NovelToon NovelToon
PUTRI ASLI KELUARGA CEO

PUTRI ASLI KELUARGA CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Identitas Tersembunyi / Roman-Angst Mafia / Roh Supernatural / Putri asli/palsu
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Yhunie Arthi

Leona tiba-tiba diculik dan dibunuh oleh orang yang tidak ia kenal. Namun ketika berada di pintu kematian, seorang anak kecil datang dan mengatakan bahwa ia dapat membantu Leona kembali. Akan tetapi ada syarat yang harus Leona lakukan, yaitu menyelamatkan ibu dari sang anak tersebut.

Leona kembali hidup, namun ia harus bersembunyi dari orang-orang yang membunuhnya. Ia menyamarkan diri menjadi seorang pria dan harus berhubungan dengan pria bernama Louis Anderson, pria berbahaya yang terobsesi dengan kemampuan Leona.

Akan tetapi siapa sangka, takdir membawa Leona ke sebuah kenyataan tidak pernah ia sangka. Dimana Leona merupakan puteri asli dari keluarga kaya raya, namun posisinya diambil alih oleh yang palsu. Terlebih Leona menemukan fakta bahwa yang membunuhnya ada hubungan dengan si puteri palsu tersebut.

Bagaimana cara Leona dapat masuk ke dalam keluarganya dan mengambil kembali posisinya sebagai putri asli? Bagaimana jika Louis justru ada hubungannya dengan pembunuhan Leona?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yhunie Arthi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17. SADAR

Leona membuka mata, merasa kalau dirinya seolah telah tidur untuk waktu yang sangat lama. Untuk sesaat ia hanya terdiam, dimana otaknya sedang memeroses semua ingatan yang terhenti ketika ia tidak sadarkan diri.

"Hei, how do you feeling?"

Spontan gadis itu menoleh ke sumber suara yang berada di samping ranjangnya. Menemukan pria bermata kelabu yang saat ini memandang Leona dengan kilat khawatir walau wajahnya tampak santai.

Mata peridot gadis itu nanar melihat sekeliling, sadar kalau dirinya ada di rumah sakit saat ini. Ia bahkan mendapati dirinya telah lepas dari penyamarannya, bisa terlihat dari untaian rambut pirang yang tersampir di pundaknya.

"Apa ada sakit?" tanya pria itu lagi ketika Leona tidak juga menjawab, terlihat lebih khawatir sekarang, takut kalau terjadi sesuatu dengan gadis itu.

"Apa yang terjadi?" Leona justru berbalik tanya, masih belum mengingat kenapa ia bisa berada di rumah sakit.

"Kau jatuh dari tangga darurat dan kepalamu harus mendapatkan jahitan. Mungkin akan terasa tidak nyaman juga dengan pundakmu, karena kau sepertinya terjatuh cukup parah. Kau ingat sesuatu kenapa kau bisa jatuh di tangga?" tanya Louis, ingin tahu langsung dari sudut sang gadis.

Leona terdiam, mencoba mengingat dengan jelas tentang dirinya yang jatuh dari tangga. Jujur ia samar dalam mengingat hal itu.

"Jangan paksa jika kau belum bisa mengingatnya," ucap Louis.

Jujur saja Leona sedikit terkejut ketika mendengar nada lembut dari pria itu. Padahal setiap kali bicara dengan Leona pastilah akan berakhir jauh dari kata lembut dan santai. Seolah ia berhadapan dengan orang yang berbeda saja.

"Aku mau turun ke toilet di lantai bawah, tapi lift sedang rusak. Lalu aku menggunakan tangga darurat setelah diberitahu oleh salah satu karyawan. Dan ketika itu ... aku jatuh. Aku bersumpah aku merasakan seseorang mendorongku dari belakang, tapi aku tidak tahu siapa. Dia mendorongku cukup kuat," kata Leona yang telah mengingat perlahan tentang insiden dirinya jatuh itu.

Louis tidak mengatakan apa pun saat ia mendengar penjelasan dari Leona, tahu dengan jelas apa yang dikatakan oleh gadis itu memang benar adanya. Namun seperti permintaan dari Noah, Louis tidak ingin membeberkan tentang siapa yang mendorong Leona. Terlebih ia juga tidak ingin sampai cemas di kondisi gadis itu yang baru saja sadarkan diri.

"Kenapa memasang wajah seperti itu?" tanya Leona saat mendapati Louis memandang gadis tersebut dengan air muka sendu.

"Kau jadi seperti ini karena aku memaksamu datang ke kantorku," ucap Louis, mengambil rambut yang berantakan di wajah gadis itu dan menyelipkannya dengan lembut ke balik telinga sang gadis.

