NovelToon NovelToon
Chaotic Destiny

Chaotic Destiny

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Action / Fantasi / Epik Petualangan / Perperangan / Light Novel
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Kyukasho

Kedamaian yang seharusnya bertahan kini mulai redup. Entitas asing yang disebut Absolute Being kini menjajah bumi dan ingin menguasai nya, manusia biasa tak punya kekuatan untuk melawan. Namun terdapat manusia yang menjadi puncak yaitu High Human. High Human adalah manusia yang diberkahi oleh kekuatan konstelasi kuno dan memakai otoritas mereka untuk melawan Absolute Being. Mampukah manusia mengembalikan kedamaian? ataukah manusia dikalahkan?. Tidak ada yang tahu jawaban nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyukasho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 18: Gadis Perwujudan Harapan

Langit pagi ibu kota Vixen diselimuti kabut tipis beraroma mawar dan tanah basah. Lonceng perunggu dari menara Guild berdentang tiga kali saat Sho, Aria, dan Yara melangkah melintasi jalanan menuju istana, dipandu oleh seorang utusan kerajaan. Langkah mereka cepat namun hening, dan mata-mata penasaran dari penduduk ibu kota mengikuti setiap gerakan mereka.

"Dipanggil lagi… setelah Raja, kini tangan kanannya yang memanggil kita, Zenith sang peramal ya..." Yara bersiul kecil, tapi suaranya terdengar menegang.

"Ramalan lagi, ya? Perasaanku tidak enak." Ucap Aria dengan nada penasaran.

"Tunggu, lagi? kalian berdua sudah pernah diramal oleh Zenith?" Tanya Yara dengan ekspresi penuh penasaran.

"Benar. Kami berdua pernah diramal oleh Zenith tepat tiga tahun lalu." Jawab Sho, raut wajah Yara terlihat kesal karena dia iri.

"Ramalan Zenith tidak pernah datang tanpa sebab. Perasaan ku tidak enak." Ucap Aria sembari merapatkan jubahnya, suaranya lirih.

Sesampainya di ruang pribadi Zenith, suasana terasa berbeda. Ruangan itu gelap, hanya diterangi nyala lilin biru yang membentuk lingkaran sihir di lantai. Kristal besar tergantung di udara, berdenyut pelan seperti jantung yang hidup.

Zenith berdiri di tengah lingkaran, jubahnya menyentuh tanah, rambut pirangnya menyebar lembut seperti kabut. Ia menatap mereka bertiga dengan tatapan kosong, seperti melihat masa depan yang tak ingin ia lihat.

"Kalian datang… tepat waktu." Ucap Zenith, suaranya bergema, tapi lembut.

Sho melangkah maju. "Kami siap menerima ramalan berikutnya."

Zenith mengangguk. Ia mengangkat kedua tangannya dan membentangkan selembar kain hitam diatas meja, menaburkan serbuk emas berbentuk pola bintang di atasnya. "Dengan restu Raja dan izin bintang-bintang, aku akan membaca jalan hidup kalian," ucapnya sembari memfokuskan kekuatan nya.

Zenith mulai mengucapkan mantra dalam bahasa kuno. Butiran serbuk emas itu terangkat, berputar di udara, membentuk tiga pola berpendar. Suasana kamar menjadi hening, hanya suara desir sihir yang terdengar.

"Ini tidak bagus." Ucap Zenith dengan nada khawatir.

Takdir Pertama:

Di udara terbentuk gambar dunia yang kacau. Tidak ada tanda-tanda kehidupan yang terpampang di gambaran itu, seakan-akan dunia sudah kiamat.

"Bagaimana mungkin! Tidak ada satupun takdir yang berubah sejak 3 tahun lalu!?" Ucap Sho dengan nada kesal.

Zenith hanya bisa diam melihat amukan Sho, karena jika ia menjadi Sho, maka ia juga akan kesal. Terlihat Aria sedang menenangkan Sho agar tidak terbawa emosi.

Takdir Kedua:

Terlihat jutaan mayat bertumpuk diatas satu titik, dan diatas tumpukan mayat tersebut berdiri sosok makhluk yang familiar. Bukan High Human ataupun Absolute Being, tapi Hollow. Hollow tersebut berdiri diatas tumpukan mayat, terlihat juga Sho yang mati di tangan Hollow tersebut. Tidak ada tanda-tanda kehadiran Aria dan Yara.

