Di Chicago modern, kekuasaan bukan lagi soal siapa yang paling banyak menembak. Tapi siapa yang paling bersih menutupinya.
Kenalan dengan Luca Rossi, si Cleaner. Dia bukan tukang bersih-bersih biasa, tapi Consigliere dingin yang jadi otak di balik organisasi mafia Moretti. Dinding kantornya rapi, suit-nya mahal, tapi tangannya berlumur semua dirty work Keluarga—dari pembukuan yang dimanipulasi sampai menghilangkan jejak kejahatan.
Masalahnya, kini Keluarga Moretti di ambang collapse. Bos lama sekarat. Kekuasaan jatuh ke tangan Marco, si pewaris baru yang psikopat, ceroboh, dan hobi bikin drama. Marco melanggar semua aturan, dan Luca tahu: kalau dia diam, seluruh empire mereka hancur. Dengan bantuan Sofia, istri Bos yang terlihat polos tapi menyimpan banyak kartu, Luca memutuskan satu hal brutal: Ia harus mengkhianati bos barunya sendiri.
Di tengah rencana kotornya, Luca bertemu Isabella. Dia cantik, pintar, dan vibe-nya langsung nyambung sama Luca yang kaku. Luca akhirnya merasakan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adrina salsabila Alkhadafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17: THE FINAL CLEANSE
Luca membawa Elena ke rumah persembunyian yang sangat aman milik Sofia, sebuah mansion tersembunyi yang dijaga oleh anak buah Vincenzo Rota. Udara di sana terasa berat, dipenuhi oleh trauma dan pengakuan.
Elena, yang sudah bersih dan dirawat, duduk di sofa beludru, menatap Luca.
"Mengapa kau melakukan ini, Luca?" tanyanya, suaranya lemah. "Kau mempertaruhkan segalanya untukku. Setelah semua yang terjadi di Palermo..."
"Aku tidak akan lari lagi, Elena," jawab Luca, berdiri tegak, membiarkan kelelahan dan rasa bersalahnya terlihat. "Aku lari dari masa lalu dan aku hampir membunuh diriku di sini, mencoba menjadi orang yang bersih. Sekarang, aku menerima siapa diriku. Dan tugasku adalah membersihkan kekacauan yang kutinggalkan."
Pertemuan itu singkat, sebuah pengakuan yang membebaskan. Elena kini aman di bawah perlindungan Sofia. Luca telah menutup buku masa lalunya. Sekarang, ia harus membersihkan musuh di masa kini.
Sofia menghampiri Luca, memegang flash drive data Bianchi yang Luca curi. "Rocco gila. Dia kehilangan putrinya, kehilangan asetnya, dan kini kehilangan kekuasaan. Dia akan menyerang kita, Luca. Serangan terakhir."
"Aku tahu," kata Luca, kini matanya dingin, kembali fokus. "Rocco tidak punya kesabaran untuk strategi panjang. Dia didorong oleh balas dendam, terutama setelah Isabella mengkhianatinya. Dia akan mencari konfrontasi di tempat yang paling terlihat, di mana dia bisa membunuh kita semua dan mengirim pesan kepada dunia."
Luca duduk di depan data Bianchi. Dia melihat ledger Rocco, pesan rahasianya, dan rencana pengambilalihan yang belum terungkap. The Cleaner yang sejati muncul, mengolah setiap byte informasi yang ditinggalkan oleh musuhnya.
"Vito, panggil Vincenzo," perintah Luca. "Aku ingin semua Kapo tahu bahwa malam ini, kita akan mengakhiri perang."
Luca menemukan rencana itu di data Rocco: Pertemuan rahasia besar. Rocco telah memanggil semua pemimpin kecil organisasi kriminal di Chicago, mengundang mereka ke sebuah gala amal palsu di Museum Industri, hanya beberapa blok dari Balai Kota. Tujuannya: membunuh Luca, Sofia, dan Vincenzo di depan umum, menunjukkan kepada semua orang bahwa Bianchi masih berkuasa.
"Bodoh," desis Luca, melihat detailnya. Rocco, yang mengandalkan kekuatan fisik dan kekerasan, tidak pernah mempelajari stealth.
Luca merancang serangan baliknya. Ini bukan lagi tentang senjata; ini tentang waktu, lokasi, dan hukum.
Luca menghubungi Vito. "Hubungi FBI. Anonim. Beri mereka informasi terenkripsi. Detail tentang pertemuan gala Rocco. Sebutkan bahwa dia akan memindahkan cash asset ilegal senilai jutaan dolar malam ini juga."
"Anda akan menyerahkannya ke Federal?" tanya Sofia, terkejut.
"Itu adalah cara terbersih, Nyonya Sofia," jawab Luca. "Jika kita membunuhnya, perang akan berlanjut. Jika FBI menangkapnya atas kejahatan yang tidak bisa dibantah, perang akan berakhir di pengadilan, di bawah tatapan publik. Itu adalah pembersihan total."
Luca merencanakan waktu. Serangan FBI harus datang tepat saat Rocco membuat pidato di depan para pemimpin kriminal lainnya, di puncak kekuatannya.
Luca juga memiliki tugas pribadinya. Luca menghubungi rumah sakit tempat Isabella dirawat.