"Kau tetap akan memberikanku uang, kan?" celetuk Leona.

"Di saat seperti ini kau masih memikirkan uang?" Louis menarik pipi gadis itu, bisa-bisanya Leona masih memikirkan uang padahal yang terjadi padanya cukup gawat.

"Aku sudah seharian jadi radarmu, jangan bilang kau tidak membayarku," ujarnya sompral.

"Ya Tuhan, kenapa Noah harus punya keponakan seperti ini? Apa jangan-jangan otakmu jadi tidak beres karena terbentur? Ah, tapi kau kan memang sudah tidak waras sejak awal," celetuk Louis.

"Apa katamu?! Agh!" Leona meringis ketika ia tiba-tiba menggerakkan tubuhnya dengan bangun dari posisi berbaringnya.

"Pelan-pelan. Astaga, kau ini benar-benar tidak bisa diam, ya." Louis langsung membaringkan kembali Leona perlahan.

Untuk sesaat keadaan ruangan hening. Leona mengambil napas panjang untuk meredakan rasa sakit di kepalanya. Sedangkan Louis terus menatap lekat sang gadis untuk mencari tanda apakah gadis itu baik-baik saja atau Louis perlu memanggil dokter.

"Hei? Boleh aku bertanya sesuatu?" kata Leona tiba-tiba.

"Apa?"

"Tapi berjanjilah jangan marah. Dan jika kau tidak ingin menjawab, jangan menjawabnya." Leona menatap Louis dengan tatapan serius.

"Oke," setuju Louis.

"Apa kau pernah membunuh orang?" tanya Leona blak-blakan.

"Kenapa kau berpikir seperti itu?" Louis bertanya balik tanpa ada ekspresi marah atau tersinggung, justru penasaran kenapa tiba-tiba Leona bertanya tetang hal tersebut.

"Hanya ingin tahu. Karena kau memiliki asap hitam yang lumayan tebal. Aku tahu kau itu pria menyebalkan, tapi rasanya aneh melihatmu sampai memiliki emosi negatif sebesar itu sedangkan aku yakin kalau kau setidaknya bukan pembunuh berantai," kata Leona santai.

Louis menatap Leona lekat, lalu menjawab, "Tidak pernah."

Dahi Leona mengerut dalam ketika mendengar jawaban dari Louis. Ia mencoba mencari kebohongan dalam ucapan yang dilontarkan oleh Louis, tapi nihil.

"Tidak percaya?" tuntut Louis, mengerti kalau gadis itu tidak yakin dengan ucapan dari Louis barusan.

"Apa kau punya dendam dengan seseorang?" tanya Leona lagi.

Louis kembali menatap Leona, ia sebenarnya menolak untuk menjawab tapi entah kenapa rasanya mulut dan air muka pria itu justru mengatakan sebaliknya.

"Jadi begitu, asap tebal itu karena dendam rupanya," ucap Leona paham sekarang. "Apa kau memiliki seseorang ... perempuan yang dekat denganmu dan telah tiada?" sambungnya.

Kali ini wajah Louis langsung menggelap, pria itu marah dengan pertanyaan dari Leona barusan. Seolah hal itu adalah hal yang tidak boleh diucapkan di depan pria itu. "Bagaimana kau tahu?" desisnya.

Melihat wajah Louis yang marah, Leona jadi terdiam. Tidak ingin memerpanjang hal yang akan membuat pria itu lebih marah lagi. Leona selalu menjaga privasi orang, dan tidak memaksakan apa pun jika orang lain tidak menginginkannya.

"Katakan bagaimana kau tahu?" tuntut Louis. "Jawab?!" serunya dengan nada tinggi.

Leona terlonjak kaget ketika mendengar nada tinggi yang tiba-tiba keluar dari mulut Louis, tidak menyangka kalau pria itu akan semurka itu. Ingatkan Leona untuk tidak penasaran dan berpikir untuk mencari tahu tentang sesuatu yang ia lihat dari diri orang lain. Benar-benar tidak baik.

Melihat reaksi Leona, Louis menghela napas panjang untuk menenangkan diri. "Maaf, aku lepas kendali," katanya.

"Aku yang minta maaf karena bertanya sembarangan," ucap Leona, merasa tidak enak karena sepertinya yang gadis itu tanyakan adalah hal tabu untuk dibahas.

"Boleh aku tahu, darimana kau tahu tentang perempuan yang kau bicarakan itu?" tanya Louis dengan nada dan ekspresi lebih tenang.

Leona mengangkat tangannya dan menunjuk ke belakang Louis.

