Perpisahan selalu mengajarkan kita untuk menghargai, bahwa setiap saat bersama orang yang kita cintai adalah anugrah yang tidak boleh di sia-siakan.
Sama seperti gadis cantik yang sederhana bernama Lidya Anggraeni, gadis mandiri yang harus hidup sebatang kara setelah kepergian kedua orang tuanya. Sampai pada suatu keadaan mempertemukan dia dan seorang pengusaha muda Anggara Pradipta.
Perlahan-lahan kehidupan keduanya mulai berubah, mulai di warnai oleh cinta. Ketika masa lalu dari orang tua mereka terungkap, membuat keduanya berada dalam di lema. Ditambah dengan munculnya orang dari masa lalu Angga, kekuatan cinta mereka mulai di uji. Semuanya tahu bahwa Angga begitu mencintai orang dari masa lalu, Bahkan setelah 2 tahun perpisahan sangat sulit untuk melupakan nya.
Cinta memang memberikan kenangan indah, tapi cinta juga memberikan luka yang bisa menjadi kenangan. Di sinilah kepercayaan dan kekuatan cinta itu di uji, memilih kembali pada orang di masa lalu, ataukah memuali dengan orang baru dan mulai membuka lembaran baru pula.
Sedalam apa kekuatan cinta Lidya dan Angga? Sekuat apa mereka bisa bertahan?
Akankah Angga memilih Lidya ataukah kembali kepada dia, wanita di masa lalunya?
Penasaran kisah mereka seperti apa?
Yuk! ikuti kisah Angga dan Lidya, perjuangan Lidya untuk cintanya.
Let's go!! Mulai baca Guys!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mirna azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 18
Tidak ku sadari ternyata kau sudah tak semuda dulu lagi, mungkin karena aku yang kurang memperhatikan mu dan terlalu sibuk dengan duniaku. Tetapi satu hal yang harus kau ketahui, bahwa kebahagiaan mu dan tawamu juga merupakan kebahagiaan dan tawa ku.
...Anggaran Pradipta...
***
Satu minggu kemudian....
Setelah kejadian di malam Angga meminta nomor ponsel Lidya, hubungan mereka semakin dekat. Baik Angga maupun Lidya sekarang sama-sama tidak bisa jauh dari ponsel masing-masing, pasalnya mereka sekarang sering bertukar kabar lewat aplikasi chat.
Seperti sekarang ini gadis itu tengah senyum-senyum sendiri, bukan sendiri melainkan tersenyum dengan benda pipih nya karena chat dari Angga.
"Lid! kamu sakit?" kata Sarah saat melihat Lidya mengulas senyum sendiri.Dia kemudian menempelkan telapak tangannya kedahi Lidya membolak-balik kan mengecek suhu badan gadis itu.
"Suhu tubuh nya normal-normal saja. Terus kenapa kamu tiba-tiba aneh gini." lanjutnya heran.
Lidya membulatkan matanya, menatap Sarah tidak percaya " Apa kamu pikir aku sakit jiwa iya?" tuding Lidya kesal.
Sarah cekikikan sendiri, Lidya memang sangat peka terhadap dirinya. Lihatlah dia bisa mengerti maksud Sarah sebelum gadis itu mengatakan nya.
"Kamu memang the best, bisa tau semuanya sebelum aku mengatakan nya." Ucap Sarah mengacungkan dua jempol nya.
Lidya mendengus kesal, bagaimana tidak kesal dia di katai sakit jiwa oleh Sarah meski tidak mengatakannya secara langsung tetapi dia tahu maksud Sarah kearah sana.
"CK! Aku masih waras ya, dan satu lagi aku senyum senyum sendiri karena mendapat notif chat dari sameone." kata Lidya menekankan kata terakhir nya.
Sarah melotot mendengar ucapan Lidya, kemudian menatap Lidya lekat. Dia mengatakan 'sameone' Lidya memiliki kekasih? kenapa dia tidak tahu akan hal ini.
"Kamu jahat banget lid, punya pacar tidak memberi tau ku. Apa kamu takut aku meminta makan gratis atau takut pacar nya aku tikung." kata Sarah sok marah dan di akhiri dengan candaan receh nya.
Seketika tawa Lidya pecah mendengar celotehan receh Sarah, sungguh Sarah ini memang cocok jika jadi seorang komedian.
"Hahah......aku takut kamu minta makan gratis terus malu-malu in, karena sudah di pastikan cara makan kamu mirip orang kelaparan setengah abad." Lidya membalas candaan Sarah.
"Ya sudah, jika malu memberi makan berarti boleh dong aku deketin. Siapa tau dia lebih terpesona dengan kecantikan seorang Sarah." ujar Sarah seraya menaik turunkan alisnya. Jika sudah seperti ini jiwa narsis Sarah tidak ada bandingannya lagi.
"Iya deh Sarah paling cantik. Tapi ya sar masa kamu tega mau nikung aku, jadian aja belum udah mau di tikung aja sama kamu." kata Lidya dibuat-buat sok mendramatis, dan berhasil mengundang tawa Sarah.
Mereka berdua memang sama saja jika sedang bersama seperti ini, sama-sama memiliki selera humor yang kocak tetapi Sarah lebih receh di banding Lidya.
"Benarkah, tapi lid siapa memang nya sameone yang kamu maksud itu?" tanya Sarah penasaran.
"Oh itu, pak Bejo satpam kompleks." jawab Lidya nyeleneh seraya terkekeh geli dengan jawabannya.