"Tunggu! Bagaimana mungkin ini terjadi?! Kehadiran Hollow saja sudah menyimpang aturan dunia, bagaimana bisa para dewa tidak bertindak?" Ucap Aria dengan nada tidak percaya.

"Firasatku mengatakan bahwa dewa juga dikalahkan." Ucap Yara dengan nada lesu.

"Itu mustahil, para Dewa tidak bisa dikalahkan semudah itu!" Bentak Sho kepada Aria dengan nada kesal.

Ramalan ketiga pun perlahan muncul. Ramalan kali ini berbeda dengan kedua ramalan sebelumnya, kali ini terlihat secercah harapan.

Takdir Ketiga:

Takdir ketiga menunjukkan Sho yang berdiri di medan perang, disisi nya terlihat Aria dan Yara, serta terlihat ada dua sosok High Human yang berada disamping mereka bertiga. Terlihat jutaan pasukan Absolute Being berada dihadapan mereka berlima. Tak hanya Absolute Being, diarah lain juga terlihat juga seorang Hollow bertubuh sangat besar sedang mengamuk.

"Kali ini terdapat harapan dari ramalan ketiga. Meskipun gambaran nya memperlihatkan peperangan, tapi aku punya firasat kalau umat Manusia yang memenangkan peperangan nya." ucap Zenith sembari berdoa.

"Tiga tahun yang lalu, aku melihat kacaunya takdir kalian berdua. Tapi kini... aku melihat adanya harapan" Ucap Zenith dengan nada lembut, dia benar-benar lega karena ada sedikit harapan bagi umat manusia.

Zenith menoleh perlahan kearah Sho. "Aku melihat sosok familiar dari gambaran ramalan ketiga tadi. Perwujudan dari harapan yang akan lahir dari darah bangsawan. Perempuan yang kelak akan menggenggam takdirmu Sho, carilah dia dan rekrut dia kedalam kelompok mu." Perintah Zenith kepada Sho.

Sebelum Sho bisa bertanya, cahaya dari butiran emas memudar dan menghilang tanpa jejak. Udara kembali hening.

"Cari dia dan lindungi dia… sebelum malam terputus dari siang" bisik Zenith, kali ini suaranya penuh rasa takut.

Beberapa saat setelah keluar dari ruangan pribadi Zenith, Sho berpisah sebentar dari Aria dan Yara yang kembali ke kamar tamu istana. Di taman kerajaan, tempat angin berembus pelan dan pepohonan sakura yang langka tumbuh subur di taman istana, Sho berdiri sendirian menenangkan pikirannya.

Lalu, suara langkah kaki lembut terdengar dari belakangnya. "Kau… pasti Sho Noerant, sang pahlawan yang dipilih oleh Ayah."

Sho menoleh, dan matanya membelalak sejenak. Di hadapannya berdiri seorang gadis muda dengan gaun putih perak, rambut biru muda yang indah bagaikan laut yang memantulkan cahaya matahari pagi, dan mata biru seperti langit musim semi. Ia menatap Sho dengan senyum tenang namun penuh rasa ingin tahu.

"Aku Liora Vixen putri dari Raja Noah. Dan... aku sudah menunggumu kehadiran mu." ucap gadis itu dengan nada lembut.

Sho tidak segera menjawab. Ada sesuatu yang aneh. Kehadirannya terasa seperti... cahaya dalam kabut. Hangat namun menyimpan teka-teki. "Kau tahu aku? bukankah perbincangan malam tadi bersifat rahasia!?" Tanya Sho dengan nada gugup.

Liora mengangguk kecil. "Sejak kecil, aku sering melihatmu... dalam mimpi-mimpiku. Tapi baru kali ini kita bertemu di dunia nyata." Ucap Liora dengan nada lembut.

Sho terdiam, pandangan mereka bertemu dalam keheningan. Dan entah kenapa, di balik senyum manis gadis itu, Sho merasa bahwa dia adalah sosok yang disebut oleh Zenith.

"Sho... aku merasakan adanya hal yang membuatku tidak nyaman dari kehadiran gadis itu." Ucap Persephone kedalam kepala Sho, mendengar hal itu Sho hanya diam namun dia tetap mendengar apa yang dikatakan oleh Persephone.

Sho menatap gadis itu dengan saksama. Tidak ada keraguan dalam suaranya, dan sorot matanya terlalu tenang untuk seorang putri yang baru bertemu pahlawan. "Apa maksudmu... melihatku dalam mimpi?" Tanya Sho, suaranya pelan.

