NovelToon NovelToon
Pendekar Golok Iblis

Pendekar Golok Iblis

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Dikelilingi wanita cantik / Iblis / Demon Slayer / Perperangan / Harem
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Naru

Menceritakan seorang pemuda bernama Xiao Feng, yang merupakan reinkarnasi dari seorang Dewa Cahaya bernama Bara. Sebelum kembali mendapatkan kekuatan Dewa Cahaya miliknya, Xiao Feng/Bara harus mendapatkan kekuatan untuk melawan Para Raja Iblis di Zhuo Guo. Alhasil, Golok Luo Tian Long yang menjadi senjata terkuat di alam dewa, berhasil dia ambil kembali dan berubah menjadi Golok Iblis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16.Permintaan Gila

(Masih di 500 tahun yang lalu.)

Mahameru bangkit berdiri. Batara Geni menatap orang yang pernah menjadi gurunya tersebut.

"Guru, apa kau sudah merasa yakin dan tak ragu lagi menyerahkan istrimu padaku? Aku masih merasa tidak enak...Seolah aku ini adalah murid yang durhaka..." kata Batara Geni.

"Aku dan dia telah setuju. Dia pun tidak masalah karena ini demi kami berdua...Kau hanyalah membantu kami, Jaka..." kata Mahameru.

Batara Geni menatap gurunya dengan cukup dalam. Dia masih ingin memastikan bahwa gurunya tidak main-main. Dari tatapan sang guru, terlihat bahwa pria beruban itu serius dan tak ada gelagat bercanda sama sekali.

"Urusan ranjang seperti ini sampai memintaku yang melakukannya...Pria gila macam mana yang membiarkan istrinya ditiduri oleh orang lain meskipun itu muridnya sendiri? Guru benar-benar sudah tidak waras!" batin Batara Geni.

Seolah tahu apa yang Batara Geni pikirkan, Mahameru pun berkata,

"Mungkin aku terlihat tidak waras Jaka...Tapi, aku benar-benar tidak masalah jika pria yang akan meniduri istriku adalah dirimu. Bukan hanya karena kau ini muridku...Tapi, asal kau tahu, kau adalah satu-satunya pria yang pernah dia sukai selama dia hidup...Tapi dia masih mau menikah denganku itu sudah menunjukkan bahwa dia menuruti apa yang kau katakan waktu itu. Aku hanyalah orang tua yang tak berdaya Jaka. Bisa menjadi suaminya hingga aku mati itu saja sudah sangat cukup. Tapi dia butuh 'itu' untuk menyempurnakan sebuah pernikahan. Dan karena aku tidak sanggup melakukannya, aku hanya bisa memintanya darimu..." kata Mahameru membuat Batara Geni merasa tersentuh juga.

Mereka sama-sama terdiam setelah Mahameru berkata seperti itu. Hingga akhirnya terdengar helaan napas Batara Geni.

"Baiklah, aku akan melakukannya. Sekarang, dimana Dewi Awan Putih?" tanya Batara Geni.

"Dia telah menantimu di Goa Bukit Guntur..." kata Mahameru dengan wajah sumringah.

Tanpa banyak berkata lagi, Batara Geni pun melesat ke udara lalu terbang menuju ke bukit yang disebutkan oleh gurunya tersebut. Sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, Batara Geni menggerutu.

"Guru gila...! Seumur-umur baru kali ini aku melihat guru segila dia!"

Mahameru menatap ke langit. Dia tersenyum lebar. Dalam keadaan tersenyum, terlihat mata pria tua itu berkaca-kaca.

"Semoga kau bahagia istriku..." ucapnya pelan.

Batara Geni mendarat di depan mulut Goa yang ada di lereng Bukit Guntur. Dia hanya berdiri didepan mulut Goa dengan perasaan ragu.

"Ahhh...! Kenapa sekarang aku merasa menjadi orang jahat?" batin Batara Geni.

"Batara Geni..." terdengar sapaan lembut dari seorang wanita cantik dari dalam goa.

Batara Geni pun mengangguk sambil tersenyum ke arah wanita yang berdiri di mulut goa.

"Silahkan masuk..." ucap wanita itu tenang.

Dengan sedikit merasa canggung, Batara Geni pun masuk ke dalam goa tersebut. Aroma wangi terasa menyentuh indra penciuman sang Batara. Aroma yang membuat perasaan siapa pun menjadi nyaman.

"Tempat tinggal kalian terlihat sangat nyaman," kata Batara Geni.

Wanita cantik yang tak lain adalah Dewi Awan Putih tak menyahut. Dia menuang sebuah minuman ke dalam cangkir kayu.

"Duduklah Batara..." kata Dewi Awan Putih mempersilahkan pemuda itu untuk duduk di atas batu datar yang didepannya ada sebuah batu yang di pahat menjadi meja kecil.

