“Barang siapa melancarkan rezeki orang lain, rezekinya juga akan dilancarkan. Dan barang siapa menghambat rezeki orang lain, rezekinya pun juga akan dihambat sampai tujuh turunan.”
***
Rahayu Tejo, mandor proyek perempuan telah menandatangani kontrak kerja untuk tugas melanjutkan suatu proyek perumahan yang telah mangkrak selama bertahun tahun.
Rahayu Tejo tidak tahu jika ternyata proyek perumahan itu telah memakan banyak korban pekerja proyek. Maka akhirnya proyek itu mangkrak karena orang orang tidak mau bekerja di proyek itu.
Ada misteri apa di proyek itu, hingga telah memakan banyak korban? Apa karena ada satu pohon yang konon ceritanya sangat angker di lokasi proyek itu atau ada hal lain?
Apa Rahayu Tejo mampu melanjutkan proyek yang telah memakan banyak korban dan banyak dihuni hantu itu? Atau dia justru menjadi korban?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 18.
“Iya Mas kempes nih dua ban .. ada pompa tidak Mas?” tanya Somad saat melihat satu ban depan kempes.
“Halah kok dua ban kempes ya.. “ ucap teman Somad tampak kaget.
“Ada Mad, di bagasi ada pompa.” Ucap Respati sambil melangkah menuju ke bagasi.
Beberapa orang laki laki itu pun sibuk memompa ban mobil yang kempes. Yayuk melangkah masuk ke dalam rumah. Dan teman teman Somad lainnya memasukkan tas tas ransel besar mereka ke dalam rumah.
Somad dan Respati terus sibuk memompa ban mobil. Akan tetapi setelah selesai dipompa ban kempes lagi.
“Wah kayaknya bocor besar nih Mad.. “ ucap Respati
“Iya Mas, kita cek saja kena paku mungkin Mas.” Ucap Somad.
Para laki laki itu pun sibuk mengecek kondisi ban mobil. Dengan penerangan lampu teras dan lampu emergency yang sudah dibeli oleh Respati.
Dan benar dua mobil itu tertancap paku besar yang bentuk dan ukuran sama. Paku masih baru. Satu ban mobil tertancap lebih dari satu paku.
Respati mengusap wajahnya dengan kasar. Tidak menyangka ada banyak paku di ban mobilnya.
“Kok paku paku baru ya Mas? Apa sampeyan belanja paku seperti ini? Mungkin jatuh Mas paku yang sampeyan beli. Sepertinya mulai terasa kempes masuk ke lokasi proyek ini.” Ucap Somad sambil menunjukkan paku paku yang sudah dilepas dari ban.
Respati menatap paku paku baru dengan ukuran sama yang ada di telapak tangan Somad.
“Ya aku membeli paku paku macam begitu Mad. Tetapi aku belanja pakai mobil mana mungkin terjatuh ke jalan..” gumam Respati.
“Iya ya Mas..” ucap Somad.
“Atau ada orang yang menebar paku paku ini di depan Mas.. ayo kita coba lihat pasti masih ada paku paku itu.” Ucap teman Somad yang sangat penasaran.
Dia mengambil hand phone dari saku jaketnya dan segera menyalakan senter hand phone.
“Iya benar itu Mas, kita lihat sekarang.” Ucap Somad dan segera mengambil lampu emergency.
“Tapi sudah malam. Besok pagi saja.” Ucap Respati yang sudah mulai didera rasa takut. Apalagi harus ke pintu gerbang di dekat pohon duwet.
Yayuk yang sudah selesai menyiapkan makan malam ke dua pada Somad dan teman temannya. Kini melangkah mendekati laki laki yang masih sibuk dengan ban mobil itu.
“Bocor ya Pak?” tanya Yayuk.
“Iya Bu, mungkin ada orang yang menebar paku di depan. Paku paku baru dengan ukuran sama.” Ucap Somad.
Yayuk tampak kaget dan berpikir, siapa orang yang sudah menebar paku paku itu.
“Kita mau lihat di sana Bu. Pasti masih ada paku paku itu.” Ucap Somad dan siap siap melangkah ke pintu gerbang.
“Besok pagi saja Mad. Hari sudah terang lebih jelas mata kita melihat. Sskarang gelap banget Mad. Mana dingin begini..” ucap Respati yang merasakan angin tiba tiba berembus di tubuhnya.
Bulu kuduk Respati pun mulai meremang.
Yayuk mengernyitkan kening nya.
“Siapa yang menebar paku paku itu? Apa ada orang belanja paku terjatuh? Tapi tadi kita berangkat ban aman aman saja. Toko besi dan bangunan sore juga sudah tutup.” Gumam Yayuk.
“Maka Bu, kita lihat sekarang. Saya kok sangat penasaran ada orang tidak senang proyek ini jadi. Pertama Yatmi digantung di sini. Kedua paku paku malam ini.” Ucap Somad dengan nada serius.