Liora berjalan mendekat dan duduk di bangku taman istana yang dikelilingi bunga violet. Ia mengangkat wajahnya ke langit. "Dalam mimpiku, kau berdiri di atas medan perang yang hancur, membawa cahaya dan kehancuran sekaligus. Di sekitarmu terdapat rekan-rekan yang membantumu, salah satunya adalah aku."

Sho menghela napas. Ramalan Zenith barusan belum reda di pikirannya, kini gadis ini membawa mimpi yang senada.

"Aku lelah karena terus-terusan dibayangi mimpi-mimpi buruk… yang kurasa bukan hanya mimpi. Namun setiap kali aku melihatmu berada dalam mimpiku, dunia didalam nya selalu berubah kearah menjadi lebih baik" bisik Liora kepada Sho, suara nya terdengar begitu lembut namun penuh penderitaan.

Sho duduk di sisi bangku, menjaga jarak, tapi matanya tak lepas dari Liora. "Sepertinya kau adalah perwujudan dari harapan yang disebut oleh Zenith." Ucap Sho dengan nada datar.

Liora menggeleng pelan. "Seperti nya benar, Ibuku berasal dari pulau Eterna tempat kelahiran para Penjaga Cahaya. Mungkin ada sesuatu dalam darahku." Ucap Liora sembari menatap langit.

Sho merasakan aura samar mengelilingi gadis itu. Bukan kekuatan biasa, melainkan sesuatu yang... tersembunyi di balik lapisan manusia biasa. Mungkin inilah maksud Zenith, sang harapan dari darah bangsawan.

"Dan kenapa kau bilang menunggu kehadiran ku?" Tanya Sho dengan nada penasaran.

Liora menunduk, memainkan ujung gaunnya. "Karena... aku rasa hanya kau yang bisa menghentikan apa yang kulihat dalam mimpi. Atau... kau yang akan memulainya." Jawab Liora sembari tersenyum hangat.

Sho menoleh, menatap matanya yang biru jernih. "Apa kau takut padaku?" Ucap Sho ragu-ragu.

Liora tersenyum, senyum sedih. "Aku takut... akan jatuh pada cahaya yang bisa membakar segalanya." Ucap Liora dengan nada khawatir.

Keduanya terdiam. Lalu suara langkah cepat datang menghampiri. "Sho!" Seru Aria.

Aria muncul dari balik pilar taman, napasnya sedikit memburu. Tatapannya langsung tertuju pada Liora, lalu pada Sho. Sekilas, ekspresi wajahnya berubah menjadi tatapan dingin yang tertahan, sebelum cepat-cepat ia kembalikan ke wajah netral.

"Oh… Putri Liora, aku tidak tahu kau sedang bersama Sho." ucap Aria datar, sembari membungkukkan dirinya kehadapan Liora.

Liora berdiri, menyembunyikan sesuatu di balik tatapan sopan. "Aku hanya berbincang sebentar dengan nya. Sepertinya aku harus kembali sekarang." Ucap Liora sembari berdiri dari bangku.

Ia membungkuk ringan kearah Sho. "Senang bertemu denganmu, Pahlawan. Sampai jumpa lagi… di dunia nyata ataupun dalam mimpi." Ucap Liora sembari berbalik dan berjalan pergi, meninggalkan aroma bunga yang samar.

Sho masih menatap punggungnya saat Aria berdiri di sampingnya, tangan terlipat. "Sepertinya kalian cocok." Ucap Aria dengan nada bercanda, namun terdapat sedikit rasa kecemburuan.

"Putri kerajaan dan sang Pahlawan. Romantis sekali, bagaikan novel-novel romantis yang terkadang aku baca." Ucap Aria sembari menggoda Sho.

Sho menoleh. "Aria, ini bukan seperti yang kau pikir—"

"Tidak perlu menjelaskan." potong Aria sembari menyeringai kecil, tapi sorot matanya tak ikut tersenyum.

"Kau bebas berteman dan menjalin hubungan dengan siapa pun, Sho." Ucap Aria sembari tertawa sedikit.

Dan saat Sho ingin merespons, Aria sudah berbalik, berjalan pergi sambil menahan sesuatu dalam dadanya. Sho menahan Aria yang ingin pergi lalu menariknya hingga Aria berada dipelukan Sho.

"Tak peduli siapapun yang muncul didalam hidupku, hanya kau satu-satunya yang kucintai." Bisik Sho sembari memeluk Aria erat-erat.

