Chef Cantik Pilihanku 1

Pagi pagi sekali ponsel Amora berdering, ia menatap layar ponselnya tertera CEO Dion. Amora menghela nafasnya lalu dengan malas mengangkat telpon itu.

"Kau gila, ini masih sangat pagi." jawab Amora

Dion terkekeh. "Pagi sayang, seharusnya itu yang kau ucapkan. Tapi kau malah marah marah. Aku hanya ingin mengatakan pagi ini aku akan menjemputmu." ujar Dion.

"Jangan, aku harus mencari waktu yang tepat kabur dari rumah. Aku tak ingin papa ku tahu." jawab Amora.

"Papa? Jadi masalahmu dengan papa mu. Itukah alasanmu menyembunyikan tempat tinggalmu." tanya Dion.

Amora mengangguk padahal Dion tak melihatnya. "Aku akan bercerita nanti setelah sampai ke hotel. Tapi aku mohon untuk kali ini biarkan aku berangkat sendiri. Papa akhir akhir ini mulai curiga dengan kegiatanku." ujarnya.

"Baiklah sayang, aku tak akan memaksamu. Sampai bertemu di hotel. Tidak, aku akan menghampirimu di restoran." jawab Dion.

"Baiklah, sampai nanti." jawab Amora seraya mematikan ponselnya.

Amora memejamkan matanya lagi, ia masih sangat mengantuk. Masih ada sisa waktu untuk ia bangun. Tapi suara ketukan pintu kembali membangunkannya. Amora sangat kesal.

"Masih pagi sekali mbok, ada apa sih." teriaknya. Ia pikir itu pembantunya.

"Amor, ini papa." jawab Hengky. "Buka pintunya, kau gadis tapi malas bangun pagi." ujarnya.

Amora terbelalak lalu segera membuka pintunya. "Ya Tuhan papa, ini masih pagi sekali. Ada apa sih?" tanyanya.

Hengky menjentikkan jarinya di kening putrinya. "Kau kemana saja kemarin?" tanyanya.

Amora menelan ludahnya, bagaimana ayahnya bisa tahu ia keluar rumah. "Papa tahu darimana aku keluar?" tanyanya.

"Papa menghubungi rumah kemarin siang, mbok bilang kau keluar dengan mobilmu. Jadi jawab papa kau kemana?" tanya Hengky lagi.

"Amor cuma jalan jalan, bosan sekali di rumah. Sejak aku pulang ke Indo, aku belum melihat lagi suasana Bumi Ruwa Jurai pa." jawabnya.

"Datanglah ke hotel sayang, papa ingin memperkenalkan dirimu ke kolega bisnis papa. Papa ingin kau segera mengambil alih perusahaan dan hotel." ujar Hengky.

Lagi lagi ambil alih perusahaan dan hotel. Aku sama sekali belum memikirkannya. pikir Amora.

"Amor, kau dengar papa kan?" tanya Hengky.

"Ah, iya pa Amor dengar. Tak bisakah setelah 3 atau 5 tahun lagi." jawab Amora.

Hengky tertawa. "Kau ingin papa menangani selama itu lagi. Kau tak melihat tubuh papa semakin tua." ujarnya.

Amora menghela nafasnya. Bagaimana pun alasannya, ia akan tetap terjun ke dunia bisnis. "Pa, bolehkah aku menjadi chef hotel papa saja?" tanya Amora ragu.

Kali ini wajah Hengky berubah menjadi merah. Amora tahu, ayahnya akan murka lagi. "Apa papa harus mengulang kata kata papa lagi Amor, kau kuliah mengambil jurusan sesuai keinginanmu saja sudah cukup bagi papa bersabar. Jangan kau buat papa marah dengan keinginanmu menjadi chef lagi." bentak Hengky. "Papa tak ingin berdebat lagi, hari ini papa akan ke Inggris selama seminggu. Setelah papa pulang, bersiaplah untuk diperkenalkan. Kau jaga baik dirimu di rumah, jangan keluyuran yang tidak jelas." ujarnya seraya mencium kening putrinya.

"Papa hati hati, jaga kesehatan papa." ujar Amora.

Ayahnya hanya melambaikan tangannya, lalu meninggalkan Amora. Amora menghela nafasnya lalu menghempaskan tubuhnya kembali ke ranjangnya yang nyaman sebelum bersiap siap berangkat ke Novotel.

*****

Dion merasa tidak tenang, jadi ia tetap menunggu Amora di depan komplek. Ia tak ingin Darwin atau Gracia bertindak di luar kendali. Satu jam sudah ia bersama pak Jojo disana, akhirnya Amora keluar dengan mobilnya.

