Jeany adalah gadis yang tak pandai bergaul karena memiliki fobia sosial. Hidupnya tak lagi sama sejak ia kehilangan kesuciannya.
Rasa bersalah karena telah merenggut kesucian Jeany membuat Kevin ingin selalu menjaga gadis itu sebagai seorang sahabat. Tanpa disadari, perhatian yang ia berikan membuat Jeany jatuh hati padanya. Gadis itu harus tersiksa karena sakitnya cinta sepihak. Namun ia tahu tidak mungkin memiliki Kevin, yang telah menambatkan hatinya pada kekasih cantik bernama Stevi.
"Apa aku gak boleh mempertanggungjawabkan perbuatanku? Kamu tahu aku selalu dihantui rasa bersalah!" -Kevin-
"Kamu egois. Kamu cuma mau ngilangin rasa bersalahmu. Tapi aku ... di sini aku sakit!" -Jeany-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rou Hui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maukah Jadi Babysitter?
Hari masih sangat pagi, tetapi Kevin sudah dalam perjalanan menuju rumah orang tuanya di daerah Jakarta Utara. Sesuai janjinya pada sang mama, di hari pertama libur kuliah ia akan pulang ke rumah untuk membantu menjaga keponakan satu-satunya.
Hari itu Stevi juga berangkat ke Singapura. Kevin tidak mengantarnya ke bandara karena gadis itu berangkat bersama Devi dan Sandra. "Selama aku tinggal ke Singapore jangan selingkuh ya," pesannya pada Kevin tadi malam.
Kevin tersenyum sendiri mengingat pesan konyol kekasihnya itu. Bagaimana ia bisa selingkuh kalau waktu liburannya akan dihabiskan dengan menjaga bayi?
Begitu mobil Kevin tiba di depan pagar, Pak Darto, satpam di rumahnya dengan sigap membukakan gerbang. Walaupun Kevin sudah lama tidak pulang ke rumah itu, Pak Darto masih mengingat kendaraan yang digunakan oleh majikan mudanya itu.
Kevin masuk ke dalam rumah yang telah menjadi tempatnya bernaung selama 18 tahun. Tidak ada orang di ruang depan.
"Selamat pagi, Den Kevin. Semuanya sedang sarapan di ruang makan." Bi Murni sang asisten rumah tangga memberitahu Kevin.
Kevin menjawab dengan ramah. "Pagi juga, Bi. Tolong bikinin kopi ya, yang kayak biasanya."
"Baik, Den, nanti kopinya bibi antar ke ruang makan."
Setelah meletakkan tasnya di kamar yang terletak di lantai dua, Kevin berjalan menuju ruang makan. "Selamat pagi semua," sapanya pada semua orang yang ada di ruangan tersebut.
Semua orang langsung mengarahkan pandangan padanya.
"Kevin, akhirnya kamu datang juga, Nak," balas sang mama yang langsung menghampirinya. Seperti biasa, Kevin memberi ciuman di pipi kanan dan kiri mamanya itu.
"Ayo makan dulu, Kevin," sahut papanya dari meja makan.
"Iya, Pa."
Sebelum makan, pemuda itu menghampiri keponakannya yang sedang duduk di kursi makan khusus bayi, lalu mencubit kedua pipinya dengan gemas. "Halo ponakan kesayangan om, kamu tambah lucu aja sih ...."
"Sorry ya, Vin, jadi ngerepotin kamu. Kerjaan kakak belum bisa ditinggal sampai akhir bulan depan soalnya," kata Winda sang kakak ipar yang sedang menyuapi bayinya makan.
Kevin mengambil sehelai roti panggang sebelum menjawabnya. "Gapapa, Kak. Lagi liburan juga, gak repot kok."
"Jadi gak bisa jalan-jalan sama pacar dong?" goda Marvin sang kakak.
"Lho kamu sudah punya pacar, Nak? Kok gak dikenalkan ke papa mama? Orang mana?" tanya mama Kevin dengan wajah sangat penasaran.
"Temen kuliah kok, Ma. Sekarang dia lagi liburan ke Singapore. Nanti aku ajak ke rumah kalo dia udah pulang."
"Pacarnya cantik banget loh, Ma," celetuk Marvin yang pernah melihat swafoto Kevin dan Stevi di akun Instagram adiknya itu.
Mendengar fakta baru itu, Papa dan mama Kevin saling berpandangan. Sebelum diketahui punya pacar, putra kedua mereka yang berwajah rupawan itu tidak pernah dekat dengan perempuan mana pun. Bahkan ketika didekati oleh gadis-gadis cantik putri relasi bisnis papa Kevin, sang putra bersikap biasa saja terhadap mereka. Berbeda dengan Marvin yang sudah berpacaran bahkan ketika masih berstatus siswa SMP.
Sempat mengira Kevin tidak tertarik pada perempuan, kini mereka mendengar putranya itu telah memiliki seorang kekasih. Mereka penasaran seperti apa perempuan yang dibilang sangat cantik oleh Marvin, hingga berhasil mengambil hati Kevin.
"Oya, Ma, kok Vina gak kelihatan?" Kevin menanyakan keberadaan adik perempuannya untuk mengalihkan pembicaraan. Ia agak risih bila ditanya masalah percintaan. Walaupun hubungan kekeluargaan mereka sangat dekat, Kevin termasuk tertutup untuk urusan pribadi.
