Anisa dan Yusuf pasangan suami istri yang memiliki kehidupan nyaris sempurna. Ekonomi cukup, tiga orang anak dan mertua yang tidak ikut campur. Namun, ujian datang dari mantan kekasih Anisa dan mantan istri Yusuf. Kehadiran mantan istri Yusuf juga telah membuat ibu mertua Anisa membencinya. Seiring berjalannya waktu, Yusuf tidak bisa menolak kehadiran mantan istrinya untuk kembali. Hingga memutuskan setuju untuk menikah siri, tapi Yusuf merahasiakan pernikahannya dari Anisa. Lalu bagaimana Anisa dengan mantan kekasihnya yang juga ingin bersamanya, akankah berhasil ? Apakah pernikahan Yusuf dan Anisa akan berakhir atau malah akan semakin kuat ? Yuk baca, like, komen dan share ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CumaHalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
"Kenapa kamu malah mengancam istrimu? Aku dan Anisa sudah saling kenal sebelum kamu mengenalnya. Dan satu lagi, aku tau batasanku yang hanya sebagai temannya," sahut Arka.
"Itu kamu tau kan kalau hanya teman. Seharusnya kamu juga tau kalau Anisa sudah menikah, ga pantes terus-terusan menemui istri orang. Banyak tuh gadis sama janda, jangan godain istri orang."
"Dia memang berstatus istri orang, tapi dia tetap sahabatku sampai kapanpun."
"Udah dong, stop, stop... Arka, aku mohon berhenti. Mas, kita pulang sekarang ya."
"Aku harus ke kantor lagi, tapi aku akan anter kamu pulang dulu."
Yusuf dan Anisa pergi meninggalkan Arka. Dalam hatinya Arka semakin benci dengan Yusuf, mengepalkan tangannya dan menatap tajam Yusuf yang juga menatapnya. Arka meninggalkan restoran dan segera pulang ke rumahnya.
DI RUMAH YUSUF DAN ANISA
Mobil Yusuf memasuki halaman, lalu keduanya keluar dari mobil. Anisa melihat ada mobil mama mertuanya di halaman rumahnya. Yusuf berjalan mendahului Anisa dan masuk rumah tanpa ketuk pintu.
Ceklek
"Mas, kog Hana suara ketawanya kenceng banget ya Mas dari atas."
"Mungkin mobil tadi beneran mama."
Yusuf dan Anisa ke atas, mereka langsung di sambut pelukan hangat oleh Hana. Sementara Bu Evelyn tersenyum melihat putranya pulang. Yusuf menghampiri Bu Evelyn dan mencium tangannya, dan diikuti oleh Anisa.
"Baru jam segini sudah pulang?" tanya Bu Evelyn berjalan menghampiri Yusuf.
"Tadi ada rapat di luar kantor Ma, aku ketemu Anisa disana. Sekalian aku antar dia pulang dulu."
"Betul itu, daripada dia pulang sama selingkuhannya," jawab Bu Evelyn sinis.
"Aku ga mau mama semakin membenci Anisa, semoga setelah ini Anisa tidak bertemu lagi dengan pria itu," batin Yusuf.
"Nggak kog Ma, dia tadi ketemu sama Rara. Teman lamanya waktu kerja di minimarket Mama waktu itu."
"Ya syukur deh kalau dia ga sama selingkuhannya. Oh iya sayang, Mama mau undang kamu ke rumah dua hari lagi. Kamu ajak anak-anakmu ya biar rame."
"Hemm... tentu saja, aku juga udah siapkan kado spesial buat Mama."
"Apa nih... Hehe... Mama jadi penasaran sama hadiahmu. Ya sudah, Mama pulang dulu ya, soalnya tadi papa minta di bikinin puding. Malah Mama mampir kesini, karena pengen banget ketemu sama Hana."
"Hehe, iya Ma gapapa, sering-sering aja datang kesini kalau lagi gabut."
"Ya udah, Mama pulang dulu ya.."
Setelah berpamitan Bu Evelyn pergi dari rumah Yusuf dan Anisa. Lalu Anisa baru teringat dengan kado yang baru saja dia beli tadi pagi di toko emas. Ia segera ke kamar untuk membungkusnya.
"Sayang, aku ke kantor dulu ya. Banyak kerjaanku yang belum tak selesaikan."
"Iya, nanti pulang nggak buat makan siang?"
"Nggak usah, aku makan di kantin aja." Yusuf mencium kening Anisa dan memeluknya. Setelah itu Yusuf kembali ke kantornya, sementara Anisa melanjutkan membungkus kadonya.
DUA HARI KEMUDIAN
Yusuf, Anisa, Ryan, Alif dan Hana sudah siap berangkat ke rumah keluarga Pak Hasan. Mereka berangkat bersamaan dalam satu mobil. Yusuf menggandeng Ryan dan Alif, sementara Anisa menggendong Hana dan membawa kadonya serta milik Yusuf.
Sampai di rumah Pak Hasan, Yusuf mendapat telfon dari Dewa. Lalu Yusuf mengirim alamat rumah Pak Hasan, ia mengundang Dewa atas persetujuan Pak Hasan dan Bu Evelyn. Kemudian Yusuf mendekat ke istrinya yang sedang berdiri sendirian.
