Wajib baca Novel Tawanan Dua Mafia.
Helena harus berjuang saat pria paling dicintainya dinyatakan tewas dalam pertempuran. Satu persatu orang yang disayangi Helena haeus tewas di depan matanya.
Helena harus tetap bertahan di saat situasi dan kondisi tidak lagi menguntungkan baginya.
Akankah Helena berhasil mengalahkan musuh yang tidak lain adalah sepupu suaminya sendiri?
"Strike, kau harus tetap hidup."
"Pergi, Nona. Pergi. Maafkan saya tidak bisa menjaga anda lagi."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sisca Nasty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 18
"Beraninya kau menyentuh Helena, Clara. Kau tidak tahu seberapa berharganya Helena dalam hidupku? Dia adikku." Clous menatap tajam ke arah Clara. Penuh emosi.
"Aku tahu. Itu kenapa aku memintamu untuk menjauhinya. Aku tidak mau kau tahu rencana yang sudah aku susun." Clara masih bisa memasang ekspresi tenang. Padahal sebenarnya di dalam hati wanita itu sudah kebingungan mencari jalan keluar.
"Ternyata kau sangat licik, Clara. Kau tidak selemah yang selama ini kami pikirkan. Aku menyesal pernah menolongmu," ungkap Strike. Rasanya pria itu ingin segera menghabisi nyawa Clara detik ini juga.
Clous melangkah maju dan mencekik Clara. Pria itu emosi. Dia tidak mau ada negosiasi lagi di sana.
"Clous, lepaskan aku. Kau tidak bisa membunuhku." Clara berusaha berontak.
Clous membanting tubuh Clara ke lantai. Pria itu mengeluarkan senjata apinya. "Kau pantas mati, Clara." Clous melekatkan senjata apinya di dahi Clara. Sekali tarikan saja maka wanita itu akan tewas ditangannya. Clous begitu sakit hati membayangkan penderitaan yang selama ini dihadapi oleh Helena. Adik kesayangannya.
"Aku mengandung anakmu, Clous. Jika aku mati, maka anakmu juga akan mati," Kata Clara dengan mata berkaca-kaca. Entah kenapa hatinya kembali terluka melihat Clous memperlakukannya seperti ini. Sama seperti di saat Aberzio memperlakukannya saat Helena ada di sisinya.
Clous mematung. Kekuatannya hilang begitu saja setelah mendengar informasi yang baru saja dikatakan oleh Clara. "Kau hamil, Clara?"
Clara memandang ke arah Helena. "Kau terus saja merebut pria yang dekat denganku. Waktu itu Kak Aberzio. Sekarang Clous. Kau jahat, Helena. Kau jahat!" teriak Clara dengan penuh emosi. "Sekarang cepat bunuh aku, Clous. Aku akan mati bersama anakmu."
Strike mengangkat senjatanya. Jika Clous tidak tega, dia saja yang melakukannya. Strike juga sudah geram melihat Clara. Wanita itu pantas mati.
"Pergilah ke neraka Clara!" umpat Strike penuh emosi.
Tiba-tiba saja Clous menembak tangan Strike. Pria itu seperti tidak rela jika Strike membunuh Clara. Helena mengepal kuat tangannya. Dia merasa sangat kecewa. Helena segera berdiri di depan Strike. Melindungi pria itu agar tidak terbunuh oleh Clous.
"Aku sudah bilang. Kata-katamu tidak bisa dipercaya. Mulai sekarang kau bukan lagi bagian dari hidupku, Clous." Helena menarik tangan Strike dengan wajah kecewa. Dia tidak mungkin melanjutkan pertarungan ini. Jika itu terjadi, Clous dan Strike akan bertarung. Sedangkan Clara? Dia akan tertawa dengan penuh kemenangan. Helena tidak mau hal itu sampai terjadi.
Clous memejamkan matanya dan duduk di samping Clara. Pria itu benar-benar bingung. Dia tidak tahu harus bagaimana.
