Reu Suami Pengganti

Di balik kepergian Reu sementara, Anne dan kakaknya Edward, mulai melaksanakan rencana yang telah mereka persiapkan. Kemiripan tanda tangan Reu dengan Jeha memudahkan Edward untuk memanipulasi dokumen-dokumen yang diperlukan untuk mengambil kembali aset-aset Anne yang sebelumnya dirampas oleh Jeha. Rencana mereka meliputi pengalihan saham, aset properti, dan pengelolaan kartu kredit yang digunakan oleh Jeha.

Dengan menggunakan kesamaan tanda tangan tersebut, Edward dapat membekukan kartu kredit yang digunakan oleh Jeha untuk mencegah penyalahgunaan kedepannya. Selain itu, Edward juga mulai menarik aset-aset yang disimpan di berbagai negara yang sebelumnya dimiliki oleh Anne dan dirampas oleh Jeha. Tujuannya adalah untuk mengembalikan semua milik adik bungsunya, Anne.

Anne merasa kesal ketika detektif yang ditugaskan untuk mengawasi Jeha memberitahukan bahwa Jeha telah bangun dari koma dan sedang menjalani perawatan di rumah sakit California. “Aku takut dia akan kembali, kak,” ucap Anne kepada Edward, yang saat itu sedang menggeledah ruang kerja Jeha untuk mencari stempel penting.

Edward, yang masih fokus mencari stempel yang disembunyikan Jeha, menjawab dengan tegas, ”Jangan biarkan itu terjadi. Minta detektif untuk memperketat pengawasan. Jika dia berhasil keluar dari rumah sakit, buat dia bertahan di California selama mungkin.”

Anne mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya, 'Aku tidak ingin dia kembali, aku hanya menginginkan Reu yang kembali padaku.' Dalam hati, Anne mengakui bahwa dia sudah sangat mencintai Reu, pria pengganti yang mirip dengan suaminya, Jeha.

Edward, yang memahami perasaan adiknya, menegurnya dengan keras, “Pria pengganti itu, kamu gila! Jika kamu ingin melepaskan Jeha, lepaskan juga dia!” Namun, Anne tidak bisa melupakan Reu, karena dia sudah terlalu mencintainya. Dalam diam, Anne mengakui perasaannya yang sebenarnya, ‘Aku tidak bisa, aku sangat mencintainya.’

Disisi lain, Reu yang tengah menjaga Ibunya pergi keluar sebentar untuk mengurus administrasi. Saat akan membuka pintu kamar inap Ibunya, dia melihat Ayah tirinya datang dan sedang memakai Ibunya.

“Apa yang kau lakukan, baj*n disini!” Rey mendekat ke arah Ayahnya dan langsung memberikan pukulan keras ke arah pipi kanan Ayahnya hingga tersungkur.

“Si*lan!” Ayah tirinya bangkit dan langsung membalas pukulan itu dengan kuat ke arah perut Reu. Perkelahian pun terjadi diantara keduanya. Ibunya mencoba berteriak sekuat tenaga untuk memanggil perawat dan penjaga untuk melerai keduanya.

Perawat masuk kedalam dan memanggil keamanan, Ayahnya segera berlari kabur mendengar hal itu karena dirinya sedang dalam pencarian polisi. Dia mengambil tas Reu yang isinya penuh dengan hal penting seperti paspor dan dompet. Reu yang melihat Ayahnya kabur membawa tasnya, berlari keluar kamar dan mencari jejak ayahnya pergi.

Reu berlari dengan nafas tersengal-sengal, berusaha mengejar ayah tirinya yang telah mengambil tas berisi barang-barang penting. Dia merasa frustasi karena tidak bisa mengendalikan situasi. Di dalam tas itu terdapat dokumen-dokumen penting yang dibutuhkan untuk keperluannya di Indonesia, termasuk tiket pesawat untuk kembali bertemu dengan Anne.

Reu terus berlari, berharap bisa mengejar ayah tirinya dan mendapatkan kembali tas yang berisi barang-barang berharganya. Dia tidak ingin kehilangan kesempatan untuk kembali ke Indonesia dan bertemu dengan Anne, orang yang sangat dia cintai. Namun, ayah tirinya tampaknya memiliki kecepatan yang luar biasa, membuat Reu semakin kesulitan untuk mengejarnya.

AaaaaAaaaa..

Teriak Reu dengan kesal.

“Anne,” ucap Reu lirih bercampur dengan air mata kerinduan.

Di ruang kerja Jeha.

