NovelToon NovelToon
Majikanku Maduku

Majikanku Maduku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Penyesalan Suami
Popularitas:39.5k
Nilai: 5
Nama Author: Buna Seta

Sungguh berat beban hidup yang di jalani Sri Qonita, karena harus membesarkan anak tanpa suami. Ia tidak menyangka, suaminya yang bernama Widodo pamit ingin mencari kerja tetapi tidak pernah pulang. Selama 5 tahun Sri jatuh bangun untuk membesarkan anaknya. Hingga suatu ketika, Sri tidak sanggup lagi hidup di desa karena kerja kerasnya semakin tidak cukup untuk biaya hidup. Sri memutuskan mengajak anaknya bekerja di Jakarta.

Namun, betapa hancur berkeping-keping hati Sri ketika bekerja di salah satu rumah seorang pengusaha. Pengusaha tersebut adalah suaminya sendiri. Widodo suami yang ia tunggu-tunggu sudah menikah lagi bahkan sudah mempunyai anak.

"Kamu tega Mas membiarkan darah dagingmu kelaparan selama 5 tahun, tapi kamu menggait wanita kaya demi kebahagiaan kamu sendiri"

"Bukan begitu Sri, maafkan aku"

Nahlo, apa alasan Widodo sampai menikah lagi? Apakah yang akan terjadi dengan rumah tangga mereka? Kita ikuti.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

"Ada apa Sally?" Tanya Widodo tiba-tiba sudah di belakang Sally sambil membawa air dalam gelas.

"Oh, Mas ambil minum, aku kira kemana" Sally menarik napas lega, karena Sally kaget ketika membuka mata tidak ada Widodo di sebelahnya.

"Aku haus, ayo tidur lagi" Widodo khawatir Sally curiga, lalu melingkarkan tangan kepinggang istrinya kembali ke kamar.

Pagi harinya, seperti biasa keluarga itu sedang sarapan bersama. Sri yang berada tidak jauh dari tempat itu mendengar bel berbunyi bergegas keluar diikuti Laras.

"Ibu? Mbah Uti?" Sri dengan Laras terkejut melihat siapa yang datang. Dada Sri rasanya tertikam pisau ketika otak cerdasnya langsung bisa mencerna bahwa Parti dan Yono yang tak lain mertua dan kakak iparnya ini tahu jika Widodo telah menikah lagi. Namun, Sri berusaha menahan diri untuk tidak membuat keributan.

"Sri, untuk apa kamu di rumah ini?" Tanya Parti orang tua kandung Widodo itu pun tak kalah kaget karena Sri tiba-tiba berada di sini.

"Saya bekerja di rumah ini Bu" Lirih Sri.

"Bagus, karena kamu lebih pantas menjadi pembantu Widodo daripada istrinya. Saya dengan Yono akan tinggal beberapa hari di rumah ini, sebaiknya kalian pura-pura tidak mengenal saya. Dan kamu Laras, jangan panggil saya Mbah Uti, anggap saja kita tidak pernah mengenal" Ucapnya tidak nenjaga perasaan cucunya yang sebenarnya tersakiti karena tidak diakui lagi sebagai cucu. Parti bersama Yono kemudian meninggalkan halaman masuk ke rumah.

"Selamat pagi..." ucap Parti yang langsung saja nyelonong ke meja makan.

"Ibu... Mas Yono... kenapa mau datang kok tidak telepon dulu" sesal Sally, jika tahu mertuanya ingin datang tentu ia akan menyuruh Waluyo menjemput ke terminal.

"Ibu mau memberi kejutan katanya Dek" Yono yang menjawab.

Sementara Widodo, tenggorokannya tercekat hingga tidak mampu bicara. Ia berpikir bahwa yang dia rahasiakan kepada Sally jika mempunyai istri selain dirinya akan segera terbongkar.

"Nenek sama Om Yono naik pesawat ya?" Tanya Ara salim tangan Parti segera menyadarkan Widodo.

"Nenek naik bus sayang... cucu Nenek sudah besar, Nenek jadi ingin gendong kamu" Parti segera menggendong cucunya yang belum genap 4 tahun itu.

Bersamaan dengan itu ada cucu lain melewati meja makan dengan perasaan iri. Laras tidak mau menoleh kanan kiri lalu berjalan lurus menuju kamar. "Apa salah Laras Mbah, hingga tidak mau mengakui jika aku cucumu hanya karena sudah mempunyai cucu lain" ucapnya lalu duduk di tempat tidur dengan air mata berderai.

"Tadi Mbah Uti bilang sama bunda. Kalau bunda lebih cocok menjadi pembantu daripada istri Om Widodo. Apa jangan-jangan Om Widodo itu Ayah aku? Astagfirullah..." Laras yang memang cerdas itu kini mulai mengerti.

"Jadi penyebabnya bunda sering menangis di rumah ini karena Om Widodo? Kasihan bunda" Laras pun sesegukan. "Kenapa semua pada jahat sama bunda? Hu hu hu hu..."

