Seaaon 1 tentang Jill dan Jeff (couple J).
Season 2 tentang Shanum dan Salman (couple S).
Jill kabur dari rumah untuk menghindari perjodohan, ia kemudian bekerja di sebuah perusahaan dan justru bertemu cowok tampan, mapan, dan menawan yang ternyata adalah bosnya.
Shanum terpaksa menggantikan kakaknya menikahi Salman, pria cacat yang tiba-tiba menjelma menjadi pria paling kuat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emma Shu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jeritan
Jill turun dari motor, mengikuti Alif menuju ke kantor afdeling. Pandangan Jill menyapu bangunan dua pintu berdinding beton di tengah-tengah pokok sawit. Mungil, tapi rapi. Meski sudah beberapa kali ia menginjakkan kaki di sana, namun kondisi perkantoran afdeling kerap kali menjadi perhatian baginya. Ia melintasi para pekerja yang sedang memuat buah ke truk, dengungan suara yang menggodanya tidak ia perdulikan.
Langkahnya kini sudah sampai di teras kantor. Alif terlihat sedang berbicara serius dengan asisten, Alif meminta tanda tangan asisten untuk dibubuhkan di laporan yang diprint oleh Jill.
Usai meminta tanda tangan, Alif mengajak Jill langsung ke lapangan dengan mengendarai motor. Mereka membawa dokumen yang disana tertera kegiatan apa saja yang sedang berlangsung di afdeling, dan mereka mengecek pekerjaan tersebut. Seperti biasa, Jill selalu tertinggal jauh saat mereka sudah blusukan di bawah pokok sawit.
Jill akhirnya menghentikan langkah dan membiarkan Alif berjalan menelusuri perkebunan sendirian, sementara dirinya mengecek pekerjaan yang tidak terlalu jauh dari motor yang diparkir di tepi jalan. Setelah lelah berkeleiling, Jill ngejogrok di bawah pokok sawit tepat di samping parit sambil ngemil roti. Lelahnya luar biasa, kakinya terasa pegal, rasanya seperti meretelin. Panasnya juga luar biasa, membuat keringat di tubuh Jill mengucur deras. Wajahnya pun mulai memerah kepanasan.
Paling-paling Alif akan kehilangan saat menoleh dan tidak mendapati Jill di belakangnya. Setelah selesai dengan pekerjaannya, Alif pasti akan menelepon menanyakan keberadaan Jill.
Tiba-tiba kulit tubuh Jill meremang saat merasakan sentuhan di punggungnya, sesuatu yang bergerak seperti sedang meraba-raba di sana. Ia yakin yang sedang bergerak-gerak di punggungnya itu adalah binatang melata. Kepala Jill pelan bergerak menoleh ke belakang. Benar dugaannya.
“Aaaaaaaaa.....” Teriakan Jill menggema saat ia menatap kepala ular begitu dekat dengan wajahnya. Spontan Jill menghambur tunggang-langgang, secepat kilat. Andai di depan banyak orang, tentu Jill malu jika harus berlari sejelek itu.
Bugh...
Tubuh mungil Jill terpantul sesaat setelah menabrak sesuatu yang keras. Entah bagaimana tubuh Jill bisa berputar saat tadi melayang di udara hingga kini terhentak sempurna di tanah dengan posisi miring.
Jill membelalak saat mendongak dan menatap pemilik wajah ganteng yang baru saja ia tabrak. Eh ralat, wajah sangar jauh lebih mendominasi dari pada kegantengannya. Sayang sekali, ganteng-ganteng tapi serem. Siapa lagi kalau bukan Jeff. Asisten afdeling I menemani Jeff dengan dahi mengernyit melihat posisi Jill yang kejungkang.
“Aduuuuh....” Jill merintih saat sadar dadanya terasa nyeri. Dan mulutnya menjerit heboh begitu menemukan jejak darah di dadanya. Kayu runcing berukuran cukup besar tega-teganya mengoyak kulit dadanya.
“Pak asisten, ambil kotak P3K di mobil!” titah Jeff pada asisten afdeling.
Asisten segera menghambur mematuhi perintah menuju mobil yang terparkir tak jauh dari lokasi itu.
Jeff jongkok di sisi Jill, tangan kokohnya menyentuh bahu Jill dan memperhatikan darah yang semakin merembes banyak di pakaian Jill. Jeff mengambil sapu tangan dari kantong kemejanya dan membersihkan darah yang menetes-netes.
“Huaaaa....” Jill menjerit histeris melihat darah segar yang terus merembes. Ia bahkan sampai tidak sadar sudah merangkul leher Jeff dan meremas lengan lelaki itu kuat-kuat untuk menahan rasa nyeri.
“Darahnya nggak berhenti,” tutur Jeff tampak tenang meski menatap luka yang lumayan parah.
“Huaaaa...” jeritan Jill kian menjadi-jadi. Bukannya menenangkan dan mencari cara supaya luka bisa sembuh, Jeff malah nakut-nakutin. Tentu saja Jill jadi semakin histeris.
Selang beberapa detik, Asisten datang memberikan kotak yang diminta Jeff.
TBC