyah tampak sangat sedih.

"Maaf Nek." Agung merasa bersalah. Namun, wajah penampakan dengan badan berlumuran darah itu memanglah mirip wajahnya dengan foto Riska, almarhumah putri bungsu Nek Raisyah.

"Roh manusia selalu kembali ke sisi Allah, itu hanya perbuatan jin yang merusak dan memakai wujud manusia. Semasa kita hidup, di sisi badan kita 'kan memang ada jin, iblis dan malaikat. Jadi, makluk itu tahu betul sifat, hati dan wujud kita." Pak Thalib menepuk pelan pundak Agung. "Jadi, yang kau lihat itu hanya jin, jangan terpengaruh seperti pikiran warga yang mengatakan adikku Riska menjadi hantu pembunuh para pemuda yang ada di desa ini."

Deg! Saddam terkejut. Saat mendengar Pak Thalib dan Nek Raisyah bicara, dia kembali melihat gadis yang dikuburan kala itu berdiri di halaman rumah Nek Raisyah. Gadis itu berdiri diam melihat ke dalam rumah.

1
Ubii
Sebenarnya gadis di foto itu siapa ya? kok muncul terus/Speechless/
Ubii
rarww /Skull/
Ubii
merinding, gak bisa bayangin /Sweat/
Ubii
keren ceritanya, dari sekian banyak yang aku baca, ini sangat menarik /Angry/ aku tunggu kelanjutannya ya!
Rozh: Oke, terimakasih, semoga suka dan terhibur sampai cerita ini tamat 🌹
total 1 replies
Ubii
lagi tegang-tegangnya malah di bikin ngakak/Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!