DES ROSES

Lagi lagi rasa ingatan asing itu datang membuat kepala ku sakit. sialan, jika bukan karena penasaran aku tidak akan melakukan ini.

Laurent terima menikmati rasa sakitnya yang sering tiba tiba datang. Ingatan yang dulunya selalu Munduk dengan samar kini sedikit demi sedikit sudah terlihat jelas. walaupun belum semuanya dia dapatkan.

"Siapa aku yang sebenarnya? Ayah? Adik?" Laurent bingung dengan ingatan asing yang melintas di otaknya, siapa ayahnya? Bukankah dirinya hanya punya papa? Dan adik? Aku anak tunggal. Pikirnya bingung

"Jika benar apa yang aku tidak sengaja dengar dari rekan terdahulu papaku, Aku akan memusnahkan tempat ini."

Berdecak sebal " Obat yang pernah aku konsumsi saja belum aku ketahui itu obat apa. Sulit sekali mencari tahu obat aneh itu"

Beranjak dari kamarnya. Laurent berjalan dengan santai sesekali dirinya membalas sapaan dari rekan lainnya.

"Bagaimana dengan bayi itu?" Tanya Laurent ketika sudah berada di samping asistennya

"Sangat baik Nona! Baru satu Minggu bayi itu sudah menjadi balita!" Jawabannya dengan menggebu senang.

"Aku akan melihatnya" Asisten menangguk dan mengantarkan nonanya ke ruangan bayi yang kini sudah menjadi balita itu

Diruangan itu ketiga balita buatannya sedang bermain main seperti anak normal lainnya. Mendengar kedatangan seseorang ketiganya menoleh menatap Laurent yang membalas tatapan ketiganya dengan datar.

"Mmamma mma mma." Jamie bayi itu memanggil dirinya.

Mendelik kesal kearah bayi "Saya bukan orang tua mu" Ucapnya tajam

Panggilan Jamie yang di arahkan ke Laurent membuat kedua balita Jose dan Jase mengikuti pengucapan Jamie.

"Sudahlah nona, terima saja. Angkat mereka jadi anakmu" Ucap asistennya menyarankan.

"Tidak, yang ada nanti mereka merepotkan. lagipula ketiga balita itu milik perusahaan." Tolaknya

Menghela nafas panjang " Nona, jika anda yang meminta Meraka perusahan tidak akan berani menolaknya"

"Aku yang menolak mereka" Sudahlah berdebat dengan nonanya percuma saja tidak akan menang.

"Terserah anda saja"

Ketiga balita yang berusia Satu tahun itu merangkak mendekati kaki jenjang Laurent membuat Laurent terkejut dan memundurkan tubuhnya reflek.

"Sepertinya ketiga balita itu menyukai nona"

"Mmma mma mmamma"

"Diam disitu!" Namun ketiga bayi itu tidak menghiraukan ucapan Laurent yang sudah mereka anggap sebagai orangtuanya.

Setalah berurusan dengan ketiga balita itu Laurent Melangkahkan kakinya menuju ruang bawah tanah yang tersembunyi. jika bukan karena dirinya ada urusan di ruang kerja papanya mungkin Laurent tidak akan menemukan fakta yang mengejutkan tentang dirinya.

Menyorotkan senter ke arah ruang bawah tanah yang gelap Laurent menyusuri lorong yang cukup panjang itu sampai menemukan ruangan yang sedikit di terangi cahaya lampu

Memasuki Ruangan yang usang dan berdebu itu, Laurent melihat sekelilingnya yang tertata rapi. Sepertinya memang sengaja sering di bersihkan. Batinnya

Menghidupkan ruangan itu dengan lampu yang lebih terang Ruangan yang luas semakin terlihat. Meja meja yang tidak ada debu sedikitpun rak rak buku yang tersusun rapi.

tangannya menyusuri rak rak hingga tatapan menatap buku yang membuat dirinya penasaran.

Ketika tangannya mengambil buku itu rak rak itu bergerak secara perlahan membuat Laurent tersentak lalu tersenyum menyeringai menatap isi ruangan tersembunyi itu.

Benda benda yang selama ini Laurent cari, Semuanya lengkap di sembunyikan di ruangan ini.

Menekan nekan papan keyboard di komputer, Laurent mencari sesuatu yang menyangkut tentang dirinya yang sudah Laurent lewatkan.

Cctv yang memperlihatkan dirinya pertama kali menginjakkan kakinya di laboratorium ini. Membuat Laurent terkejut melihatnya.

