Bumi serasa akan runtuh menerpa Kirana ketika dia mengetahui fakta bahwa Bryan, suaminya, ternyata berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, Maudy.
Tak tebersit sedikitpun dalam benak Kirana kalau sahabatnya itu akan menjadi duri dalam rumah tangganya.
Sepuluh tahun menikah dengan Bryan kini diambang kehancuran. Tidak sudi rasanya Kirana berbagi suami dengan wanita lain apalagi wanita itu adalah sahabatnya sendiri hingga dia memutuskan untuk bercerai.
Lantas, bagaimana Kirana menghadapi hidupnya setelah berpisah dengan Bryan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon REZ Zha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 - Gundik
Benar-benar terasa diti!kam sembilu hati Kirana mengetahui fakta sebenarnya tentang hubungan antara suaminya dan Maudy.
Kebahagiaan membina rumah tangga dengan Bryan selama sepuluh tahun seperti lenyap sudah di dalam hatinya. Kirana harus mengambil tindakan tegas. Dia tak ingin di madu, tidak ingin berbagi suami dengan sahabatnya sendiri.
Kirana menarik nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri yang semakin kacau.
"Ya Allah ..." keluh Kirana seraya menyeka air matanya. Dia lalu memutuskan kembali masuk ke dalam kamar.
Terlihat Bryan masih tertidur pulas, seakan tak ada kesalahan yang dilakukan oleh suaminya itu.
Kirana melangkah ke luar kamar, dia tak ingin tidur dengan Bryan malam ini dan memilih pindah ke kamar anak-anaknya.
"Eh, Ibu?" Sus Ina yang belum tertidur terkejut ketika Kirana masuk ke dalam kamar anak-anak.
"Sus, biar saya temani Reva. Sus tidur di kamar bibi saja." Kirana tak ingin diganggu bersama anak-anaknya di kamar itu sehingga menyuruh Sus Ina pindah.
"Ibu kenapa?" Melihat mata merah dan sembab Kirana seperti habis menangis, seketika Sus Ina kaget hingga mempertanyakan apa yang menyebab Kirana menangis.
"Nggak apa-apa, Sus," tepis Kirana menutupi apa yang sedang ia alami.
Tak ingin banyak bertanya karena merasa majikannya tidak ingin bercerita padanya, Sus Ina memilih pergi meninggalkan kamar anak-anak.
Sepeninggal Sus Ina, Kirana mendekati Ryan yang tertidur memeluk guling dan duduk di tepi tempat tidur putra sulungnya.
Tangannya membelai kepala Ryan dengan penuh kasih sayang. Sebenarnya tak tega ia membuat anak-anak berpisah dari papa mereka. Mungkin terkesan egois jika dia menuntut berpisah. Tapi, terus bersama Bryan, apalagi Bryan sudah menikahi Maudy, rasanya dia tidak akan bisa menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri bagi Bryan. Akan menjadi dosa baginya ketika ia menolak melayani Bryan, sehingga bercerai adalah jalan terbaik baginya
"Maafin Mama ya, Bang." Kirana mengecup kening Ryan dengan hati yang sangat terluka.
Kini Kirana berganti ke tempat tidur Reva. Dia merebahkan tubuhnya di single bed Reva, bukan di kasur sorong Sus Ina. Kirana memeluk tubuh kecil putri bungsunya lalu menghujani pipi Reva dengan kecupan.
Dia menyadari, jika ia berpisah dengan Bryan, Reva pasti sangat kehilangan karena putrinya itu sangat dekat dengan papanya.
"Adek harus belajar terbiasa tanpa papa ya, sayang," bisiknya di telinga Reva dengan air mata menetes di pipi.
***
Kirana tak dapat mengistirahatkan tubuh dan matanya. Semalaman dia tak dapat tertidur dan sangat gelisah. Saat jelang shubuh, dia keluar dari kamar anak-anak dan kembali ke kamarnya agar tak membuat Bryan curiga ia tak tidur di kamar semalam.
Pagi ini, ketika semua keluarga berkumpul menikmati sarapan pagi bersama. Bryan menyampaikan kepada anak-anaknya soal rencana kepergiannya ke Surabaya karena pekerjaan.
"Nanti sore Papa akan ke Surabaya, Papa nggak akan pulang ke rumah dua hari ini."
Kirana melirik suaminya ketika Bryan mengatakan akan ke Surabaya. Dia membayangkan suaminya itu akan memadu kasih dengan istri simpanan suaminya di sana.
"Papa nginap di sana?" tanya Ryan.
"Iya, Bang. Abang jaga Mama sama Adek selama Papa nggak ada ya!" ujar Bryan seolah mempercayakan Ryan untuk menjaga mama dan adik Ryan.
"Iya, Pa," jawab Ryan.
"Tega sekali kamu menyakiti hati anak-anak, Mas. Kamu meminta izin bekerja, padahal kamu ingin bertemu dengan gundikmu itu!" geram Kirana dalam hati sampai menyebut Maudy sebagai gundik.
"Ma, jangan diam saja, dong! Nanti liburan sekolah kita 'kan akan pergi berlibur." Bryan menggoda Kirana, menganggap Kirana merajuk karena tak bisa ikut dengannya ke Surabaya.
