Arumi tidak menyangka. Jika tawa Ibu mertua nya selama ini, hanya lah untuk menutupi lu-ka yang ada di dalam diri nya. Ibu mertua yang begitu baik, ternyata selama ini hidup tersik-sa di rumah nya. Beliau bukan hanya di sik-sa oleh kakak ipar nya Arumi. Tapi juga Abang ipar nya. Mereka berdua, benar-benar manusia yang tak punya hati.
Sanggup kah Ibu mertua nya Arumi bertahan dengan kelakuan anak dan menantunya? Atau, apakah Arumi bisa membawa Ibu mertuanya pergi dari neraka itu?
Ayo temukan jawaban nya langsung! Baca nya jangan lompat-lompat, ya. Biar author semangat nulis nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Arumi sedang membereskan barang-barangnya dan juga Ibu mertua nya saat itu. Para Pria berbadan besar, memberikan mereka waktu selama dua jam untuk membereskan barang bawaan mereka.
Arumi tidak mengatakan apapun. Dan Aminah, ia juga merasa bersalah pada menantu nya itu.
Entah apa yang akan ia katakan pada Romi anak nya. Ia sama sekali tidak bisa menjaga Istri dari anak nya itu.
"Apa Ibu sudah selesai?" Tanya Arumi.
"Arumi, maafkan Ibu. Maafkan Abang Ipar mu."
"Bu, Rumi bisa memaafkan Ibu. Tapi tidak dengan Bang Dika dan Istri nya. Mereka sudah sangat keterlaluan. Sekarang, apa yang harus Rumi katakan pada keluarga Rumi? Kita juga tidak mungkin mengatakan hal ini pada Bang Romi. Bang Romi pasti akan marah."
"Kamu benar. Romi pasti tidak akan membiarkan Dika jika ia tahu. Arumi, Ibu harus bagaimana?"
"Rumi juga tak tahu, Bu. Semua keputusan ada di tangan Ibu. Jika saja Ibu bisa tegas pada Bang Dika, kita tidak akan di usir dari rumah ini. Ingat, Bu. Suami Ibu pasti sedih di dalam kubur. Salah satu harta yang beliau wariskan pada Ibu, malah Ibu sia-sia kan."
Bu Aminah langsung menangis saat Arumi mengatakan hal itu. Memang benar. Jika rumah adalah satu-satunya peninggalan yang di tinggalkan untuk Bu Aminah dari mendiang suami nya.
Romi dan Dika, sudah mendapatkan jatah nya masing-masing. Harta Dika di pakai untuk menikahi Ayu dengan mewah.
Sedangkan warisan Romi di pakai untuk kuliah dan merantau di kota. Sedangkan untuk Bu Aminah, sang suami memberikan nya warisan tersebut.
Sang suami ingin, Istri nya memiliki rumah sendiri setelah anak-anak nya menikah nanti. Jangan sampai, Bu Aminah terlunta-lunta tanpa tempat tinggal.
"Arumi, Ibu tidak tahu harus bagaimana." Ucap Bu Aminah sambil menangis. Beliau sungguh wanita yang lemah.
Saat Arumi dan juga Bu Aminah sedang berbicara, terdengar suara tawa dari luar sana. Siapa lagi kalau bukan Dika dan Ayu. Entah mengapa mereka kembali ke rumah itu.
Mereka pulang ke rumah itu dengan membawa banyak barang, seperti terakhir kali mereka pergi.
"Loh, Ibu dan Arumi mau kemana?" Tanya Dika yang berpura-pura tak tahu.
"Kami akan pergi dari rumah ini." Ucap Bu Aminah tanpa melihat ke arah anak Sulung nya itu.
"Loh, kok Ibu malah pergi? Ini kan rumah Ibu?"
"Rumah ini sudah di sita oleh rentenir."
"Tapi, Ibu kan banyak uang. Ibu pasti bisa menebus rumah ini kembali. Apa susah nya sih, Bu?"
"Tidak ada uang, Dika! Uang Ibu habis di ambil maling. Dan saat ini, kita semua harus keluar dari rumah ini."
"Tidak bisa begini dong, Bu. Bagaimana nasib kami? Ibu kan bisa minta ke Romi. Uang dia banyak, Bu. Dia bisa bantu kita untuk melunasi hutang di rentenir."
Plak
Plak
Bu Aminah menampar wajah Dika dengan kuat. Ia sudah sangat kesal dengan kelakuan putra sulungnya itu.
"Jangan kamu pikir Ibu tidak tahu, siapa dibalik semua ini. Silahkan pikirkan urusan keluargamu sendiri mulai hari ini. jangan kamu bawa-bawa Ibu jika kau kesulitan. Ayo Arumi, kita pergi."