Mengamati cukup lama, jari lentik Laurent kembali mencari tahu obat yang pernah dirinya konsumsi. Dan ya, tanpa bersusah payah seperti dirinya cari selama ini. hanya dengan komputer usang ini dirinya mendapatkan informasi yang dirinya dapatkan. dan lebih mengejutkannya lagi banyak informasi yang tidak pernah dirinya duga.

tentang identitas siapa dirinya sebenarnya, indentitas asli papanya, Rencana tersembunyi papanya, tentang ingatan yang sering dirinya dapatkan, dan masih banyak lagi

Raut Laurent tampak sangat terkejut mengetahui informasi yang dirinya dapatkan.

AKHHH

Teriakan kesakitan Laurent menggema di ruangan rahasia itu, menjambak rambutnya dengan keras supaya menghilangkan rasa sakitnya. Memori yang Dirinya lupakan kini sudah kembali dengan semula.

Laurent tertawa hambar dengan air mata yang mengalir di pipinya, Bodoh sekali dirinya baru mengetahui informasi sepenting ini sekarang.

Laurent Or Caren, Gadis yang selama ini keluarganya cari. Caren merasa sangat bodoh untuk ini, Mengapa dirinya tidak curiga semenjak dirinya di awasi oleh remaja bermata abu itu? Dengan pengawalan yang sangat ketat ternyata ikut andil dalam menculik dirinya. Serta penyerangan yang sangat mendadak itu hanya untuk mengalihkan perhatiannya saja. Asisten yang dirinya sangat percayai itu ternyata remaja bermata abu yang sempat menguntitnya.

"Oh? Anda sudah tau Nona?"

Berbalik Menatap pria bermata abu itu, Menatap tajam pria di depannya dan di balas tatapan menantang oleh pria itu.

"Mau saya ceritakan sebuah cerita nona?" Tawarnya tiba tiba.

Caren tidak menjawab pertanyaan pria itu.

Tersenyum tipis melihat Caren diam menatap tajam dirinya " Ada sebuah keluarga Harmonis yang di impikan semua orang, keluarga itu mempunyai dua orang anak, yang satu laki laki dan yang satu perempuan. Bertahun tahun keluarga itu hidup bahagia sampai akhirnya kebahagiaan itu sirna hanya dengan sebuah tragedi. dimana keluarga yang sedang menikmati kehangatan kebersamaannya dengan tiba tiba Anak perempuan dan ibunya mendapatkan tembakan tepat ke dadanya. Dengan singkat perang pun terjadi menewaskan banyak orang yang tidak bersalah akibat permusuhan yang tiada habisnya. Sampai bertahun tahun di keluarga itu hanya tersisa sang ayah dan anak laki lakinya. sampai pikirnya dari pria tua itu ingin menciptakan sebuah eksperimen yang membuat gila" Berhenti sejenak menatap manik mata merah gelap itu yang menatapnya tanpa minat.

"Sampai pria tua itu tertarik dengan seorang gadis kecil yang sangat cantik, Yang sempat dirinya lihat ketika ayah dari gadis itu membawa anaknya pergi. pria tua itu menyuruh anak laki lakinya untuk mengawasi gadis cantik itu. Pria tua yang kesal karena sudah banyak waktu yang dirinya ulurkan untuk mendapatkan gadis itu. dengan susah payah pria itu mengirim beberapa mata mata yang akhirnya di percayai oleh ayah gadis itu sebagai pengawal pribadinya".

"Cukup!" Titah Caren jengkel mendengar cerita yang tidak penting baginya. Caren tahu cerita itu Kisah papa angkatnya dengan pemuda di depannya yang tidak lain pria di depannya inilah anak kandung dari papa angkatnya.

"Kamu tidak akan bisa pergi dari sini. Seperti perintah papa kita, apapun yang terjadi jangan sampai anak gadisnya pergi. Dengar bukan orang tua kandungku lebih menyayangimu daripada aku yang anak kandungnya." Caren tidak bereaksi sedikitpun membuat pria di depannya geram. dengan cepat pria itu mengeluarkan bius yang dirinya keluarkan dari saku celananya.

Caren dengan sigap menghindar dan menendang tangan pria itu sehingga suntikan bius itu terlempar cukup jauh.

"Jika bukan karena dirimu penting, Aku sudah membunuh mu sedari awal!" Ucap pria itu tajam.

perkelahian sengit itu tidak terelakan dengan si pria yang berusaha menumbangkan Caren, Caren tentunya melawan dengan sangat baik. membuat pria di depannya cukup kewalahan akibat serangan brutal yang di berikan Caren padanya.