"Nanti liburan sekolah, kita ke rumah kakek di Bandung 'kan, Pa?" Ryan yang antusias merespon ucapan papanya.
"Iya, Bang. Nanti kita ke rumah kakek juga menginap di villa di Lembang." Bryan sudah mengatur rencana untuk liburan bersama keluarganya.
"Nggak akan ada liburan bersamamu, Mas. Saat liburan tiba, kita sudah berpisah." Kirana makin bulat memutuskan untuk bercerai. Dia tak akan mentolerir perselingkuhan Bryan dengan Maudy.
***
Atas bantuan Grace, keesokan harinya Kirana terbang ke Surabaya setelah pulang dari kantor. Kirana tak menyangka Grace dan Rizal begitu total membantunya, sampai membelikannya tiket pesawat menuju Surabaya agar Kirana tak kelelahan dalam perjalanan. Bahkan, Grace juga membantunya mendapat izin tak kerja dua hari, karena harus pergi ke Surabaya.
Sementara kedua anak-anaknya ia titipkan ke rumah tantenya yang juga tinggal di Jakarta. Kirana berpesan kepada tantenya untuk tak menceritakan kepergiannya menyusul Bryan pada kedua orang tuanya.
Sesampainya di Bandara Juanda, Kirana juga dijemput oleh Rizal dan Grace. Kirana dibawa Grace ke hotel tempat Grace menginap, sementara Rizal langsung meluncur ke hotel tempat kantor Bryan mengadakan acara gathering.
Menurut perkiraan Rizal dan Grace, kemungkinan Bryan akan menemui Maudy malam ini, sehingga Rizal akan memantau jika Bryan keluar dari hotel itu. Dia beralasan sedang menunggu salah seorang peserta gathering dari Jakarta dan untungnya security yang berjaga percaya padanya.
Selepas Rizal menunggu di lobby. Matanya terus mengawasi jika Bryan keluar dari sana. Satu setengah jam kemudian, akhirnya Bryan terlihat juga keluar dari lift.
Rizal bangkit begitu Bryan keluar dari pintu hotel. Dia pun segera mengabari Grace kalau Bryan sudah keluar dari hotel, kemudian ia mengikuti Bryan yang diduga akan menemui Maudy.
Sementara di hotel tempat Grace menginap, setelah mendapat kabar dari suaminya Grace dan Kirana bersiap menuju apartemen yang disewa Rizal. Mereka harus sampai lebih dulu di sana sebelum kepergok Bryan yang sama-sama menuju apartemen itu.
"Mbak sudah siap?" tanya Grace memastikan kalau Kirana benar-benar siap untuk melabrak Bryan dan Maudy di apartemen sebelah.
Kirana menghempas nafas panjang, dia berusaha kuat dan tak terpancing emosi menghadapi dua orang pengkhianat dalam hidupnya.
"Iya, Mbak." Suara Kirana terdengar berat.
"Setelah menemui mereka, kita kembali ke hotel. Suamiku juga akan pergi dari sini. Karena pasti wanita itu akan mencari suamiku karena merekam percakapan mereka," kata Grace menjelaskan.
Kirana mengedar pandangan ke apartemen yang disewa Rizal. Terlihat rapih dan tak tertinggal barang Rizal di sana. Sepertinya Rizal memang tak memakai apartemen itu untuk tinggal.
Malam setelah berbicara di coffee shop dengan Maudy, Rizal memang tak kembali ke apartemen, tapi memilih menemani istrinya di hotel.
Setengah jam kemudian, pintu apartemen terbuka. Terlihat Rizal datang, yang artinya Bryan pun sudah ada di apartemen sebelah.
"Dia sudah ada di sebelah, Pih?" tanya Grace.
"Sepertinya begitu, aku nggak naik lift bareng dia. Tapi, dia tadi menuju lantai ini. Memangnya ke mana lagi dia akan pergi?" jawab Rizal.
Kirana bangkit, ingin secepatnya memergoki Bryan dan Maudy yang ia duga sedang bermesraan.
"Tunggu sebentar, Bu Kirana!" Rizal menghalangi langkah Kirana.
"Kenapa, Pih?" Grace terheran melihat suaminya menghalangi Kirana yang ingin menemui Bryan.
"Dia baru sampai, kasih waktu sebentar mereka untuk temu kangen. Lima belas atau dua puluh menit lagi baru Ibu bisa temui mereka agar mereka tak bisa mengelak lagi." Rizal memaparkan apa maksud dari ucapannya tadi. Dia yakin, kalau lima belas atau dua puluh menit kemudian, sudah dipastikan Bryan dan Maudy sedang menikmati percintaan.
*
*
*
Bersambung ....
Readers harap bersabar🤭
wes gass buruan jadi janda Na
duda tajir melintir sudah menanti kamu,,eeh
dijamin aman dari Bryan
kayanya biarpun Bryan mengemis2 minta balikan
Kirana bakalan ogah2han
selingkuh itu penyakit yah
tat udah di maafkan di kasih kesempatan ke 2 malah di belakang selingkuh lagi,,
ogah lah balikan lagi sama laki² kayak Bryan.jangan jadikan anak² sebagai alasan .mereka akan baik² saja .
ayo na pergi bawa anak2 ke tempat yg gk bryan tau,,,,