“Iya Mad, kita lihat sekarang. Aku juga khawatir kalau besok pagi sudah dibersihkan paku paku itu..” ucap Yayuk yang juga setuju untuk mengecek paku paku di pintu gerbang.
Mereka pun terus melangkah menuju ke pintu gerbang dengan penerangan senter hand phone dan lampu emergency. Yayuk bahkan menyuruh salah satu teman Somad untuk mengambilkan sapu dan dibawa ke pintu gerbang.
Suasana di pintu gerbang itu sangat sunyi dan gelap. Hanya ada penerangan dari senter senter hand phone dan satu lampu emergensi. Tiupan angin membuat bulu kuduk mereka meremang. Tetapi mereka mengabaikan itu demi untuk mencari paku paku.
Kecuali Respati yang berkali laki mengusap tengkuknya. Apalagi jika kepalanya kejatuhan buah duwet. Respati langsung kaget dan memegang dadanya yang berdebar debar.
Mereka semua terus menunduk ke arah bawah untuk mencari paku paku. Teman Somad yang membawa sapu pun menyapu tempat itu untuk mempermudahkan dalam mencari paku paku.
“Iya Mad, masih banyak paku paku nya..” ucap Yayuk saat mendapatkan lagi paku paku.
“Iya Bu, siapa ya Bu yang kira kira menebar paku ini?” ucap Somad yang juga mendapatkan paku paku lagi.
Sesaat terdengar suara motor lewat di jalan itu dengan sangat kencang. Dan motor pun selamat tidak mendapatkan musibah ban bocor..
“Paku paku ini disebar di dalam pintu gerbang. Di luar pintu gerbang tidak ada.” Ucap teman Somad yang membawa sapu.
“Jadi jelas orang yang tidak suka proyek ini dilanjut..” ucap Respati yang berdiri di dekat Sang istri.
“Apa ada pesaing Bu?” tanya Respati selanjutnya.
“Coba nanti aku tanya Pak Duta. Bisa pesaing bisa juga orang yang tidak suka dengan kehadiran kita.” Ucap Yayuk.
“Ya sudah, kita lanjutkan besok pagi membersihkan paku paku ini. Sekarang kalian istirahat, dan makan lagi ada nasi ayam itu. Katanya kalau belum makan nasi nama nya belum makan.” Ucap Yayuk sambil menatap Somad dan teman temannya.
“Aku juga mau menghubungi Pak Duta melaporkan rencana kita dan mau tanya apa ada pesaing.” Ucap Yayuk lagi.
“Iya Bu, kalau belum makan nasi perut masih protes..” ucap teman Somad dan segera membalikkan tubuhnya untuk melangkah meninggalkan tempat itu.
Akan tetapi tiba tiba terdengar suara motor yang melaju dengan kecepatan rendah.. Yayuk dan rombongan menoleh arah jalan aspal milik umum itu..
“Pak Dukuh pulang dari tenda mie.” Gumam Respati yang berdiri di dekat istrinya.
Motor yang dikendarai oleh Pak Dukuh itu pun berhenti di depan pintu gerbang itu tetapi di seberang jalan.
“Ada apa?” tanya Pak Dukuh dengan suara keras.
“Ada banyak paku Pak.” Teriak Respati lebih keras.
Pak Kadus pun membelokkan motor nya arah pintu gerbang..
“Mungkin ada orang belanja paku jatuh.” Ucap Pak Kadus setelah menghentikan motornya di depan pintu gerbang.
“Mungkin juga ada yang menebar paku Pak.” Saut Somad sambil menunjukkan paku paku yang sudah mereka temukan.
“Bisa jadi itu. Kalau begitu pasang CCTV saja Bu..” ucap Pak Kadus sambil menatap wajah cantik Yayuk.
“Ya warga itu macam macam Bu, ada yang senang dengan kedatangan orang dari luar ada juga yang tidak senang..” ucap Pak Kadus selanjutnya masih menatap wajah cantik Yayuk.
Namun sesaat angin bertiup sangat kencang... ranting ranting pohon duwet itu pun bergoyang goyang sangat keras, bahkan sampai mentiyung lagi ke pintu pagar dan mengenai kepala Pak Kadus yang masih duduk di atas motornya.
Pak Kadus pun langsung putar balik dan tancap gas tanpa pamit.. Respati dan beberapa teman Somad juga langsung berlari tunggang langgang menuju ke rumah..
ini yayuk is the best yaaa
lanjt yuk biar semua terungkap
dann ohhh whattr.. blnjane jlimiet
wissss jannn tliti amat apa sih yg mau di jlimetin palg harga cabe naik lagi g jd harga tomat melambung g jadi
harga kacang panjang melambung ambil lain lagi 🤣🤣🤣🤣🤦