Meja itu telah dibuat untuk dua orang yang saling berhadapan. Batara Geni pun melangkah mendekati kursi batu lalu duduk dengan perasaan yang tidak menentu.

"Bagaimana kabarmu Dewi Awan Putih?" tanya Batara Geni sambil menatap wajah jelita yang ada di depannya.

Dewi Awan Putih tersenyum sambil menghindari tatapan mata Batara Geni yang seolah menghujam ke dalam hatinya.

"Aku baik-baik saja seperti yang Batara lihat..." kata Dewi Awan Putih.

Jaka Geni mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Ya...Aku tahu itu...Tapi Dewi...langsung saja, mengenai..."

"Aku sudah tahu Batara Geni." potong wanita cantik itu sebelum Batara Geni selesai berkata.

"Aku paham kau akan menganggap kami gila karenanya. Atau kau akan menganggap ini hanyalah keinginan liar dariku semata. Tapi, itu sudah dibicarakan secara baik-baik oleh Mahameru dan juga diriku. Awalnya aku menolak, tapi...Aku yakin, aku tak perlu mengatakannya lagi. Kau pasti sudah tahu segalanya dengan mata Kebenaran milikmu itu..." kata Dewi Awan Putih dengan wajah yang memerah.

Batara Geni sedikit tertegun menatap wajah cantik di hadapannya yang wajahnya memerah karena tersipu malu. Memang sebenarnya dia sudah tahu sejak dulu bahwa wanita yang ada didepannya itu telah menyukai dirinya saat pertama kali mereka bertemu. Yaitu saat pertemuan mereka di Hutan Ular dimana Batara Geni mendapatkan warisan Kitab Tangan Sewu (PTG).

"Kenapa kau tertarik padaku Dewi?" tanya Batara Geni membuat wajah wanita itu merasa panas. Dia terlihat gugup mendapat pertanyaan dari Batara Geni yang baginya itu sangat memalukan.

Batara Geni tetap menatap wajah wanita itu tanpa sekejap mata pun melepaskannya.

"Entahlah...Saat itu, aku hanya merasa kagum padamu saja. Aku mulai merasa tertarik padamu saat kau datang menolongku dari kekejian Birawa Sakti yang hampir saja memperkosa diriku..." kata Dewi Awan Putih.

Batara Geni mengingat masa lalu dimana waktu itu dia datang dengan kekuatan petir lalu menyelamatkan Dewi Awan Putih yang saat itu sudah hampir dihantam Paku Sorga milik Birawa Sakti.

"Jadi itu...Saat itu, aku bahkan melihat seluruh tubuhmu..." kata Batara Geni membuat wajah wanita itu semakin merah saja.

"Kau masih mengingat kejadian paling memalukan dalam hidupku itu..." ucap Dewi Awan Putih dengan wajah yang membuat Batara Geni merasa tergelitik untuk terus menggodanya.

"Tapi aku akui, tubuhmu tak kalah indah dengan istri-istriku...Aku memujinya, Dewi..." kata Batara Geni membuat wanita itu tertunduk.

Dewi Awan Putih memainkan jemarinya satu sama lain. Jantungnya berdegup kencang mendengar apa yang baru saja pria di depannya katakan.

"Benarkah tubuhku seindah itu? Bahkan dia membandingkan tubuhku dengan tubuh para Ratu cantik itu..." batin Dewi Awan Putih.

Tanpa dia ketahui, Batara Geni rupanya memiliki indra pendengaran batin yang membuat dia bisa mendengar suara hati siapa pun. Itu adalah kemampuan yang dia dapatkan dari Ratu Iyana Tunggadewi atau yang saat ini menjabat sebagai Dewi Kematian.

Batara Geni tersenyum.

"Sepertinya tidak baik jika aku hanya menggodanya dan membuat dia malu. Demi guru, terpaksa aku yang harus memulainya lebih dulu..." batin Batara Geni.

Dia mengambil cangkir kayu lalu menenggak minuman dingin di dalamnya hingga habis. Itu adalah minuman embun yang menyegarkan. Setelah menenggak mimuman itu, dia pun berdiri lalu melangkah mendekati wanita itu.

"Kau terlihat malu-malu saat berbicara dengan diriku. Lebih baik, kita langsung ke inti saja agar kau terbiasa berbicara dengan diriku...Toh aku yang akan memberikan benih ke dalam tubuhmu..." kata Batara Geni blak-blakan membuat Dewi Awan Putih terdiam terpaku bagaikan patung.

Tangan Batara Geni mengulur ke arah Dewi Awan Putih. Selama beberapa saat wanita cantik itu merasa ragu meski dia telah membulatkan hatinya untuk melakukan apa yang telah menjadi kesepakatan bersama.

Dengan perlahan jari jemari lembutnya menyambut telapak tangan Batara Geni yang penuh dengan urat dan terlihat gagah. Jantungnya semakin berdetak kencang saat kulitnya bersentuhan dengan kulit seseorang yang dulunya adalah murid dari suaminya tersebut.