"Mungkin kau memandangku sebagai wanita jahat. Tapi kau tidak akan lupa, aku menyerahkan mahkotaku yang berharga kepadamu. Setelah itu kau bisa pastikan sendiri kalau hanya kau satu-satunya pria yang tidur denganku. Anak ini anakmu." Clara kembali bersuara. Dia harus membuat Clous ada dipihaknya.
Clous masih diam. Bahkan saat Clara memeluknya dia tidak menolak sedikitpun. Justru mengutuk dirinya sendiri karena begitu lemah di depan wanita yang dicintainya.
"Sayang, lindungi aku. Helena pasti akan datang lagi untuk menghabisi nyawaku," bisik Clara. Wanita itu mencium bibir Clous. Dia selalu tahu seperti apa cara membujuk Clous.
"Kau tidak akan bisa menang secepat itu, Helena. Setelah ini aku bisa lebih terang-terangan menghabisi nyawamu," gumam Clara di dalam hati.
***
Jason meneguk champagne yang baru saja di tuang ke dalam gelas berukuran kecil di depannya. Kini dia berada di salah satu club yang cukup ternama di Meksiko. Malam ini Jason ingin menenangkan diri.
Bukan hanya Helena saja yang harus dipikirkan. Tetapi nasip perusahaannya juga. Seperti apa yang sekarang terjadi. ROC Group sedang naik daun.
Perusahaan yang baru memberi rejeki yang tidak terduga. Tapi kini Jason dihadapkan dengan masalah Helena. Dia harus memilih salah satu. Tapi hatinya lebih banyak berpihak kepada Helena.
Sekarang Jason harus siap jika kedepannya dia harus mengulang dari nol lagi untuk membangkitkan ROC Group.
Ben yang baru saja muncul duduk di dekat Aberzio. Dia menuang lagi gelas yang sudah kosong. Jason segera meneguknya.
"Anak buah Robert ada dimana-mana, Tuan. Tapi saya belum berhasil menemukan Robert. Tidak tahu apa dia ada di Meksiko juga atau tidak."
"Bagaimana dengan Helena? Malam ini mereka datang menemui wanita licik itu."
Saya tidak tahu apa yang terjadi di dalam. Di luar Strike berhasil menghabisi semua pengawal yang berjaga. Saya sempat mendengar suara tembakan. Tidak lama setelahnya Strike dan Nona Helena keluar. Mereka pergi dari sana. Sepertinya Strike yang terluka. Saya sempat melihat tangannya berdarah," jelas Ben apa adanya.
"Pria satu lagi? Bukankah mereka datang bertiga?" Jason kembali mengingat Clous.
Ben menghela napas. "Sepertinya pria itu berkhianat, Tuan. Nona Helena terlihat sangat kecewa. Bahkan sebelum masuk ke dalam mobil, Nona Helena memandang ke arah rumah itu lagi selama beberapa detik."
"Sedekat apa mereka? Bahkan Helena terlihat begitu menyayanginya."
"Apa mungkin dia mantan Nona Helena, Tuan?" tebak Ben asal saja. "Dilihat dari cara Strike memandangnya. Strike seperti tidak suka."
Jason kembali meneguk minumanya. "Jaga Helena, Ben. Aku ingin istirahat malam ini."
"Baik, Tuan."
Jason segera beranjak dari kursinya. Dia akan pergi ke hotel untuk istirahat. Membiarkan Ben dan seluruh anak buah yang dia bawa menjaga Helena di tempat persembunyiannya.
***
Helena hanya diam membisu. Dia memandang ke arah Strike yang kini sedang mengobati luka di tangannya. Pria itu terlihat tenang. Tidak merasa sakit sedikitpun. Luka tembak seperti ini sudah biasa dia terima.