"Aduh adikmu tuh kalo liburan gini bangunnya siang," keluh sang mama menjawab pertanyaan putranya.
"Biarin ajalah, Ma sekali-sekali bangun siang. Nanti kalau sudah kerja juga harus bangun pagi terus," timpal papa Kevin.
Semua orang di ruangan itu seakan maklum. Status Jovina yang merupakan anak paling kecil sekaligus anak perempuan satu-satunya membuat sang papa memanjakannya. Sebenarnya bisa dikatakan semua orang di rumah memanjakannya, termasuk Kevin.
Setelah selesai makan, papa Kevin berangkat ke tempat kerjanya dengan diantar sopir. Sedangkan Marvin dan Winda berangkat dengan mengendarai mobil mereka sendiri. Kevin menggendong keponakannya ketika mamanya menerima panggilan telepon dari temannya. Keponakannya itu langsung tertawa girang ketika sang paman memeluknya.
Lima menit kemudian mama Kevin kembali dengan kening berkerut.
"Kenapa, Ma?" tanya Kevin setelah melihat wajah suram mamanya.
"Tante Hilda barusan telpon. Katanya babysitter kenalannya gak jadi masuk. Bagaimana ini? Kamu tahu kan lusa mama harus temani papa kamu ke Hong Kong."
"Cari di yayasan gak bisa, Ma?"
"Mama gak berani sembarangan pakai babysitter kalau gak ada rekomendasi dari teman mama. Bentar ya mama pikir-pikir dulu siapa yang bisa dimintai tolong."
Setelah agak lama digendong, keponakan Kevin yang tadinya berceloteh tidak jelas kini terdiam. Kepala bayi itu terkulai di pundak sang paman. "Enzo jam segini udah ngantuk aja," kata Kevin gemas pada keponakannya sambil melihat mamanya yang terlihat kebingungan.
Kevin tahu jaman sekarang mencari babysitter atau asisten rumah tangga yang rajin dan jujur tidak semudah dulu ketika ia masih kanak-kanak. Berulangkali asisten rumah tangga orang tua Kevin berpamitan tidak masuk selama beberapa hari, tetapi nyatanya tidak pernah datang kembali. Padahal gaji yang diberikan oleh mamanya tergolong tinggi.
Di sisi lain, ada orang yang berusaha setengah mati mencari pekerjaan, tetapi belum juga mendapatkannya. Contohnya Jeany.
Kevin terhenyak. Ia cepat-cepat membawa Enzo ke kamar dan meletakkannya di dalam tempat tidur bayi. Pemuda itu lalu mendatangi mamanya yang sedang berbicara dengan seseorang di telepon.
"Teman-teman mama gak ada yang bisa bantu. Gak ada babysitter kenalan mereka yang bisa masuk kerja mendadak begini," keluh mama Kevin setelah menutup sambungan telepon.
"Ma, kalau temanku yang jadi babysitter boleh gak?" tanya Kevin bersemangat.
"Teman kamu? Perempuan?"
"Iyalah, Ma. Masak cowok jadi babysitter?" jawab Kevin sedikit kesal.
"Iya iya. Ternyata kamu bisa punya teman perempuan juga ya, Nak. Atau dia pacar kamu?"
"Ya ampun kan tadi aku udah bilang kalau pacarku lagi di Singapore. Ini teman SMA, teman satu kampus juga."
"Dia ada pengalaman jaga bayi?"
"Kalau Mama bolehin, aku telpon tanya dia sekarang."
"Tapi kamu yakin dia bagus ya?"
"Yakin, Ma. Orangnya baik gak macam-macam," jawab Kevin mantap.
Sang mama pun mengiakan permintaan Kevin karena melihat putranya itu begitu bersemangat. Lagipula ia juga tidak punya banyak pilihan karena terdesak oleh waktu. Tidak mungkin ia membiarkan suaminya pergi ke Hong Kong tanpa dirinya.
"Oiya, Ma, gajinya berapa?" tanya Kevin tiba-tiba.
"Lima juta. Kalau kerjanya bagus nanti mama tambah."
Kevin tersenyum puas mendengarnya. Ia segera menghubungi Jeany dengan ponselnya, berharap gadis itu tidak akan menolak tawarannya.
Di kamar kosnya, Jeany sedang bersiap-siap untuk pergi mencari kerja. Tempat pertama yang akan ia datangi adalah minimarket terdekat. Menurutnya semakin dekat tempat kerja dengan tempat tinggal, maka semakin sedikit biaya transportasi yang harus dikeluarkan.
Ponselnya berbunyi ketika ia sudah di depan pagar kosnya. Ia sedikit terkejut melihat siapa yang meneleponnya.
"Halo, Vin?"
"Halo, Jean. Kamu belum dapat kerja kan? Pernah jaga bayi gak?"
"Iya belum dapat. Pernah sih jaga adik aku. Emang kenapa?"
"Mau gak jadi babysitter?"
"Wah mau mau. Di mana?" tanya Jeany antusias.
"Di rumahku."
Yeahhh, sesuka ini aku sama novelmu🫠
novel " dipaksa bercerai"
sdh berapa tahun vacun Thor, sejak corona sampai sekarang