Di luar sana sarapan sudah selesai. "Kami berangkat ya Bu, jika Ibu ingin sesuatu minta saja Sri" pesan Sally kepada mertuanya setelah menunjukkan kamar untuk istirahat.

"Tentu saja Sally, saya akan minta tolong pembantumu ini" jawabnya melirik Sri sambil tersenyum meremehkan.

Widodo tidak bisa berbuat apa-apa, sejak ibunya datang ia tidak banyak bicara. "Aku tinggal dulu ya Bu, Mas" ucap Sally sembari beranjak salim tangan mertua dan suami.

"Aku belakangan berangkatnya Sal" Widodo tentu ingin bicara dengan ibu dan kakaknya.

"Nggak apa-apa Mas, kangen-kangenan dulu sama ibu" Sally tersenyum kepada mertua lalu ke luar diikuti Sri yang akan menutup pagar.

Selesai menutup pagar dengan wajah merah padam Sri mendekati keluarga Widodo yang tengah berbincang-bincang.

"Jadi Mas Yono selama ini bersekongkol untuk menyakiti hati saya?" Sri tidak takut lagi pada kakak iparnya yang hanya diam itu.

"Sri, aku ingin jelaskan" Widodo yang menjawab.

"Diam! Saya tidak butuh penjelasan Anda" sinis Sri melotot tajam ke arah Widodo, kemudian beralih ke arah Yono.

"Mas Yono kenapa tidak mau menjawab? Malu mengakui jika keluarga Mas itu keluarga yang gila harta." Sri benar-benar marah karena telah dipermainkan oleh keluarga mertua.

"Kenapa kamu marah Sri, bukankah kamu lebih cocok menjadi pembantu Widodo daripada istrinya?" Parti memotong.

"Ibu" Widodo tidak mau ibunya bicara begitu.

"Ibu, selama ini saya hanya diam ketika ibu berkata kasar, merongrong wanita yang sedang berjuang demi cucunya. Padahal ibu tahu seberapa penghasilan yang saya dapat setiap hari, tapi ibu tega memeras saya hingga tidak mampu keluar apapun dari raga saya.Tapi walaupun begitu saya selalu sabar dan mengalah demi menghormati ibu dari suami saya. Tapi tidak lagi untuk saat ini bu. Jika Ibu memang orang tua yang bukan gila harta seharusnya mampu mencegah ketika anaknya tega menyakiti cucu ibu"

'Lancang sekali kamu Sri" Parti hendak melayangkan tamparan ke wajah Sri.

"Jangan Bu" Widodo segera berdiri mencekal tangan ibunya.

"Istrimu ini sudah berani kurang ajar, cepat ceraikan Dia" Parti menjambak rambut Sri yang di kuncir kuda itu hingga meringis.

Plak.

"Jangan sakiti Bunda" Laras tiba-tiba saja berlari menggeplak tangan Parti.

"Laras" Sri duduk di lantai memeluk tubuh putrinya itu.

"Mbah Uti sama pakde Yono bisanya nyakitin bunda saja" Laras sesegukan. Ia ingat perlakuan nenek dan pakdenya semenjak di kampung, jika selama ini diam bukan tidak tahu, tapi Sri selalu mengajarkan tidak boleh melawan orang tua.

"Bun, Mbah Uti sekarang sudah berani jambak rambut Bunda, sebaiknya kita laporkan polisi saja" ucapnya polos.

"Laras... sini sama Om Widodo" Widodo memegang pundak Laras yang masih dalam pelukan Sri.

"Tidak mau" Laras menyingkirkan tangan Widodo lalu menatapnya. "Om Widodo juga lebih jahat, selama ini Laras selalu berdoa agar bisa bertemu Ayah, tapi setelah tahu jika Ayah saya adalah Om Widodo saya kecewa Om" Laras berlinang air mata.

"Laras..." Sri tersentak, tidak menyangka putrinya akan bicara seperti itu, walaupun bagaimana Laras tidak boleh membenci ayahnya seburuk apapun itu. Sri juga kaget dari mana Laras tahu jika Widodo adalah bapaknya.

Widodo seketika berkeringat dingin mendengar ucapan Laras. "Laras, maafkan Ayah sayang... jika ibu kamu mau, Ayah akan mencarikan tempat tinggal agar kita bisa tinggal bersama, tapi bunda kamu selalu menolak"

"Bunda... sebaiknya kita pergi dari sini, Laras tidak mau melihat Bunda menangis terus" Laras tidak mau menanggapi kata-kata Widodo.

"Laras, biarkan orang-orang dzolim sama kita sayang. Kita lebih baik mengalah karena Allah yang akan membalaskan sakit hati kita. Jika bunda masih bertahan di rumah ini hanya karena menunggu surat cerai dari Ayahmu" Sri membantu Laras berdiri lalu mengantarkan ke kamar.

"Sekarang sebaiknya Laras sarapan dulu" Sri kembali membawa piring.

