NovelToon NovelToon
Pertarungan Cinta

Pertarungan Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Tentara / Menikah dengan Musuhku / Dijodohkan Orang Tua / Romansa / Aliansi Pernikahan / Konflik etika
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mrlyn

Dua keluarga yang semula bermusuhan akhirnya memutuskan menjalin aliansi pernikahan.

Posisi kepala negara terancam dilengserkan karena isu menjual negara pada pihak asing disaat perbatasan terus bergejolak melawan pemberontakan. Demi menjaga kekuasaan, Sienna sebagai putri bungsu kepala negara terpaksa menerima perjodohan dengan Ethan, seorang tentara berpangkat letjen yang juga anak tunggal mantan menteri pertahanan.

Bahaya mengancam nyawa, Ethan dan Sienna hanya bisa mengandalkan satu sama lain meski cinta dari masa lalu menjerat. Namun, siapa sangka orang asing yang tiba-tiba menikah justru bisa menjadi tim yang kompak untuk memberantas para pemberontak.

Dua dunia yang berbeda terpaksa disatukan demi mendapatkan kedamaian. Dapatkah mereka menjadi sepasang suami-istri yang saling menyayangi atau justru berakhir saling menghancurkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrlyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 (Gejolak hasrat)

"Ethan!!!" sontak Sienna menjerit. Ia langsung bersembunyi di balik selimutnya sementara Ethan tertawa dengan puas. Begitu santai mengganti pakaiannya usai membuat Sienna ketar-ketir.

"Dasar tidak waras! Dia itu tidak punya malu kah?" Sienna mengumpat kesal dari balik selimut, cukup lama ia bersembunyi, tapi ia tidak berani keluar dari dalam sana, takut Ethan masih mempermainkannya.

Sienna menunggu, ia tetap bersembunyi di balik selimut meski terasa pengap. "Sudah belum? Aku tidak tahan lagi, kapten!"

Ethan yang sudah berpakaian sejak lima belas menit yang lalu tersenyum puas. Sekarang ia bahkan sedang berbaring dengan santai di atas sofa.

"Panggil namaku dengan benar...."

"Astaga... apa bedanya? Kamu saja masih memanggilku Tuan putri!"

"Cepat atau aku bisa bertahan sampai pagi."

Arthur yang letak kamarnya bersebelahan dengan Sienna dan Ethan hanya bisa menutup telinganya dengan bantal. Sepasang suami-istri itu sungguh berisik. Mereka bukankah tidak saling mencintai, tapi kenapa begitu mesra? Pikir Arthur kesal.

"Dasar monster!" Sienna mengumpat lagi membuat Ethan seketika jengkel. Ia bangkit dari sofa dan mendekat.

"Apa katamu?"

"Tidak ada."

"Aku dengar kamu memanggilku monster tadi, Tuan putri."

Sienna menghela napas kesal. "Iya... Iya... Ethan, kamu puas?"

"Panggil yang benar."

"Astaga... kamu sungguh banyak maunya." Sienna berdecak, tapi kemudian ia kembali bicara.

"Ethan suamiku yang tampan. Apa sudah selesai?" Rasanya Sienna bisa muntah harus memuji laki-laki yang sudah membuatnya jengkel seharian.

Namun, tanpa terduga selimut yang membungkus tubuhnya tiba-tiba saja tersibak. Ethan menariknya dengan kasar lalu membuangnya ke sembarang arah.

"Ma-mau apa kamu?" tanya Sienna perlahan merangkak mundur saat Ethan mulai mendekat.

"Kamu panggil apa aku barusan?"

"Bukan apa-apa," elak Sienna, tapi Ethan malah merangkak mendekat.

"Et-Ethan suamiku... aku memanggilmu begitu," cicit Sienna pelan.

Rasanya seperti tergelitik. Ada yang aneh dengan panggilan itu, tapi Ethan tidak merasa terganggu. Tanpa sadar Ethan tersenyum, tapi senyuman itu segera menghilang saat kaki jenjang Sienna mengacaukan pikirannya.

Seketika Ethan menjauh. Ia berdehem lalu memungut kembali selimut dan melemparkannya ke atas tubuh Sienna.

"Tidur lah, besok pagi-pagi kita harus berangkat ke perbatasan."

"Kita? Maksudmu, aku juga ikut ke perbatasan?" tanya Sienna memastikan. Tidak pernah ada pembicaraan jika ia harus ikut dengan Ethan menetap di perbatasan setelah menikah.

"Aku ditugaskan di sana, sebagai istri kamu harus ikut tinggal di sana."

Sienna kemudian turun dari tempat tidur. Ia tidak ragu menghampiri Ethan yang sudah kembali berbaring di atas sofa.

"Tidak mau! Tempat itu berbahaya. Bagaimana kalau aku mati setibanya di sana?"

"Ada aku, tidak akan aku biarkan siapapun melukaimu."

"Tetap saja tempat itu terletak di ujung pulau, antah berantah di tengah hutan, tidak ada pusat perbelanjaan, tidak restoran mewah, belum lagi ada pemberontak, bagaimana aku bisa hidup di sana?" rengek Sienna.

Nada suara Sienna terdengar manja, sulit untuk Ethan berpura-pura tidur dan mengabaikannya.

"Pokoknya aku ingin tetap berada di sini, aku tidak mau pindah ke perbatasan, Ethan."

"Ethan... biarkan aku menetap di sini, ya? Atau aku bisa meminta ayah mertua untuk memindahkan tugasmu, bagaimana?" bujuk Sienna sambil mengayun-ayunkan tangan Ethan. "Kumohon, suamiku yang tampan... yang gagah... yang pemberani, baik hati, tidak sombong... ya.. ya..."

