Setelah sang pahlawan mengalahkan Raja Iblis, dunia kembali damai. Tapi justru... para petualang, penyihir, guild, bahkan monster jadi nganggur.
Aku punya teman wanita, yang mana dia adalah wanita yang paling aku taksir sejak lama, tiba-tiba saja aku keceplosan untuk melamarnya, dan setelah itu...
Yang penting saksikan saja petualangan diriku yang seru dan santai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syah raman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyerahan Kekuasaan Tim Investigasi Kota Altarus
Aku telah menemukan sebuah petunjuk dari sekte Awan Merah.
Mereka telah kembali bangkit untuk menganggu peradaban.
Ingin aku melanjutkan penyidikan, tapi saat ini aku sedang dirawat pada rumah pengobatan.
Seorang tabib mengatakan sesuatu untukku, "lukamu akan sekitar seminggu lagi... mungkin anda harus lebih banyak beristirahat."
Beliau adalah lelaki lansia berkumis tipis, dengan topi yang lancip.
Dan bertanya padaku, "sebenarnya, kau itu darimana sih?"
"Saya berasal dari kota Altarus, dan sedang menyelidiki penyebaran pil pembangkit Qi."
Aku hanya melihat beliau sedang mengangguk.
"Begitukah... aku tahu tentang pil itu... yang mana efek negatif dapat membuat kecanduan dan rusaknya kemampuan motorik seseorang. Aku hanya mencontohkan, anggaplah tubuh manusia adalah kereta yang ditarik oleh kuda... jika kita memperbanyak kuda untuk menarik kereta itu, ada kemungkinan sebuah kereta mengalami kerusakan pada bagian terpentingnya hanya demi menambah sebuah kecepatan... Seorang petarung menginginkan kekuatan melebihi batas kesanggupannya demi sebuah kemenangan, jadi pil itu sangat identik dengan mereka."
Mungkin aku sudah tahu itu, tetapi aku ingin berkonsultasi, "Saya pernah mengkonsumsi itu... tapi hanya satu kali, dan tidak ada efek samping sampai sekarang."
Tabib hanya merespon, "untungnya anda tidak ketergantungan."
Aku berpikir, "benar juga sih."
"Apa penyebab anda mengkonsumsi pil itu?" Pertanyaan tabib untukku.
Aku menjawab dengan tenang, "hanya sebuah pertarungan untuk melindungi diri."
Dan penjelasan secara detail tidak akan terjadi.
"Itu wajar, yang jadi masalah mengapa anda harus mengkonsumsi pil itu... sedangkan anda prajurit kerajaan Altarus."
Aku mereka ulang ingatanku sambil berbicara, "terjadinya sekitar satu bulan yang lalu... pas pil itu tidak menjadi primadona bagi petarung, dan pas sekali ada seekor monster yang terkontaminasi efek dari benda itu... dan terjadilah."
"Oh... berarti dopamin anda tidak terkontaminasi, dan itu hal yang menarik."
"Dopamin?" Tanya diriku.
"Dopamin semacam sektor dalam otak kita, yang perlu di pompa oleh adrenaline atau kegiatan tertentu, itu berupa kesenangan. Singkatnya... mungkin kamu tidak terpengaruh dengan pil itu, karena anda sendiri bukan pecandu apa pun."
Sekarang aku mendapat kesimpulan.
Tabib sesesali membalut perban pada luka yang aku derita.
"Baiklah... ini sudah selasai."
"Totalnya berapa?" Tanyaku.
"Aku tidak akan menjatuhkan biaya pada sesama mantan petualang... aku dulu adalah petarung dalam mode Acolyte."
Itu adalah bidang petarung yang fokus pada pengobatan, meski punya cara bertarung yang tidak kalah bagusnya.
"Begitukah... saya senang melihat mantan petualang, telah menemukan jalan baru setelah dunia ini damai."
Setelah itu aku keluar dari ruangan pengobatan, ternyata banyak pasien dengan luka dan penyakit ringan yang sedang mengantri untuk berobat.
Aku teringat akan sesuatu.
Komandan Saipul saat ini sedang di rawat.
Kemudian secara cepat aku pergi ke ruangannya.
Dia ternyata sedang baik-baik saja.
Saat dia di atas ranjang, aku bertanya, "apakah anda tidak ingin pergi sekarang?"
Dia memakan jeruk. "Aku memang ingin pergi dari tempat ini, tapi luka ini tidak bisa aku bawa untuk berkelahi."
Jadi jalan apa yang harus kita tempuhi?
Komandan Saipul menepuk punggungku. "Sekarang kepemimpinan akan aku serahkan padamu, maukah kau memimpin tim investigasi demi keselamatan banyak orang?"
Aku berpikir, bahwa dunia ini begitu luas. "Saya tidak bisa membasmi penyebaran pil itu, atau pun bertarung dengan monster secara ekstrim... tetapi jika untuk kebaikan banyak orang, apa boleh buat."
Beliau hanya mengangguk, dan seperti ingin mengatakan sesuatu. "Sebenarnya aku sudah lama ingin mengatakan sesuatu kepadamu... tapi baru sekarang aku bisa mengatakannya, sebenarnya aku mengalami pengurangan daya penglihatan setelah kehilangan daya Qi... mungkin ini tidak dialami oleh banyak pemanah, tetapi aku terlalu banyak menggunakan mata sakti milikku, hanya untuk peperangan pada waktu itu."
Aku teringat pertarungan melawan banyak monster ketika di Dungeon.
Dan beliau menggunakan kekuatan mata terhebatnya untuk memanggil roh samurai sebagai tameng, hanya untuk melindungi banyak prajurit.
"Sungguh anda orang yang rela berkorban bagi orang lain, selama itu di jalan kebenaran."
"Ya, aku sangat bersyukur." (Komandan Saipul)