Tamu undangan Bu Evelyn sudah banyak yang datang. Yusuf dan Anisa menyapa beberapa tamu yang mereka kenal. Bu Evelyn menatap sinis Anisa, kepercayaannya terhadap menantu kesayangannya itu pudar saat melihat Anisa beberapa kali bersama pria lain.
"Ma, selamat ulang tahun ya...." Yusuf tersenyum dan mencium pipi Mamanya.
"Iya sayang, makasih ya sudah datang tepat waktu. Apa ini?"
"Ini kado dariku Ma, semoga Mama suka sama kado yang aku pilih ini."
"Ya, tentu saja. Mama sangat senang mendapat kado dari anak kesayangan mama ini," jawab Bu Evelyn mengusap pipi Yusuf.
"Jadi aku ga di sayang gitu?" protes Yunus yang baru saja sampai rumah orang tuanya.
"Eh,.. Yunus, tentu mama juga sayang kamu." Bu Evelyn menghampiri Yunus dan memeluknya.
Lalu Anisa menghampiri Bu Evelyn dan memberikan kadonya. Namun semua tidak menyangka kalau Bu Evelyn malah membuang kado itu ke tempat sampah. Yunus terkejut dan memprotes apa yang di lakukan mamanya.
"Ma, kalau Mama ga suka, setidaknya jangan di buang ke tempat sampah dong," ujar Yunus.
"Mama ga mau menerima kado dari wanita murahan ini. Udah punya suami masih aja kegatelan sama cowok lain, ganti-ganti lagi cowoknya," sindir Bu Evelyn. Anisa hanya diam seribu bahasa, ia tau yang di maksud Bu Evelyn pasti Arka.
"Masa sih jeng, dia keliatannya baik dan kalem gitu selingkuh sama banyak cowok?" sahut teman Bu Evelyn menatap Anisa.
"Iya, jaman sekarang jangan ketipu sama wajah kalem dan seolah-olah suci tanpa dosa. Eh... Ga taunya pemain handal. Hih...." sambung teman Bu Evelyn yang lainnya.
"Anisa, kamu denger kan semua komentar ibu-ibu disini? Ga ada yang percaya sama wajahmu yang sok polos itu. Inget, dulu itu kamu miskin, mantan suamimu juga miskin, kan? Seharusnya kamu tau diri, kalau kamu wanita baik-baik seharusnya ga berani main sama cowok-cowok lain," sindir Bu Evelyn lagi dengan tatapan sinis.
"Apa? Dia dulu janda ya? Kog Yusuf mau sama dia? Kenapa ga mempertahankan rumah tangganya saja sama Kania? Rugi dong nikah sama bekas orang... Hemm... Yusuf, Yusuf..." imbuh teman Bu Evelyn.
"Jangan-jangan Yusuf kena pelet, Lyn." Teman Bu Evelyn yang lain ikut menimpali.
"Udah gitu ga tau diri lagi.. amit-amit," sahut teman Bu Evelyn yang lain.
Anisa menunduk dan menitikkan air mata. sementara Yusuf mengepalkan tangannya mendengar celoteh mamanya dan teman-temannya. Pembawa acara datang dan memulai acara ulang tahun Bu Evelyn.
Dewa pergi dari rumah Pak Hasan saat acara di mulai. Ia merasa kesal mendengar semua yang di katakan Bu Evelyn dengan teman-temannya. Lalu Dewa sampai di sebuah rumah mewah seperti istana, rumah yang jauh lebih megah di banding rumah Pak Hasan.
Dewa keluar dari mobilnya dan membunyikan bel rumah. Lima menit kemudian pintu rumah di buka. Dewa masuk dan di persilahkan duduk di ruang tamu yang luas.
"Ada apa, Wa? Kenapa kamu malem-malem datang ke rumahku?" ucap Arka sambil menuruni anak tangga.
"Anda perlu melihat video yang saya rekam baru saja Pak Arka."
Arka bergegas turun dan duduk di hadapan Dewa. Lalu Dewa menyodorkan hpnya pada Arka. Setelah menerima hp Dewa, Arka melihat dan mendengarkan rekaman videonya dengan sangat serius.
Brak!!!
"Kurang ajar... Berani dia menghina Anisa serendah itu Dewa, siapa mereka, aku ingin kamu kumpulkan semua tentang mereka. Identitasnya, keluarganya, usahanya apa saja. Aku akan buat perhitungan dengan mereka."
"Baik Pak, kalau begitu saya pamit pulang dulu. Kalau sudah menemukan semua tentang mereka, saya akan datang kesini lagi."
"Tunggu!!! Apa kamu mengikuti Anisa? Bagaimana bisa kamu berada di pesta itu?"
"Yusuf yang mengundangku, dia ingin saya mengenal keluarganya."
"Ya sudah, sekarang cepatlah pergi. Aku ingin kamu selesaikan tugas ini secepatnya. Sekarang pergilah!!!" perintah Arka, lalu Dewa pergi dari rumah Arka.