Tidak tahan lagi mendengarnya, Ethan tanpa segan menarik tangan Sienna hingga gadis itu terjatuh diatas tubuhnya.

"Tidurlah... Atau mungkin kamu ingin bermain denganku hingga lelah?"

Sienna seketika bungkam. Ia berusaha bangkit, tapi Ethan menahannya.

"Jangan kabur."

Tangan laki-laki itu dengan leluasa membekap punggung Sienna. "Bukankah sejak tadi kamu terus mencari perhatianku? Aku memberikan perhatian itu sekarang, merengek lah lagi."

Lidah Sienna keluh. Jantungnya berdegup kencang sementara tubuhnya lunglai. Berada dalam dekapan Ethan jarak sedekat ini membuat pikiran Sienna kosong. Suaminya itu terus menatap tajam namun dalam.

Ethan sendiri sadar jika tindakannya berbahaya, tapi panas tubuh Sienna sungguh terasa nyaman saat hujan turun dengan deras di luar sana.

Wajah cantik Sienna seperti memiliki mantra sihir, memikat dengan begitu mudah. Aroma mawar yang lembut menguar dari tubuh indah Sienna, halus, bertentangan dengan dirinya yang kasar.

Perlahan tangan Ethan bergerak naik menggapai tengkuk Sienna dibalik rambut panjangnya yang tergerai. Gadis itu refleks terpejam. Sentuhan itu terasa panas membakar kulit.

"Ini sudah malam," gumam Ethan pelan.

"Aku tahu," jawab Sienna tidak kalah pelan. Suasana ini mengintimidasi. Mengikat tanpa kendali.

"Aku tahu kamu sudah sangat mengantuk."

"Tapi pembahasan kita tentang perbatasan-"

"Kamu yakin kita bisa membahasnya hingga tuntas meski terjaga sepanjang malam, Tuan putri?"

Tubuh Sienna membeku. Entah sejak kapan pembicaraan ini terasa begitu intens. Saat wajah mereka berhadapan dengan jarak yang terlalu dekat, deru napas yang beradu hangat, serta debar jantung yang tidak beraturan.

Berbagi pikiran yang sama, baik Ethan maupun Sienna sudah cukup dewasa untuk tahu kearah mana pembicara ini berlabuh. Sienna perlahan membuka bibirnya namun tidak ada satu patah pun yang terucap.

Perhatiannya teralihkan pada sorot mata Ethan yang gelap dan misterius, tapi terasa damai.

"Ki-kita tidur saja," ucap Sienna pada akhirnya menyerah. Empat tahun ia menjalin kasih dengan Dave, tidak pernah ada satu momen yang membuatnya merasa terjerat seperti saat bersama dengan Ethan.

Sienna akan selalu tegas dan tahu mengambil keputusan yang tidak akan merugikannya karena itulah, Dave belum pernah menyentuhnya lebih dari sekedar pelukan hangat.

"Pilihan tepat," bisik Ethan dengan lembut membiarkan Sienna bersandar di dadanya sementara ia terus mendekap erat.

"Tidurlah... Aku akan memindahkan kamu ke tempat tidur begitu pulas."

"Bagaimana denganmu? Kamu akan tidur dimana?"

"Di sofa ini."

Diam-diam Sienna tersenyum. Perlahan kenyamanan yang diberikan Ethan membuatnya terlelap tanpa sadar. Tertidur dengan begitu nyenyak sementara Ethan terus membelai rambutnya dan merasakan kenyamanan yang sama. Meninggalkan sejenak beban di hatinya.

...***...

Sienna terbangun saat matahari mulai menyorot dari celah-celah tirai yang menutupi jendela. Tubuhnya terbaring di atas tempat tidurnya sementara Ethan masih terlelap di atas sofa seperti apa yang dijanjikannya semalam.

Dia tidak melewati batas meski dia boleh melakukannya. Lagi-lagi Ethan memberikannya rasa aman yang menghangatkan hatinya. Sienna kemudian beranjak turun dari tempat tidur, dia berniat untuk pergi mandi saat layar ponsel Ethan di atas meja tiba-tiba saja menyala.

Rasa penasaran membawa Sienna mendekat, mengintip ke dalam layar ponsel itu. Sebuah pesan masuk dari kontak bertuliskan "Siren" dengan tanda hati menyertai dibelakang namanya.

Sienna tahu tindakannya mengintip itu lancang, tapi ia tidak bisa menahan diri untuk tidak membaca pesan itu.

[Happy anniversary, sayang... kapan kamu kembali? Aku merindukanmu.]

Getir. Padahal ia tidak mencintai Ethan, tapi statusnya sebagai istri membuat Sienna merasakan sesuatu yang tidak semestinya.

"Kamu sudah bangun?"

Tubuh Sienna seketika membeku saat mendengar suara parau Ethan. Ia segera berbalik ketika laki-laki itu perlahan duduk. Wajahnya masih terlihat sangat mengantuk.

"Ya," jawab Sienna singkat. "Aku mandi lebih dulu," sambungnya yang langsung melangkah masuk ke dalam kamar mandi.

Awalnya Ethan tidak mengerti mengapa Sienna terlihat tegang, tapi posisi ponselnya berubah. Ethan seketika meraih ponsel itu. Pesan dari Siren sudah terbaca.

Sebelah alis Ethan terangkat naik. Dia kemudian membaca pesan lain yang sejak semalam Siren kirimkan tanpa berani ia buka.

[Apa indah? Malam pertama kalian sepertinya berhasil membuatmu melupakanku sepenuhnya.]

...

1
knovitriana
update Thor jangan lupa mampir
Mrlyn: ditunggu kak🫶🏻
total 1 replies
knovitriana
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!