"Wah, sejak kapan kau belajar apa itu 'Cinta' seperti nya kau sudah dewasa ya, tidak seperti tiga tahun lalu" Ucap Aria sembari membalas pelukan Sho.

Dibalik bayang-bayang terlihat Yara yang melihat Sho dan Aria berpelukan. Dia tersenyum licik, lalu melompat kehadapan Sho dan Aria "Aha! kalian berdua tertangkap bermesraan!" Ucap Yara sembari tertawa terbahak-bahak.

Sho dan Aria langsung reflek melepas pelukannya. "Kau benar-benar membuat kami terkejut" Ucap Sho dengan nada kesal.

Yara Hanya bisa menahan tawa, sedangkan wajah Aria terlihat memerah dan dia menutup wajahnya dengan kedua tangan nya. "Hei, ayo ke kamar tamu! Aku sudah memasak makanan untuk kita bertiga." Ucap Yara dengan penuh semangat.

"Omong-omong Aku meminjam dapur istana, dan rasanya seperti berada di surga, begitu banyak bahan-bahan langka." Gumam Yara dengan penuh semangat.

Mereka bertiga pun makan dengan lahap, hanya dengan makan bersama, tumbuh rasa saling percaya antara mereka, kali ini mereka bertiga terlihat seperti keluarga yang saling melengkapi satu sama lain. Semoga saja canda tawa mereka bertahan selamanya.

1
J. Elymorz
Semoga 5 sekawan itu baik' aja/Frown//Frown/
Protocetus
jika berkenan mampir ya ke novelku Mercenary of El Dorado
J. Elymorz
Bagusss tiap chapternya seruu + bikin penasaran🤩🤩
J. Elymorz
Oemjii, ku kira udah damai eh ternyata belum/Sweat//Sweat/

Btw bagusss bangett, aku menunggu chapter berikutnyaa/Applaud//Applaud/
J. Elymorz
Mau peluk lioraaaa /Sob//Sob/

sayangg lioraa🫂🫂
J. Elymorz
aaaaaa yaraa :(
peluk jauh untukmu sayanggg🫂🫂
J. Elymorz
Bahkan Apollopun takut sama Aria, apalagi sho/Proud/
J. Elymorz: INI SERIUS MEREKA TUNANGAN? AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

AKU SENENG BANGETTT /Kiss//Kiss/

makasii buat authornyaa/Hey//Hey/
total 1 replies
J. Elymorz
Terima kasih atas penjelasannya Kak, aku jadi paham dan ga penasaran lagi sama karakter-karakter yang ada di Novel ini.

Btw Aria cantik 08 berapa neng? /Smirk//Smirk/
J. Elymorz
Untuk authornya, aku ga bisa berkata-kata tapi yang pasti NOVELNYA BAGUS BANGETT WOIIIIIIIII SUMPAHHH
J. Elymorz: Gwa sampe mau roll depan sangking bagusnya, cepet lanjut ga lu? /Grievance//Grievance/
total 1 replies
J. Elymorz
SUMPIL? KEREN BANGETTT /Angry//Angry/
J. Elymorz
Chapter kali ini bener-bener bikin aku ngerasa ikut kebawa dalam ceritanya
J. Elymorz: Kepada author yang terhormat, jangan buat aku sesak napas lagi ya/Smile//Smile/
total 1 replies
J. Elymorz
Selamat datang member baru (Liora) /Smile//Smile/
J. Elymorz
Wow... Aku menanti kelanjutan cerita ini

Semangatt terus buat authornya yaaaa
J. Elymorz
Petualangan besar menanti mereka.
J. Elymorz
KERENNN BANGETTT

Rasanya campur aduk kayak nasi uduk, aaaa aku ga bisa ngungkapin perasaan ku dengan kata' tapi yang pasti ini KERENNN BANGETTTTT
J. Elymorz
Aku ga sabar baca chapter selanjutnya, kira-kira ada plot twist apa lagi yaa?/Doubt//Doubt/

Oiyaa, semangat terus yaa buat authornyaa /Determined//Determined/
J. Elymorz
Cinta segi tiga? /Chuckle//Chuckle/
J. Elymorz
SERUU!! apakah akan ada cinta segi tiga? /Doubt//Sweat/
J. Elymorz
AAAA NOOO, SHO... ARIA.. /Sob//Sob//Sob/
J. Elymorz
BAGUSS BAHGETT, SEMANGATT BUAT AUTHORNYAA/Kiss//Kiss/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!