Lampu Kuning Kawah Sikidang

Ditengah obrolan mulai sayu Bibi datang dengan kegiatannya, mengupas berbagai buah menyajikan nya buat kami sebagai penutup hidangan telur gulung,aku terdiam

kala kak Tere mempertanyakan hal itu.

"Disuruh mas Sagam Re, " ia mengambil piring membagikan kepada kami, mau dibilang rujak tapi enggak ada bumbu kacangnya,mau dibilang bapa ya ini...

cemilan buah aja kali ya.

Usai menikmati cemilan mata kak Tere tertuju pada jam dapur telah menunjukkan pukul 21:00 WIB.Tumben suaminya belum telepon,ia pun izin pulang bersama Angel kecil ku, perpisahan kami terjadi begitu cepat.

Namun aku tidak langsung memasuki kamar, karena sudah mengirimkan pesan kepada Sagam untuk dibawa kan makanan, entah kenapa itu cara ku bermanja ria di dekatnya.

Pukul sebelas Sagam juga belum kembali,apa aku naik aja ya.Entar kalau Sagam pulang pasti juga ngabarin.

Dan ya, sudah hampir jam 1 malam Sagam gak pulang kerumah !,ia tidak mengirimkan pesan atau apa pun untuk membuat hati ini berhenti gelisah,gimana sih sebenarnya dia.

ah mungkin Sagam gak pulang kerumah malam ini,besok aku masih bekerja untuk mengambil cuti pernikahan.Dan ya malam itu aku bermimpi lagi, mimpi yang sulit ku jelaskan intinya dalam mimpiku itu Sagam menangis datang padaku penuh darah dengan baju dinasnya tiba-tiba sorot lampu membangunkan ku.Dan saat jendela ku buka itu mobilnya Sagam,ia pulang jam 4 subuh

"Aku tahu ini gila. Tapi aku ingin memastikan ia baik-baik saja. Bahkan jika hanya melihat matanya sekali sebelum aku tidur." Semangat, aku menyambutnya pulang dan ya aku tergelincir di titik akhir tangga.Membuat badan ku terhempas sedikit, untungnya tangan ku bisa menahan badan ku supaya tidak terjatuh lebih jauh lagi.

Bibi 2:" Ya ampun Adri, kamu ini gak hati-hati."

Selain tangan ku yang sakit,kaki sebelah kananku amat nyeri di bawa jalan. Aku sempat menangis mengharap tangisan ku menjadi penawar rasa sakit, nyatanya pijatan sebagai pertolongan pertama dari bibi juga enggak meredakan sakit sama sekali.

Adriana:"Aduhh sakit maaa."

Tangisan ku pecah karena rasa sakit itu mengeluarkan resah tersimpan dalam batinku.

Sagam baru masuk setelah hampir 15 menitan lama nya.

Sagam:" Kenapa?"

melihat Bibi memijat kaki ku,ia malah memelintir sedemikian rupa tapi rasa sakitnya berkurang,coba jalan.Badan ku dibopong nya dengan penuh tanggung jawab,

Tapi dekat dengan nya tercium parfum wanita di jaket hitam itu, apa dia bikin skandal dengan wanita lain.

Adriana: " Kamu enggak perduli nya Lo, sudah 15 menitan aku kesakitan kenapa baru ini masuk!."

Sagam:" Sorry, ngantuk banget aku, permintaan mu nanti siang atau sore aku bawa ya."

Mendelikan mata seraya berkata dalam hati,' terima aja nasib mu menjadi ke sekian.'

Sagam:" Bisa jalan enggak?"

Adriana:" Bisa tapi sakit."

Ku kira perut ku bakal bermasalah habisnya 2 anak tangga lagi Lo menuju lantai dasar kan lumayan tinggi itu. Sagam memperhatikan ruas rumah,usulnya supaya menukar posisi kamar saja tapi aku enggak mau, aku mau tetap di kamar ku.

Kemauan ku terus berjalan dengan adanya Sagam, ia dia menggendong ku persis seperti apa yang ku impikan. Senyuman mengukir diwajah sama hal nya genggaman di leher Sagam akan ku buat anak ini menjadi pengikat yang kuat antara aku dan Sagam, aku ingin anak ini besar diantara kami. keluarga kecil yang bahagia.

Pagi ini aku masih tertidur lelap,dan memilih WFH aja sembari menunggu waktu cuti ku keluar.Sagam di pagi ini juga berangkat bekerja katanya, sampai aku memeriksa media sosial Sagam melalui akun bayangan milik ku sesuatu yang mengejutkan terjadi,Sagam membawa wanita lain di mobil ku,ia memotret wanita itu dari bagian samping.Bahagianya dia bisa merasakan itu,dimana itulah yang ku impikan dari Sagam.