"Laras tidak lapar Bun" Laras memang tidak berselera untuk sarapan karena kehadiran mbah Uti yang tidak mengakuinya sebagai cucu.

"Laras harus makan" Sri menyuapi putrinya itu sembari bertanya. "Laras tahu dari mana jika Om Widodo itu Ayahmu?"

"Laras mikir sendiri Bunda" jawabnya sedih.

Sri tidak lagi bertanya yang justru akan membuat Laras sedih, memilih fokus menyuapi Laras yang sudah lama momen seperti ini Sri lewatkan.

Sementara di ruang keluarga. "Cepat ceraikan wanita itu Widodo, mau menunggu apa lagi? Menunggu Sally tahu jika Sri istrimu lalu kita akan kehilangan Sally?" Parti tidak mau hidup miskin lagi.

"Sampai kapanpun aku tidak akan menceraikan Sri Bu"

"Apa? Tidak bisa"

...~Bersambung~...

1
Rina
Semoga dua orang itu mama Gayatri dan Sri 🫢🫢🫢
neng ade
dasar si Sally juga udah gak waras ternyata dia yang punya ide untuk mengganggu rumah tangga Sri .. semoga keduanya itu akan menerima hukuman atas perbuatan nya
neng ade
seharusnya Pras dari awal itu tegas seperti Bu Gayatri yang langsung menyeretnya ke RS untuk tes DNA jangan malah membiarkan si ulet keket itu tinggal di tempat Sri dan malah di kontrakan segala .. udah gitu sampai detik ini hal semacam itu Pras belum bilang sama ibu nya sendiri.. dasar laki-laki pengecut km Pras !!
neng ade
itu pasti si Belinda.. dasar gak tau malu .. semoga Bu Gayatri bisa membantu membuktikan kalau anak yang dikandung Belinda bukan anak Pras ..
Rina
Semoga yang datang itu mobil Pras dan mobil bu Gayatri dan mereka mengetahui kebohongan Belinda dan Belinda tertangkap dan suruh dia mengakui kebohongannya di hadapan Sri dan semoga Saloy juga menerima balasan karena dia udah mendukung Belinda buat menghancurkan hubungan suami orang stri Pras dan Sri 😡😡😡
Dewi kunti
kejar pras
Eka ELissa
nah kan belut swh nya syok... lok emak Pras kn grcep GK mudah ktipu ma airmata buaya nya blindot itu....
Ds Phone
ibu nya lagi cepat
Ds Phone
suka hati dia aja
Rina
Semoga kebenaran cepat terungkapa dan keluarga kecil Sei dan Pras dapat hidup dengan bahagia 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Lee Mba Young
Mlh pras lbih milih kerja drpd nyelesaikan urusan nya dulu.
hrse libur kerja selesaikan dng cepat tes DNA mlh pilih kantor di utamakan.
dr sini dah klihatan pras gk nganggap penting urusan kluarga. dia gk family man.
Lee Mba Young
Sdh dr awal sbenere gk plah srek dng pras, ternyata ini. laki gk teges pdhl tinggl seret Belinda beres kan. tp nyatanya gk bisa mlh bikin berlarut masalah nya bkn sat set di selesaikan.

kasian sri dua kali nikah salah pilih suami terus.
Dwi ratna
Buna kok makin runyam ya, capek emosi Mulu dah
Rina
Kayanya yang masuk Belinda nih , semoga bu Gayatri bisa membantu permasalahan Pras dan Sri 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Lee Mba Young: mau bantu gimana, pras gk punya saksi yg bisa nyelesaikan cm tes DNA tp pras letoi gk sat set mlh bikin berlarut.
total 1 replies
Hana Roichati
yang masuk pasti pelakor bella g punya etika, bilangnya pendidikannya tinggi, dasar p e l a k o r, lanjut upnya kak
Dewi kunti
smg Bu Laras bs menyelesaikan permasalahan pras
Sulfia Nuriawati
jgn sampai kalah sm jalang itu sri, kyknya ada kerjasama jg sm sally, semoga cpt terungkap g ber tele tele jd g capek bc nya
Ds Phone
nak buat macam mana
Dwi ratna
Rezki Aditya part 2 ini ya haduh nasibmu Sri, klo bener Buna jahat ikh Sri dksh suami gk ada yg bener, apakah hrs cerai dan menikah lgi. dua novel yg aq baca bareng ceritanya lgi begini semua, cwo yg gk ngerasa nidurin cwe tp cewenya LG PD hamil,sebel bgd kn persis bgd
neng ade
ayo Pras jangan jadi laki-laki pengecut sekarang harus bisa tegas terhadap Belinda. cepat bertindak lakukan tes DNA . jangan cuma omong doang. jika kamu tak ingin kehilangan Sri .. jangan seperti kasus waktu di restoran yang berkaitan dengan insiden banyak yang sakit perut karena ada yang berulah tapi kamu gak bisa buktikan siapa orangnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!