Museum Industri tampak berkilauan. Pria berjas mahal dan wanita bergaun indah, sebagian besar adalah pemimpin kriminal Chicago yang waspada, memenuhi ballroom utama. Di panggung, Rocco Bianchi, dengan kemarahan di matanya, bersiap memberikan pidato.
Luca, Sofia, dan Vincenzo tidak ada di sana. Mereka mengamati dari gedung di seberang jalan, bersama Vito.
"Sinyal sudah terkirim," bisik Luca. "FBI akan tiba dalam lima menit."
Rocco naik ke panggung. Dia mulai berbicara, nadanya berapi-api. Dia menyalahkan "kanker di dalam Moretti" (merujuk pada Luca) yang telah mencoba menghancurkannya.
Tepat saat Rocco mengeluarkan kata-kata terakhirnya—"Aku akan membersihkan kota ini dari pengkhianat dan Ghost"—dunia luar meledak.
Sirene FBI dan polisi meraung dari segala arah. Lampu sorot helikopter menyinari ballroom melalui jendela atap. Agen-agen Federal bersenjata lengkap memecahkan pintu.
Kekacauan total. Para tamu panik, mencoba melarikan diri dari gala amal yang ternyata adalah penyergapan Federal terbesar dalam sejarah Chicago.
Rocco Bianchi, di atas panggung, terlihat terkejut. Dia tidak mengira Luca akan menggunakan hukum. Dia tidak mengira Luca akan membersihkannya dengan cara yang begitu memalukan dan total.
Di tengah kekacauan, agen FBI menghampiri Rocco, memborgolnya di depan semua orang. Perang sudah berakhir. Luca telah menang tanpa menumpahkan darah lagi.
Luca kembali ke rumah sakit, bukan sebagai musuh, tapi sebagai pengunjung.
Isabella berada di ruang perawatan VIP, luka tembak di bahunya diperban. Matanya terbuka, tetapi ada kelelahan yang sama mendalamnya dengan yang dirasakan Luca. Di TV di ruangan itu, berita utama menunjukkan penangkapan Rocco Bianchi.
Luca berjalan mendekati ranjang Isabella. Dia telah memenangkan perang. Dia mengamankan Elena. Dia mengamankan Keluarga Moretti. Sekarang, dia harus mengakhiri babak ini.
"Kau melihatnya?" tanya Luca, suaranya tenang. "Aku membersihkannya. Kau bebas dari ayahmu."
Isabella menatapnya. Matanya penuh air mata, tetapi senyum sinisnya muncul. "Kau menggunakan kelemahan Ayahku untuk menang. Kau membersihkannya dengan kejam, Luca. Itu adalah The Ghost yang sebenarnya."
"Dan kau," balas Luca, "kau mengkhianati keluargamu untuk memberiku waktu. Kau mencintaiku cukup untuk membunuh ayahmu, dan kau membenciku cukup untuk mencoba membunuhku dengan masa laluku. Kau adalah kekacauan yang paling berbahaya."
"Apa yang akan kau lakukan sekarang?" tanya Isabella, suaranya lemah. "Kau menang. Bunuh aku. Selesaikan pembersihan."
Luca mengeluarkan sebuah dokumen. Bukan pistol, melainkan paspor palsu dengan identitas baru dan tiket penerbangan ke Eropa.
"Aku tidak membunuh orang yang sudah terluka, Isabella," kata Luca. "Kau tidak lagi menjadi ancaman bagi Moretti. Dan kau terluka karena pilihan yang kau buat. Ini kesempatanmu."
"Melarikan diri?"
"Kau akan pergi ke Eropa. Kau akan sembuh. Kau akan bersih dari masa lalu ini," kata Luca. "Hidup di luar dunia ini, di mana data tidak bisa membunuhmu."
Isabella menatap paspor dan tiket itu. Kemudian, dia menatap Luca. "Dan kau? Kau akan kembali menjadi Cleaner bagi Sofia?"
"Aku tidak tahu," jawab Luca jujur. "Aku tidak pernah menginginkan tahta. Tapi aku akan tetap di sini, membersihkan sisa-sisa perang ini."
Isabella mengambil paspor itu. Tangannya gemetar. "Terima kasih, Luca. Aku harap kau menemukan kedamaian."
"Aku harap kau menemukan kebenaran, Isabella," balas Luca.
Luca berbalik dan berjalan keluar. Dia tidak melihat ke belakang.
Di luar rumah sakit, Vito menunggu.
"Ke mana kita, Pak Luca?" tanya Vito.
Luca melihat ke langit Chicago. Dia telah membersihkan kekacauan, menyingkirkan Marco dan Rocco, menyelamatkan Elena, dan membebaskan Isabella. Dunia Moretti kini berada di tangannya, bersih dan stabil.
"Ke kantor, Vito," jawab Luca, mengenakan kembali sarung tangannya yang bersih. "Ada banyak data yang perlu dibersihkan setelah serangan FBI. Pekerjaan belum selesai."
Luca tidak lagi seorang Consigliere. Dia adalah The Ghost yang duduk di bayangan takhta, siap membersihkan kekacauan apa pun yang datang. Dan di kejauhan, di Eropa, Isabella Mancini kini memiliki kesempatan kedua. Kisah mereka berakhir, meninggalkan babak baru yang tak terhindarkan: The Cleaner and The Ghost yang abadi.