"Tadi saya bisa membunuhnya, Nona. Dia berada jauh dari markasnya sendiri. Kenapa anda membawa saya pergi? Anda tidak mau saya juga membunuh pria itu?" tanya Strike tanpa memandang. Pria itu masih fokus ke luka di tangannya. Strike ingin tahu, sepenting apa Clous bagi seorang Helena.
"Aku hanya tidak mau Clara menang lagi. Itu tujuannya. Di antara kalian berdua harus ada yang tewas," sahut Helena. "Nggak ada jaminan siapa yang menang. Tapi aku yakin sekali. Ketika kalian berdua bertarung, Clara akan memanfaatkan situasi itu dan kabur. Terakhir, apa yang akan kita dapatkan?"
Strike mengangguk setuju. Apa yang dikatakan Helena memang benar adanya. Clara pasti kabur karena anak buahnya tidak bisa membantunya tadi.
"Maafkan saya, Nona. Saya telah gagal menjaga anda selama ini. Kami begitu percaya dengan Clara. Bisa dibilang dia satu-satunya orang yang bisa memberi perintah kepada anggota King Tiger. Semua King Tiger tahu kalau Clara sudah seperti adik di mata Bos Aberzio.
Saya sempat curiga beberapa minggu ini. Tapi penyelidikan kami tidak menemukan kejanggalan apapun. Clara begitu rapi menyusun rencananya sendiri.
Maafkan saya, Nona. Maafkan saya. Tidak disangka, kepercayaan Bos Aberzio justru dimanfaatkan untuk membunuh anda."
"Kau tidak perlu minta maaf, Strike. Aku tahu selama ini kau selalu percaya sama semua perkataanku dibandingkan Aberzio," jawab Helena. "Aberzio juga selalu membelanya. Kita sama-sama tahu soal itu. Sejak menikah dengan Aberzio, aku berusaha menyayanginya.
Memandangnya sebagai adik. Meskipun sesekali aku cemburu, aku berusaha menutupinya. Membiarkan Aberzio membelanya. Itu satu-satunya cara yang bisa aku lakukan untuk mempertahankan rumah tangga kami."
Strike mengernyitkan dahinya. "Bos Aberzio mencintai anda. Tetapi dia juga menyayangi Clara. Sebenarnya bisa dibilang itu seperti sebuah tanggung jawab. Orang tua Bos Aberzio dan Clara berteman baik. Mereka sudah seperti saudara. Saat Bos Aberzio lahir, orang tua Clara sudah seperti orang tua Bos Aberzio juga. Mereka bukan keluarga kandung. Hanya hubungan teman menjadi saudara. Saya juga tidak tahu cerita lengkapnya. Bos Aberzio tidak pernah membahasnya secara detail. Hanya garis besarnya saja kenapa Clara bisa menjadi sepenting itu di dalam kehidupan Bos Aberzio.
Sejak bertemu dengan Anda. Bos Aberzio mulai mengurangi perhatiannya terhadap Clara. Saya pikir Clara bisa memakluminya. Keputusan Bos Aberzio untuk menikahi Anda juga terbilang sangat terburu-buru.
Saya juga kaget saat itu. Tapi memang seperti itu watak Bos Aberzio. Jika dia menginginkan sesuatu. Dia tidak akan mau kehilangan. Harus segera mendapatkannya. Termasuk mendapatkan Anda, Nona."
Helena tersenyum mendengarnya. "Apa yang akan terjadi jika saat itu aku menolaknya?"
kenapa harus dirahasiakan dr helena
klo jason tdk seposesif robert
🫂🫂🫂helena km pasti bisa jgn menyerah dulu...tunggulah aberzio kembali
jangan dulu jatuh ke pria lain mending jadi single mom aja sembari ngumpulin kekuatan n strategi baru king tiger yg udah bercerai berai ulah si clara..
emang selalu ada kejutan distiap novel²nya kak sis😲😯
klo aberzio beneran mati nasib helena y jadi tahanan berstts istri robert😭
jgn sampe jjson juga dilenyapkan si robert
jeson ben kalian dimana😭