Mata kelabu pria itu melebar saat paham maksud dari tanda Leona yang menunjuk ke arahnya. Tangan Louis mengepal, sekuat tenaga menahan segala emosi yang bergumul di dadanya.

"Apakah kau bisa tahu siapa namanya?" tanya Louis dengan nada lebih pelan, terdengar seperti gumaman justru.

"Margaret," jawab Leona.

"Boleh tanyakan padanya sesuatu?" pinta Louis, menundukkan kepala seolah menghindari kontak mata dengan Leona.

"Apa yang ingin kau tanyakan?" ucap Leona.

"Kenapa dia lari dengan pria lain?" kata Louis.

Leona terdiam, memandang sosok perempuan berwajah pucat di belakang Louis. "Bohong. Tidak benar. Dia bohong. Dia jahat. Dia jahat. Dia jahat. Jauhi. Jauhi., aghh!"

"Hei, ada apa?" Louis panik ketika mendapati Leona meringis kesakitan sambil memegangi kepala.

"Tidak apa-apa, hanya sedikit berlebihan," jawab Leona tersenyum kecil. "Itu yang dikatakan oleh perempuan itu," sambungnya.

Louis terdiam, mencoba mencerna informasi yang dirinya dapatkan Leona. Merasa kalau sepertinya ia melewatkan sesuatu yang penting, sesuatu yang seharusnya ia ketahui.

"Kalau boleh tahu, siapa perempuan itu?" tanya Leona, hati-hati takut kalau Louis akan tersinggung lagi. "Kekasihmu? Mantanmu? Atau selingkuhanmu?" imbuhnya.

Dengan cepat Louis menyentil dahi Leona. "Berhenti mengatakan hal aneh-aneh, Brat."

"Agh! Hei, aku pasien! Jahat sekali," protes Leona seraya mengusap dahinya yang terasa nyeri.

DRRTT!

Louis mengambil ponselnya di saku jas ketika mendengar dering ponselnya berbunyi.

"Ada apa, Noah?" tanya Louis ketika yang menelepon adalah paman dari Leona.

"Aku mengirimkanmu video, kau harus melihatnya. Dia benar-benar tidak waras kurasa," beritahu Noah.

"Akan kulihat," Louis mengakhiri panggilan, dan segera membuka pesan dari Noah lalu memutar video yang dikirimkan oleh pria itu.

'AHHH....AHHH...LEBIH CEPAT!'

Louis yang mendengar hal itu langsung menghentikan menonton video tersebut dengan cepat, tidak menyangka kalau video yang dikirimkan oleh Noah adalah video syur seseorang, namun ia belum sempat melihat siapa. Tapi tampaknya, memutar video itu adalah kesalahan besar untuk Louis, karena saat ini ia mendapati Leona menatap Louis dengan tatapan jijik dan merendahkan.

"Apa pun yang kau pikirkan itu tidak benar," kata Louis pada Leona.

Bukannya percaya, Leona justru beringsut sedikit dari posisinya untuk menjauh, walau tidak ada gunanya karena hanya beberapa centimeter saja di atas tempat tidur. Tapi gadis itu justru menutup mulutnya dengan punggung tangan dan terus menatap jijik dan rendah ke arah Louis.

"Demi Tuhan, Noah, harus kuapakan keponakanmu ini," greget Louis akan gelagat Leona sekarang.

Tapi sepertinya Louis harus bersabar lebih lama karena Leona akan terus menatapnya dengan tatapan itu setiap kali bertemu dengan Louis.

Walau sepertinya mereka semua akan menghadapi badai besar, terutama dengan video terakhir yang dikirimkan oleh Noah tadi.

1
Aldiza azahra
lanjut dn semangat
Aldiza azahra
jngn2 cuma liona dn sang kakek/ nenek yg punya kemampuan itu...lanjut...
Yhunie Arthi: ditunggu ya /Joyful/
total 1 replies
Aldiza azahra
knp ibu rowan mrah...ap dia juga salh satu orang hilngy leona
Yhunie Arthi: Kenapa hayo /Chuckle/
total 1 replies
Aldiza azahra
lanjut.....
Aldiza azahra
jngn lam2 up thor takuty ad yg ngiri trus bilanh plagiat sebelah padahl itu karyamu.... kan sayang..ayo semangat
endah retno adi: iya up-nya yang rutin ya thor, ini keren lho ceritanya..
Anonymous: Authoorrrr double up pkoknyaaaaa
total 3 replies
☘️💮Jasmine 🌸🍀
menarik
endah retno adi
ceritanya bagus banget ini, tapi sayang masih sepi,semangat author nya...☺️
Yhunie Arthi: Terimakasih kak, semangat selalu /Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!