Anne dan Edward terus mencari stempel yang hilang , namun belum juga menemukannya. Yang mereka temukan hanya sebuah brankas kecil di balik rak penyimpan dokumen, namun memiliki kata sandi yang rumit. “Kau yakin tidak tahu?” Edward bertanya lagi pada Anne, berharap adiknya memiliki petunjuk tentang kata sandi tersebut.

Anne menarik kursi rodanya dan membongkar setiap laci yang ada di meja kerja Jeha, berharap menemukan petunjuk tentang kata sandi brangkas. “Sepertinya Jeha selalu meninggalkan catatan setelah melakukan sesuatu,” katanya, mencoba mengingat kebiasaan Jeha.

Edward penasaran dan ikut mencari buku catatan yang mungkin berisi petunjuk tentang kata sandi brangkas. Namun, setelah hampir dua jam mencari, buku catatan itu tidak ditemukan. “Apa pria pengganti itu mengetahui buku catatan yang ditinggalkan Jeha?” tanya Edward. Anne terdiam sejenak, mencoba memikirkan kemungkinan.

“Aku akan mencari buku itu di kamarnya,” kata Anne, kemudian memutuskan untuk pulang ke rumah dan memeriksa kamar Reu untuk mencari buku catatan yang mungkin berisi petunjuk tentang kata sandi brangkas.

Dan benar saja, saat berada di kamar Reu, Anne menemukan buku catatan yang dicari di dalam laci. Namun, buku itu juga memiliki kata sandi, membuatnya merasa frustasi. “Astaga,” gerutunya sambil memukul buku itu dengan tangannya. Ketika melihat beberapa kertas terselip ke atas, Anne menyadari bahwa Reu mungkin mengetahui kata sandi buku catatan itu.

Anne berusaha memutar otak untuk mencari cara mengetahui kata sandi buku catatan dan brankas. Pikirannya mulai kacau karena kakaknya Edward sudah mencoba memanggil ahli kunci brankas, namun brankas itu belum bisa terbuka. Anne berharap bisa menemukan petunjuk yang tepat untuk membuka brangkas dan buku catatan, sehingga bisa mengungkap rahasia yang ada di dalamnya.

Untuk menghubungi Reu sendiri, Anne tidak tahu caranya. Karena Reu memakai nomor telepon yang berbeda dari Jeha.

Hingga akhirnya, kesabaran itu hilang. Satu minggu setelah kepergian Reu, Anne merasa sangat merindukan pria itu. Reu berjanji hanya akan pergi sebentar ke Singapura. Namun, kenyataannya tidak ada kabar. Anne khawatir, Reu benar-benar akan meninggalkannya. Anne akhirnya meminta bantuan detektif untuk mencari Reu di Singapura.

Dengan kemampuan pengingatnya yang tajam, Anne memberikan informasi kepada detektif tentang NRIC atau nomor identifikasi Reu yang pernah ia lihat. Informasi ini mungkin sangat berguna bagi detektif untuk melacak keberadaan Reu atau memverifikasi identitasnya. Anne berharap informasi ini bisa membantu mempercepat proses pencarian Reu.

“Kau ingin dia kembali?” ujar Kakaknya Edward yang kesal, melihat adiknya menyewa detektif hanya untuk mencari Reu.

“Perasaanku tidak enak, saat dia kembali aku akan menanyakan kata sandi itu dengan terus terang.” jawab Anne.

“Lalu, kamu pikir dia akan memaafkan mu? Saat dia tahu, dia juga dimanfaatkan olehmu untuk mengambil semua aset dari Jeha, kau yakin dia masih mencintaimu?”

Edward memberikan pertanyaan beruntun, yang membuat Anne lelah.

“Setidaknya dia tahu, jika aku sebenarnya sangat mencintainya,” jawab Anne. Kakaknya mengernyit, mendengar jawaban adiknya yang mulai tidak masuk akal karena telah mencintai pria yang mirip dengan Jeha.

Pencarian pun mulai dimulai, detektif mengatakan jika Reu sudah tidak berada pada alamat yang sama. Namun, sebuah kabar didengar dari tetangganya, jika saat ini Ibunya Reu berada di rumah sakit. Dan kemungkinan Reu berada di sana.

‘Inikah alasanmu pulang?’ Anne merasa menyesal, sebelumnya dia berpikir jika Reu kembali ke Singapura untuk kabur dari perannya sebagai pengganti Jeha.

“Aku yang akan membawanya pulang.” Edward yang mendengar percakapan Anne dengan detektif, kemudian berinisiatif membawa Reu kembali agar adiknya Anne merasa tenang.