'Malam bantu aku melupakan dia...' sepenggal lirik lagu dari caption foto itu, sungguh Sagam menikahi ku hanya untuk bertanggung jawab bukan karena cinta,maybe kalau anak ini gak ada ditengah-tengah kami bisa aja Sagam bertanggung jawab secara pidana atau finansial.

Aku harus menyadari itu,tapi wanita itu tidak ku temukan lebih jelas di Media sosial Sagam,siapa sih dia? — kalau sekilas memandangi raut wajah sampingnya,ia amat manis dan menggoda.Pasti sikapnya lemah lembut dan penurut, apa ini wanita kecintaan Sagam.

'Pagi kak, boleh tau tentang wanita ini?'

Aku mengirim pesan foto pada kakak Sagam yang amat Wellcome kepada ku.

'Ini mantan pacar Sagam, ntar kakak nasehatin Sagam ya. Kakak lagi kerja, dia juga tadi permisi nya kerja.'

'Enggak usah kak, entar Sagam kunci medsosnya,jadi nambah sulit aku tau tentang sagam.'

'Kalau yang terbaik begitu, aku ikut jalan kamu aja.'

Tiba-tiba banget kantuk ku datang, begitu berat sampai menurut bibi aku tidak bisa dibangunin dari tidur ku, aku juga enggak merasakan apa-apa dalam hal itu, yang ku lihat saat mata ku terbuka pertama kalinya ialah ada kompres air hangat menyatu di kening ku, minyak urut ; minyak angin sudah menyatu padu dibadan.

Bibi 1 dan Bibi 2 : " Dri kamu kenapa? Bangun hehh."

Mereka dengan paniknya mendudukkan aku,dalam keadaan setengah sadar aku mengeluh badan ku terlalu sakit, tangan

juga ikut pegal ,kebas tidak terasa.

Berlindung pada kebaikan mereka untuk menelepon ambulance saja tidak usah merepotkan Sagam ia pasti sedang... Bekerja saat ini, kedatangan ambulance membawa rasa aman dihati,aku benar-benar takut didalam sendiri sehingga paksaan ku supaya mereka ikut bersama ku.

Mereka melaksanakan perintah ku dan segera ikut bersama dengan ku, Aku lelah menutupi nya toh dokter juga memberi tahu hasil pemeriksaan ku kepada mereka pada saat di UGD. "Sebenarnya jatuh itu rawan untuk ibu hamil, apalagi pada trimester pertama. Kami enggak menjamin keselamatan janin jika kejadian seperti ini berulang terjadi."

Dokter menyuntikan vitamin dan mungkin obat tidur sehingga aku terlelap dalam sekejap mata, dalam 1 hari ini kerja ku cuman tidur, tidur dan tidur lagi.

POV— Sagam.

Sebenarnya aku sudah ada janji dengan Lyla , wanita yang hadir dalam hidupku sebelum kedatangan ibunya anaku. Jujur sebelum adanya pengurusan berkas kemarin aku bahkan gak tau sama sekali siapa nama wanita itu, ternyata nama yang indah Adriana Sasmita terkesan wanita independen dan berwibawa.Kalau dari lubuk hati terdalam aku enggak ada niatan menduakan Lyla ataupun menjadikan Lyla simpanan tapi perasaan ku tidak bisa berbohong,aku masih mengharapkan kebersamaan ku dengan Lyla tidak sirna.

Malam itu aku menghantarkan Lyla pada hotel seminar keperawatan,ia mengambil profesi perawat Tahun ini dan rencana kami kedepannya Lyla dan Adit anaknya Lyla akan tinggal bersama ku di Jakarta.

Aku berupaya menjelaskan pada Lyla tentang pernikahan ku dan Adriana,Lyla menerima dengan lapang dada.Tapi sulit bagiku mengikhlaskan Lyla,oleh sebab itu aku ingin menyampaikan mimpi kami bersama yaitu menghabiskan hari indah di kota Jakarta.

Dan sebenarnya hari ini,aku membawa Lyla ke Bogor menikmati destinasi wisata impian Lyla, cukup menyenangkan hanya tidak ada sinyal disini.

Malam hari kami harus sudah sampai dijakarta sebelum Lyla berangkat besok pagi untuk pulang ke kampung kami di Wonosobo.

Aku bahagia bisa menghabiskan waktu dengan Lyla sampai aku lupa, di antara

kebahagiaan ku ada wanita tersakiti akibatnya yaitu Adriana,Bayi itu seolah takut kehilangan sosok ku sampai ia menyiksa ibunya untuk mendapatkan perhatian ku.Aku menyadari itu setiap aku menjauhi Adriana dan dekat dengan Lyla pasti ada aja cara si kecil mengingatkan aku untuk kembali padanya.

Aku terima jika aku penjahat nya di cerita ini,tapi mungkin bagi kalian yang mengalami insiden seperti aku pasti paham kenapa aku sulit menentukan pilihan ku antara Lyla dan Adriana.