Batara Geni tersenyum lalu menarik tangan wanita itu sehingga mau tidak mau Dewi Awan Putih segera bangkit berdiri. Kini mereka berdua saling berhadapan dengan jarak hanya setengah jengkal saja.

"Aku ingin bertanya padamu sebelum kita melakukan apa yang sudah kita sepakati..." kata Batara Geni. Wanita itu hanya mengangguk untuk memberikan jawabannya.

"Kau menginginkan itu karena kesepakatan saja atau kau memang sungguh-sungguh ingin melakukannya dengan diriku?" tanya Batara Geni.

Pertanyaan yang sulit bagi wanita itu. Jika dia memilih karena kesepakatan saja, itu artinya dia membohongi perasaannya sendiri. Namun jika dia memilih yang kedua, dimana hal itu karena keinginannya sendiri, dia takut dianggap telah mengkhianati Mahameru suaminya.

Batara Geni tahu kebimbangan apa yang wanita itu tengah rasakan. Dia menggunakan kesempatan itu untuk mendekatkan wajahnya dan langsung menempelkan bibirnya ke bibir wanita itu.

Dewi Awan Putih terkejut dan langsung menarik wajahnya agar menjauh dari wajah Batara Geni.

"Kenapa kau tiba-tiba...!?" tanya Dewi Awan Putih dengan wajah semerah udang rebus.

Batara Geni tersenyum.

"Seandainya kau mengatakan kau menginginkannya karena kesepakatan kita bersama, maka aku akan melakukannya tanpa banyak bicara. Tapi jika kau mengatakan itu karena kau menginginkan nya secara naluri dalam dirimu, maka aku akan melakukannya dengan penuh perasaan..." kata Batara Geni.

Dewi Awan Putih tertegun. Dia menatap Batara Geni dengan tatapan yang membuat pria itu tersenyum takjub. Hal itu dikarenakan saat Dewi Awan Putih bahagia, kristal biru di dahinya menyala dan membuat dia menjadi lebih cantik dari sebelumnya.

"Baiklah...Aku akan jujur padamu Batara Geni...Sejujurnya, aku menginginkan itu dengan dirimu karena aku memang menyukai dirimu. Mengenai kesepakatan, aku yakin, itu adalah pilihan Mahameru sendiri..Padahal aku tak pernah memintanya," kata Dewi Awan Putih.

Batara Geni tersenyum kecil lalu dia pun meraih pinggang ramping wanita itu lalu mengangkat tubuhnya dengan ringan membuat Dewi Awan Putih terkejut.

"Apa yang kau lakukan!?" tanyanya.

"Tentu saja kita akan melakukan hubungan yang hangat dan penuh dengan cinta...Eh, penuh dengan keringat maksudnya, hehe.." kata Batara Geni lalu melangkah mendekati tempat tidur yang terbuat dari batu goa.

Di atas batu datar berukuran pas dengan panjang tubuh orang dewasa, Batara Geni meletakkan tubuh itu dengan perlahan. Tubuh Dewi Awan Putih tergolek di atas tumpukan jerami kering yang telah dilapisi dengan kain tebal berwarna biru.

Dengan perlahan Batara Geni pun naik ke atas tempat tidur lalu dia mengecup bibir merah wanita itu secara perlahan dan berirama.

Awalnya wanita itu hanya diam dan tak membalas. Namun, beberapa saat kemudian dia pun menikmatinya dan mulai membalas pagutan Batara Geni. Dia mendesah kecil saat dirinya merasakan tangan pria Mahadewa itu dengan nakal mulai meraba-raba tubuhnya.

1
spooky836
sialan sampah cukuplah sudah sampai di sini. klau sampah tetap sampah xde serunya baca.
spooky836
sapà muda sapatua ni. penulis klu plagiat entah apa ikut je dlm novel orng. memang jenis penulis dari indon tak berakal.
spooky836
suka2 akulah nak tulis apa engkaorang pun boleh suka2 tulis. jadi xpayah nak bagi komentar kamu tulis apa kamu mau aku tak suka aku bolwh tulis apa yang ada pada akal aku sendiri. aku bukan adik2 engkau pun. kau nak maki ke apa ke. kau buat bahagian kau aku buat cara aku.
Naru: ngomong opo to su
total 1 replies
spooky836
masuk dalam tubuh orang tapi bawa otak 500 tahun. betol penulis plagiat ni. sial sungguh aku bayar tiap bulan dapat cerita anak haram. memang semua anak haramlah yang menulis di noveltoon ni.
spooky836
hindu ke. nama cina mesti budda. apa lagi nak plagiat penulis ni.
Rudy Kurniawan
menarik ut dibacanya
Mia Sagitarius
hmm
afifo maning
gasss sampai tamat
Naru
Selamat membaca🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!