"Bu, jangan keterlaluan begini dong. Bang Dika kan juga anak Ibu. Harus nya Ibu tanggung jawab. Gimana sih Ibu jadi orang tua."
"Tanggung jawab? Baiklah. Mulai hari ini, Dika bukan anak Ibu. Bukan kah seperti itu seharusnya? Sudah berkali-kali Ibu memaafkan kesalahan nya. Tapi kali ini, kesalahan nya tidak bisa lagi Ibu maafkan. Dan kau Ayu! Bukan kah orang tua mu kaya? Mereka pasti bisa menampung kalian."
"Bu, jangan begini. Aku adalah anak Ibu. Jangan jadi Ibu yang ke-jam!"
"Dasar anak tak tahu diri! Apa kau lupa apa yang telah kau lakukan pada Ibu mu selama ini? Ibu masih sabar saat kau tak pernah memperlakukan Ibu dengan baik. Ibu masih sabar saat kau biarkan Ibu kelaparan dan kedinginan.
Ibu pun masih sabar saat kau memarahi dan mengambil semua yang menjadi hak Ibu. Namun kali ini, Ibu tidak bisa memaafkan mu karena kau telah menjual rumah ini!"
"Ibu tahu?"
"Tentu. Ibu sendiri yang melihat bagaimana kau mencuri di rumah ini. Bukan sekali. Bahkan berkali-kali kalian mengambil apa yang menjadi hak milik Ibu dan juga Arumi. Apa kalian tidak malu?"
"Untuk apa malu. Arumi kan Istri nya Romi. Uang Romi ya uang ku juga."
"Oke jika begitu. Bang Dika dan Ayu, sekarang berikan uang kalian untuk ku. Bukan kah kalian bilang uang Bang Romi juga uang kalian? Jadi, bagaimana kalau malah sebaliknya?"
"Ya nggak bisa gitu dong Arumi."
"Mengapa tidak bisa? Bukan kah Bang Dika lebih tua? Harus nya seorang Abang yang sering memberikan uang saku untuk adik-adik nya. Jadi, bagi uang dong Bang Romi." Ucap Arumi sambil tersenyum.
Hal itu membuat Ayu sangat kesal. Enak sekali Arumi meminta uang pada suami nya itu. Mana pernah Ayu rela, jika uang nya di berikan untuk adik ipar nya itu.
"Tidak boleh! Uang Bang Dika hanya milik ku. Kau tidak boleh meminta uang nya."
"Trus, apa hak kelian meminta uang pada suami ku? Mulai hari ini, aku haram kan kalian semua minta-minta pada suamiku. Dan, barang-barang milik ku yang sudah kalian curi, tolong kembalikan secepat nya."
"Kami tidak mencuri!"
"Aku tidak pernah mengizinkan kalian mengambil barang pribadi ku. Kalian diam-diam dan mengendap ke kamar ku tanpa izin. kalian juga sudah mencuri uang ku."
Arumi mengatakan hal itu sambil berteriak-teriak. Sudah sejak tadi para warga berkumpul dan mendengarkan apa yang terjadi dengan mereka.
Arumi tahu sekali bagaimana orang di desa tersebut. Pasti mereka ingin tahu hingga sampai menguping.
"Arumi, jangan teriak-teriak. Nanti tetangga dengar."
"Biar saja mereka semua tahu. Kalau kalian adalah parasit di rumah ini. Bang Dika nggak pernah kerja. Tahu nya hanya minta duit sama Bang Romi dan Ayu, selalu menjadikan Ibu babu gratisan tanpa di beri makan.
Dan sekarang, gara-gara kalian berdua. Kita semua harus pergi dari rumah ini. Jadi, mulai hari ini, jangan pernah ganggu Ibu lagi. Pergi lah kalian cari kehidupan sendiri."
Setelah mengatakan hal itu, Arumi langsung membawa Ibu mertua nya pergi. Arumi membonceng Ibu mertua nya, dan membawa beliau dengan cepat.
Arumi sempat melihat para tetangga yang saling berbisik satu sama lain. Arumi yakin, setelah ini. Ayu dan Dika akan terkenal.
Arumi tidak peduli. Ia sudah sangat kesal dengan dua makhluk itu. Saat ini, Arumi hanya ingin fokus dan hidup dengan mertua dan suami nya saja.
Namun, akan kah Arumi kembali ke kota?
kira2 gimna nntinya yahhh
lnjut kk thor 1 mslh selesai 1 lgi ada dan utk dika klo emg bisa berubah ksih dia bahgia kk thor
ketauan bodohnya