Jawaban nyeleneh Lidya membuat Sarah semakin tertawa terbahak-bahak, dia juga tahu bahwa jawaban Lidya ini hanyalah gurawan dan itu sangat receh yang hampir menandingi kereceha Sarah.
***
Di rumah keluarga Pradipta sudah di hebohkan dengan teriakan nyonya besar, sudah tidak aneh lagi rumah besar itu menjadi seberisik sekarang. Sudah pasti karena mama Winda nyonya besar yang doyan teriak teriak, terkadang karena ulah suaminya, kadang oleh anak satu-satunya, dan terkadang karena ulah Mimin asisten rumah tangga yang nyeleneh itu.
Sekarang ini teriakan mama Winda di sebabkan oleh anak dan suami tercinta nya. Di tambah lagi oleh David yang ikut serta membuat onar.
"STOP!!... Angga! David!...mama gak mau tau cepat bereskan semuanya. Sekarang juga!" titah mama Winda dengan teriakan nya.
"Mah Angga gak tau apa-apa, ini semua David sama papa yang berantakin." kata Angga membela diri.
"Ehh...enak saja papa gak ikutan. Ini kalian berdua yang bikin ulah." bela papa Hardi juga tak mau kalah.
" Loh..loh..apa ini, kenapa David yang baru datang ikut di salahkan." sanggah David yang tak mau kalah juga.
Akhirnya acara saling menyalahkan satu sama lain terjadi lagi, dan itu membuat mama Winda semakin geram.
"STOP!!...kalian semua beresin. Tanpa bantuan orang lain lagi,cukup kalian. Ya, jangan minta bantuan para art di sini." titah Mama Winda dan tidak bisa di ganggung gugat lagi.
"Min awas jangan ada yang membantu mereka, kasih tau semua orang." sambungan nya seraya meninggalkan ruang tv.
Mimin hanya mengangguk sambil menahan tawanya, dia pun pergi ke dapur untuk membeberkan apa saja yang baru dia saksikan kepada seluruh art di sana, Mimin memang biang gosip, Mak lambe.
"Ini semua salah papa, coba aja kalo papa gak ngajakin Angga main gak bakalan kayak gini jadinya. Dan David asisten sialan, coba tadi gak ikut-ikutan ngejar gak bakan jadi seberantakan ini kan." Angga terus saja berceloteh menyalahkan papa nya dan David.
"Jangan menyalahkan orang lain, ini salah kamu sendiri malah lari dari hukuman." kata papa Hardi.
"Nah bener tuh kata om, ini salah Angga. Coba bro gak lari-lari tadi dan nerima hukuman dengan baik." timpal David yang ikut menyalahkan Angga.
Angga mendengus kesal papa nya dan David memojokkan dirinya sekarang.
Sebenarnya ini salah mereka bertiga, mereka yang berlari-lari layaknya anak kecil. Tadinya papa Hardi mengajak Angga untuk bermain game online, maklum lah papa zaman now.
Papa Hardi dan Angga bermain game online bersama di ruang tv, tak lama David datang ikut bergabung. Sedangkan mama Winda dia sedang pergi berbelanja dengan Mimin. Tiba-tiba muncul ide konyol dari David bahwa yang kalah harus di cemongi dengan bedak.
Tentu saja itu ide konyol menurut Angga tetapi tidak dengan papa Hardi yang malah menyetujui nya. Jadi lah mereka bermain dan sudah ada hukuman menanti yang kalah. Sampai pada akhirnya Angga yang kalah bukan Angga namanya bila diam saja, tentu saja dia akan kabur dari sana tetapi dengan sigap papa Hardi dan David mengejarnya.
Terjadilah aksi Kejar-kejaran antara mereka yang membuat seisi ruangan bak kapal pecah seperti sekarang ini. Ketika mama Winda pulang dia di suguhkan dengan pemandangan kapal pecah itu, tentu saja Mama Winda langsung naik pitam.
"Eh ga kamu mau ngapain itu?" tanya papa Hardi ketika melihat Angga datang membawa sapu.
"Makan." jawab Angga ngasal dengan santainya.
David dan papa Hardi saling pandang satu sama lain, kemudian tawa keduanya pecah memenuhi seisi ruangan itu.
"Om Angga jatuh miskin." celetuk David yang berhasil mendapat pelototan dari Angga, sementara papa Hardi semakin terbahak-bahak.
"Mana om tau, tapi sepertinya yang kamu katakan itu benar. Hhaaa......" jawab papa Hardi disertai gelak tawanya di susul dengan tawa David.
"Wahahahaa....."
Sementara Angga sudah semakin di buat kesal oleh kedua orang tersebut. Papa Hardi dan David memang bukan tandingan Angga sekarang ini, dia hanya akan jadi bahan candaan keduanya.
'Tidak masalah jika untuk melihatmu tertawa lepas aku harus jadi bahan olokannya. Setidaknya aku masih bisa melihat wajah mu yang sudah mulai keriput itu bisa tersenyum bahkan tertawa terbahak-bahak seperti ini.' Gumam Angga dalam hati.
Dibalik kekesalan Angga, ternyata dia juga sangat begitu bersyukur bisa melihat tawa lepas sang papa. Mungkin sudah sangat lama tidak Angga lihat, rasanya dia sendiri sudah mulai lupa dengan suara tawa sang papa. Jika dengan mejadikan nya bahan candaan sang papa lalu bisa membuatnya tertawa lepas Angga rela.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Next>>
Jika berkenan mampir di judul
"Cinta Devan Untuk Naya" semangat aku datang bawa like, rate dan bunga
mampir juga yok ke Hati Terbelah Di Ujung Senja 😊