"Ikuti saja pak." perintah Dion pada pak Jojo.

"Baik den." jawab pak Jojo.

Mereka mengikuti wanita itu, Amora berhenti di sebuah mini market.

"Tidak turun Den?" tanya pak Jojo.

Dion menggeleng. "Aku tak ingin Amor marah. Tadi aku berkata akan bertemu dengannya di restoran." jawabnya.

Mereka memperhatikan Amora, wanita itu duduk di depan mini market sambil menikmati minuman dan sarapannya.

"Mengapa Amor sarapan di luar? tak mungkin rumah besar itu tak memiliki pembantu." gumam Dion sendiri.

Dion mengambil ponselnya dan menghubungi Amora. "Kau dimana?" tanya Dion setelah ponselnya diangkat.

"Aku di jalan, setengah jam lagi sampai." jawab Amora.

"Kau sudah sarapan?" tanya Dion lagi.

"Sudah, apa kau sudah di hotel?" tanya Amora.

"Aku di jalan, sedang menikmati pemandangan yang sangat cantik." jawab Dion.

"Apa kau mencoba main mata dengan wanita lain?" tanya Amora kesal.

Dion tertawa. "Apa kau mulai cemburu sayang?" tanyanya.

"No way. Ya sudah nikmati saja." jawabnya seraya mematikan ponselnya.

Dion terkekeh membuat pak Jojo ikut senyum senyum. "Amor sepertinya mulai cemburu." ujarnya.

"Den Dion, jangan menyakiti non Amor. Pak Jojo rasa non Amor itu wanita yang sangat baik." ujar pak Jojo.

"Ya Tuhan, sejak kedatangan Amor dalam hidupku, kalian berubah haluan padanya. Papi, mami dan sekarang pak Jojo juga membelanya." ujar Dion.

Dion menatap Amora yang wajahnya masih cemberut. "Aku harus turun dan menenangkan kekasihku. Ia terlihat sangat marah. Pak Jojo nanti ikuti kami saja." ujarnya.

"Baik Den." jawab pak Jojo.

Dion turun dari mobilnya dan menghampiri Amora.

"Pagi nona cantik, sarapan sendirian?" sapa Dion.

Amora mendongak dan terkejut. "Bagaimana kau bisa disini?" tanyanya.

Dion tertawa. "Aku tadi kan bilang sedang menikmati pemandangan yang sangat cantik. Aku tadi disana." ujarnya sambil menunjuk letak mobilnya. "Dan pandanganku tentu saja disini." sambungnya.

Amora cemberut. "Kau mengejekku Dion." jawabnya.

Dion mengecup kening Amora. "Aku tak bisa memandang pemandangan yang cantik selain dirimu sayang. Aku senang kau cemburu." ujarnya.

"Ciiih, kau sangat percaya diri. Aku tak cemburu, aku hanya tak ingin diganggu saat sarapan." jawab Amora.

Dion tertawa membuat ia terlihat semakin tampan. "Tak bisakah kekasihku ini mencari alasan yang masuk akal." ejeknya.

"Baiklah tuan Dion Pranadja, sudah waktunya berangkat sekarang." ujar Amora mengalihkan pembicaraan.

Dion mengambil kunci mobilnya. "Nyonya Dion Pranadja, aku siap melayani anda." goda Dion membuat Amora tertawa dan lagi lagi jantung Dion berdetak sangat keras.

"Sejak kapan aku setuju menjadi nyonya Dion?" tanyanya setelah mereka masuk ke dalam mobil.

"Sejak kau menjadi kekasihku." jawab Dion, ia menarik Amora lalu mencium bibirnya. "Aku tadi menahan ciuman ini saat melihatmu tertawa. Jangan coba coba tertawa di depan pria lain Amor. Aku akan menghukummu jika melakukan itu." ancam Dion.

"Apa kau sangat menyukai tawaku? Hanya tawa saja?" tanya Amora.

Dion menggeleng sambil menstarter mobilnya. "Aku menyukai semua yang ada padamu, aku sangat beruntung bisa mendapatkan chef Amor yang terkenal cantik dan seksi." jawabnya.

Amora kembali tertawa, Dion hanya menatap dengan kekaguman yang luar biasa.

Inikah yang namanya jatuh cinta, chef cantik pilihanku? tanya Dion dalam hati.

Keduanya menuju Novotel bersama, seperti biasa pak Jojo mengikuti mereka dari belakang.

*****

Happy Reading All...😘